My Perfect Lady - Bab 212 Pasti ada sesuatu yang mau dia katakan (2)

“Kamu datang ke sini begini lama, ini pertama kalinya kamu keluar menyambutku.” Dharius menjulurkan tangannya menyentuh hidungnya, “Katakan, apa ada yang mau diminta?”

“Kamu koq begini?” Grace membelalakkan matanya, “Orang baik hati menyambut kamu, di matamu jadi ada maksud lain, kalau begitu, lain kali aku tidak mau keluar menyambutmu lagi.”

“Baiklah, anggap saja aku sudah tidak adil kepadamu,” pandangan mata Dharius kepada Grace lembut tidak terkira, “lihat aku pulang membawakan apa untukmu?”

Di belakang Max turun dari mobil, menenteng seplastik besar makanan ringan, semuanya adalah makanan kesukaan Grace.

“Ini kamu yang beli?”

“Betul.” Grayson membeli makanan ringan demi Grace, hati Dharius sangat tidak enak, wanita dia tentu saja harus dipegang dengan kedua tangan untuk disayang, kapan pula giliran orang lain untuk mengingatnya, maka dia pun pergi sendiri membelikan Grace banyak makanan ringan.

“Kamu beli sendiri?” Grace sedikit tidak percaya.

“Betul, mau kasih hadiah apa?”

Grace menjinjitkan kakinya mencium muka dia, “Hari ini aku meminta dapur untuk membuat lauk kesukaan kamu.”

“Benarkah?” Dharius dengan muka penuh kecurigaan.

“Tentu saja benar, nanti juga kamu tahu.” Berdua berjalan berbarengan dengan romantisnya masuk ke ruang tamu.

Fera yang melongokkan kepalanya dari ruang dapur, melihat Grace dan Dharius yang seperti bayi kembar siam, membuat muka menyeringai kepada Grace.

Grace berpura-pura tidak melihat, hanya menarik Dharius naik ke atas untuk ganti baju.

Begitu menutup pintu Dharius langsung melepas tangan Grace: “Kamu yakin hari ini tidak ada masalah?”

“Tidak ada.”

“Aku sedikit tidak tenang.”

“Apa maksudmu? Baik kepadamu kamu malah tidak tenang? Jadi maksudmu kamu mau aku tiap hari ribut dan marah kepadamu?”

“Tidak juga, aku hanya tidak terbiasa.”

“Huuuhh! Kalau begitu aku marah saja!” Grace memajukan bibirnya lalu membalikkan badan bersiap pergi.

Dharius menjulurkan tangan menahannya, ditariknya ke pangkuannya dan dipeluk erat-erat: “Aku cuman bercanda, hari ini aku sangat senang, amat senang, tahu gak kenapa?”

“Kenapa?”

Melihat kamu keluar menjemputku, membuat aku ingat kepada ayah ibu, mereka saling mencintai, setiap hari ayahku pulang, ibuku selalu keluar menyambutnya, walaupun hujan maupun badai, belum pernah berhenti.”

“Hubungan mereka pasti sangat bagus.”

“Betul, mereka adalah orang yang paling saling menyayangi yang pernah ku lihat.”

Dharius meletakkan dagunya di atas kepala Grace, “Saat itu juga aku berpikir, kelak kekasihku juga akan seperti Ibu setiap hari keluar untuk menyambutku.”

Kekasih, ini adalah pertama kalinya Grace mendengar Dharius menyebutnya seperti ini, dia berbaring di pelukan Dharius, perasaannya susah dilukiskan dengan kata-kata.

Dia sebenarnya hanya ingin sedikit berubah agar Dharius bisa merasakan cintanya, tetapi tidak terpikirkan Dharius akan begitu tersentuh.

Dharius bertanya dengan lembut di samping telinganya: “Grace, apakah kamu bersedia menjadi orang setiap hari keluar menyambutku itu?”

Suaranya terdengar tidak sama dengan suara sehari-hari, Grace tidak tahan untuk tidak mengangkat kepala melihatnya, kelopak mata Dharius penuh lembut dan hangat, itu adalah kelembutan yang pernah dilihat Grace.

Dalam sekejap dirinya terperangkap di dalamnya, menjawab tanpa berpikir lagi: “Aku bersedia.”

Dharius melihat dirinya, pelan-pelan tersenyum.

Dia terlalu tampan, ketika tersenyum sangat memikat, Grace bak tersihir menjulurkan tangannya menyentuh muka dia.

Bersama dengan Dharius begini lama, dia belum pernah melihat Dharius tersenyum begitu lembut begitu membuat orang mabuk. Sampai-sampai terpikir untuk memegang mukanya yang tersenyum.

Dharius menjulurkan tangan memegang tangannya, menundukkan kepala menutup bibirnya, ke kiri ke kanan, bibir dan gigi saling memaut, ciuman penuh gairah yang membuat orang lupa.

Lama sekali baru berpisah, kelopak mata Dharius dipenuhi kelembutan, “Grace, ingat janjimu kepadaku.”

“Aku tidak akan lupa. Tetapi Dharius, aku adalah seorang yang punya banyak kekurangan, orang yang sering berbuat onar tanpa alasan, apakah kamu akan selalu memaafkan ku?”

Grace berbaring di pelukan Dharius sambil bertanya pelan, sebelumnya dia tidak pernah berpikir untuk bersama selamanya dengan Dharius, yang dipikirkannya selama ini adalah setelah balas dendam langsung kabur pergi.

Tetapi hari ini ketika Dharius melihatnya dengan begitu lemah lembut, menggunakan kata kekasih untuk memanggilnya, Grace tiba-tiba mempunyai satu pemikiran.

Dia ingin perasaan Dharius kepadanya sebenarnya seperti apa, kalau suatu saat identitas dirinya terbuka, apakah Dharius akan tetap menyukainya seperti ini?

“Tentu, aku akan selalu memaafkanmu.” Dharius menjawab dengan cepat.

“Kalau suatu hari kamu menemukan bahwa diriku ini sebenarnya bukan seperti yang kamu lihat saat ini, aku mungkin sangat jahat, aku bukanlah diriku, tetapi orang lain.”

Grace tidak tahu harus bagaimana mengatakannya, hanya berusaha keras mendeskripsikannya, “Aku seperti seorang nenek sihir yang jahat, apakah kamu akan tetap mencintaiku seperti sekarang?”

Ini adalah hal yang paling dikuatirkan dan ditakuti oleh Grace, tadinya dia mendekati Dharius dengan suatu maksud tertentu, andaikan suatu hari Dharius mengetahui kenyataannya.

Mengetahui bahwa dia bukanlah Grace Tang, tetapi adalah Ashley Qiao, bagaimana dia akan berpikir?

Apakah dia akan mencintai aku seperti sekarang?

“Kalau begitu sekarang juga kamu kasih tahu aku kamu ini siapa? Seberapa buruknya dirimu?” Dharius menundukkan kepala meneliti wajahnya.

“Apa mungkin kamu lebih jahat dari diriku? Lebih buruk dari diriku?”

“Aku…” Grace tidak tahu harus bagaimana mengatakannya. Dharius bukanlah Dennis Lu, dia tidak berani membuat perumpamaan, tidak gampang membuat janji.

Grace tidak tahu akibatnya kalau dirinya mengatakannya, dia tidak berani mengambil resiko.

Setelah selesai mempertimbangkan barulah dia tersenyum, “Aku hanya ingin bercanda denganmu saja, bukankah katanya mencintai seseorang harus mencintai dirinya sepenuhnya, aku ingin lihat sebenarnya seberapa dalam kamu mencintaiku? Hasilnya aku sangat kecewa.”

Dharius melihat mukanya yang tersenyum cantik, tiba-tiba merasa dirinya tadi sudah melewatkan sesuatu.

Dia ada perasaan bahwa Grace bukan sedang bercanda dengannya, dia pasti ingin berkata sesuatu kepadanya, tetapi sebenarnya apa?

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu