My Perfect Lady - Bab 236 Memancing (2)

Seketika dia pun datang. "Ikan ini hidup ya? Aku tidak bisa membunuh ikan."

Wirnando menggelengkan kepalanya, "Wanita benar-benar repot."

Asisten khusus mengambil inisiatif untuk berbicara: "Manager Gu, biar aku saja."

"Tidak perlu, aku akan membunuh ikan itu. Kamu menjaga di sini," kata Wirnando ketika memasuki dapur dan mengenakan sarung tangannya untuk mulai membunuh ikan itu.

Grace berjongkok menyaksikannya membunuh ikan, sambil menunjuk, "Ini, masih ada sisik di sini, tidak perlu sayap ini."

Wirnando tidak sabar: "Jika ribut lagi, kamu saja yang melakukannya!"

Grace tidak mengatakan apa-apa. Setelah hening sejenak, dia langsung bertanya lagi: "Apakah ini ikan yang kamu tangkap hari ini? Kamu benar-benar mampu!"

"Jangan memujiku, aku tahu siapa kamu."

"Siapa aku?" Grace bingung.

"Orang yang berbohong tanpa membuat konsep." Wirnando tahu segalanya.

Grace merasa malu: "Manager Gu, kamu salah paham!"

"Apakah aku salah paham? Tidak ada orang luar di sini, kamu tidak perlu berpura-pura," Wirnando berkata. "Aku bilang, Dharius terpesona oleh kecantikanmu. Aku berbeda. Aku tidak punya keinginan darimu dan melihatmu dengan jelas."

Astaga, kau pikir aku ingin membohongimu?

Apakah tidak punya cara? kamu ini pria dengan wajah dingin dan penampilan yang sok keren, jika bukan karena aku ini ingin meminta tolong denganmu kalau tidak, juga tidak akan melihatmu!

Senyum di wajah Grace tetap tidak berubah, hatinya memarahi Wirnando sepenuhnya di dalam hatinya.

Wirnando berhenti membunuh ikan dan melihatnya: "Apakah kamu memarahi aku?"

"Tidak, tidak!" Grace melambaikan tangannya.

"Berbohong lagi, lihat dirimu, seberapa palsu senyummu?"

Grace tidak tersenyum lagi dan wajahnya berubah.

"Apa yang aku katakan itu memang ada di benakmu?" Wirnando menatapnya dengan sinis, "Aku sudah bertemu dengan orang yang tak terhitung jumlahnya. Orang sepertimu! Sudah jelas tidak ada niat baik!"

Grace awalnya berjongkok, lalu berdiri dengan marah, tidak peduli Wirnando membunuh ikan, mengambil beberapa bawang hijau, mencuci mereka dan memotongnya di talenan.

Wirnando masih tidak ingin melepaskannya dan terus mengatakannya. "Lihatlah bawang hijau yang kamu potong. Seperti apa bentuknya? Seorang wanita harus terlihat seperti seorang wanita. Terlihat cantik apakah bisa dimakan? Juga harus bisa di dapur juga kan? "

"Yohana bisa dapur dan juga cantik?" Grace bertanya dengan marah.

"Tentu saja, Yohana khusus mempelajari cara memasak, masakannya adalah yang terbaik. Dharius dan aku paling suka makan masakan dia."

Grace mengambil sepotong jahe dan mengupas kulitnya dengan pisau. Dia terlalu kuat mengupasnya sehingga terkena tangannya.

Pisau itu tajamnya luar biasa, segera keluar darah, Grace berteriak "Aduh".

Wirnando terkejut, segera membalutnya, sambil membalut sambil mengatakannya. "Bagaimana kamu melakukan sesuatu? Bahkan hal kecil ini pun tidak bisa?"

Grace tidak bisa menahannya: "Mengapa kamu begini? Seperti seorang wanita, cerewet sekali!"

"Apa? Katamu aku seorang wanita?"

"Bukankah kamu seorang wanita? terlihat sebagus seorang wanita dan mulutnya beracun, belum pernah melihat pria dengan mulut beracun sepertimu. Apakah kamu yakin ini benar-benar baik?"

"Kamu ..." Tiba-tiba Wirnando melepaskan tangan Grace.

Grace melanjutkan, "Marah? Aku hanya mengatakan beberapa kata, kamu menjadi marah seperti ini, kamu mengatakan aku sampai sekarang, apakah aku merasa baik?"

"Aku bilang kamu yang sebenarnya. Kamu seorang wanita tidak pandai dalam memasak, bagaimana kamu bisa mengikat seorang pria?"

"Oh, aku tidak mengerti. Mengapa seorang wanita harus memasak untuk pria? Mengapa pria tidak bisa memasak untuk wanita?" Tanya Grace.

"Pria harus bekerja untuk keluarga mereka dan bersosialisasi di luar, begitu keras setiap hari, memasak tentunya kerjaan wanita?" Kata Wirnando.

"Aku juga mendengar bahwa pria yang memiliki kemampuan tidak akan membiarkan wanita memasak, karena mereka tidak rela, menikahi istri mereka tujuannya adalah mencintainya, tetapi tidak untuk memasak, tidak bisakah mengundang orang untuk memasak?"

"Kamu ini pandai berbicara!" Wirnando menatapnya. "Aku ingin melihat apa yang bisa kamu lakukan untuk membiarkan Dharius memasak untukmu."

"Aku tidak punya kesabaran untuk membiarkannya memasak untukku, tetapi aku dapat menemukan seorang lelaki yang bersedia memasak untukku!" Grace menjawab.

Keduanya menatap satu sama lain untuk sementara waktu, Wirnando pasrah, "Melihatlah luka di tangan kamu, aku akan mundur selangkah, jika tidak, kamu tidak usah makan sup yang dibuat aku hari ini!"

Grace mengejeknya, "Aku bukan pacarmu, kamu hanya bilang tidak memasak untuk pacarmu, tetapi tidak mengatakan tidak memasak untuk wanita yang bukan pacar, apakah kamu juga tidak memasak untuk Yohana? "

"Yohana adalah adik perempuanku."

"Kamu juga bisa memperlakukanku sebagai adik perempuan?"

Wirnando tertawa, "Aku tidak berani punya adik seperti kamu!"

Grace terdiam, tiba-tiba ada suara keras dari luar.

Grace terkejut, Wirnando dengan senyum aneh di wajahnya, "Tiba-tiba aku punya ide."

"Apa idenya?" Grace melihat tawanya dengan aneh, mungkin bukan hal yang baik.

"Kamu datang kesini dan kuberitahu!" Wirnando melambai pada Grace.

Grace melihat Wirnando. Disini, dia dan Wirnando dua orang, perlu pergi ke sana?

Dia menggelengkan kepalanya: "Kamu di sini katakanlah."

"Tidak boleh, hati-hati ada yang mendengarkan! Cepatlah kamu kesini!" Wirnando tiba-tiba marah.

Grace ragu-ragu dan mengambil dua langkah ke sisi Wirnando, Wirnando tiba-tiba memegang tangannya, suaranya begitu lembut: "apakah itu sakit?"

"Tidak sakit," Grace merasa aneh.

"Biarkan aku lihat apakah masih berdarah," Dia membuka kain kasa yang baru saja dibungkusnya dan meniup tangan Grace.

Grace belum bereaksi. Tiba-tiba suasananya sedikit dingin. Rasa tekanan yang tak dapat dijelaskan mendatanginya. Grace melihat ke atas dan melihat Dharius berdiri di pintu menatapnya dan Wirnando sejenak.