My Perfect Lady - Bab 290 Menggeledah Gunung (1)

Dharius Ye mengerutkan kening. Mengapa Grayson Han menangkap Charles Xiang saat ini?

Berdasarkan perhatian Grayson Han terhadap Grace Tang, bukankah seharusnya berusaha untuk menemukan Grace Tang pada saat ini?

Melihat dia tidak berbicara, Max menindaklanjuti dan bertanya, "Tuan, apakah kita akan merampas kembali orangnya?"

"Biarkan aku berpikir tentang hal itu."

Dharius Ye masih memikirkannya, telepon Max berdering lagi, ia terhubung dan mengatakan beberapa kata, segera melaporkan seperti Dharius Ye: "Orang-orang Grayson Han tidak hanya menangkap Charles Xiang, tetapi juga orang tua Yohana!"

“Apa?” Dharius Ye terkejut, “Apa yang dia ingin lakukan?”

Ketika Charles Xiang dibawa ke villa Grayson Han oleh orang-orang Grayson Han, dia tidak takut, dia jelas-jelas orangnya Dharius Ye, diam-diam juga sering berhubungan dengan Gibson Han.

Tidak mudah bagi Tuan Muda Ketiga Han untuk mengatasinya, jadi ketika dia melihat Grayson Han, dia menyapa dengan tenang: "Tuan Muda Ketiga apa kabar!"

Wajah Grayson Han yang lembut bagaikan giok sudah lama menghilang, tapi dia samar-samar melirik orang yang mengendalikan Charles Xiang: "Pertama, berikan dia beberapa tamparan dan ambil dua gigi depan!"

Tamparan tajam terdengar teratur, Charles Xiang mengalami pendarahan di wajah dan hidung, dua gigi depan tiba-tiba jatuh ke tanah.

Grayson Han duduk perlahan: "Di mana Grace Tang!"

“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan!” Jawab Charles Xiang.

"Pukul lagi!"

Jeritan sahut menyahut, Charles Xiang merasa tulang rusuknya patah, kesabarannya sangat tinggi: "Tuan Muda Ketiga, jika Komisaris Han tahu kamu memperlakukan aku seperti ini, dia tidak akan senang."

"Benarkah? Biarkan saja dia terus tidak senang." Grayson Han tidak memiliki ekspresi di wajahnya, tapi itu lebih menakutkan daripada ekspresi apa pun.

"Aku akan bertanya lagi, di mana Grace Tang!"

Charles Xiang hanya tidak berbicara, Grayson Han mencibir: "Lakukan!"

Teriakan memilukan datang dari luar, diikuti oleh dua pria berpakaian hitam melangkah masuk dan melemparkan sebuah lengan berdarah di depan Charles Xiang.

Mata Grayson Han sangat suram: "Lihat darimana lengan ini diambil."

"Ini ..." Charles Xiang menatap lengan berdarah di depannya, jari-jarinya seperti ayahnya, tapi dia tidak percaya bahwa Grayson Han akan begitu kejam, mungkin dia hanya ingin menakuti dirinya sendiri.

Dia menutup matanya dan berkata, "Tuan Muda Ketiga, aku adalah orangnya Komisaris. Jika kamu memperlakukanku seperti ini, itu akan membuat bawahan lainnya kecewa."

"Kamu sepertinya tidak tahu emosiku, biarkan dia lihat dengan lebih jelas!"

Seiring suara dingin Grayson Han, ada jeritan memilikan di luar. Beberapa menit kemudian, lengan lain dengan darah menetes dilemparkan di depan Charles Xiang, kali ini dia melihatnya dengan jelas, pada jari tangan lengan yang putus itu, terpakai gelang giok.

Mata Charles Xiang menyusut, dia ingat dengan sangat jelas bahwa dia membeli gelang giok ini untuk ibunya pada hari ulang tahunnya yang kelima puluh.

“Kamu ... kamu terlalu kejam!” Biarpun Charles Xiang juga banyak melakukan kejahatan namun juga takut hingga berkeringat dingin, Grayson Han terlalu kejam!

“Aku bertanya lagi, di mana Grace tang!” Mata suram Grayson Han melirik Charles Xiang.

"Aku beritahu, aku bisa beritahu, tapi bisakah kamu tidak menyentuh orang tuaku!"

"Selama aku menemukan Grace Tang dengan aman, aku tidak akan menyentuh orang tuamu. Tetapi jika dia kekurangan apapun, aku pasti akan membiarkan keluargamu dimakamkan!"

Wajah Charles Xiang pucat. Dia selalu berpikir bahwa Grayson Han lebih lembut daripada Dharius Ye. Sekarang dia tahu saat Grayson Han yang kejam mengatakan yang kedua, tidak ada yang berani mengatakan yang pertama: "Grace tang dibawa ke Gunung Qingfeng oleh mereka."

Grayson Han menatapnya: "Lokasi spesifik!"

"Aku juga tidak terlalu yakin."

“Perintahkan untuk segera mencari Gunung Qingfeng secara diam-diam!” Selesai Grayson Han berkata, dia berbalik dan berjalan ke pintu, tiba-tiba menoleh dan menyeringai pada Charles Xiang: “Jika kamu berani berbohong, kamu tahu konsekuensinya!"

Satu hari berlalu dan malam tiba, kecuali api di gubuk, tidak ada cahaya di luar.

Grace tang masih duduk di gubuk dengan tangan dan kaki diikat. Mungkin karena malam hari dan sangat gelap dan dia diikat tangan dan kakinya. Kedua penculik tidak khawatir dia melarikan diri dan mulai terkantuk-kantuk.

Grace Tang tidak merasa mengantuk sama sekali. Orang-orang ini menculiknya ke gunung yang sepi ini petanda jelas tidak berniat untuk membiarkannya hidup. Semakin lama waktunya, semakin besar ancaman kematian.

Malam ini dia harus menemukan kesempatan untuk melarikan diri, menyaksikan kedua penculik itu mulai tidur, dia perlahan-lahan menjulurkan tangan ke api.

Kedua penculik mulai mengantuk dan tidak memperhatikan gerakan Grace Tang, dia mengertakkan giginya untuk menahan rasa sakit karena terbakar oleh api dan akhirnya membakar putus tali di tangannya.

Setelah tangan terlepas, Grace Tang mulai meraba-raba untuk melepaskan tali di kakinya, dengan segera tali di kakinya juga terlepas.

Grace Tang mencoba menggerakkan otot dan tulangnya, kemudian berlari keluar.

Kedua penculik itu tertidur linglung. Mendengar suara langkah kaki, mereka membuka mata dan Grace Tang sudah menghilang.

Keduanya memcaci maki dan bangun mengejar. Mereka berlari keluar dari gubuk dan mendengar suara yang datang dari kiri. Keduanya buru-buru mengikuti.

Grace tang merangkak di rerumputan di sisi kanan gubuk, menyaksikan kedua pria mengejarnya di sebelah kiri, diam-diam merasa lega.

Dia hanya berlari keluar dan meraih batu di tanah dan mencoba melemparkannya ke kiri. Suara batu melewati pohon-pohon membuat kedua pria itu berpikir dia berlari ke kiri dan mulai mengejar.

Saat ini malam, gunung tinggi dan hutan lebat, dia dapat dipastikan tidak bisa keluar.

Hanya mencari tempat bersembunyi dan menunggu hingga subuh.

Pada siang hari ketika dia berpura-pura ingin buang air kecil, dia mengamati bahwa ada pohon yang sangat besar dengan diameter sekitar seratus meter di sebelah kanan.