My Perfect Lady - Bab 102 Pembunuh (2)

Dia melepaskan tangannya yang mengcengkeram Grace Tang karena kesakitan, Dharius Ye melayangkan tonjokan kedua, mendarat juga di matanya.

Dengan 2 kali tonjokan salah satu mata sang pria copot, hanya terdengar teriakan kesakitan.

Tangannya dengan serta merta menahan matanya, Dharius Ye sama sekali tidak berhati lembut, 1 tendangan mendarat di jantungnya, sang pria memuntahkan darah dan jatuh di lantai tanpa bisa bangun.

Grace Tang yang berhasil lepas dari maut mulai sadar. Segera menghampiri Dharius Ye:”Dharius, tanganmu……”

Pisau masih tertancap di lengan Dharius Ye, darah masih mengalir, namun wajah Dharius Ye tidak terlihat kesakitan sama sekali, malahan tersenyum kepada Grace Tang:”Apakah kamu baik-baik saja?”

“Saya……saya……”Rasa takut membuat Grace Tang memegang dadanya, jika tadi Dharius Ye tidak datang, tidak menghadang pisau ini dengan tangannya, saat ini seharusnya dia telah mati.

Dia melihat Dharius Ye dengan gugup, badannya gemetaran tak terkontrol.

Dharius Ye menjulurkan tangan merangkulnya,:”Jangan takut, ada saya!”

Suaranya sangat lembut, memandang Grace Tang dengan lembut juga, di dalam pelukannya, Grace Tang merasakan keamanan yang tidak pernah dirasakan.

Mereka saling memandang, Grace Tang bagaikan tersadar dari mimpi ingat tangannya yang terluka:”Tanganmu……segera ke rumah sakit!”

Dia memapah Dharius Ye berjalan 2 langkah, mendadak berhenti, “Kak Fera! Ampun! Tidak tahu bagaimana keadaan Kak Fera sekarang!”

“Di mana dia?”

“Dia di ruang istirahat.” Grace Tang lari menuju ruang istirahat, lari hingga pintu melihat Fera terbaring di lantai dengan sekujur tubuh berlumuran darah.

Grace Tang secepat kilat menghampiri:”Kak Fera! Kak Fera bangun!”

Sebuah tangan menepis Grace Tang, Grace Tang membalikkan kepala, melihat Max yang tidak tahu masuk kapan.

Dia menghela nafas lega ketika melihat Max, segera minggir membiarkan Max mengendong Fera lari menuju ke luar, Grace Tang ikut keluar, di depan pintu bertemu Dharius Ye yang tangannya masih meneteskan darah, pisau masih tertancap di lengannya.

Grace Tang menjulurkan tangan memapahnya,”Sangat sakitkah? Kita segera ke rumah sakit!”

Dharius memeluk pinggangnya dengan tangannya yang lain,”Jangan khawatir, cowok kamu bukan Lin Dai Yu, tidak selemah itu.”

Hati Grace Tang menghangat, dia mengira hatinya telah sekeras batu dari dulu, sedingin es yang telah membeku ribuan tahun, tidak disangka hatinya menjadi lembut saat ini. Di rumah sakit, Fera sedang diselamatkan, Dharius Ye sedang menjalani operasi, Grace Tang membelakangi tembok, matanya melihat ruang operasi tanpa daya.

Ada suara pembicaraan suster yang terdengar olehnya:”Ya Tuhan, saya tidak pernah melihat pria seberani dan sehebat ini!”

“Ya, saya juga tidak pernah bertemu, saya berani katakan dia adalah pria yang paling hebat yang saya temui dalam seumur hidup ini!”

“Tidak tahu siapa yang menusuknya, saya sumpahi seluruh keluarganya!”

“Dia sangat kuat, ditusuk orang tanpa bersuara, daya tahannya sangat bagus.”

Grace Tang tahu yang mereka bahas adalah Dharius Ye, dia memang tidak pernah menyangka Dharius Ye akan setahan ini.

Sepanjang perjalanan kemari tidak terdengar dia mendesah sedikitpun, sebaliknya malahan menghiburnya dan menenangkannya untuk tidak takut.

Grace Tang tahu dia bukan sedang bersandiwara, dia sungguh khawatir padanya, khawatir dia trauma.

Muncul perasaan aneh dalam hatinya, perasaan yang sangat spesial, sepertinya sangat hangat, seperti menemukan dermaga yang aman……

Mencintai seseorang hingga mencapai klimaks akan bersedia mengorbankan nyawa untuknya, sejak dulu dia menganggap Dennis Lu adalah orang yang paling mencintainya.

Dennis Lu juga pernah bersumpah akan mengabaikan segalanya demi dia, mengatakan bahwa dia adalah seluruhnya baginya.

Namun kenyataanya sungguh konyol, Dennis Lu berselingkuh darinya, bahwa membuat nyawanya hampir melayang.

Grace Tang bersumpah takkan percaya ucapan pria manapun semenjak ingatannya kembali, juga takkan tergerak hatinya untuk pria manapun.

Namun setelah Dharius Ye menghadangi 1 tusukan untuknya hari ini, Grace Tang menyadari dirinya bimbang.

Apa yang tidak dihayatinya pada Dennis Lu justru dihayatinya pada Dharius Ye, dia tidak pernah bersikap lembut, selalu memasuki kehidupan Grace Tang secara paksa.

Dia terus mengatakan akan memanjakannya dan menyayanginya, Grace mengira hanya lelucon, namun tindakan dia membuktikan dia tidak berbohong.

Suara langkah kaki terdengar, Max berwajah muram tanpa bersuara dan berdiri di seberangnya, dia memandang Grace Tang tanpa ekspresi.

Grace Tang menyadari pandangannya, dia merasa sedikit takut.

Sekian lama dia bersama dengan Dharius Ye, Max selalu membisu, dia tidak pernah mendengar Max bersuara.

Juga tidak pernah melihat Max memiliki ekspresi wajah, ekspresi wajahnya selalu biasa, tetapi hari ini dia merasakan kekesalan di mata Max.

Grace Tang tahu Max sangat tidak suka padanya saat ini, karena Dharius Ye terluka gara-gara dia, Max menyalahkan dia, Dharius Ye adalah langit bagi Max, sedangkan dia tidak berarti apapun. Sepotong kulit Dharius Ye bahkan lebih berarti daripada nyawanya.

Grace Tang menggigit bibirnya berkata dengan suara serak:”Maaf! Saya tidak tahu akan seperti ini.”

“Kamu tidak perlu minta maaf kepadaku!” Max tersenyum dingin.”Nona Grace, saya ingin menghadiahkanmu 1 perkataan.”

“Apa?”

“Semoga suatu hari ketika tuan muda kami bertemu bahaya, kamu juga bisa mempertaruhkan nyawa untuk melindunginya!”

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu