Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 112 Kenapa Kamu Tidak Duduk Disini (2)

Namun, kali ini Jiang Shutong mengerti niat Gu Mingcheng, jadi acara makan kali ini sebenarnya untuk mengingatkan Jiang Shutong dan Xu Maoshen harus menjaga jarak.

Dia bisa melihat ada pesan tersembunyi dalam senyuman Gu Mingcheng.

Tapi Jiang Shutong tidak berbuat apapun dengan Xu Maoshen, lalu kenapa dia harus mengingatkannya seperti itu?

Dia masih belum tahu kalau gosip dia berciuman dengan Xu Maoshen di kantor sudah sampai ke telinga Gu Mingcheng ----

Dia melirik Xu Maoshen dengan canggung.

Xu Maoshen pun menjawab, “Menyuruhnya datang kemari? Boleh juga, dengan begitu empat orang terasa lebih ramai.”

Tatapan Gu Mingcheng beralih ke Jiang Shutong, “Kenapa kamu tidak duduk kesini?”

Gu Mingcheng telah memesan sebuah meja bundar yang besar dan kursinya banyak, dan tadi Xu Maoshen dengan Jiang Shutong datang berbarengan, tanpa disadari mereka berdua duduk berdekatan, Jiang Shutong duduk di sebelah Xu Maoshen, jadi ada jeda satu kursi kosong dengan Gu Mingcheng.

Orang bilang, posisi tempat duduk berarti melambangkan posisi orang di hatimu itu jauh atau dekat.

Gu Mingcheng sudah lama mendengarnya pepatah ini.

Jiang Shutong sendiri pun merasa tempat duduknya ada yang tidak beres, jadi dia berdiri kemudian duduk disamping Gu Mingcheng, sehingga kursi di kiri dan kanan Xu Maoshen kosong.

Xu Maoshen kemudian menelepon Nie Mingming dan memintanya datang.

Gu Mingcheng meneruskan pesanannya, lalu bertanya, “Jiang Shutong, kamu suka makan apa?”

“Aku tidak pilih-pilih, apa saja boleh.” Jiang Shutong asal menjawab.

“kamu bagaimana, Tuan Xu?” Gu Mingcheng menatap Xu Maoshen.

“Aku juga sama.”

Bagaimanapun juga Xu Maoshen adalah orang yang berwawasan luas dan cerdas, dia sudah tahu kalau ada niat terselubung di acara makan kali ini, meskipun dia tidak tertarik pada Nie Mingming, namun dia tetap saja mengiyakan permintaan Gu Mingcheng untuk memintanya datang!

Nie Mingming adalah orang yang polos, setelah tiba dia dan Gu Mingcheng mengobrol dengan gembira, sedangkan Xu Maoshen dan Jiang Shutong malah kebalikannya, mereka tahu niat Gu Mingcheng, jadi mereka tidak banyak bicara, Jiang Shutong malah terus makan.

Jiang Shutong terus memperhatikan tatapan mata Nie Mingming pada Xu Maoshen, meskipun dia melakukannya diam-diam wajahnya tetap saja memerah, seperti seorang gadis kecil yang baru pertama kali jatuh cinta, Nie Mingming duduk disamping Xu Maoshen dan terus bercerita kepada Gu Mingcheng tentang hal menarik yang terjadi di departemennya.

“Bagaimana kabar kakakmu?” Gu Mingcheng bertanya.

Nie Yingying? Jiang Shutong terpaku dan tanpa sadar cara makannya mulai agak lambat.

“Kakakku ya? Belakangan dia cukup sibuk, soalnya dia kan dokter, lagipula kami berdua sejak kecil jarang berhubungan, anda juga tahu, Tuan Gu.” Sepertinya Nie Mingming juga pasrah akan hubungannya dengan sang kakak.

Setelah acara makan yang tiap orangnya punya pikiran tersendiri, Gu Mingcheng berkata pada Xu maoshen, “Apakah kamu tidak mengantarkan Mingming pulang?”

Hari ini, posisi Xu Maoshen di hadapan Gu mingcheng seperti lebih rendah, dan dia mengiyakannya.

Setelah Xu Maoshen dan Mingming pergi, Gu Mingcheng menarik tangan Jiang Shutong dan masuk ke mobil.

Mobilnya mengarah ke rumah Jiang Shutong, dan di jalan Gu Mingcheng bertanya, “Apakah kau sudah mengerti tujuan acara makan kali ini?”

“Awalnya tidak berpikir sampai kesana, namun belakangan aku sudah mengerti!” Jiang Shutong menjawab dengan nada datar.

Menghadapi niat tersembunyi Gu Mingcheng, Jiang Shutong merasa sedikit banyak tidak bisa berbuat apa-apa, namun ada satu hal yang tidak dia mengerti : Tidak ada hal yang terjadi antara Xu Maoshen dengan dirinya.

Jadi, dia balik bertanya, “Tapi aku tidak mengerti, kenapa kamu punya pikiran seperti itu.”

Gu Mingcheng berdeham dengan dingin, “Masih tidak mengerti juga?”

Jiang Shutong menjawab dengan “Ehn.”

“Kalau tidak mengerti, maka pikirkan pelan-pelan.”

Setelah dia mengantarkan Jiang Shutong pulang, Gu Mingcheng pun segera pulang kerumahnya tanpa memikirkan masalah dan perselisihan yang terjadi.

Dua hari yang lalu Lu Zhiqian menelepon untuk mengabarkan kalau dia sudah mendapatkan proyek yang diincar, tapi yang menandatangani kontrak harus penanggung jawab dari perusahaan tersebut, dan waktu tanda tangan kontraknya adalah jam tiga sore, waktunya sangat mendesak, kemudian Lu Zhiqian bertanya pada Jiang Shutong apakah dia bisa datang ke Shanghai, Lu Zhiqian akan mengganti uang tiketnya.

Jiang Shutong mendengarkan dengan kening berkerut, padahal awalnya dia tidak ingin Lu Zhiqian menumpang dengan bisnis ayahnya, dia tidak ingin berhubungan terlalu banyak dengan Lu Zhiqian, namun sekarang ini, sepertinya dia tidak bisa menghindar.

Awalnya dia ingin menolak, namun begitu mendengar isi kontrak tersebut, Jiang Shutong pun berpikir kalau sepertinya dia bisa bertanya pendapat orang itu dulu, apalagi dia tidak pernah terlibat dalam urusan dealing bisnis seperti ini, ada banyak detail-detail dan peraturan yang dia tidak mengerti.

Tak disangka handphone Gu mingcheng tidak aktif, sedangkan Lu Zhiqian terus menunggunya karena waktunya sudah mepet.

Jiang Shutong pun dibuat pusing karenanya, kemudian Xu Maoshen melihat dan bertanya padanya, Jiang Shutong pun menceritakan asal mula urusan tersebut dan isi kontrak kerjanya juga, dia bilang ke Xu Maoshen kalau telepon Gu Mingcheng tidak aktif dan ditelepon ke kantornya juga tidak ada yang angkat, sehingga dia merasa bingung.

Xu Maoshen berpikir sejenak, “Karena Mingcheng telah menyuruhmu untuk menanda tangani kontrak ini, dia pasti sudah mempertimbangkan konsekuensinya, ayo jalan, aku akan temani kamu pergi ke Shanghai, aku akan menunggumu diluar sementara kamu menanda tangani kontrak.”

Perasaan Jiang Shutong seperti sudah minum sebuah obat penenang, jadi dia membeli tiket pesawat dan pergi ke Shanghai dengan Xu Maoshen.

Sebelum naik ke pesawat, sekali lagi Jiang Shutong menceritakan semua detailnya ke Gu MIngcheng, serta memberitahukan keputusan Xu Maoshen dan dirinya, dan bertanya pada Gu Mingcheng apakah boleh seperti itu atau tidak?

Dia sendiri berpikir pasti bisa, karena pemikiran dia dan Xu Maoshen sama.

Setelah mereka berdua selesai mendiskusikan rencana, Xu Maoshen pergi ke tempat yang agak gelap dan tidak muncul untuk jaga-jaga kalau ada keadaan yang membahayakan, apalagi Lu Zhiqian adalah orang yang licik.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu