My Perfect Lady - Bab 273 Ahli Snooker (2)

Wirnando menang dengan mudah, dia pun duduk dan minum segelas teh, "Dharius bukannya mengaku dirinya sebagai ahli snooker? Kamu mengikuti dia kenapa tidak belajar sedikit keahlian? Main sejelek ini?"

Grace dengan santai meminum jus, tidak menjawab.

Wirnando termasuk ahli snooker, tapi Grace ingin menang darinya, juga bukanlah hal yang tidak mungkin, mereka berdua lagi-lagi main satu set, tetap Wirnando yang menang, ketika bermain dengan Dharius, Wirnando tidak pernah menang.

Karena main Snooker, Dharius sering mengambil tidak sedikit barang-barang bagus, dia sudah pasti tidak berharap menang dari Dharius, tapi bukannya bisa menang dari perempuan miliknya ini?

Lebih baik mengambil kesempatan, malam ini mengambil kembali barang-barang yang pernah diambil oleh Dharius.

Berpikir seperti ini, Wirnando seketika bersemangat, tanpa malu berkata mau berlomba dengan Grace, Grace menolak: "Aku tidak bisa menang darimu, bagaimana bisa berlomba?"

"Malam ini aku yang menentukan peraturan, kamu harus patuh!" Wirnando berkata tidak masuk akal.

Grace terpaksa setuju, mata Wirnando menyipit, malam ini, pertama-tama harus cari cara mengambil kembali mobil sport limited edition yang sebelumnya diambil Dharius darinya: "Hadiah satu set ini adalah sebuah Bugatti limited edition."

Grace mengerutkan kening, "Kalau limited edition, bagaimana membeli hadiah ini?"

"Kamu tidak perlu memikirkan beli dimana, yang penting ini hadiahnya, demi menghindari kamu melanggar janji, kamu tanda tangan dulu."

Pelayan di tempat billiard pun mengantarkan kertas dan pulpen, Wirnando dengan serius menyuruh Grace menandatangani perjanjian, dia juga tanda tangan.

Dia berbuat seformal ini hanya demi pengakuan Dharius, sedangkan Grace kaget melihat dia seformal ini.

Mobil itu hanya diproduksi 8 buah di seluruh dunia, dia tidak punya kemampuan untuk mendapatkan mobil itu, demi tidak kalah, dia tentu saja harus mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Oleh karena itu, hasil set ini, Wirnando kalah.

Wirnando merasa dia kalah tanpa disadari, jelas-jelas dia bisa menang? Kenapa terakhir malah kalah?

Wirnando mulai mengganti peraturan, berkata harus mengikuti aturan lomba profesional, satu babak 19 set, 10 kemenangan.

Set kedua Wirnando menang, kemudian set ketiga dia kalah, dia dan Grace terus bermain.

Sampai langit sudah cerah, mereka berdua terus saling mengejar, set terakhir Grace tidak memberinya kesempatan, Wirnando belum sempat memainkan apa-apa, Grace sudah menang.

Wirnando memelototi Grace, ekspresinya kaget, "Mana mungkin?"

Grace duduk dan minum teh: "Direktur Gu, kamu berhutang sebuah mobil sport padaku!"

Kalah telak seperti ini, Wirnando tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia yang membuat peraturan ini, terlalu memalukan kalau dia melanggar janji, oleh karena itu dia pun berjalan keluar bersama Grace dari tempat billiard dengan ekspresi sedih.

Mereka berdua kembali ke hotel pemandian air panas, Wirnando dan Grace tinggal di lantai yang sama, mereka berdua keluar bersama dari lift, Wirnando menyalakan ponselnya tanpa semangat, kemudian ada telepon masuk tanpa henti.

Dia melirik Grace sebentar kemudian berjalan pelan selangkah, Grace melihat gerakannya pun tahu dia tidak ingin orang lain mendengar pembicaraannya.

Grace dengan cepat berjalan ke arah kamarnya, ketika masuk ke kamarnya, dia mendengar Wirnando yang di belakangnya berkata emosi: "Bertanya apa? Suasana hatiku sekarang sangat buruk, 1 milyar yuan, tidak boleh kurang satu sen pun, transfer sekarang juga!"

Dharius pun tertawa tidak berdaya: "Bukannya kamu bilang tidak mau uang lagi?"

"Tidak mau uang? Orang bodoh baru tidak mau uang, cepat!"

"Apa yang terjadi?" Wirnando yang seperti ini membuat Dharius merasa telah terjadi hal yang tidak baik.

"Jangan peduli apa yang terjadi, pokoknya segera transfer uang!" Selesai mengatakan hal ini, Wirnando dengan emosi menutup telepon.

Dharius merasa bingung, setelah keluar dari bar, Grace dan Wirnando pun menghilang, ditelpon juga tidak ada yang angkat, dia menelepon karena khawatir, siapa yang menyangka, Wirnando malah emosi seperti itu.

Firasatnya berkata ketika menghibur Grace, tidak mendapatkan keuntungan apapun, menurut pemahamannya terhadap Wirnando, kalau misalnya mendapatkan keuntungan, pasti Wirnando akan tertawa dan mengejeknya, bukan emosi seperti tadi.

Sesuai perkiraannya, dua jam kemudian, Max datang memberitahu dia: "Kemarin malam, Nona Tang dan Tuan muda Gu bermain Snooker semalaman, Tuan muda Gu kalah dan berhutang sebuah mobil Buggati limited edition."

Mendengar laporan ini, Dharius pun tertawa, akhirnya mengerti kenapa Wirnando begitu gusar.

Wirnando mengajak Grace bermain Snooker pasti ingin mengambil kembali mobil yang kemarin dia ambil dari Wirnando, sekarang malah tidak hanya tidak berhasil, malah rugi.

Melihat Dharius tertawa, Max juga ikut tertawa, "Tuan muda Gu bermimpi juga tidak menyangka bisa kalah di tangan Nona Tang, kali ini dia pasti kesal setengah mati!"

"Benar, anak ini kenapa semakin lama semakin licik dan tidak bermoral, bahkan menindas perempuan." Dharius menggeleng-geleng kepalanya.

"Tidak disangka keahlian Snooker Nona Tang begitu bagus, lain kali Tuan muda sudah punya lawan." Max melanjutkan, "Orang-orang berkata buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Nixon Tang sangat ahli dalam Snooker, tidak disangka Nona Tang juga mewariskan kelebihan ini."

Kata-kata ini membuat senyuman Dharius menghilang seketika, dia tiba-tiba teringat sesuatu, Grace bukannya selalu berkata bahwa dia terus berlari kesana kemari demi hidup? Kalau memang seperti itu, dia kenapa ada waktu berlatih billiard?

Apakah dia bisa Snooker tanpa belajar?

Dharius berpikir dalam hati, Max di samping tiba-tiba lagi-lagi berkata: "Nona Tang benar-benar sangat bertalenta, orang yang berjuang demi hidup bisa-bisanya begitu bertalenta seperti dia, sangat jarang."

Kening Dharius berkerut, Grace bertalenta, hal ini benar, dulu dia juga tidak pernah curiga, tapi sekarang dipikir-pikir, tiba-tiba merasa ada yang aneh.

Bahasa Prancis Grace sangat bagus, bahasa inggrisnya juga sangat lancar, keahlian piano dan menarinya juga sangat bagus, dia pernah mendengar Grace memainkan Simfoni no.5, sama sekali tidak kalah dari para pianis profesional.

Dharius tidak percaya Grace hanya belajar 2 tahun di Kingston bisa memiliki standar setingi itu, selain piano, dengar-dengar dia juga bisa bermain alat musik lain.

Grace belajar di Kingston hanya 2 tahun, mana mungkin di waktu sependek ini bisa belajar sebanyak ini? Dan juga standar setiap keahliannya begitu tinggi.

Hanya ada satu kemungkinan, sebelum ini, Grace sudah mempunyai dasar yang bagus, tapi dia bukannya terus berkata hidupnya sangat susah?

Orang yang hidupnya susah, kenapa punya uang dan waktu untuk belajar semua ini?

Di dalam pikirannya tiba-tiba muncul mata Grace dan Ashley yang mirip, Grace tidak punya tenaga dan uang untuk mempelajari semua ini, tapi untuk Ashley Qiao, ini sama sekali bukanlah masalah.

Di awal dia menjalin hubungan dengan Sophia Lu, dia pernah mendengar Sophia memuji Ashley Qiao, berkata Ashley adalah seorang jenius, piano, seni tari, kaligrafi, catur go, snooker, mempelajari semua yang dia lihat, tidak ada yang tidak bisa dia pelajari.

Tidak tahu mengapa, pelipis Dharius berdenyut, kaligrafi! Catur go!

Kalau ada kesempatan dia harus mencoba melihat kemampuan Grace dalam kaligrafi dan catur go.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu