My Perfect Lady - Bab 216 Kecelakaan Mobil (2)

“Kalau tidak pergi buat apa di sini?” Max balik bertanya dengan tidak senang.

“Anda masih belum tahu namaku, jadi apakah kamu tidak takut aku tidak mengganti uang perbaikan mobilmu?”

Tepat saat Max ingin mengatakan tidak takut, Dharius berkata duluan : “Siapa namamu?”

“Aku bernama Yohana.” Gadis itu menjawab.

“Yohana?” Gumam Dharius.

“Benar, Tuan. Ini nomor teleponku.” Gadis itu memberikan sebuah kartu nama kepada Dharius. Refleks Dharius menerimanya.

Gadis itu bicara lagi : “Oh ya, Tuan. Boleh berikan nomor telepon anda padaku?”

Max mengernyitkan dahinya, dengan cepat dia berkata dulu dari Dharius : “Mau nomor telepon untuk apa?”

“Setelah aku mempersiapkan uangnya aku akan menghubungi anda.”

Dharius terdiam sejenak, meminta pada Max : “Berikan dia nomor teleponku.”

“Apa?” Max dengan heran melihat Dharius.

Dharius tidak mengatakan apa-apa dan melangkah lebar keluar dari rumah sakit, asisten Dharius sedang menunggu di depan pintu.

Begitu melihat Dharius keluar segera membukakan pintu mobil, setelah masuk ke dalam mobil Dharius meminta asisten : “Kamu antar nona itu pulang ke rumahnya.”

“Baik!”

Max dengan membisu masuk ke dalam mobil, dan dengan cepat berlalu pergi, Dharius bersandar di jok belakang, pandangan yang remang-remang, tangannya mengusap pelan kartu nama tersebut, pada kartu nama tersebar aroma bunga mawar.

Yohana! Begitu mirip, parfum yang disukai juga sama, bahkan namanya juga Yohana, tanpa sadar dia mengangkat kartu nama di tangannya, bukan Yohana Gu.

Melainkan Yohana tanpa disertai marga.

Dari spion Max melihat setiap gerak-gerik Dharius, dia tidak sabar untuk bertanya : “Tuan muda menyukainya?”

“Apa?” Dharius melihat ke arah Max.

Tatapan matanya menjadi begitu tajam, dalam sekejap Max tidak berani bicara lagi.

Terjadi keheningan dalam mobil, tidak lama kemudian Dharius berkata : “Jangan menceritakan masalah hari ini pada Grace.”

Kata-kata ini membuat Max melirik Dharius, dengan datar Dharius berkata : “Emosi Grace kurang bagus, serba curiga, aku takut dia berpikir yang bukan-bukan.”

Max mengiyakan, tapi dalam hatinya berpikir, kalau dalam hati tuan muda tidak ada yang disembunyikan apa masih perlu berpesan seperti ini padaku?

Dengan cepat mobil sudah tiba di Hilltop Villa dan berhenti di depan pintu, mendengar itu Grace dengan langkah cepat datang menyambut, melihat Dharius turun dari mobil, Grace menghentikan langkahnya.

Pakaian Dharius begitu kusut, dan juga kotor, dilihat lebih teliti lagi ternyata bercak darah, dia terkejut : “Apa yang terjadi?”

“Barusan terjadi sedikit kecelakaan.” Jawab Dharius ringan.

“Kecelakaan mobil? Apa kamu terluka?” tanya Grace sambil mengamati Dharius dari atas bawah.

“Tidak, tenang sajaj!”

“Amithuofo, bagus kalau tidak apa-apa!” Grace mengulurkan tangan dan ingin menarik tangan Dharius, tapi ditepis olehnya : “Diriku sangat kotor.”

“Aku tidak peduli.”

“Tapi aku peduli.”

Kata ini diucapkan dengan sedikit kasar, Grace termangu dan terdiam, dengan langkah lebar Dharius masuk ke dalam rumah.

Saat dia melewati Grace dengan jelas Grace mencium wangi bunga mawar yang ringan, dan menegaskan aroma seperti ini hanya ada pada tubuh wanita.

Grace melihat bayangan punggung Dharius, dalam sedetik alisnya mengkerut kencang.

Max datang dari belakang : “Nona Tang, masuklah. Tuan muda juga takut kamu terkena bercak darah itu.”

Grace melirik sekilas pada Max, mengapa Max hari ini juga sedikit aneh, dia biasanya tidak banyak bicara, penjelasan yang mendadak ini membuat Grace merasa sedikit ganjil, langsung bertanya : “Tabrakan dengan siapa?”

“Seorang wanita.” Jawab Max.

“Bagaimana dengan luka wanita itu?”

“Kulit tergores dan lecet, tidak ada yang serius, tenang saja.”

“Baik kalau begitu.” Grace menghela napas lega, dan juga ikut masuk ke dalam.

Dharius naik ke lantai atas, diikuti oleh Grace, mendorong pintu kamar tidur, terdengar suara guyuran air dari dalam kamar mandi.

Grace menutup pintu dan berjalan ke pintu kamar mandi : “Ada yang perlu aku bantu?’

“Tidak perlu!” jawab Dharius.

Dia tidak memaksa, berbalik dan duduk di atas sofa, mengambil dan membuka ponselnya, dan menyadari ada yang menambahkan kontak di wechatnya.

Grace membukanya, dan terdapat sebuah pesan yang berisi : Wanita cantik apa boleh menjadi teman? Ada kejutan loh?

Grace melihat foto profil orang tersebut, merasa sedikit familiar, dan pikir dengan cermat.

Dia tersenyum, langsung menerima pertemanan orang itu, lalu mengirim sebuah pesan : “Tuan Han, apa yang kamu lakukan?”

“Sudah dikenali olehmu? Jadi tidak menarik!” balas Grayson.

“Apa kejutannya?”

“Kejutannya ya aku? Apa di wechatmu ada pria yang lebih tampan dariku?”

“Itu belum ada.” Balas Grace lagi.

“Kalau begitu kelak kamu harus inisiatif sendiri untuk ngobrol dengan pria tampan sepertiku, mengerti?”

“Tahu!” Grace tersenyum.

Pintu kamar mandi terbuka, Dharius keluar dengan terbalut handuk, melihat ekspresi wajah Grace yang senyum-senyum, tatapan matanya menjadi dingin, ini pasti sedang saling menggoda dengan Grayson?

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu