Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 77 Menginginkannya? 2

Ini adalah hari terakhir dia di Shanghai bersama Gu Mingcheng, kamar hotel mereka berdua bersebelahan.

Setelah Xu Maoshen berkata kepada Jiang Shutong bahwa Gu Mingcheng memiliki tempat, kemudian dia baru memberi tahu kepada Gu Mingcheng, tujuan yang simple, yaitu menggabungkan mereka berdua.

Dia tidak menyangka hal ini akan berubah menjadi seperti ini, Jiang Shutong pasti sangat sedih.

Ketika Jiang Shutong turun ke lantai bawah, dia bertemu seseorang di lobi hotel, sangat tidak asing, Jiang Shutong berpikir sangat lama, dan baru sadar wanita ini siapa——Shu Yao.

Dia mengenakan tanktop, pinggangnya dirangkul erat oleh seorang bule, awalnya Jiang Shutong membandingkan dengan foto, merasa Shu Yao agak mirip dengan dirinya, tapi setelah dilihat lagi, sebenarnya tidak mirip sama sekali, Shu Yao terlihat genit, sedangkan dirinya sendiri tampil anggun, Shu Yao terlihat aktif dan ceria, sedangkan dia lebih kalem——

Dengan begitulah Jiang Shutong menatap Shu Yao.

Shu Yao merasa ada yang melihatnya, kemudian dia melihat kearah Jiang Shutong.

Jiang Shutong melihat Shu Yao, suasana hatinya terasa agak sedikit berantakan.

"Nona Shu Yao, apakah aku bisa berbincang denganmu?" kata Jiang Shutong.

Menghadapi seseorang dijalan yang dapat memanggil nama sendiri dengan benar dan jelas, Shu Yao merasa penasaran dan tertarik, dia berbicara beberapa kalimat bahasa Inggris kepada bule yang ada disampingnya, dan kemudian bule itu naik ke lantai atas.

Shu Yao dan Jiang Shutong duduk di lobi hotel.

"Mohon maaf, bagaimana anda bisa tahu namaku?" Shu Yao menatap Jiang Shutong dengan penuh tanda tanya.

Jiang Shutong tertawa dingin sejenak, tidak mungkin dia selalu merasa diri sendiri dikalahkan oleh sebuah foto, ini terasa seperti merusak wajahnya sendiri.

"Apakah Nona Shu Yao tidak merasa bersalah terhadap siapapun itu?" Jiang Shutong mengucapkan beberapa kalimat, "Dia demi dirimu, sampai mencari seorang wanita yang mirip denganmu, berharap bahwa setiap harinya dia bisa melihat dirimu, merindukanmu, tapi kamu, lupa dengan cinta lama, terlihat sangat senang dan bahagia bersama dengan yang baru."

Dia berkata sampai Shu Yao bingung sejenak.

"Beberapa tahun ini aku merasa bersalah terhadap banyak orang, sebenarnya anda sedang mewakili siapa untuk berbicara?" Shu Yao memeluk sepasang lengannya didepan dada, dengan raut muka yang biasa saja tanpa masalah apapun.

Raut muka yang biasa saja seakan tidak ada masalah apapun itu membuat Jiang Shutong merasa kesal, "Gu Mingcheng."

Shu Yao akhirnya baru tersadar, "Oh, maksudmu Presdir Gu. Kamu orang diutus oleh Ibunya?"

Shu Yao melirik sambil menyelidiki Jiang Shutong, dan sepertinya akan muncul jawaban dari raut mukanya Jiang Shutong.

Jiang Shutong tidak mengerti, hubungan percintaan pria dan wanita, mengapa Shu Yao harus melibatkan kesedihan?

Tetapi dipikir-pikir lagi, masalah Shu Yao dan Gu Mingcheng sudah lewat bertahun-tahun, lagipula Shu Yao sudah ada pacar baru, jika dia kembali bersama Gu Mingcheng, sepertinya agak sulit, dan untuk apa dia berkorban demi orang lain, lagipula, dia tadi sudah cukup membuat malu dirinya sendiri.

Lucu sekali, dia sendiri sudah sulit untuk menjaga diri sendiri, dan sekarang malah terpikir untuk membantunya mengembalikan pacarnya yang dulu, apa statusnya? Sampai harus mewakili Gu Mingcheng untuk mencari cintanya yang dulu.

Jiang Shutong semakin merasa dirinya terlalu mempedulikan hal yang tidak jelas, membangkitkan diri dan pergi.

Tersisa Shu Yao sendiri, bingung, wanita ini, nama pun tidak tahu, sungguh aneh!

Tiba-tiba dia teringat akan suatu hal: Wanita ini tadi membahas Gu Mingcheng, dan lagi, dia pergi keluar dari hotel ini, apakah Gu Mingcheng ada di dalam hotel ini?

Ketika terpikir hal ini, hatinya agak takut, kemudian, dia bertanya ke resepsionis hotel, apakah ada seorang klien bernama "Gu Mingcheng".

Wanita resepsionis di hotel tidak mengecek sama sekali, kemudian berkata, "Iya, Presdir Gu ada di hotel kami."

Ketika Shu Yao mendengarnya, dia langsung bergegas menelepon bule tadi, menyuruhnya berkemas, dan segera turun.

Ketika bule tersebut mendengarnya, dia agak terkejut, dan bertanya, "Ada apa? Tengah malam begini, mau tinggal dimana?"

"Keluar terlebih dahulu baru kita pikirkan, penagih hutangku ada disini, tidak mungkin aku tidak pergi!" Shu Yao sangat tegang, seperti seorang pencuri, sangat berhati-hati, sambil melirik keadaan sekitar, hingga cctv yang ada didalam hotel, dia melihat berkali-kali, takut jika Gu Mingcheng dapat melihatnya, seperti menjadi seorang pengecut, dia sudah pernah merasakannya, sangat buruk.

Sampai pada saat bule itu membawa turun barang-barang Shu Yao, dia baru meghela napas lega, dan bertanya kepada bule itu apakah sepanjang jalan ada orang yang melihatnya, bule itu berkata bahwa dia selalu berada didalam kamar, tidak ada yang melihatnya.

Shu Yao dengan gesitnya memproses check out kamar, kemudian bule itu menghilang di tengah malam, naik ke taxi, Shu Yao menepuk dadanya dengan perasaan yang masih tidak tenang.

Di hari kedua Gu Mingcheng dan Xu Maoshen kembali ke Shanghai, didalam pesawat, tatapan Gu Mingcheng selalu mengarah ke luar jendela pesawat.

Xu Maoshen mengetahui bahwa dia mempunyai masalah, suasana hati yang buruk, dan tidak berkata apapun.

Perihal perjanjian kontrak dengan Jiang Shutong, diurus oleh sekretaris Gu Mingcheng.

Jiang Shutong sadar, ini bukanlah tipe kontrak yang memiliki pihak penanggung jawab, tetapi ini sangat-sangat menguntungkan Jiang Shutong, 80% keuntungan di berikan kepada Gu Mingcheng, tidak disebutkan limit waktu, seperti ada perasaan sejenis "berikan jika ada, tidak ada juga tidak apa-apa", Jiang Shutong menandatanganinya.

Ketika surat perjanjian kontrak dikirim ke perusahaan, sang sekretaris memberikan surat perjanjian kontrak itu kepada Gu Mingcheng.

Pada umumnya, konfirmasi tentang perjanjian kontrak merupakan tugas dari bagian hukum perusahaan, Gu Mingcheng tidak menanganinya, tetapi kali ini, dia melihatnya dengan sangat serius, terutama ketika melihat di bagian bawah dimana terdapat tanda tangan Jiang Shutong, dan dia akhirnya mulai semangat.

Sekretarisnya tidak pernah melihat Gu Mingcheng dengan raut muka seperti itu.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu