My Perfect Lady - Bab 89 Orang Yang Menjebaknya Dulu(1)

"apa? Siapa yang melakukannya?" Ekspresi Evans langsung berubah marah.

Dharius juga mendengarkannya, dia tersenyum dan sama sekali tidak peduli, "Adik ketujuh kamu sibuk dulu, aku pergi duluan."

"Baik, kakak dan kakak ipar hati-hati dijalan!"

Dharius menyalakan mobil dan pergi, ekspresi Grace sedikit memucat, tadi suara serak didalam telepon Evans mengapa bisa begitu familiar?

Dia ingat bahwa waktu itu wajahnya dihancurkan dan dilempar kedalam laut, dia juga mendengar suara ini, apakah orang ini adalah orang yang waktu itu memukulnya hingga pusing dan merusak wajahnya serta melemparkannya kelaut?

Sampai saat ini dia hanya tahu bahwa orang-orang itu adalah bawahan dari Dharius, "Tempat Tuan Ketujuh dicari masalah mengapa kamu tidak panik?"

"Apakah aku sempat panik>" Dharius tersenyum, "Kejadian seperti ini terjadi setiap hari, aku sudah terbiasa."

"Benarkah? Aku merasa sangatlah mengerikan." Grace berlagak seperti takut, "Meskipun aku sudah lama di Royal Night Club begitu lama, tapi aku tetap saja tidak bertemu dengan kejadian seperti ini, tempatnya dihancurkan apakah akan mengerikan sekali, apakah ada orang yang mati?"

"Masih tidak separah hingga mati, tapi pasti akan ada orang yang terluka." Dharius tersenyum.

"Apakah kejadian hari ini parah apa tidak? Oh iya, apakah orang yang menelepon Tuan Ketujuh adalah orang dari Kota C?"

"Telingamu lumayan tajam." Dharius tersenyum.

"Suara orang itu sangat aneh, seperti tenggorokannya terselek karena asap, aku merasa aneh mendengarkannya."

"Iya, memang sedikit begitu."

"Apakah dia adalah penanggung jawab kota C?" Grace menebak orang itu adalah penanggung jawab kota C, lalu dia bertanya lagi, "Waktu itu aku bermain ke kota C, aku bertemu dengan penanggung jawabnya, sepertinya bermarga Wang kan?"

"Bukan." Jawab Dharius, "Orang ini seharusnya dari kota A."

"Kota A?"

"Iya, bukankah kamu bilang suaranya sangatlah aneh? Aku ingat dengannya juga karena suaranya, dia seharusnya mengatur Shappire, aku tidak tahu detailnya, urusan kecil ini diatur oleh orang bawah sana, hal yang sedikit besar baru dilapor ke adik ketujuh."

Perkataan Dharius membuat Grace mengepalkan tangannya, penanggung jawab di Shapphire Night Club, sepertinya orang ini memang mungkin adalah orang yang waktu itu mencelakainya.

Baik iya atau tidak, dia harus pergi mengeceknya, dia harus mencari kesempatan untuk mengecek identitasnya, untuk memastikan apakah orang ini adalah pembantu Sophia dan Wilona atau tidak.

Setelah kembali ke villa, Grace mandi di bathtub, Dharius memeluknya dan berhubungan intim, seusai itu, Grace menyipitkan matanya dan berakta, "Besok aku ingin main ke kota A bersama Kak Fera."

"Apa yang seru di kota A? Jika ingin main aku bawa kamu keluar negeri untuk bermain ke las vegas ataupun Swiss aja." Dharius tidak berencana untuk membiarkannya pergi ke kota A.

Grace menebak bahwa tempat itu adalah wilayah milik Sophia, Dharius tidak membiarkannya pergi karena takut identitasnya diketahui.

Semakin Dharius tidak menginginkannya pergi, dia semakin ingin pergi, penyabarannya sebelumnya karena tidak tahu sikap Dharius, tapi sekarang sudah tahu Dharius suka dengannya, dia harus mulai menjalankan rencananya.

Ke kota A wajib pergi, tidak hanya untuk pergi mengecek apakah orang yang bertanggung jawab atas Sapphire adalah orang yang melukainya atau tidak, dia juga harus pergi bertemu dengan ayahnya Sebastian Qiao, dan ibu dari Wilona, Rissa yang mana awalnya adalah pelakor.

Mereka sudah terlalu nyaman selama dua tahun, sudah saatnya untuk mencari masalah mereka.

Pikir Grace dalam hati, dia sambil merangkul pinggang Dharius dan manja, "Aku tidak ingin keluar negeri, aku mau pergi ke kota A, aku suka kota A, aku sudah lama janjian dengan kak Fera."

"Kamu ini, apa bagusnya kota A? Aku merasa bahwa disana tidak ada yang seru."

"Siapa yang bilang kota A tidak baik, aku merasa bahwa tempat itu lumayan bagus, gunungnya baik airnya baik, cuacanya juga, aku ingin menetap disana." Grace mencibir.

"Baiklah, jika kamu mau pergi maka pergi saja, tapi ingatlah untuk pulang lebih awal." Dharius mengalah.

"Aku akan kembali dengan segera." Grace mencium wajah Dharius, "Saat aku tidak ada, kamu harus tenang sedikit, tidak boleh terlalu mesra dengannya, jika aku tahu...."

"Aku tahu, dasar cemburuan." Dharius mengulurkan tangan untuk mencubit hidung Grace, "Aku akan menjaga badanku untukmu."

Dharius tertidur lelap, tapi Grace sama sekali tidak ada rasa mengantuk, besok dia akan pergi ke kota A, dia harus memikirkan semua hal sekali lagi.

Sekali pergi ke kota A, dia tidak akan kembali ke kota B lagi, semua hal didalam rencananya akan dimulai, hanya saja langkah mana dulu.

Baik langkah manapun dulu, bagi Grace semuanya adalah awal yang baru, dikota B semuanya hanya adalah urusan kecil, dikota A lah pusat dari medan pertempurannya.

Ini adalah sebuah perang tanpa asap, semua orang yang dia hadapi adalah bajingan yang tidak berperi kemanusiaan yang licik dan tidak tahu malu.

Sekali tidak berhati-hati dan akan langsung membuatnya mati, namun Grace tidak takut, bagi orang yang sudah pernah mati sekali, sudah tidak ada hal yang bisa membuatnya takut.

Langkah untuk membalas dendam tidak akan terhenti, dia masih saja akan maju dengan berani seperti biasanya.

Keesokan harinya, Grace merapikan koper dan menyetir mobil Dharius untuk pulang ke a[artemen, Fera sudah lama merapikan koper dan menunggunya disana.

Sekali Grace pulang, dia lansung mengambil kopernya dan naik keatas mobil Grace, Grace menyalakan mobil dan Fera menatapinya, "Grace, ini tidak ada apa-apa mengapa kamu tiba-tiba ingin ke kota A?"

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu