My Perfect Lady - Bab 184 Menyadari Keanehan (2)

Grace Tang dilihat dia sampai merasa sedikit gelisah, “Huh” dia menunduk dan tidak berkata.

Dharius Ye sedikit mengerutkan dahi, Grace Tang benar-benar bersikap tidak suka dengan dirinya.

Dia tidak pernah diusir orang lain, rasa tidak senang di dalam hatinya bisa dibayangkan, berpikir suasana hati Grace Tang sekarang tidak bagus, dia juga tidak mempermasalahkan lagi, balik badan dan pergi makan ke lantai bawah.

Setengah jam kemudian, Dharius Ye naik ke lantai atas, dia tidak pergi ke kamar Grace Tang, tapi pergi ke ruang kerja bersama Max.

Keduanya tidak tahu sedang mekakukan apa, sekali masuk sudah terlewat dua sampai tiga jam.

Grace Tang benar-benar tidak tahan dan bangun dari kasur, dia pergi melihat dan mendapati Max sedang memimpin orang menyusun ruang kerja, dia sangat terkejut: “Mau apa ini?”

Dharius Ye menoleh dengan tenang: “Kedepannya aku kerja di sini.”

“Bukan……”

“Bukan apa?” Dharius Ye menyela. “Kamu bukannya sakit hati kalau aku bolak-balik? Aku tidak bolak-balik, kedepannya aku kerja di sini, biarkan mereka yang bolak-balik.”

“Orang kamu mau datang?”

“Iya, kedepannya Max juga tinggal di sini.”

Perkataan ini membuat Grace Tang mau menangis tapi tidak ada air mata, pindah ke rumah sendiri karena tidak mau diawasi orang dia di bawah daerah jangkauan dia, sekarang habislah, apa perbedaannya dengan tinggal di rumahnya?

Dia balik badan dengan tidak senang, Dharius Ye melihat wajah Grace Tang yang tidak senang itu, seketika ekspresinya menjadi tidak bagus dan menonjok meja dengan kesal.

Melihat Dharius Ye marah, Max meletakkan barang di tangannya dan ikut keluar, dia menghalang Grace Tang di koridor: “Nona Tang, Tuan Muda juga menderita, Anda jangan marah lagi dengannya.”

“Aku tidak marah.” bantah Grace Tang.

“Kejadian kali ini Tuan Muda juga tidak berdaya, pengharapan dia terhadap bayi lebih besar dari siapapun, lain kali kamu akan tahu.”

Grace Tang tidak berkata, tapi ekspresinya menyatakan tidak setuju, kalau Dharius Ye benar-benar peduli dengan bayi ini, kenapa dia tidak membalas Wirnando Gu.

Max melihat ekspresi Grace Tang langsung tahu kalau dia tidak mendengarkan perkataannya, Max hanya menghela nafas: “Masalah di antara ini sangat rumit, Tuan Muda Besar Gu juga bukan orang jahat, kejadian kali ini dia juga tidak menduga, kamu dan Tuan Muda masih muda, masih akan punya bayi.”

Grace Tang mendengar dan merasa sedikit sedih, untung saja dia tidak punya bayi, kalau punya dia pasti sangat sedih, selain dia yang sangat sedih, orang lain seperti tidak masalah semua.

Dia balik badan dengan resah dan kembali ke kamar, terserah mereka mau apa.

Saat jam makan malam, Ibu Guan naik ke lantai atas, “Nona, orang CEO Ye membawa sangat banyak buah-buahan kemari.”

“Sangat banyak itu berapa banyak?” tanya Grace Tang dengan acuh tak acuh.

“Sangat banyak kardus, semuanya buah-buahan yang jarang ditemui, ada buah cherry yang kamu suka, mending kamu turun lihat-lihat?”

Kata “Cherry” membuat Grace Tang bengong, dia bangun dan turun ke lantai bawah dengan Ibu Guan, di dalam ruang tamu tersusun banyak kardus.

Grace Tang melihat beberapa kardus buah cherry, juga ada buah-buahan yang lain.

Tante Zhang berdiri di ruang tamu, melihat Grace Tang turun, dia menghampiri sambil tersenyum: “Ini diimpor dari luar negeri dengan transportasi udara, Tuan Muda bilang kamu suka makan buah cherry, dia secara khusus menyuruh kami membawa lebih.”

Melihat begitu banyak buah cherry, Grace Tang benar-benar marah sampai kehabisan emosi, Tante Zhang berkata lagi: “Aku khawatir dengan Tuan Muda, kedepannya aku tinggal di sini untuk melayani dia, ada tempat untuk ditinggali tidak?”

“Ada, aku segera bereskan untukmu.” jawab Ibu Guan.

“Tidak perlu, aku bereskan sendiri saja.”

Grace Tang memijat kepala, tidak berkata dan naik ke lantai atas, sekarang di sini bukan rumah dia lagi, sudah menjadi rumah Dharius Ye kali, pria sialan ini, sungguh dikasih hati minta jantung.

Dia kembali ke kamar dan duduk sebentar, Dharius Ye buka pintu dan masuk. “Kamu mau makan malam di lantai atas atau ruang makan?”

“Terserah.”

“Kalau begitu aku suruh mereka antar ke sini.” Dia balik badan dan keluar, beberapa lama kemudian Ibu Guan dan Tante Zhang mengantar makan malam ke lantai atas.

Makan malam masih adalah masakan yang tidak berminyak, Grace Tang mengambil sumpit tanpa berkata, Dharius Ye duduk di sampingnya dan juga mengambil sumpit, Tante Zhang berteriak dengan kaget: “Tuan Muda, tangan kamu kenapa?”

Grace Tang melihat ke tangan Dharius Ye, dia menyadari tangan dia diperban kain kasa, “Kenapa ini?”

“Tadi tidak sengaja terluka di ruang kerja.” jawab Dharius Ye dengan singkat.

Tante Zhang masih mau mengatakan sesuatu, tatapan Dharius Ye yang galak melirik ke dia, dia langsung diam seketika.

Grace Tang memegang sumpit dan melihat Dharius Ye, melihat tatapan dia yang galak, Grace Tang kaget dan langsung mengembalikan pandangannya, mengambil sumpit dengan diam dan makan.

Dharius Ye mengambilkan lauk ke mangkuk Grace Tang tanpa henti, juga mengambilkan sup untuknya, Grace Tang makan dengan merasa membosankan.

Dharius Ye yang selesai makan malam pergi ke ruang kerja lagi, Grace Tang berdiri di depan jendela, dia melihat ke luar dan bengong.

Dharius Ye kembali ke ruang kerja, dia duduk di kursi dan menghela nafas, hanya satu hari saja, dia dan Grace Tang seperti dibatasi sesuatu, tidak bisa masuk, juga tidak bisa keluar.

Dia tahu Grace Tang sedang kesal karena dia tidak membalaskan dendam untuknya, kalau itu orang lain, dia sudah bertindak sejak awal, tapi orang itu adalah Wirnando Gu.

Dia adalah sahabat bertahun-tahun, tidak hanya begitu, dia juga kakak Yohana.

Dharius Ye mengambil ponsel, itu adalah pesan yang diterima dia tadi malam.

Pesan itu dikirim Wirnando Gu, hanya ada satu kata: “Maaf!”

Dia dan Wirnando Gu bersahabat bertahun-tahun, keduanya sudah saling mengerti, satu kata ini mencakup berapa banyak rasa bersalah Wirnando Gu, Dharius Ye tahu jelas.

Dharius Ye menghela nafas, hal ini dia hanya bisa bersalah pada Grace Tang.

Hanyalah tidak tahu sampai kapan kemarahan dia baru bisa mereda, Dharius Ye bangun dengan resah dan berjalan ke samping rak buku.

Rak buku tersusun penuh dengan buku, buku-buku ini adalah buku yang dulu Ashley Qiao suka baca, ada setengahnya adalah buku bahasa Inggris, juga ada beberapa buku negara lain.

Dharius Ye sembarang mengambil sebuah novel berjudul “Jane Eyre” versi bahasa Inggris dan membukanya, di dalam ada sebuah pembatas buku.

Pembatas buku itu bukan pembatas buku biasa, ternyata adalah pembatas buku yang dibuat dari foto bersama Ashley Qiao dan Dennis Lu.

Di dalam foto, Ashley Qiao tersenyum dengan cantik, Dennis Lu melihat dia dengan penuh kasih sayang.

Dharius Ye melihat foto sebentar, tiba-tiba dia menyadari keanehan.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu