My Perfect Lady - Bab 189 Gaun yang Dikoyak (1)

Grace merasa hatinya tertekan sesuatu, lelaki yang begitu angkuh seperti Dharius mana mungkin bisa mengakui dirinya kalah dari orang lain, jelas terlihat dia ingin menyelesaikan hal ini begitu saja.

Demi Yohana Gu, Dharius bisa-bisanya tidak menjaga harga dirinya lagi, hati Grace terasa dingin, cinta seperti apa yang bisa membuat Dharius menyerah terhadap anaknya dan tidak peduli dengan hidup mati Grace?

Untungnya dia tidak benar-benar hamil, kalau tidak dia pasti akan emosi sampai mati.

Dia ingin bertanya siapa itu Yohana, tapi setelah dipikir-pikir dia pun menyerah, apa gunanya bertanya? Apakah bisa merubah apa-apa?

Mobil sampai di Hilltop Villa, Grace membuka pintu mobil dan turun, dia berjalan masuk ke ruang tamu, Ibu Guan menyambut dia. Grace memberitahu: "Ada tamu yang akan segera datang makan, sambut dia sesuai peraturan keluarga Tang biasanya."

"Baik." Ibu Guan menjawab dan langsung pergi.

Grace juga tidak tinggal di ruang tamu dan langsung naik ke atas untuk mengganti pakaiannya, Dharius berhenti sejenak di ruang tamu dan ikut naik.

"Evans adalah teman dekat, kamu tidak perlu begitu sungkan padanya, kondisimu tidak baik, berbaring istirahatlah dulu."

"Istirahat apa? Agar Wirnando bisa datang melukaiku lagi setelah kondisiku membaik?" Grace berkata kesal.

"Tidak akan terjadi hal seperti itu lagi."

"Kamu kenapa bisa seyakin itu?" Grace tertawa sinis, "Aku akhirnya tahu, kalaupun Wirnando membunuhku kamu juga tidak akan melakukan apa-apa."

"Asal bicara apa? Wirnando bukanlah orang yang tidak bisa melihat situasi."

"Jadi aku yang pantas mengalami hal ini?"

"Bukan, Grace, masalah kali ini adalah salahku."

"Kalau sudah tahu ini salahmu, maka jaga jarak denganku, aku hari ini mentraktir Evans tidak ada hubungannya denganmu, kamu datang darimana kembali ke mana."

Grace berbicara dengan sangat kasar, tapi Dharius tidak marah.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Max berkata: "Tuan muda, koper anda sudah saya bawa kemari."

Pagi ini Dharius sengaja menyuruh Max pulang dan membawakannya beberapa pakaian, tadi karena Evans dan Wirnando berkelahi, Max belum sempat menurunkan koper dari mobil, sekarang baru teringat.

Dharius membuka pintu, Max pun membawa koper masuk ke kamar, di depan Max, Grace pun menahan amarah dan tidak berbicara, ketika Max sudah turun, dia pun menendang koper Dharius.

Dharius menggelengkan kepala, tidak mengatakan apa-apa dan membuka kopernya.

Grace semakin emosi melihat Dharius yang menahan emosi dan tidak bersuara, dia pun berbalik dan turun ke bawah untuk mengobrol dengan Evans.

Dharius menyusun pakaiannya sendiri, bermaksud menggantungnya di lemari, dia membuka pintu lemari pakaian dan melihat lemari pakaian sudah penuh dengan pakaian Grace, sama sekali tidak ada tempat untuk pakaiannya.

Dharius pun membuka pintu lemari pakaian kedua, dalamnya penuh sama seperti lemari pertama, perempuan benar-benar repot, untuk apa membeli begitu banyak pakaian?

Dia menggelengkan kepalanya dan membuka pintu lemari ketiga, lemari tersebut juga penuh dengan pakaian, semuanya adalah gaun.

Grace hampir tidak pernah memakai gaun, jelas, gaun-gaun ini bukan miliknya.

Kalau bukan milik Grace maka jelas adalah milik Ashley Qiao, Dharius mengulurkan tangan dan mendorong pakaian Ashley ke samping, ingin menyisihkan tempat untuk pakaiannya, namun dia langsung melihat sebuah gaun yang familiar.

Itu adalah gaun yang dipakai Ashley saat dia ulang tahun, dirancang oleh Martin, desainer kelas atas, gaun itu adalah gaun tanpa tali yang dipenuhi dengan berlian.

Sangat cantik dan seksi, Ashley terlihat sangat mencolok memakainya, bahkan Dharius yang tidak punya perasaan pada perempuan saja melihat Ashley dua kali malam itu.

Tatapan Dharius terhenti di gaun tersebut, dia melihat resleting gaun yang ada di samping rusak.

Dia membeku sejenak, di dalam otaknya muncul sebuah adegan.

Di dalam kamar yang gelap tanpa sinar, tangannya menarik pakaian perempuan tersebut dengan kasar.

Di dalam kegelapan tidak ada sinar, tapi dia bisa mendengar suara sesuatu robek, jelas-jelas adalah suara pakaian yang ditarik hingga robek.

Dharius menutup matanya dan menyentuh gaun tersebut dengan ringan, rasa yang familiar membuatnya seperti kontak dan melepas gaun tersebut.

Malam itu meskipun dia tidak bisa melihat, tapi rasa ini sangat familiar. Dia ingat rasa kain pakaian yang dipakai perempuan yang melewati satu malam dengannya itu benar ada rasa seperti ini.

Penemuan yang tiba-tiba ini membuat Dharius tidak lagi ingin menggantung pakainnya, dia segera meninggalkan kamar dengan terburu-buru.

Di ruang tamu dibawah, Grace sedang mengobrol dengan Evans, Dharius tidak turun kebawah, dia berbelok ke arah teras dan duduk di kursi yang ada di teras, hatinya bergejolak dan panik.

Sebelumnya dia hanya 50% pasti bahwa perempuan itu adalah Ashley Qiao, tapi hari ini kemungkinan ini tiba-tiba meningkat jadi 90%.

Sisa 10% bukan karena hal lain, melainkan karena dia tidak ingin mengakuinya.

Kalau perempuan malam itu adalah Ashley, maka dia bukannya secara tidak langsung adalah pembunuh Ashley Qiao?

Kalau sampai Grace tahu lelaki malam itu adalah dia, apa yang akan dipikirkan Grace?

Grace pasti akan membencinya!

Bukan Ashley Qiao, pasti bukan Ashley Qiao!

Grace sudah mengobrol lumayan lama dengan Evans di ruang tamu, tidak melihat Dharius turun, Grace pun merasa curiga, ada apa dengan lelaki ini?

Evans minum teh yang dibawakan untuknya, "Kakak ipar, aku sangat tertarik dengan villamu, kamu boleh membawaku lihat-lihat?"