My Perfect Lady - Bab 216 Kecelakaan Mobil

Jam 6 malam, Dharius mengambil mantel dan membawa Max keluar dari perusahaan, melewati sebuah toko dessert, dia memerintah pada Max untuk berhenti, dia turun sendiri, memasuki toko tersebut dan membeli dessert untuk Grace.

Segelas teh susu kacang merah, mousse cake, tart telur dibawa keluar oleh Dharius dari toko tersebut.

Pandangan mata Max selalu mengikuti Dharius, dulu tuan muda hanya belanja untuk nona Gu, sekarang dia turun tangan sendiri beli untuk nona Tang, jelas dia sudah bangkit kembali.

Setelah Dharius naik ke mobil, dia segera menjalankan mesin mobil, melewati sebuah jalan, tiba-tiba dari tikungan muncul sebuah mobil yang mendadak bagai kilat menabrak ke arahnya.

Max segera memutar papan setirnya, menginjak rem untuk mengerem kecepatan mobil, namun tetap saja tidak bisa menghindar.

“Bangg!” muncul suara debaman, kedua moncong mobil saling bertabrakan.

Mobil Dharius adalah mobil mewah yang memiliki daya keamanan yang tinggi, saat tertabrak kantong udara semua terbuka, Dharius dan Max memakai seat belt, hanya luka benturan ringan di kepala.

Dan mobil yang bertabrakan dengan mereka tidak seberuntung itu, bodi depan mobilnya berkerut ke dalam, kepala pengemudi terbentur keras di papan setir, kepala dan wajah penuh darah.

Pihak lain seorang wanita, kira-kira baru pertama kali mengalami masalah seperti ini, dengan tertegun duduk di dalam mobil melihat ke arah Dharius dan Max.

Max buka pintu dan turun dari mobil, dengan nada dingin : “Gimana sih kamu bawa mobilnya?”

Wanita yang membawa mobil tersebut kaget oleh Max, sejenak kemudian baru membuka pintu, tidak menghiraukan keningnya yang berdarah, dengan gugup dia meminta maaf : “Ma……maaf!”

“Apa gunanya cuma bilang minta maaf?” Max mendengus, wanita itu dengan wajah kasihan melihat ke arahnya, Max menjadi tertegun saat melihat ke wajah wanita tersebut.

Mengapa wajah wanita ini mirip sekali dengan Yohana?

Di saat dia tertegun, Dharius telah keluar dari mobil dan berjalan mendekat, ketika dia melihat wajah wanita itu juga menjadi kaget.

Melihat Dharius jalan mendekat, wanita itu dengan wajah kasihan memandangnya, “Tuan, aku bukan sengaja!”

Suaranya sangat enak didengar, seperti burung kepudang, di dalam matanya yang besar terlihat pandangan minta ampun, membuat orang tidak tega melihatnya.

Dharius tidak mengatakan apa-apa, tanpa sadar dia menatap terus wanita itu.

Situasi seperti ini sangat mirip waktu pertama kali bertemu dengan Yohana, hari itu juga terjadi kecelakaan lalu lintas, Yohana dengan wajah dan kepala berdarah melihatnya seperti saat ini, apa yang sudah dia lakukan?

Sepertinya mengulurkan tangan, menggendong dan mengantarnya ke rumah sakit, wanita itu melihat Dharius yang menatap dirinya dan tidak berbicara, dia beralih dari Max menuju arahnya.

“Tuan!” Dia mengulurkan tangan untuk menangkap tangan Dharius, masih belum sempat menyentuh tangan Dharius dia telah didorong oleh Max.

Dalam sekejap dia jatuh terduduk di tanah, dan mengerang kesakitan.

Dharius menjadi sadar, maju melangkah dan memapahnya : “Terluka di mana?”

“Sakit! Sakit sekali!” Wajah kecilnya mengerut, dengan lemah bergelayut pada lengan Dharius.

Tubuhnya terpancar aroma wangi bunga mawar yang enak, ini adalah aroma parfum yang paling disukai Yohana.

Samar-samar dalam hati Dharius merasa orang yang dalam dekapannya ini berubah menjadi Yohana, gadis itu merintih di lengannya, air matanya membasahi baju Dharius.

Max segera mendekat, mengulurkan tangan dan memapah gadis itu, baru Dharius kembali sadar.

Melihat kening dia yang masih berdarah, dia menyuruh pada Max : “Antarkan dia periksa ke rumah sakit.”

“Mobil kita?” tanya Max. Tiba-tiba gadis yang dipapah oleh Max mengangkat mata dan melihat ke arah Dharius, dengan berlinang air mata.

“Apakah orang tidak penting dibanding sebuah mobil?” Tiba-tiba Dharius menjadi emosi.

Max tidak berkata lagi, hanya melambaikan tangan untuk menghentikan sebuah mobil, dan memapah gadis itu ke dalam mobil.

Sejenak kemudian Dharius ikut menyusul, dengan cepat mobil menuju arah rumah sakit.

Gadis itu merintih pelan, terlihat seperti seekor kucing yang meringkuk dalam mobil, di luar dugaan dalam hati Dharius merasa sedikit sakit tanpa sebab.

Segera mobil sudah berhenti di rumah sakit, Max memapah gadis itu turun dari mobil, dengan langkah cepat menuju ruang gawat darurat, Dharius ikut dari belakang.

Dokter mengobati gadis itu, semua hanya luka kulit luar, dengan cepat lukanya sudah ditangani.

Di kening gadis itu tertempel kain kasa, sisa lumuran darah di wajah juga sudah dibersihkan, menunjukkan sebuah wajah yang putih bersih.

Itu adalah sebuah wajah lembut umur delapan sembilan belas tahunan, wajah ini sungguh-sungguh mirip dengan Yohana.

Dharius tidak menyangka setelah selang tujuh tahun kemudian dia sekali lagi melihat wajah yang membuat jiwanya terbelit dalam mimpi dan kerinduan, dia nyaris tidak bisa mengontrol hatinya yang bergemuruh.

Terdengar suara lembut gadis itu : “Tuan, maaf, mobil anda sudah rusak, aku akan ganti rugi, apakah boleh tidak memberitahukan pada orang tuaku.”

“Mengapa?” tanya Dharius dengan suara ramah, refleks Max melirik padanya.

“Karena aku diam-diam bawa mobil keluar, aku baru saja mendapatkan surat izin mengemudi, papaku tidak mengizinkan aku bawa mobil……aku tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.”

Dia berbicara tidak karuan, dengan rupa yang sangat tidak berdaya.

Melihatnya membuat Dharius teringat akan Yohana, sepertinya saat itu Yohana juga berkata begitu padanya, dia melontarkan satu kata : “Baik!”

“Terima kasih tuan! Kamu benar-benar orang baik!” Dengan takut-takut gadis itu menarik tangan Dharius.

Tanpa ekspresi Max menepisnya, “Nona, mohon sopan sedikit!”

“Maaf! Aku merasa tersentuh! Aku tidak bermaksud apa-apa.” Gadis itu minta maaf.

Dharius melihat Max, Max juga melihatnya, masih dengan wajah tanpa ekspresi : “Tuan muda, nona Tang sedang menunggumu di rumah.”

Dua kata nona Tang ini akhirnya membuat Dharius sadar sepenuhnya, dia memijit-mijit dahinya dan berbalik, “Minta orang untuk mengurus masalah kecelakaan ini."

"Aku sudah meminta orang untuk mengurusnya. Oh ya, asisten Wang sedang menunggu kita di depan!”

Dharius angkat kaki dan keluar, baru jalan beberapa langkah terdengar suara gadis itu dari belakang : “Tuan, kamu akan pergi begitu saja?”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu