Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 236 Sudah Gatal, Dan Harus Diberi Pelajaran

Jiang Shutong tidak tenang, malam hari dia tidak tinggal di rumah, jika Jiang Linian baik-baik saja, setelah makan malam dia akan pulang ke rumah Gu Mingcheng

Jiang Linian sangat mengkhawatirkan keadaan Gu Mingcheng, menanyakan bagaimana pekerjaannya, seperti perhatian seorang ayah mertua kepada menantunya.

Tidak ada yang perlu dikatakan tentang pekerjaan Gu Minghcneg, Jiang Shutong mengatakan hari ini hatinya sedikit khawatir, dan mengatakan kekhawatirannya bukan tidak beralasan, orang-orang selevel Gu Mingcheng memiliki kepercayaan diri di masa depan.

“Keluarga Qiao? Keluarga Qiao Sinian?”tanya Jiang Linian.

“Ehn.”

Awalnya hari ini hati Jiang Shutong tidak ada apa-apa, tetapi kali ini, Gu Mingcheng tiba-tiba tidak ada, dia sedikit khawatir.

Dulu Qiao Sinian adalah partner kerja Gu Qingyuan, kemampuannya pasti hebat. Dan dia terus bersembunyi, Gu Mingcheng bersinar terang, dia di kegelapan, Jiang Shutong tidak tahu dia akan menggunakan trik apa!

Jiang Linian hanya berkata “Ehn” “Ehn”.

Jiang Shutong tidak peduli, setelah makan dia pulang, Gu Mingcheng sudah menidurkan Ken.

Jiang Shutong ingin memperbaiki hubungan Jiang Linian dan Gu Mingcheng, berkata, “Ayahku sangat mengkhawatirkanmu, kepulanganku kali ini, dia terus menanyakan keadaanmu. Aku menyampaikan kekhawatiranmu padanya.”

Gu Mingcheng mengerutkan kening, tidak merasa ada yang tidak beres, tetapi hatinya merasa tidak tenang, tidak tahu dari mana datangnya rasa tidak nyaman seperti ini.

Beberapa hari ini, hubungan ranjang dia dan Jiang Shutong cukup baik, mereka berada dalam harmoni yang sempurna, dalam dirimu ada aku, dalam diriku ada kamu.

Hubungan semacam ini, membuatnya benar-benar merasa menjadi pria sejati dan puas.

Malam hari, keduanya melakukan hubungan seks berulang kali, lalu tertidur lelap.

Beberapa waktu lalu, pengasuh yang menjaga Jiang Shutong sudah mengundurkan diri, meskipun dia melakukan hal-hal dengan teratur, tetapi sering mengatakan kata-kata, yang membuat Jiang Shutong tidak bisa menjawab, misalnya, sering menanyakan Gu Mingcheng malam hari memakai kondom tidak, menanyakan bagaimana perasaan Jiang Shutong ketika masuk kedalam, pertanyaan semacam ini membuat wajah Jiang Shutong memerah.

Jiang Shutong merasa pikirannya telah dikuasai olehnya.

Tidak mempekerjakannya adalah keinginan Jiang Shutong, sebaliknya Gu Mingcheng sangat menyukai wanita ini.

Namun, karena tidak keguguran, dia pergi, Gu Mingcheng mencari pengasuh baru untuk anaknya, khusus menjaga Ken, Jiang Shutong tidak terlalu percaya dengan orang luar, masalah anak dia selalu mengerjakannya sendiri.

Biasanya memasak sekali sehari, tetapi sekarang datang menyapu dan memasak setiap hari.

Hari ini adalah hari Sabtu.

Gu Mingcheng memanggil Bai Mei dan Xu Maoshen bermain mahjong untuk mengurangi kegelisahan dalam hatinya.

Jiang Shutong tidak tahu cara bermain mahjong, kurang satu orang, Gu Mingcheng berkata, “Suruh Xiao Qu main.”

Jiang Shutong menatapnya, dengan tatapan mata yang sangat kesal.

Suasana seperti ini, tentu saja Gu Mingcheng bisa melihatnya, dia menundukkan kepala batuk sebentar, “Hanya main mahjong, untuk apa kamu cemburu buta?”

“Kalau begitu panggil dia main!”ucap Jiang Shutong sedikit marah.

Sebenarnya, dia sendiri sangat mengharapkan kedatangan Xiao Qu, dia ingin memastikan kembali Xiao Qu dan Gu Mingcheng tidak memiliki hubungan apa-apa, dia juga bisa sekalian menyerang rasa cinta diam-diam Xiao Qu.

Dan, anak Xiao Qu waktu itu anak siapa?

Sampai sekarang Jiang Shutong masih tidak tahu.

Tubuh Xiao Qu memancarkan aura misterius, kecemburuan Jiang Shutong, membawa emosi kompleks lainnya.

Ketika Gu Mingcheng sakit, dia pernah melayani Gu Mingcheng sekali, Jiang Shutong tidak bisa melupakan kebaikannya.

Tetapi perasaan lainnya, Jiang Shutong benar-benar tidak bisa mengendalikannya!

Bai Mei dan Xu Maoshen datang ke sini, keempatnya berkumpul di meja, Jiang Shutong duduk di sebelah Gu Mingcheng, menyandarkan kepalanya di bahunya, karena Xiao Qu duduk di seberang Gu Mingcheng.

Jiang Shutong sengaja seperti itu, untuk menunjukkan ke Xiao Qu.

Jiang Shutong memegang bidak Gu Mingcheng, dia sangat menjadi berkat Gu Mingcheng, Gu Mingcheng menang terus setiap ronde.

“Boleh juga ya, Jiang Shutong, keberuntungan untuk suami! Sini sentuh satu bidakku.”ucap Bai Mei.

“Tidak! Aku hanya menyentuh bidak Gu Mingcheng kita seorang!”selesai mengatakannya, Jiang Shutong bersandar di badan Gu Mingcheng, menatap Xiao Qu dengan serius.

Tatapan Xiao Qu, terus memandang kebawah, tidak berani menengadah menatap Gu Mingcheng dan Jiang Shutong.

Hati Gu Mingcheng senang karena ucapan Jiang Shutong “Gu Mingcheng kita”

Ini adalah pertama kalinya dia mendengarnya, dia tidak tahu, kalimat ini pernah diucapkan Jiang Shutong sekali kepada Bai Mei.

“Yoo, kamu menyentuh mana saja dari Mingcheng?”Bai Mei dengan cerdik salah mengartikan makna kata-kata Jiang Shutong, dan suara bermain mahjong menjadi menyenangkan.

Gu Mingcheng memainkan mahjong dengan kedua tangannya dan tidak bisa menahan tawa.

Jiang Shutong melihat wajah Xiao Qu semakin lama semakin memerah, lalu tersenyum mengatakan, “Menurutmu dimana, seluruh tubuh atas dan bawah dirinya, benar tidak, Uhm, Mingcheng?”

Kemudian dia mengangkat kepalanya, meminta Gu Mingcheng untuk menjawab, kedua tangannya menarik lengan Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng menyipitkan mata, memandang Jiang Shutong, “Sudah gatal, dan harus diberi pelajaran!”

Jiang Shutong menarik lengan Gu Mingcheng, berkata “Uhm Uhm”dua kali, suara yang ketiga kali, menandakan sanggahan dan menunjukkan ekspresi sangat tidak senang.

Penampilan centil manis semacam itu, membuat orang yang melihat disamping, iri setengah mati.

Terutama Xiao Qu.

“Beri pelajaran dimana? Diberi pelajaran sampai sejauh mana?”ucap Bai Mei yang sangat suka bercanda seperti ini.

Sekarang dia tidak seperti dulu, dulu tidak ada pria, sekarang setiap hari dibasahi pria pujangganya, setelah adanya perasaan, tentu saja pergi mencari lelakinya.

Kedua tangan Gu Mingcheng menyentuh bidak, jari-jarinya sangat panjang, dia menyipitkan mata memiringkan kepala memandang Jiang Shutong, “Diberi pelajaran sampai tahap apa? Ehn?”

Alisnya penuh dengan emosi pria.

Kekuatan pria!

Jiang Shutong menarik lengannya, menundukkan kepala.

“Kalian berdua sudah cukup memamerkan cinta, ini keterlaluan! Aku saja tidak tahan melihatnya.”Xu Maoshen menundukkan kepala, sambil mengatakan kalimat ini.

Dulunya dia pernah memiliki pemikiran yang berbeda tentang Jiang Shutong, ketika Jiang Shutong sendiri, dia pernah memiliki status suami istri dengannya, jadi, meskipun hatinya tidak nyaman, dan terlebih dia sudah menikah dengan Bai Mei, perasaan tidak nyaman ini melintas begitu saja, tanpa mempengaruhi dia.

Suasana hati Xiao Qu sedih hingga ingin mati.

Setelah selesai bermain mahjong, Jiang Shutong naik ke atas dengan marah, mengabaikan Gu Mingcheng, “Bukankah mau memberi pelajaran pada aku!”

Gu Mingcheng ingin menarik lengan bajunya, tetapi Jiang Shutong berjalan dengan cepat, ujung jarinya hanya menggores lengannya, dia menghindar, sesampai diatas, pergi ke kamar tidur Gu Mingcheng.

Sekarang dia sering keluar masuk kamar tidur Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng naik keatas, mengetok pintu.

“Buka pintu!”ucapnya.

Jiang Shutong dengan marah membuka pintu untuknya.

Seharusnya dia marah karena ucapan Gu Mingcheng di depan Bai Mei, kemarahan manis ini, karena Gu Mingcheng tidak memberikan dirinya muka.

“Tahap seperti ini, kamu pasti tidak puas!”ucap Gu Mingcheng menatap Jiang Shutong.

“Aku benci kamu.”api di hati Jiang Shutong menyala.

“Kenapa benci?”Gu Mingcheng mendekatinya, berkata di telinganya, sambil menambah kekuatan tubuh bagian bawahnya.

“Benci saja! Benci kamu hampir membuatku mati!”Jiang Shutong meraih pundaknya.

Jiang Shutong membencinya.

Gu Mingcheng juga membencinya.

Sekarang setiap hari dia menggodanya sampai tidak bisa menahannya, sampai-sampai setiap saat bisa menyembur keluar, waktu itu tidak seharusnya menggodanya.

Wanita seperti ini adalah kutukan bagi semua orang.

Xu Maoshen mengantar Xiao Qu ke kota.

Ketika menunggu taksi di kota, mata Xiao Qu terkulai, dan terus meneteskan air mata.

Dia sangat sangat menyukai Presdir Gu, dia pernah berpikir, dirinya dan Presdir Gu sangat tidak cocok.

Sebelumnya dia pernah cemburu, berpikir ingin membelikan pakaian seksi untuk Jiang Shutong, kemudian masalah ini tidak terealisasi, dirinya sendiri juga tidak tahu sedang memerankan peran apa.

Tapi, hari ini, dia sangat membenci Jiang Shutong.

Hari ini, Jiang Shutong terlalu kejam, kata-kata Gu Mingcheng sangat provokatif dan ambigu, ditambah dengan banyak gerakan.

Xiao Qu menangis di bawah lampu jalan, dia tampak sangat menyedihkan.

Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai sungguh menyedihkan, ditambah masih harus melihat orang itu bermesraan!

……

Jiang Linian berpikir cukup lama di rumah.

Sejak awal dia sudah menyinggung Gu Mingcheng, tampaknya sekarang Jiang Shutong memang tidak bisa meninggalkan Gu Mingcheng, dia hanya bisa menyerahkan “Daftar nama” kepada Gu Mingcheng, anggap saja ini sebagai penebusan kesalahan besar yang dia lakukan terakhir kali.

Dengan begini Jiang Shutong baru bisa melewati hari dengan baik di keluarga Gu.

Dia sangat risih setiap kali harus diam-diam, sebagai penonton satu-satunya, orang itu adalah lawan dari Gu Mingcheng, sekarang orang itu ingin menambah tekanan pada Gu Mingcheng, tentu saja hatinya berpihak kepada menantunya.

Kali ini, dia ingin menginjak orang itu sampai hancur berkeping.

Lalu, dia pergi ke kantor polisi, melaporkan seseorang——

Lalu, suatu hari, Xiao Qu menangis datang kerumah Gu Mingcheng.

Kebetulan Jiang Shutong juga ada.

Melihat Xiao Qu yang sedih, Jiang Shutong juga merasa dia sangat menyedihkan.

Jiang Shutong sama sekali tidak pernah bertemu dengan wanita yang memiliki emosi yang begitu rumit.

Singkatnya, dalam memperlakukan Xiao Qu, dia adalah iblis dan malaikatnya.

“Presdir Gu, tolong bantu aku, aku tidak ingin masalah ini dipublikasikan, aku tidak menginginkannya! Reputasiku hancur, nama baikku hancur. Bisakah kamu membantuku pergi ke kantor polisi dan menekan masalah ini untukku.”ucap Xiao Qu menangis dengan suara rendah, dengan ekspresi putus asa.

Dia menceritakan detail kejadian kepada Gu Mingcheng dan Jiang Shutong.

Gu Mingcheng sudah mendengar masalah ini, dia ada kenalan di kantor polisi, hanya saja dia tidak menyangka ternyata begini cerita laporan keguguran Xiao Qu tahun lalu.

Qiao Sinian, lawannya.

Tepat pada saat ini tersandung masalah.

Kejadian bulan September tahun lalu, baru dibahas sekarang, tampak jelas ada orang yang memegang kartu kesalahannya, dan ingin menghancurkan Qiao Sinian saat ini.

Jiang Shutong sedikit terkejut.

Meskipun Qiao Sinian sangat tampan, tapi dia sudah berusia lima puluh tahun lebih, dan memperkosa Xiao Qu di rumah sakit pengobatan tradisional!

Pada saat itu, Xiao Qu takut rekan-rekan lain mendengarnya, dia hanya bisa menahannya.

Ketika masalah ini keluar, Qiao Sinian mau tidak mau harus terbuka dosanya, terlebih Xiao Qu memiliki bukti laporan keguguran, dengar-dengar dia masih menyimpan celana dalam waktu itu, takut suatu hari mengungkit masalah ini lagi.

Tetapi ketika suatu hari masalah ini diungkit kembali, dia takut lagi.

Bagaimanapun dia tetap seorang wanita.

“Aku tidak ingin mengatakan masalah ini, satu-satunya orang yang memiliki uang dan kekuasaan yang bisa terpikirkan olehku, adalah Anda Presdir Gu! Anda harus membantuku, sekarang aku masih belum memberitahu pihak kepolisian tentang masalah ini, sangat memalukan untuk mengatakannya, tahun lalu dia juga pergi melihat psikolog, selama konsultasi, aku tidak tahu kenapa dia melakukannya. Polisi pasti bisa melacaknya dari laporan aborsi, tiba waktunya aku tidak ingin mengatakan anak itu milik si pemerkosa, aku ingin mengatakan milik orang lain!”ucap Xiao Qu sambil mengambil tisu mengelap air mata.

“Mengatakan punya siapa?” tanya Jiang Shutong, yang memiliki firasat tidak baik.

Tatapan Xiao Qu menengadah, “Presdir Gu, tahun lalu, aku terus berada di rumah Gu, aku tidak mengenal pria lain, masalah ini, aku tidak bisa memikirkan orang lain selain anda! Hanya dengan mengatakan Anda, baru bisa membuatnya menjadi lebih nyata.”

Jiang Shutong tersenyum dingin, berbalik pergi naik keatas.

Gu Mingcheng segera mengejar dari belakang, ketika sampai diatas, Jiang Shutong ingin menutup pintu.

“Pergi sana cari Xiao Qu mu!”ucap Jiang Shutong, “Aku pernah keguguran dua anakmu, tidak layak mendapatkan perlakuan ini!”

“Pong” pintu ditutup.

Gu Mingcheng menaruh kedua tangan di saku, berdiri di depan pintu.

Menundukkan kepala tidak tersenyum, rasa cemburu ini cukup besar, dulu ketika Jiang Shutong sering menyembunyikan perasaan, dia tidak bisa melihatnya.

Xiao Qu mendengar perkataan Jiang Shutong dibawah.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu