My Perfect Lady - Bab 164 Mengetahui Kebenaran (1)

Bermimpi pun Wirnando Gu tidak terpikir Dharius Ye akan menonjoknya. Wirnando Gu mengepalkan tangan dengan kencang, "Kamu menonjokku demi seorang wanita?"

Wirnando Gu mengira karena dia merendahkan Sophia Lu, Dharius Ye memukulnya, jadi dia pun segera membalas tonjokkan Dharius Ye.

Max bergegas memisahkan kedua orang itu. Mata Dharius Ye merah sampai tubuhnya bergetar, artinya Dharius Ye sudah marah sampai puncaknya.

Wirnando Gu mengelap darah di ujung bibirnya dan menatap Dharius Ye dengan tatapan menantang, "Dharius, hanya ini sajakah toleransimu terharap kenyataan wanitaku lebih cantik dari wanitamu?"

"Apa yang terjadi?" Max menatap Dharius Ye.

Dharius Ye belum mengatakan satu kalimatpun, Wirnando Gu sudah berkata dengan ringan duluan, "Wanita yang kalian cari, yang memukul Sophia, sekarang adalah wanitaku. Kalian jangan berpikir untuk dapat menindasnya lagi!"

"Apa?" mata Max seketika terbelalak.

"Apa begitu mengejutkan aku menemukan wanita yang aku cintai? Aku beritahu kalian, sekarang dia adalah wanitaku. Kalau kalian berani menyakiti dia sedikitpun, aku tidak akan mengampuni kalian!"

Dharius Ye ingin melepaskan Max dan menghajar Wirnando Gu lagi, tapi Max segera menghalangi, "Tuan, tenang dulu! Tuan Gu sekarang sengaja memprovokasimu!"

"Aku memprovokasi dia? Memangnya aku kurang kerjaan?" Wirnando Gu tertawa dingin.

Setelah ditahan, napas Dharius Ye terengah-engah, tapi dengan cepat Dharius Ye meredakan amarah dalam diri. Dia juga terlalu terburu-buru. Begitu mendengar tentang Grace Tang langsung berubah tidak tenang.

Grace Tang tidak akan begitu sembarangan. Wirnando Gu juga bukan orang yang langsung membuka diri begitu bertemu wanita yang cantik.

Seperti yang Max katakan, kemungkinan Wirnando Gu memprovokasinya sangatlah besar.

Dharius Ye membalikkan badan tanpa berkata apa-apa. Wirnando Gu berkata dengan kencang di belakang, "Dharius, sebaiknya kamu perhatikan pacarmu. Siapa yang tahu suatu hari dia juga akan menghilang seperti Yohana!"

Tidak mempedulikan provokasi Wirnando Gu, Dharius Ye melangkah lebar keluar dari Shappire Night Club. Setelah keluar, dia memerintah Max, "Segera utus orang awasi Harbor Villa."

"Tuan, Nona Tang begitu pintar. Karena nona sudah kabur, tidak mungkin kembali ke sisi Tuan Gu lagi."

"Tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman. Selain itu aku juga tidak bilang dia pasti pergi ke villa Wirnando."

"Kalau begitu kenapa harus mengawasi Harbor?"

"Karena Nixon Tang memiliki sebuah villa di sana!"

Max tiba-tiba mengerti dan segera menelpon untuk mengutus orang.

Begitu melihat Dharius Ye, Grace Tang langsung berlari ke pintu belakang Shappire Night Club. Bisa dibilang dia sangat kenal dengan Shappire Night Club. Dia keluar dari pintu belakang dan berjalan lurus ke Jiangcheng Hotel.

Di depan pintu hotel Jiangcheng Hotel dia menghentikan sebuah taksi. Setelah naik ke atas mobil, Grace Tang akhirnya menghela napas lega.

Hari ini hampir saja dia membawa tas. Barang-barangnya semua terletak di dalam tas. Sekarang dia tidak perlu kembali ke rumah Wirnando Gu lagi.

Sekarang dia harus mencari tempat untuk bersembunyi. Sebelumnya dia ingin menyuruh Andreas membawanya sembunyi di villa paman.

Sekarang dia tiba-tiba menyadari dia tidak perlu mencari Andreas. Bukankah paman mempunyai sebuah villa di Harbor. Villa itu tidak hanya perlu pin untuk membuka pintu, tidak perlu menggunakan kunci.

Dia tahu pinnya, lebih baik sembunyi di sana saja.

Grace Tang sangat cepat tiba di Harbor Villa. Grace Tang turun dari mobil dan masuk ke dalam kawasan villa.

Grace Tang berhenti di depan villa pamannya. Dia menilai sekitar, tidak menyadari ada yang aneh, jadi dia pun memasukkan pin dan masuk ke dalam villa.

Villa masih mempunyai bentuk semula, bersih, rapi, dan kelihatannya ada orang yang datang ke sini untuk bersih-bersih secara berkala.

Grace Tang tidak berani tidur di kamar dulunya. Karena di sini ada yang datang membersihkan secara berkala.

Dia memilih kamar paling kanan sebagai tempat tinggal sementara. Sampai nanti kalau pelayan datang, dia bisa membuka jendela dan bersembunyi di taman.

Sekarang jam 10 malam, pelayan seharusnya tidak akan datang. Grace Tang pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi.

Setelah dia mencuci dandanan yang menor dan berendam, dia keluar dari kamar mandi.

Memakai baju, Grace Tang merasa sedikit haus, dia pun bersiap ke lantai bawah untuk minum air.

Berjalan di lorong, tiba-tiba dia mendengar orang yang sedang mengobrol.

Dia terbengong. Memangnya di bangunan ini masih ada orang lain?

Grace Tang berjalan ke arah kamar yang terdengar suara itu dengan hati-hati. Seiring dengan mendekatnya dia, perbincangan semakin terdengar kencang. "Jangan marah lagi, yang patuh ya, aku minta maaf padamu."

Bukankah itu suara ayah brengseknya, Sebastian Qiao? Grace Tang terdiam, curiga pada pendengarannya yang salah. Sebastian Qiao mana mungkin datang ke villa paman?

"Aku tidak mau. Kemarin malam aku menyuruhmu menemaniku, tapi kamu terus menolak. Benar-benar membuatku kesal." suara wanita itu manja, sedikit familiar, tapi seketika Grace Tang tidak dapat ingat siapa itu.

"Sayang, aku benar-benar sangat sibuk. Muncul banyak masalah dalam perusahaanku akhir-akhir ini. Aku sangatlah sibuk, bukan sengaja mau mendinginkanmu." Sebastian Qiao menjelaskan.

"Cih! Kamu hanya tahu menggunakan alasan perusahaan. Memangnya bukan karena kamu mempunyai selingkuhan di luar? Aku beritahu ya, jangan berpikir untuk membohongiku. Aku tahu kamu mencari wanita lain lagi di luar sana."

"Bagaimana mungkin aku selingkuh di luar sana? Apa aku mempunyai waktu untuk itu? Semua itu hanya keperluan bisnis saja."

"Huh, kalian para pria selalu seperti ini. Selalu tidak dapat menahan bagian bawah tubuh kalian."

"Sayang, memangnya setelah mengatur bagian bawah tubuhku, kamu bisa puas?" Sebastian Qiao tertawa lebar, "Malam ini aku akan menggantinya dengan baik."