My Perfect Lady - Bab 220 Rambut wanita

Ternyata benar sebagaimana yang dipikirkan oleh Max, hari kedua dengan alasan ingin mengambil anting-anting Yohana kembali datang mencari Dharius, datangnya tengah hari dan Dharius menemaninya makan bersama lagi.

Pandangan mata mereka penuh arti, Dharius tidak bisa mengontrol perasaannya, Yohana tersipu malu-malu.

Hari ketiga pagi Yohana datang lagi, dia membawa Water Chesnut Cake yang dia bikin sendiri, Dharius mencicipi dua potong dan memujinya.

Tentu saja dia akan traktir Yohana makan, dan juga berkeliling kota selama dua jam, Yohana melihat tatapan mata Dharius yang lembut hingga bisa membuat air matanya meluap keluar.

Hari keempat pagi-pagi sekali Yohana sudah datang, dan mengatakan dia sudah mendapatkan pekerjaan, akan segera mulai kerja, kelak tidak ada waktu lagi untuk bermain di luar, untuk merayakan pekerjaan baru yang didapat dia traktir Dharius pergi menonton.

Dengan cepat dan senang Dharius menyetujuinya, berdua makan bersama, kemudian menonton di bioskop, Max dengan wajah serius mengikuti mereka, selangkahpun tidak berpisah.

Selesai menonton, Yohana bilang ingin pulang untuk menyiapkan diri buat masuk kerja besok, dan bepisah dengan Dharius di luar bioskop, Dharius dan Max kembali ke kantor.

Berdua tidak mengatakan apa pun, mengikuti Dharius sekian tahun, Max tidak pernah campur tangan terhadap keputusan Dharius, tapi entah mengapa kali ini dia sangat jengkel terhadap Yohana.

Ingin memberi nasehat pada Dharius, namun sikap Dharius seperti itu, kalau dia banyak bicara lagi, Dharius pasti tidak akan sungkan padanya.

Tapi kalau tidak dibicarakan hatinya merasa tidak nyaman, dengan kepala menunduk dia ikut Dharius masuk ke lift, ponsel Dharius berdering, telepon dari Grace : “Dharius, aku kangen, atau aku ke sana ketemu kamu?”

“Baik.” Jawab Dharius sambil senyum, tapi menurut perhatian Max, senyum tuan muda terhadap Yohana sama sekali berbeda.

Pandangan matanya saat melihat Yohana begitu ramah dan hangat, senyumnya juga sangat lembut, tapi terhadap Grace malah tidak ada beda dengan hari-hari biasa.

Melihat ekspresi Dharius saat menerima telepon dari Yohana dan Grace sangat berbeda sekali, dalam hati Max terkejut, jadi apakah tuan muda tidak ada perasaan lagi terhadap nona Tang?

Dia benar-benar tidak bisa menahan lagi : “Tuan muda, kamu sangat menyukai Yohana ini?”

“Mengapa belakangan ini kamu cerewet sekali?” Dharius melirik ke arahnya.

“Aku bukan cerewet, hanya merasa aneh, Yohana ini hanya sedikit mirip dengan nona Yohana Gu, juga bukan asli dia……”

“Sudahlah!” Dharius dengan tidak sabar memotong kata-katanya. “Urusanku sendiri, aku sangat jelas, kamu tidak perlu cerewet!”

Dia belum selesai bicara sudah ditegur, Max menelan kembali kata yang belum sempat diucapkan olehnya, Dharius melihatnya : “Mengapa menunjukkan muka masam begitu?”

“Aku memang seperti ini dari lahir.” Jawab Max dengan kesal.

Dharius melotot padanya : “Jangan berdiri seperti dewa pintu, kembali ke tempat kamu stand by.”

Selesai bicara Max segera mengangkat kaki dan pergi, sampai di depan pintu, dari belakang terdengar suara Dharius : “Masalah beberapa hari ini, kalau sampai terdengar di telinga Grace, aku hanya akan tanya padamu!”

Tanpa bicara Max menarik pintu dan pergi keluar, dalam hati berpikir, kamu juga tahu untuk takut?

Kalau tidak ingin diketahui orang lain maka jangan dilakukan, lebih baik nona Tang mengetahui masalah beberapa hari ini, lihat bagaimana kamu menjelaskan!

Setengah jam kemudian Grace mucul di kantor Dharius, membawa beberapa kantong di tangannya, sekali masuk dia sudah tersenyum melihat Dharius : “Coba lihat, apa yang aku beli untukmu?”

Pandangan mata Dharius jatuh ke kantong yang dibawa Grace, sebuah merk tertangkap oleh matanya, dengan bibir tersungging : “Mengapa kepikiran beli baju untukku?”

“Aku melihat baju ini bagus dilihat, bantu kamu beli.” Grace meletakkan kantong tersebut di hadapannya : “Mau di coba dulu?”

“Sekarang?”

“Iya. Kalau tidak bagus aku langsung minta ganti.”

“Kamu yang beli tidak bagus pun aku akan menerimanya.”

“Aduh kata-katamu, aku beli baju untukmu bukan untuk di terima saja, tapi harus bagus dilihat, cepat coba pakai biar aku lihat.”

Dharius di dorong masuk oleh Grace ke dalam ruang istirahat, dan menutup pintu, Grace mengeluarkan baju tersebut agar dicoba oleh Dharius.

Baju yang dia beli itu satu set, dari dalam sampai luar sudah dipadukan dengan baik.

Dengan suasana hati yang baik Dharius membuka baju dan mencoba baju yang baru di beli Grace, dia memang gantungan alami, pandangan mata Grace juga hebat, baju tersebut dipakai di tubuhnya benar-benar membuatnya luar biasa tampan.

“Tidak buruk, sungguh lumayan!” Grace mengitari dirinya. Sangat puas : “Ternyata pandangan aku memang nomor satu di dunia.”

“Kulit mukamu sungguh tebal, jadi bukan bentuk tubuhku yang bagus?” bantah Dharius.

“Bentuk tubuh yang bagus juga perlu orang yang mengerti untuk mengaturnya, kalau tidak baju dipadu sembarangan, lihat bagaimana kamu akan kelihatan bagus.

“Benar juga.”

“Sudahlah, lepaskan bajunya, jangan sok ganteng lagi!” Mendengar itu Dharius mulai membuka baju, Grace pergi untuk mengambil baju yang tadi dilepasnya.

Tiba-tiba dari bajunya ada sehelai rambut, refleks Grace mengeluarkan suara “Eh”.

Dharius menoleh, Grace telah mengulurkan tangan dan mengambil rambut panjang itu dari jasnya, “Di baju kamu mengapa bisa ada rambut wanita?”

“Mana aku tahu?” Dharius balik bertanya tanpa ubah ekspresinya.

“Kamu tidak tahu, siapa yang tahu?” Grace mengernyitkan dahinya.

“Ini adalah rambut wanita? Rambut kamu tidak sepanjang ini. Perlu jarak yang seberapa dekat baru bisa membuat rambut orang lain jatuh di dekatmu?” kata Grace seraya mengangkat baju Dharius dan mengendusnya, “Ini baju mengapa bisa ada aroma mawar?”

“Benarkah? Mengapa aku tidak menyiumnya?” ucap Dharius dengan sikap tanpa dosa.

“Apakah kamu menggoda wanita lain di belakangku?” curiga Grace sambil menatap Dharius.

“Apa aku orang seperti itu?”

“Bukankah kamu seperti itu?” balas Grace, mendekap Dharius dan membauinya, Dharius balik merangkul kepalanya, dan bertubi-tubi mengecup bibirnya.

“Apa yang kamu lakukan?” Grace mendorong dia.

Dia cuma ingin mengecek apakah di tubuh Dharius ada aroma wanita lain, tidak terpikir dia mendadak bangkit dan menciumnya.

Mana mungkin Dharius membiarkan dia mendorongnya, dengan cepat dia membawanya ke atas ranjang besar yang empuk.

“Ini di kantor, bakal ada yang datang! Cepat lepaskan aku!” cemas Grace.

“Tenang saja, tidak ada yang akan masuk ke dalam sini.”

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu