My Perfect Lady - Bab 103 Diatur Di Meja Untuk Dilaksanakan (2)

“Tidak perlu mengkhawatirkan makan malam, ada orang yang siapkan, kamu cukup menemani saya di sini dengan nurut saja.”

“Baik.” Grace Tang mengetahui banyak orang yang memperhatikan keadaan Dharius Ye, saat ini dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan keuletannya.

Dia menemani Dharius Ye berbicara beberapa saat, Max datang mengantar makanan.

Dharius Ye tidak bisa makan sendiri karena terluka tangannya, Grace Tang menyuapinya, Max melihat di samping, Grace Tang dan Dharius Ye bergiliran makan sesuap demi sesuap dengan penuh kasih, dia ternyata tidak merasa canggung.

Selesai Grace Tang dan Dharius Ye makan, ada orang masuk untuk membereskannya, Max tidak pergi, dia mengeluarkan telepon Dharius Ye, “Tuan Muda, handphone Anda tertiinggal di mobil, saya bawa.”

“Baik.” Dharius Ye mengambil telepon dan meletakkan di meja samping ranjang.

Max mengingatkan:”Nona Lu meneleponmu beberapa kali, Anda telepon balik.”

“Lihat nanti.” Dharius bersikap datar tanpa berencana menelepon balik di depan Grace Tang.

“Nona Lu tidak bisa menghubungimu sehingga menelepon saya.” Max terpaksa lanjut bicara.

“Oh ya? Bilang apa?”

“Bilang……” Sebelum Max selesai bicara, telepon Dharius Ye yang berada di atas meja berdering.

Grace Tang mengetahui itu adalah telepon dari Sophia Lu, dia memberkan handphone kepada Dharius Ye.

Dia menerima telepon, suara Sophia Lu terdengar cemas:”Dharius, mengapa kamu baru terima saya sekarang, saya sangat khawatir.”

“Telepon tidak ada padaku, tertinggal di mobil.”

“Katanya kamu terluka? Bagaimana kejadiannya?” Sophia Lu segera bertanya.

“Hanya luka kecil, tidak jadi masalah.”

“Sudah tertusuk pisau, bagaimana mungkin luka kecil? Saya kaget sekali setelah mendengarnya, bagaimana saya hidup jika terjadi sesuatu padamu?”

Sophia Lu berbicara dengan penuh kasih, Dharius Ye mengernyitkan dahi. “Tidak separah itu, hanya luka kecil saja, jangan khawatir.”

“Mana mungkin tidak khawatir? Saya segera menjengukmu.”

“Tidak perlu, ada yang merawatku di sini, kamu rawat saja ibumu.” Tolak Dharius.

Ada orang yang rawat, apakah siluman kecil itu? Sophia Lu membara hatinya, namun suaranya tetap manis, “Mama saya ada Dennis, Wilona dan ayahku, kamu di sana tidak ada satu pun orang, saya tidak tenang.”

Ini memaksakan diri untuk datang, Dharius Ye mengernyitkan dahi, tidak pantas jika ditolak lagi, “Terserah kamu.”

“Jika begitu saya berberes dulu dan segera ke sana.”

Setelah memutuskan telepon Dharius Ye mengernyitkan dahi melihat Max:”Kamu yang beritahu dia masalah saya terluka?”

“Ya, Nona Lu terus meneleponmu, saya tidak angkat, kemudian menelepon saya, saya pikir ini bukan masalah kecil, percuma juga disembunyikan, sehingga memberitahunya.” Jawab Max.

“Hm.” Dharius Ye mendehem, Max tidak bisa disalahkan untuk masalah ini juga, karena ini bukan masalah kecil, Sophia Lu juga adalah pacar dia, tidak perlu disembunyikan.

Hanya saja dia ingin Grace Tang menemaninya malam ini, ketika Sophia Lu datang, Grace Tang tidak bisa berada di sampingnya.

Ini pertama kalinya Dharius Ye merasa tidak benar jika kondisi seperti ini terus berlanjut, dulu dia berjanji untuk menikahi Sophia Lu karena beranggapan dirinya tidak mungkin jatuh cinta pada wanita manapun lagi.

Menikahi wanita hanya demi melanjutkan keturunan, Sophia Lu juga menunjukkan rasa suka kepadanya, dia juga ingin membalas budinya yang telah menyelamatkan nyawanya, sehingga berjanji seperti itu.

Dharius Ye beranggapan hidupnya akan dilalui dengan hambar, tidak disangka bertemu dengan Grace Tang.

Kehadiran Grace Tang mengubah dirinya, dia merasa dirinya hidup kembali, memiliki rasa senang, marah, sedih, bahagia, rindu dan khawatir.

Dharius Ye tertarik oleh Grace Tang tanpa pertahanan, waktu luang dalam setiap hari dipergunakan untuk memikirkannya, dia suka bersamanya, suka membagi kebahagiaan dan kesedihan dengannya.

Masalah yang tidak pernah terpikirkan kini muncul di depan mata, benarkah dia akan menikahi seorang wanita yang tidak dicintainya?

Bagaimana dengan Grace Tang?

Melihat Dharius Ye diam tak bersuara, Max bersuara:”Tuan Muda, saya rasa Nona Lu akan segera datang melihatmu.”

“Hm, tadi dia bilang begitu.”

“Jika begitu Nona Tang.” Max melihat sekilas Grace Tang, maksudnya sangat jelas, Sohpia Lu pacar sah akan segera tiba, dia yang sebagai pihak ke-3 lebih baik pergi.

Grace Tang takkan menunggu hingga Dharius Ye menyuruhny pergi, dia memahami situasi segera bangun:”Kamu istirahat baik-baik, saya pergi lihat Fera.”

Dariu Ye menarik tangannya, melihat ke arah Max, “Kamu keluar dulu!”

Max keluar tanpa bersuara, Dharius Ye melihat Grace Tang, “Tidak terlalu senang.”

“Tidak.” Grace Tang tersenyum.

“Grace, saya menyulitkanmu.” Melihatnya senyum terpaksa, Dharius menghela nafas.

“Saya tidak merasa dirugikan.” Grace Tang memutus pembicaraannya.

“Saya paham hatimu merasa dirugikan, maaf!”

Grace Tang menjulurkan tangan memeluk lehernya, “Tidak perlu minta maaf kepadaku, saya mengikutimu dengan suka rela.”

Semakin dia bicara seperti ini Dharius semakin merasa bersalah, “Kamu berikan saya sedikit waktu, biar saya pikirkan baik-baik.”

“Pikirkan apa?” Grace Tang memeluknya, perkataan Dharius Ye memiliki arti, pikirkan baik-baik, apa yang akan dia pikirkan?

Memilih dia atau memilih Sophia Lu?

Dia sedang memikirkannya dalam hati, di luar terdengar suara Max, “Nona Lu!”

Sophia Lu datang secepat ini?