My Perfect Lady - Bab 122 Tida Bisa Mempedulikan Begitu Banyak (1)

Grace Tang mengambil ponsel dan melangkah keluar dari kamar, Dharius Ye dengan muram terduduk di atas sofa.

Dia menaruh ponsel di depannya: "kamu marah karena pesan Dennis Lu bukan?"

Dharius Ye tidak berusara, yang artinya mengiyakannya.

Grace Tang mencibir: "atas dasar apa kamu menyatakan aku bersalah di saat kamu belum menanyakan pertanyaan satu pun?"

Dharius Ye mencibir: "bukannya hubunganmu dengan Dennis Lu tidak begitu baik? Mengapa tiba-tiba begitu dekat?"

"Itu karena aku mengetahui dia sangat sedih dengan kepergian kakak sepupuku, dia dan Wilona Qiao menjadi sepasang kekasih bukan karena alasan lain, melainkan kakak iparku meninggalkan surat waisat."

Demi menghilangkan rasa curiga Dharius Ye, Grace Tang sudah tidak bisa mempedulikan begitu banyak, dia harus berpura-pura memaafkan Dennis Lu. Jika tidak, tidak dapat terselesaikan.

"Aku kebetulan melihat dia sedang mabuk dengan keadaan begitu menyedihkan, aku pun mengantarnya pulang ke rumah."

"Jika begitu mengapa kamu tidak memberitahu aku?"

"Apakah kamu sudah memberiku kesempatan?" Grace Tang menatap Dharius Ye dengan sedih, "dua malam kemarin aku menarik tanganmu, kamu marah, bahkan kamu melototi aku....."

Dia menghentakkan kakinya, "kemarin aku ditindas oleh orang lain, kamu bahkan tidak peduli, apakah kamu masih dapat disebut sebagai pria?"

Dharius Ye tidak dapat bersuara melihat sikap manjanya. Grace Tang bersedih hingga matanya memerah, "kamu tadi mengenggamku dengan begitu kuat, tanganku sudah membiru......."

Pergelangan tangannya yang putih dapat terlihat jelas bekas lingkaran yang membiru. Grace Tang dengan susah payah mengambil ponsel: "ini terakhir kalinya aku menjelaskan persoalan ini kepadamu, aku tidak akan menjelaskannya kembali kedepannya. Terserah bagaimana kamu memikirkannya, lebih baik kamu membunuhku!"

Setelah selesai berbicara, dia membalikkan badannya. Dharius Ye mlirik ke arah Max, menyuruhnya untuk menahan Grace Tang. Max beranjak dan menahan Grace Tang: "Nona Tang, kamu jangan marah. Tuan muda berbuat seperti ini bukannya karena dia mempedulikanmu?"

"Aku tidak butuh kepedulian dia. Intinya aku berhutang nyawa kepada dia, jika dia tidak senang terserah dia untuk mengambilnya kapan saja."

"Jangan merajuk kembali, Tuan Muda sudah tidak tidur semalaman, kamu lihat lingkar matanya yang menghitam, tangan dia belum pulih sepenuhnya, kamu jangan marah kembali kepada dia."

Grace Tang menoleh melihat ke arah Dharius Ye, dia tadi karena gugup sehingga dia tidak melihat dengan jelas. Sekarang dia baru menyadari lingkar mata Dharius Ye sudah menghitam.

Meskipun tadi dia sedang berakting, tetapi dia tidak begitu kejam terhadap Dharius Ye. Max mengungkit masalah Dharius Ye yang menghadang pisau demi dirinya, seketika hati Grace Tang melunak.

Dia mengigigt bibirnya dan berjalan ke sisi Dharius Ye, Dharius Ye juga melihat dia, kedua pasang mata saling menatap, pada tatapan keduanya terdapat penyesalan.

Grace Tang berinisiatif jatuh ke dalam pelukannya, "aku akan memaafkanmu kali ini, jangan mengulanginya kembali!"

Dharius Ye menjulurkan tangan memegang pinggang dia, Max melihat mereka berbaikan, dia pun kembali ke ruangan pengawal tanpa bersuara.

Grace Tang memeluk leher Dharius Ye: "apakah tanganmu masih sakit?"

"Sudah tidak sakit."

Dharius Ye mendengar suara dia yang begitu lembut seketika menyesal mengapa tadi dirinya begitu kasar, dia menjulurkan tangan dan mengenggam tangan Grace Tang.

Menghela nafas dengan pelan: "maaf, aku tadi tidak dapat mengontrol diriku!"

"Kamu si tong cuka ini." Grace Tang menatap dia dengan tatapan menyalahkan, "kamu memperlakukan aku begitu baik, apakah aku sebodoh itu hingga memiliki hubungan dengan pria lain? Jika ada pun aku pasti mencari yang lebih baik dibanding dirimu. Apakah Dennis Lu bisa dibandingkan dengan dirimu?"

Ucapan ini membuat Dharius Ye merasa sangat nyaman, "kamu itu milikku, seumur hidup akan menjadi milikku. Jangan sampai memiliki hubungan dengan pria lain."

"Sudah tahu, pria pelit!" Grace Tang kembali mencium wajah dia, "perutku sangat tidak enak, ingin makan sesuatu."

"Baik."

Dengan cepat sudah ada orang yang mengantarkan sarapan. Mereka berdua makan dengan begitu romantis. Setelah selesai sarapan, Grace Tang menatap Dharius Ye dengan tatapan sedih, "kamu terlihat kacau, pergi tidurlah sebentar!"

Dharius Ye merangkul dia dengan satu tangan, "kamu temani aku tidur."

"Aku tidak tidur, aku harus pergi ke rumah sakit menjenguk Kak Fera."

"Priamu atau Kak Fera-mu yang lebih penting?"

"Sama-sama penting!"

"Apa?" Dharius Ye melototi dia, Grace Tang menelan ludah, "kamu yang terpenting ya."

Dharius Ye merangkul Grace Tang dan membawanya dengan paksa ke dalam kamar. Mereka berdua beranjang di atas ranjang sambil berpelukkan dengan mesra.

Dharius Ye dengan cepat menjadi rileks dan tertidur. Grace Tang dengan pelan keluar dari pelukan dia, dia tidak berani bertelepon, dia pun mengatur ponselnya ke mode hening dan mengirimi pesan kepada Andreas.

"Apakah kemarin malam aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak aku katakan? Aku sudah tidak mengingatnya sedikit pun."

Andreas dengan cepat membalasnya, "iya, kamu banyak mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak kamu ucapkan. Kamu mengatakan kamu adalah Ashley Qiao, kami ingin menahanmu tetapi Dharius Ye tidak mengizinkannya. Kamu membuat aku dan Pengacara Wang cemas semalaman, apakah kamu baik-baik saja?"

"Baik-baik saja, tadi aku berkelahi dengan Dharius Ye dan memakai pisau."

Andreas terkejut, "dia sudah mencurigai kamu?"

"Bukan, semuanya karena perbuatan Dennis Lu. Aku akan menjelaskan masalah ini kepadamu lain kali. Kemarin malam selain aku mengatakan bahwa diriku adalah Ashley Qiao, apakah aku ada mengatakan hal yang lain?"

"Kamu juga mengatakan kamu berkenalan dengan Tuan Muda Ketiga Han melalui sebuah acara, selanjutnya hanya Dharius Ye yang mengetahuinya."

Grace Tang sangat menyesal, pepatah mengatakan meminum arak akan menghancurkan suatu masalah. Kemarin untuk melepaskan perasaan tidak senangnya, maka dari itu dia minum sebanyak itu. Jika sejak awal sudah mengetahuinya, dia tidak akan minum sebanyak itu.

Grace Tang diam-diam membuat keputusan di dalam hatinya, untuk kedepannya apa pun yang terjadi, dia tidak akan meminum arak kembali!

Grace Tang tidak berani keluar, sekarang Dharius Ye sedang mencurigai dia, dia harus menurut.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu