My Perfect Lady - Bab 35 Menanggung akibatnya sendiri (2)

“Kamu mencari mati!” Dharius emosi, wanita sialan ini, dia sedang sangat menderita, dia malah cerewat, emosi membuat dia langsung mendorong Grace.

Grace tidak menyangka dia akan menggunankan tenaga, ketika mengenai lukanya, dia pun sakit sampai berdesis.

Pria sialan ini, sungguh tidak tahu untuk menyayangi pasangan wanitanya.

Grace bersungut, tanpa bersuara dia bergeser, menjauh sedikit dari Dharius.

Dia tiba-tiba menjadi patuh, Dharius malah agak khawatir, dia mengontrol dirinya sendiri dan melihat ke arah Grace : “Buat apa kamu duduk begitu jauh.”

“Kalau tidak duduk jauh, memangnya aku masih mau menunggu didorong lagi sama kamu? Grace balik bertanya.

“Kamu jadi tidak tahu diri!” Dharius berdehem dingin, lalu memejamkan mata berusaha mengendalikan api dalam dirinya.

Mobil berhenti di depan vila, Dharius turun dan mengendong Grace memasuki vila, tante Zhang tetap datang menyambut dengan penuh tanggung jawab, “Tuan muda, apakah perlu aku bantu?”

“Tidak perlu, kamu istirahat saja!” Usai melemparkan jawaban tersebut, Dharius membawa Grace ke lantai atas.

Sampai di kamar, ia meletakkan Grace di ranjang dan menghembuskan nafas lega.

Mulutnya masih begitu kering, dia menuang segelas air untuk dirinya, namun tidak berguna sama sekali.

Aneh, ada apa dengannya malam ini?

Apakah benar-benar karena minum terlalu banyak? Kelihatannya harus mandi air dingin.

Dharius ingin sekali langsung masuk ke dalam kamar mandi, membuka air dingin untuk mandi, air yang dingin mengalir di tubuhnya, tidak menghentikan panas di hatinya, malah semakin tidak nyaman.

Dharius menderita, Sophia sendiri juga tidak baik-baik saja, dia yang saat ini berguling-guling di ranjang, api dalam dirinya membuat dia tidak tahan.

Wilona sialan, apa yang dia berikan untuknya? Kenapa membuat orang begitu tidak tahan?

Setelah bolak-balik berulang kali, akhirnya dia menelepon ke Wilona : “Wilona, kenapa parfum membuat aku menderita sekali?”

“Menderita? Bukankah harusnya sangat nyaman?” Tanya Wilona dengan terkejut.

“Nyaman apa? Kami tidak melakukannya.”

“Apa? Kamu sudah menyemprot parfum pun dia tidak melakukannya?” Wilona tidak bisa membayangkannya.

“Sesuatu terjadi, dan dia keluar.” Jawab Sophia : “Sekarang aku tidak enak sekali, apakah ada obat penawar?”

“Tidak ada obat penawar, hanya hal itu yang bisa menyelesaikan ini, kalau kamu sungguh tidak tahan, pakai tangan saja……”

“Apa?” Wajahnya memerah, menyelesaikannya dengan tangan, dia adalah seorang putri konglomerat, kalau sampai ini tersebar akan memalukan sekali,” Ini……apa-apaan ini?” Dapat dari mana kamu obat ini?”

“Aku juga tidak menyangka bisa seperti ini, aku kira kamu dan CEO Ye akan lancar seperti aku dengan Dennis, Sophia, bukankah kamu tidak enak sekarang? Untuk saat ini kamu hanya punya dua cara, tunggu CEO Ye kembali untuk membantu kamu, atau kamu memakai tangan sendiri.”

“Sialan!” Sophia menutup telepon dengan emosi.

Setelah berguling-guling sejenak, dia yang benar-benar tidak tahan lagi itu hanya bisa menerima saran Wilona, menyelesaikan dengan tangan.

Dengan cepat sudah terdengar suara rintihan dari Sophia……

Dharius masih tetap tidak bisa menahan api yang membara dalam dirinya, dengan berbalut handuk, dia keluar dari kamar mandi.

Grace berbaring menyamping istirahat di atas ranjang, melihat bulu matanya yang panjang, wajah yang indah, hati Dharius terasa gatal.

Tidak bisa ditahan lagi, kalau ditahan terus dirinya akan sakit.

Dengan langkah besar dia berjalan ke ranjang dan masuk ke dalam selimut.

Grace membelakanginya tanpa menoleh, Dharius merangkul pinggangnya, mencengkram tangannya dan diletakkannya ke tempat itu.

Tiba-tiba menyentuh bagian itunya, Grace terkejut sekali, seketika wajahnya memerah, lalu mengomel dengan suara kecil : “Dasar cabul!”

Suaranya lemah lembut, sampai di telinga Dharius bagaikan suara alam.

Di badannya masih ada luka, jadi tidak bisa melakukan hal seperti ini, tapi pakai tangan harusnya bisa, Dharius tidak ingin terus menahan dengan begitu susah.

Dharius meletakkan tangan Grace di bagian itu, lalu berkata dengan suara kecil : “Raba dia!”

“Tidak!”

“Kalau kamu tidak meraba, aku menginginkan kamu……” Dharius mengulurkan tangan meraba antara kedua kakinya, nada bicaranya seperti ancaman.

“Dasar cabul!” Atas paksaannya, Grace menyentuh bagian itunya.

Dia menghelas nafas panjang, menundukkan kepala mencium bibir Grace, setelah itu Grace mengira dia akan segera dilepaskan.

Namun dia terlalu meremehkan semangatnya, perasaan dilayani oleh tangan mungilnya itu sungguh indah sekali, Dharius merasa seperti melayang di atas awan.

Awalnya dia hanya ingin melampiaskan nafsunya, pada akhirnya dia mengingkari janjinya, tanpa mempedulikan penolakan Grace, dia berusaha masuk ke dalam tubuhnya.

Grace bagaikan bunga segar yang bermekar di bawah tubuhnya, Dharius begitu bahagia dan tidak lelah, kalau pun Grace memohon dia sambil menangis, dia juga tidak akan melepaskannya.

Malam ini, tulang Grace seperti patah, Dharius menyiksanya dengan berbagai cara, memberikan cap ke tubuhnya, terus berlanjut sampai hari sudah terang baru melepaskan dia dengan puas.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu