My Perfect Lady - Bab 32 Selalu jelas dengan status sendiri (2)

Ia langsung bangun berdiri keluar dari ruangan, awalnya dia ingin menelepon ke Grace untuk menyuruhnya pulang, tapi tak disangka saat dia berjalan di lorong, tidak sengaja menabrak Grace, Grace pun mengangkat kepala dan tersenyum manis : “Kebetulan sekali?”

Dharius mengernyitkan dahi : “Siapa yang menyuruh kamu keluar?”

“Aku ingin makan steak sapi di sini?”

“Apakah pantas berpakaian seperti ini?” Pandangan Dharius jatuh pada dada yang hampir menggembul keluar. Ia pun melepaskan jas hitamnya dan dipakaikan ke badan Grace.

“Kamu tidak suka?” Grace menunjukkan ekspresi disalahkan, ia mengulurkan tangan melingkar lehernya, bibirnya mengecap sebuah cap bibir merah di kemeja Dharius, “Hari ini aku secara khusus membeli pakaian ini, justru ingin memakainya untuk kamu lihat……”

“Apa yang kamu lakukan?” Dharius mendorongnya. Melihat ekspresi Grace yang merasa disalahkan, dia langsung mengubah nada bicaranya : “Cepatlah pulang setelah makan.”

“Apakah kamu akan pulang ke rumah?” Grace menunjukkan ekspresi tidak rela meninggalkannya.

“Lihat nanti dulu!”

“Baiklah kalau begitu, aku akan langsung pulang setelah makan.” Usai berkata demikian, Grace pun pergi dari sebelah Dharius.

Ia duduk kembali ke tempat duduknya sendiri, Fera yang sedang memegang segelas bir didepan menatapnya dengan tercengang : “Kenapa kamu ke toilet bisa bertambah satu jas? Ini Dharius yang menyuruh orang mengantarnya?”

Grace menganggukkan kepala, Fera mengecilkan suara dan menghelas nafas kagum : “Dia sungguh sepenuh hati terhadap kamu!”

“Salah, dia tidak sepenuh hati terhadap aku, ini hanya karena harga diri dan nafsu memiliki dia sebagai seorang pria.” Grace tertawa dingin, diambilnya bir di depan dan diteguk habis.

Dharius kembali ke ruangan di mana Sophia sudah selesai memesan, melihat Dharius kembali, ia pun melayangkan senyum manis.

“Dharius, mana jas kamu?”

“Kena kotor, sudah dibuang!” Dharius duduk.

Sophia termangu sejenak, bagi Dharius, membuang jas berharga puluhan juta memang bukan masalah yang besar, tapi tetap saja rasanya agak aneh.

Tanpa bersuara dia mengambil peralatan makan, dan matanya sesekali mengamati Dharius, akhirnya ia menyadari cap merah di kemeja Dharius.

Ketika datang tadi dia melihat dengan jelas bahwa kemeja Dharius sangat bersih, tidak ada apa pun, dan ini baru keluar sebentar sudah kena lipstik, jangan-jangan dia berciuman mesra dengan wanita lain di luar?

Hidungnya mencium wangi parfum yang jelas-jelas bukan miliknya, Sophia semakin yakin tadi Dharius menemui seorang wanita di luar.

Seketika dalam hati Sophia tidak senang, sebenarnya siluman mana yang berani menggoda Dharius di depannya?

Apakah nona yang dibilang Wilona itu?

Wanita ini sungguh tidak sederhana, berani-beraninya merebut pacar dia, dari dulu dia bukanlah orang yang lemah, berani mengincar pria dia, maka dia pasti akan membuat wanita sialan itu tahu apa itu tidak bisa terhindar dari perbuatan buruk sendiri.

Tapi sebelum memberi pelajaran kepada wanita itu, dia harus mendapatkan hati Dharius.

Malam ini dia harus bertindak, harus memikirkan berbagai cara agar Dharius bersamanya.

Sophia berencana di dalam hatinya, lalu mengangkat bir di hadapan Dharius dengan tersenyum lebar.

Setelah makan malam, Dharius dan Sophia keluar dari ruangan itu, matanya melihat sekilas ke tempat duduk Grace dan Fera tadi, sudah tidak tampak sosok mereka.

Tadi Sophia minum lumayan banyak, sehingga wajahnya agak memerah, jalannya juga sempoyongan, setengah tubuhnya bersandar di Dharius.

Dharius memapahnya naik ke mobil, serta mengenakan sabuk pengaman, lalu menyalakan mobil pergi.

Keduanya kembali ke vila Dharius yang lain di kota B, mendengar suara mesin mobil, dua orang pembantu wanita pun keluar menyambut : “Tuan muda, apakah perlu bantuan?”

Dharius menggeleng, Ia memapah Sophia naik ke atas, setelah masuk ke kamar, seluruh badan Sophia menempel di Dharius.

Mulutnya bergumam : “Panas sekali!”

“Mau minum?” Tanya Dharius dengan hangat.

“Tidak mau.” Sophia bersuara manja, ditempelnya bibir ke wajah Dharius, serta mengecup perlahan, tangannya pun otomatis melingkar di leher Dharius.

Sebelumnya Dharius memapahnya, sedangkan sekarang ia menempel berhadapan dengan Dharius, dadanya yang padat tidak berhentinya menggesek di tubuh Dharius, berusaha untuk menaikkan nafsu Dharius dengan bagian tubuhnya yang seksi.

Tapi Dharius seolah sangat lamban, malah tidak merasakan kesungguhan hatinya, sama sekali tidak menghiraukan godaannya.

Dharius mengulurkan tangan mendudukkan Sophia ke sofa, lalu bertanya dengan lembut : “Mau aku suruh pembantu untuk membantu kamu mandi?”

Dalam hati Sophia kecewa sekali, dia adalah putri konglomerat, bukan nona klub malam, sudah inisiatif sampai seperti ini, tapi Dharius masih tidak terbuka pikirannya, sehingga dia pun tidak bisa melanjutkannya lagi.

Dia pura-pura memijit keningnya, “Aku bisa mandi sendiri.”

“Baiklah kalau begitu, kamu mandi, aku suruh orang masakkan kuah untuk meredakan mabuk kamu.” Dharius pun meninggalkan kamar, juga sekalian langsung menutup pintu.

Mendengar suara langkah kakinya yang menjauh, Sophia bangkit dari sofa, mengambil ponsel dan masuk ke dalam kamar mandi.

Dia menelepon ke Wilona : “Wilona, dia tidak mau menyentuh aku!”

“Tidak mungkin?” Wilona agak tidak percaya. “Kamu sudah mencoba yang aku ajarkan ke kamu?”

“Sudah, dia tidak merespon sama sekali.” Marah Sophia.

“Di mana dia?”

“Turun ke bawah untuk menyuruh pembantu masak kuah pereda mabuk untuk aku, sekarang aku sembunyi di kamar mandi untuk menelepon kamu.”

“Kamar mandi? Aku ada ide, kamu cepat lepas semua pakaianmu, membuka air dan mandi, lalu pura-pura terpeleset, sengaja menjerit yang keras, aku tidak percaya dia masih bisa tetap tidak melakukan apa-apa di depan wanita cantik yang tidak berpakaian.”

“Ini……apakah benar-benar boleh?”

“Boleh, bagaimana mungkin tidak boleh, cepat kamu coba.”

“Baiklah.” Sophia juga tidak punya cara lain.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu