My Perfect Lady - Bab 165 Coba Kalau Kamu Berani Menyakitinya (2)

Dharius Ye tahu ini adalah hal yang wajar, tapi hatinya tetap tidak enak. Kenapa Grace Tang tidak dapat mengatakan perkataan yang enak didengar kepadanya?

Kata orang perkataan manis yang paling enak didengar. Grace Tang tidak mengatakan itu, apakah karena malas berinteraksi dengannya?

Dharius Ye semakin marah, dia menatap Grace Tang dengan kejam, "Kalau Sophia memberikan kamu uang, apakah kamu akan meninggalkanku?"

"Iya, kalau dia bersedia memberikan uang, aku pasti akan mengambil uang itu dan pergi."

"Wanita tidak berperasaan!" Dharius Ye meledak.

"Berhenti dulu. Aku hanya berjanji pada Sophia untuk mengambil uang dan meninggalkanmu. Kalau kamu tidak rela aku pergi, kamu bisa terus mencariku bukan? Dia tidak bilang kamu tidak boleh mencariku 'kan? Kamu juga tidak berjanji padanya, bukan begitu?"

"Kamu!"

"Ada apa denganku? Memangnya yang aku katakan salah?" Grace Tang mengerutkan dahi menatap Dharius Ye, "Atau kamu tidak menginginkanku lagi?"

Perkataan Grace Tang membuat kemarahan Dharius Ye hilang setengah, "Kamu terus omong kosong, kalau kamu tidak merasa bersalah, lalu kenapa kamu sembunyi?"

"Aku seorang simpanan memukul pasangan sebenarnya, kalau tidak kabur memangnya tunggu dipukul mati oleh orang?“ Grace Tang tertawa dingin.

"Haha, karena mengetahui status yang khusus itu, kenapa masih mau pukul?"

"Kelinci saat berada dalam keadaan bahaya saja juga menggigit orang, kenapa aku harus diam saja kalau ditindas?"

"Kamu yang ditindas ini baik-baik saja, tapi orang yang menindasmu sedang terbaring di rumah sakit sekarang." Dharius Ye juga tertawa dingin.

Apa ini maksudnya ingin membantu Sophia Lu balas dendam?

Grace Tang mendengus, "Bukankah kamu ingin membantu pacarmu balas? Ayo cepetan, jangan banyak omong kosong."

"Menjadi pahlawan?" Dharius Ye melepaskannya.

Grace Tang berdiri dan menatap Dharius Ye, "Kamu berencana bagaimana membantu Sophia balas dendam? Menyuruhku minta maaf?"

"Meminta maaf bukankah terlalu mudah bagimu?" Dharius Ye bertanya dingin.

"Aku belum selesai berkata, tidak mungkin menyuruhku minta maaf!" Grace Tang menatap Dharius Ye tanpa takut, "Kalau hebat, coba suruh dia pukul aku juga sini."

"Sophia tidak gila sepertimu, tidak memukul orang lain!"

"Kalau dia tidak pukul, kamu boleh pukul kok. Oh iya, pukul adalah perbuatan rendah. Kalau memukul orang merendahkan harga dirimu, kalau begitu ikuti kemauan Sophia, kalian berdua tinggal usir aku pergi saja, bukan?"

"Mulutmu itu, ingin sekali aku robek!" Dharius Ye mencengkram wajah Grace Tang.

Grace Tang memelototi Dharius Ye dalam diam, kuku yang tajam terasa menusuk wajahnya.

Tiba-tiba pintu kamar terketuk dan terdengar suara Max, "Tuan, Tuan Gu datang!"

"Kenapa dia datang?" Dharius Ye mulai tidak sabar.

"Dia bilang kita menculik orangnya ..."

"Baik, aku akan segera turun." selesai berkata, Dharius Ye berjalan keluar.

Berjalan beberapa langkah, Dharius Ye menolehkan kepala, "Kamu menetap di atas, jangan turun. Nanti aku kembali baru membalasmu."

Grace Tang mendengus lalu kembali duduk. Dharius Ye mentup pintu lalu turun ke lantai bawah.

Mendengar langkah kaki Dharius Ye tidak kedengaran lagi, Grace Tang juga ikut keluar diam-diam dan berjalan ke lorong.

Takut ketahuan, dia sembunyi di belakang pot bunga, lalu melihat ke bawah.

Di ruang tamu Wirnando Gu duduk di atas sofa dengan wajah masam. Melihat Dharius Ye turun, Wirnando Gu berdiri, "Serahkan Fera!"

"Apa yang serahkan Fera? Omong kosong apa yang kamu katakan?" Dharius Ye mengerutkan dahi.

"Dharius kamu jangan pura-pura bodoh lagi. Aku tahu orang-orangmu menangkap dia."

"Mana buktinya?" Dharius Ye duduk. Sekarang Grace Tang ada di sampingnya, dia tidak perlu khawatir lagi dan menatap Wirnando Gu dengan tenang.

Melihat tampang Dharius Ye yang seperti itu, Wirnando Gu marah. Dia yang awalnya berdiri juga ikut duduk, "Buktinya adalah dia menghilang di daerah kekuasaanmu. Sedangkan orang-orangmu juga sedang mencarinya. Kalau bukan kamu, siapa lagi?"

"Kakak, itu tidak termasuk bukti, hanya tebakan saja, tidak termasuk."

Wirnando Gu tertawa dingin, "Jangan gunakan cara membosankan seperti ini, aku tidak tertarik berinteraksi denganmu. Kamu hanya perlu beritahu aku, kamu mau serahkan orang atau tidak?"

"Aku tidak menculik Fera-mu, bagaimana mungkin bisa menyerahkan?"

"Baik! Dharius, karena kamu tidak mau menyerahkan orang, aku juga tidak basa-basi lagi denganmu. Aku tidak sepertimu yang bermain gelap. Hari ini aku peringati kamu, kamu harus lebih perhatikan Nona Lu-mu, kalau sampai masuk ke tanganku, gawatlah sudah!"

"Haha! Mengancamku?" Dharius Ye mengerutkan dahi, "Wirnando, aku mengalah padamu karena hubungan sahabat kita dulu, karena menghargai hubungan persahabatan kita dulu, bukan karena takut padamu ..."

Wirnando Gu dengan cepat memutus perkataan pria itu, "Aku tahu kamu tidak takut padaku, Kota A adalah wilayah kekuasaanmu, aku tahu jelas tidak dapat mengalahkanmu, tapi kamu tahu jelas orang seperti apa aku. Semua perkataan yang aku katakan, pasti akan terlaksana!"

"Coba kalau kamu berani menyakitinya!" mata Dharius Ye terlihat kejam dan aura yang mencekam mulai muncul.

"Wirnando, hari ini aku katakan padamu. Sophia adalah yang paling penting bagiku. Tidak apa-apa dengan yang lain. Dia adalah satu-satunya yang penting bagiku!"

"Hehe! Bagus! Kamu menganggap Yohana apa? Dharius, kamu menganggap Yohana apa dihatimu?" Wirnando Gu seketika marah.

Tidak dapat menahan diri terhadap kenyataan yang ada. Di hati Wirnando Gu, Yohana Gu masih hidup, tapi hati Dharius Ye sudah berubah total.

Wirnando Gu merasa kasihan bagi adiknya, betapa Yohana Gu mencintai Dharius Ye! Dharius Ye benar-benar terlalu membuatnya kecewa!

Dharius Ye duduk dalam diam. Suaranya dingin, tapi mengandung nada tidak perlu diragukan.

"Wirnando, kamu boleh pukul, boleh marahi aku, aku tidak perhitungan denganmu, tapi kamu tidak boleh menyakiti Sophia! Kalau kamu menyakiti dia, maka hubungan persahabatan kita benar-benar akan hilang!"

"Bagus! Bagus! Bagus!" setelah mengatakan tiga kata yang sama itu, Wirnando Gu menendang meja sampai terbalik, lalu berjalan keluar dengan langkah lebar.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu