My Perfect Lady - Bab 139 Dalam Hati Terus Mengingatmu (2)

Dharius Ye menjenguknya semalam, namun pergi dengan marah, hingga saat ini juga tidak menelepon menanyakan kabar, jelas sedang menunggu dia untuk menghubunginya dulu.

Grace Tang ingin menciptakan sebuah kebetulan hari ini, bukan hanya menciptakan kebetulan, dia juga ingin berhubungan langsung dengan Dharius Ye di depan umum, ingin melihat apakah Sophia Lu masih bisa berpura-pura.

Grace Tang memilih waktu yang tepat untuk datang ke restoran barat, jadwal Dharius Ye sangat teratur, waktu itu adalah waktunya makan.

Ternyata benar ketika mobilnya berhenti di tempat parkir, terliihat mobil Dharius Ye datang.

Grace Tang tersenyum manis membuka pintu mobil, ketika ingin pergi menyapa, senyuman di wajahnya hilang seketika.

Dia melihat pintu mobil Dharius Ye terbuka, Sophia Lu berdandan cantik jelita keluar dari mobil.

Tadinya Grace Tang ingin berjalan menuju mobil Dharius Ye, melihat Sophia Lu turun dari mobil Dharius Ye, dia mengubah arah, dengan cepat berjalan menuju pintu masuk restoran, Fera Dan Andios Guan mengikutinya dari belakang.

Mereka bertiga dipandu duduk oleh pelayan, Fera dengan khawatir melihat raut wajah Grace Tang, melihatnya sedang tersenyum seolah-olah t idak terpengaruh sama sekali dengan kehadiran Sophia Lu dan Dharius Ye.

Dharius Ye dan Sophia Lu dipandu duduk di tempat yang tidak jauh dari mereka, dahi Dharius ye mengerut saat melihat Grace Tang.

Sophia Lu merasa sangat senang, dia tadi melihat jelas di tempat parkir, orang hina itu turun mobil dan berniat menyapa Dharius Ye ketika melihat mobil Dharius berada di belakangnya.

Karena melihat dia sehingga langsung putar haluan, sungguh senang membuat orang mati berdiri!

Grace Tang memesan menu utama, meminta salad sayur, sup seafood serta kue kentang, membuka sebotol Rafi, mengangkat gelas sambil tersenyum berkata kepada Fera:”Kak Fera, selamat keluar dari rumah sakit!”

Fera bersulang dengannya, Grace Tang menghabiskan araknya dengan sekali tegukan danasegera menuangkan lagi, Andios Guan sedikit khawatir, “Nona, kurangi sedikit minunnnya! Minum arak akan merusak urusan!”

“Tenang saja, takkan merusak urusan!” Grace Tang menghabiskan 1 gelas lagi baru mulai menyantap makanan.

Dia selalu tersenyum selama berada di sana, tidak terlihat kesal sama sekali.

Dharius yang melihatnya tersenyum bahagia merasa sangat kesal, dia tentu saja tidak bodoh hingga membawa Sophia Lu untuk merangsang Grace Tang.

Hari ini hanya kebetulan, Sophia Lu datang mencarinya di kantor, ingin menemaninya makan siang, Dharius Ye tidak memiliki alasan menolaknya sehingga mengajaknya kemari.

Tidak disangka malah bertemu Grace Tang, dia sangat kaget dan khawatir.

Takut dia cemburu dan mengajaknya ribut, tetapi saat melihat Grace Tang penuh senyuman, jelas sekali kekhawatirannya sia-sia.

Setelah makan siang, Grace Tang meninggalkan restoran bersama Fera dan Angios seolah-olah tidak terjadi sesuatu, di mobil Fera tidak bisa menahan diri memaki:”Sophia Lu si hina itu, sungguh pandai sandiwara. Selalu tersenyum penuh kemenangan.”

Grace Tang tersenyum memutuskan pembicarannya:”Kak Fera, aku saja tidak marah, untuk apa kamu marah?”

“Grace, jangan menahan emosimu dalam hati, akan terluka.”

“Aku tidak marah.” Grace Tang menggelengkan kepalanya, mungkin awalnya dia sedikit marah pada saat melihat Sophia Lu turun dari mobil Dharius.

Kemudian pikirannya terbuka, belakangan ini dia semakin tidak memperdulikan status sebagai pacar resmi maupun pacar gelap, tujuan utama mendekati Dharius Ye adalah untuk balas dendam, sekarang dia malah salah posisi.

Ini sungguh seperti gadis kecil yang masuk dalam perangka cinta, ternyata malah mengharapkan cintanya Dharius Ye, melupakan rencana yang harus dia lakukan.

Dia harus introspeksi diri baik-baik, hanya dengan demikian dia baru bisa kembali ke jalan benar dengan cepat.

Grace Tang menyuruh Andios menuju pusat pembelanjaan, dia menyuruh Andios menunggu di cafe, dia dan Fera mulai mengelilingi mall dengan santai.

Dia membelikan beberapa stel pakaian dan tas bermerk untuk Fera, berkeliling di mall selama 1 jam.

Grace Tang mencoba pakaian di ruang ganti, menyuruh Fera pergi ke cafe mencari Andios Guan, bilang mau pergi ke toilet.

Setelah melihat Fera pergi, orang yang memakai topi dan kaca mata hitam pergi dari bagian belakang mall secara diam-diam.

Grace Tang berjalan keluar pintu belakang dengan cepat, naik taxi menuju klinik pribadi di dekat mall.

Klinik ini khusus menangani perawatan tidak hamil, setelah masuk Grace Tang langsung menuju kantor kepala.

Dia berbincang 10 menit lebih dengan kepala klinik, kepala klinik segera keluar dari kantor untuk mengambil obat, menyerahkan sebungkus obat kepada Grace Tang.

Grace Tang menyerahkan setumpuk uang di atas meja kantor, dengan cepat keluar dari pintu belakang.

Perjalanan pulang pergi menuju cafe tidak lebih dari 1 jam, Fera merasa heran melihat dia datang:”Tadi kamu pergi kemana?”

“Ketemu teman, mengobrol sebentar.” Grace Tang tersenyum datar.

Fera tidak bertanya lagi, mereka bertiga kembali ke villa.

Pelayan telah menyiapkan kamar tidur Fera, dia sangat senang sekali, “Tidak disangka dalam hidup ini bisa tinggal di villa seindah ini, aku mati pun tidak menyesal!”

“Sembarangan bicara apa?” Grace Tang tersenyum, “Kita masih memiliki waktu panjang untuk dilalui bersama.”

“Oh ya, aku lupa kamu adalah penerus dari Seven Star, kelak aku ikut kamu makan enak minum arak!” Fera mengedipkan mata.

“Tentu saja, apa hubungan kita? Kita istirahat dulu, setelah makan malam kita cari kesenangan.”

“Cari kesenangan apa?”

“Nanti kamu tahu, sekarang istirahat dulu di kamar, aku lelah!” Grace Tang mengelus pinggangnya masuk ke kamar.

Dia mematikan suara handphone, tidur di atas ranjang.