My Perfect Lady - Bab 98 Betapa bodohnya aku pada waktu itu! (1)

Dalam perjalan pulang Andreas merasa tidak tenang, "Apakah kita tidak perlu melakukan apa-apa setelah memberikan dokumennya kepada pengacara?"

"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Dharius Ye.

"Aku tidak tahu, aku hanya merasa tidak baik menunggu seperti ini."

"Tenang saja, Pengacara Wang adalah pengacara Tuan Tang, dia tahu apa yang harus dia lakukan." Dharius Ye tersenyum datar.

Andreas tidak bicara lagi, setelah beberapa saat terdiam, dia menatap Grace Tang, "Apakah perlu memberitahu bahwa Nona sudah kembali? Apakah perlu mengadakan konferensi pers?"

"Tidak perlu." Dharius Ye menggelengkan kepala. "Setelah masalah ini diselesaikan oleh Pengacara Wang, Seven Stars Corporation akan mengadakan konferensi pers, kalian tidak perlu khawatir."

"Kalau begitu, aku turun di sini saja, Nona kembalilah ke hotel, jika ada masalah hubungi aku."

"Kakek Andreas, kamu jangan pergi, aku masih mempunyai masalah." Grace Tang memanggil Andreas.

"Masalah apa?"

"Aku ingin melihat ayahku, bibiku, dan sepupuku." mata Grace Tang memerah.

Dia tidak berani muncul di sana selama dua tahun ini, sekarang sudah waktunya dia membakar dupa kepada ibu dan pamannya.

Melihat matanya memerah, Dharius Ye menepuk pundaknya: "Hari ini aku tidak memiliki pekerjaan, aku akan menemani kalian."

Mobil dengan cepat berjalan ke arah kuburan, tak jauh dari kuburan, Grace Tang turun dari mobil untuk membeli bunga dan dupa, lalu berjalan memasuki kuburan.

Makam Nixon Tang berada di hadapannya, Grace Tang berhenti di depan batu nisan, meletakkan bunga di depan batu nisan, lalu berlutut dan menundukkan kepalanya dengan hormat.

Dia tidak berdiri, tetapi terus berlutut di tanah dan melihat batu nisan itu, senyum ramah paman di batu nisan itu masih sama, dan air mata Grace Tang mengalir keluar.

Banyak hal yang terjadi pada masa kecilnya, tidak peduli sesibuk apapun, paman pasti akan meluangkan waktunya untuk menemani dia.

Di kantor CEO paman, disiapkan tempat tidur dan kebutuhan sehari-hari yang disiapkan secara khusus untuknya di ruang istirahat, karena setiap kali libur dia selalu menghabiskan waktunya di sana.

Paman menemaninya ke taman bermain, dan mengantarkannya ke taman kanak-kanak, ketika dia membutuhkan bantuan, paman selalu berada di sampingnya.

Dia memiliki perasaan yang berbeda untuk pamannya sejak dia masih kecil, dan perasaan ini bahkan melebihi perasaannya kepada Sebastian Qiao.

Ketika dia berpacaran dengan Dennis Lu dia langsung memberitahu pamannya.

Ketika dia akan menikah dia juga langsung memberitahu pamannya, dia tidak tahu kenapa dulu dia sangat dekat dengannya.

Sekarang dia baru mengetahuinya, paman adalah orang yang baik terhadapanya selain ibunya.

Grace Tang berlutut di depan batu nisan Nixon Tang dan menangis dengan sedih, berusaha melepaskan semua penderitaan dan kerinduannnya.

Melihatnya menangis dengan sedih, Andreas dan Fera juga meneteskan air mata, dan bahkan Dharius Ye pun tergerak, dia menghampirinya dan membantu Grace Tang berdiri.

Grace Tang menangis di dalam pelukan Dharius Ye setelah beberapa saat, lalu tangisannya berhenti.

"Apakah ini makam Nona Qiao? Dia terlihat sangat cantik!" kata Fera.

"Betul, ini adalah sepupu dari Nona." Andreas menghapus air matanya.

Setelah Ashley Qiao meninggal, karena tidak bisa menemukan jasadnya, Dennis Lu ingin menggunakan kotak abu kosong dan memakamkannya di pemakanan Keluarga Lu.

Ibu Ashley Qiao, Hana Tang tidak setuju, dan paman Nixon Tang tidak akan pernah setuju, akhirnya, paman Nixon Tan membuat kuburan untuknya di kuburan keluarga Tang, kuburan itu terkubur semua peninggalan yang ditinggalkan oleh Ashley Qiao.

Makam Ashley Qiao berada di sebelah makam Nixon Tang, Grace Tang melepaskan diri dari pelukan Dharius Ye dan berjalan ke makamnya sendiri, lalu meletakkan sebuah karangan bunga.

Melihat senyum polosnya di batu nisan, dia merasa sedikit tidak nyaman.

Betapa bodohnya aku pada waktu itu!

Masa lalunya dimakamkan di sini, Grace Tang berlutut dan menundukkan kepalanya 3 kali kepada batu nisannya, mulai sekarang, dia sudah mengucapkan selamat tinggal kepada masa lalunya.

Dia pergi menemui ibunya, kuburan ibunya juga berada di kuburan ini, tetapi tidak berada di kuburan keluarga Tang, dia berada di keluarga Qiao.

Ini adalah pertama kalinya Grace Tang datang menemui ibunya Hana Tang, ada banyak rumput liar di depan makam Hana Tang, jelas tidak ada yang datang untuk membersihkan makanya.

Sebastian Qiao berengsek! Menindas ibu karena tidak punya keluarga, menindas ibu karena tidak punya keturunan, sampai tidak ingin berpura-pura lagi.

Grace Tang sangat membencinya, dia mengulurkan tangannya selain mencabut rumput, dia berlutut di tanah dan menyalakan dupa, ibu Hana Tang memandangnya dengan tenang dan tersenyum di batu nisannya.

Seolah-olah waktu seperti ketika dulu dia pulang ke rumah, dia tersenyum kepadanya: "Ashley, kamu sudah pulang?"

Grace Tang sangat sedih, dia tidak bisa menahan air matanya, dalam hatinya berkata: "Ibu, Ashley datang melihatmu, Ashleymu sudah kembali!"

Melihatnya bersedih, Andreas segera membantunya berdiri, sangat normal jika Grace Tang menangis dengan sedih di depan batu nisan Nixon Tang, karena Nixon Tang adalah ayah kandungnya, tetapi sangat aneh jika dia menangis dengan sedih di depan batu nisan Hana Tang.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu