Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 187 Aku Benci Kamu

Jiang Shutong bangkit dengan malas dari tempat tidur, mengenakan piyama, sarapan sambil melihat berita.

Berita kakek mencelakai Ye Xia menjadi begitu panas.

Berita ini menjadi headline hari ini, seluruh media melaporkan berita ini.

Kakek sudah lama meninggal, seluruh beban ditujukan kepadanya.

Tangan Jiang Shutong yang memegang sumpit terus gemetar, kemarin malam Gu Mingcheng bertanya kepadanya: “Jika aku mencelakaimu, apa yang akan kamu lakukan?”

Sumpit jatuh ke tanah, Jiang Shutong ingin menangis tetapi tidak bisa, ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya, dia ingin memuntahkannya tetapi tidak bisa juga.

Perasaan benci yang tidak bisa membunuh mencengkram dirinya, air matanya sudah tidak bisa mengekspresikan perasaannya, ekspresinya sekarang: ada segala macam ekspresi diwajahnya, lalu dengan cepat berubah menjadi menyakitkan, ganas, masam, menangis dan tertipu——

Di dalam kamar mandi, dia memegang kloset ingin muntah mengeluarkan semua organnya, tetapi tidak bisa memuntahkan apapun.

Air matanya mengalir deras.

Isi berita sama persis dengan dokumen yang ditulis oleh Gu Mingcheng, melampirkan kertas yang dia tulis, dia memilih untuk mengeksposnya hari ini, apakah karena kemarin sudah memberi Jiang Shutong makan, “Pil penghibur”?

Jelas-jelas dia mengada-ada, sekarang seluruh kota Hai menganggap kakeknya yang sudah meninggal sebagai pembunuh.

Pada saat itu, Jiang Shutong merasa ingin mati.

Dia pikir dia siapa?

Jiang Shutong mengeluarkan Hp-nya, menelepon Gu Mingcheng puluhan kali, tetapi tidak ada sekalipun diangkat——

Heh!

Apa maksudnya ini?

Jiang Shutong tidak ingin tinggal di rumahnya, sedikitpun tidak, dia kembali kerumah Jiang Linian.

Tentu saja Jiang Linian tahu masalah ini, sudah ribut sampai sebesar ini, masih menjalin hubungan dengannya.

Semenjak Ye Qiu mengatakan begitu terhadap Jiang Shutong, Jiang Linian sudah tidak ingin Jiang Shutong bersama dengan Gu Mingcheng, dia merasa Jiang Shutong yang bersama dengan Gu Mingcheng, akan membuat malu seluruh keluarga.

“Dari awal sudah kubilang, aku tidak mengijinkan kamu hidup bersama dengan Gu Mingcheng, sekarang lihat! Kakekmu sama sekali tidak mungkin melakukan hal seperti ini, aku menantunya, apakah aku tidak memahaminya? Gu Mingcheng sedang mempermainkanmu, apakah kamu masih tidak bisa melihatnya?”teriak Jiang Linian kepada Jiang Shutong.

Lu Hai adalah ayah mertuanya, sekarang Lu Hai sudah meninggal, semua tuduhan dilimpahkan ke keluarga Jiang, ketika Jiang Shutong naik keatas, dia melihat ada wartawan dibawah, wartawan ini memiliki penciuman yang tajam, dimana ada berita, disitu mereka pergi, pertanyaan pertama yang mereka ajukan, “Bagaimana perasaan nona Jiang, setelah dibohongi pacar sendiri?”

Hari ini, menghadapi caci maki Jiang Linian, Jiang Shutong merasa akal sehat dirinya sudah hilang.

Dia hanya tahu menangis, Gu Mingcheng berpikir sangat dalam, tetapi dia tidak menyangka, akan ada suatu hari, Gu Mingcheng memperlakukan dirinya seperti ini.

Demi keluarganya, dia tidak hanya melukai keluarga Jiang Shutong, bahkan melukai dirinya.

Semua ini adalah angan-angannya.

Jiang Linian juga ingin menangis, ditindas Gu Mingcheng seperti ini, tidak ada orang yang memiliki suasana hati yang baik.

Seumur hidup ini, dia tidak berjuang mencari sesuap nasi tetapi harus berjuang untuk kebenaran.

“Shutong, pergilah, jangan bersama dengan Gu Mingcheng, dendam apa yang kalian miliki di kehidupan sebelumnya, hingga bisa bersama? Cinta tidak membahas lama singkatnya suatu hubungan, sisanya mengandalkan perasaaan, sekarang perasaanmu sudah disakiti Gu Mingcheng hingga seperti ini, kalian mau mengandalkan apa membahas perasaan ini? Lagipula, bagiku cinta Gu Mingcheng padamu adalah palsu, dia yang berada diatas, wanita seperti apa yang tidak bisa dia dapatkan, kenapa harus kamu?”

Jiang Shutong yang sekarang, duduk dikamar sendiri, disaat ini, dia hanya tahu menangis.

Di tengah makian Jiang Linian, dan nada kebencian ayahnya, membuat Jiang Shutong merasa ingin mati.

Dia menutup telinga, menggelengkan kepalanya tidak bersedia percaya perasaan Gu Mingcheng padanya adalah palsu, bahkan tidak bersedia percaya berita itu disebarkan olehnya.

“Putus dengan Gu Mingcheng!”bentak Jiang Linian.

Jiang Shutong yang tumbuh begitu besar tidak pernah diperintahkan Jiang Linian dengan serius, tampaknya kalinya telah menyentuh batas kesabarannya.

Jiang Shutong tidak mengatakan apa-apa, apakah kemesraan dan cinta kemarin adalah palsu?

Hatinya merasa tidak tenang.

“Ayo, aku antar kamu pergi.”ucap Jiang Linian.

“Kemana?”

“Keluar negeri.”

Jiang Shutong ingin tetap tinggal, setidaknya menunggu sampai Gu Mingcheng mengangkat telepon, dan membicarakan masalah ini bersama dengannya, dia tidak ingin pergi.

“Jika aku pergi, bagaimana dia menjelaskannya padaku?”

“Jelasakan apa? Apa lagi yang perlu dia jelaskan? Semua penjelasannya palsu! Hal seperti ini juga sanggup dilakukannya, hal apalagi yang tidak sanggup dia lakukan.”bentak Jiang Linian penuh emosi pada perilaku Gu Mingcheng.

Jika bukan karena status Gu Mingcheng, dengan tempramen Jiang Linian, mungkin bisa mencari dan memenggal kepala orang.

Satu keluarga berdarah dingin, bersikap acuh tidak acuh, Jiang Shutong bersama dengan pria ini tidak akan memiliki masa depan, yang ada hanya ditindas.

Sekarang menperlakukan Jiang Shutong seperti ini, kedepannya pasti memiliki selingkuhan, merebut anak dan memperjuangkan properti, semua ini tidak ada habisnya.

Jiang Shutong tidak tahu, dia mengambil hp, menelepon Gu Mingcheng lagi.

Tidak angkat!

Dia masih tidak mengangkatnya!

Jiang Shutong putus asa, apakah karena tahu dirinya melakukan hal seperti ini, hingga tidak bisa menghadapi dirinya sendiri?

“Ayo pergi!”ucap Jiang Linian menarik tangan Jiang Shutong berdiri, “Gu Mingcheng adalah pengusaha yang kejam dan tidak mengenal ampun, untuk apa kamu menganggunya? Cepat tinggalkan dia.”

Jiang Linian mengambil paspor Jiang Shutong, memberikan sebuah kartu kepada Jiang Shutong, Jiang Shutong sekarang pabrik bangkrut, tidak ada pemasukan, dulu menggunakan uang Gu Mingcheng, sekarang pria itu sudah tidak bisa diandalkan, tentu saja harus mengandalkan diri sendiri mencari uang, dia tahu selama Jiang Shutong didalam negeri, Gu Mingcheng pasti bisa menemukannya, dia ingin mengirim Jiang Shutong keluar negeri.

Dia mengambil satu topi, memakaikan ke kepala Jiang Shutong, “Sekarang Gu Mingcheng membuat para wartawan datang kerumah kita, keluarga kita tidak pernah begini ramai sebelumnya.”

Lalu dia mendengus dingin.

Jiang Linian mengendarai mobil Highlander-nya, mengelilingi kota Hai selama beberapa putaran, untuk mengelabui wartawan, lalu langsung pergi ke bandara, selama perjalanan dia berpesan kepada Jiang Shutong, “Sesampai dibandara, pergi kenegera yang tidak memerlukan visa, jika membuat Visa sekarang tidak akan sempat, lalu kamu lihat, ingin pergi kenegera mana pergilah. Ayah akan mendukungmu dari sini.”

Jiang Linian juga meneteskan air mata, sekarang terjadi hal seperti ini, tentu saja Jiang Linian berharap Jiang Shutong segera putus, dan lebih baik selamanya tidak bertemu pria itu.

Sebenarnya Jiang Shutong masih ingin mengatakan beberapa hal pada Gu Mingcheng, setidaknya mendengarkan penjelasannya, kenapa dia memperlakukan keluarga sendiri seperti itu, tetapi jika dia berdiri dari sudut pandang ayahnya, dia merasa ayahnya benar.

Seorang gadis yang tidak percaya diri tentang cinta akan berpikir liar ketika kondisi orang lain dan dirinya sendiri sangat berbeda, terutama ketika hal seperti itu terjadi lagi, semua harga diri Jiang Shutong diinjak-injak di tanah, dia ambil apa untuk pacaran?

Cinta adalah sejenis usaha yang setara, tetapi Jiang Shutong dan Gu Mingcheng tidak berada dalam level yang sama sekarang.

Melihat kota Hai yang sibuk, Jiang Shutong mengirimlan pesan wechat kepada Gu Mingcheng: Gu Mingcheng, aku benci kamu!

Dengan kebencian, tetapi jelas-jelas membawa harapan Gu Mingcheng datang membujuknya.

Dia berharap Gu Mingcheng menjelaskan padanya dengan baik, ketika menghadapi pria yang di cintainya, wanita itu murahan, selalu memberi mereka alasan agar tetap tinggal.

Dia sekarang keluar negeri hanya untuk menghindari pusat perhatian, para wartawan ini sangat hebat, jika dia tidak pergi keluar negeri, mereka akan menulis tentang leluhur ke 18-nya, pernikahannya, dan keterikatannya dengan Gu Mingcheng agar setiap orang bisa melihatnya dengan jelas.

Jiang Shutong tidak ingin, tidak ingin.

Sesampai dibandara, Jiang Shutong membeli tiket ke Benin.

Benin, berada di Afrika terpencil.

Negara ini cukup jauh, hanya dengan cara ini, Jiang Shutong baru bisa tidak merasakan badai dalam negeri, dan pertanyaan dari wartawan.

Dia berpikir, dia paling lama tinggal di Benin selama sebulan, setelah itu kembali.

Karena akan merindukannya.

Bahkan dia yang sudah melakukan hal seperti itu, masih merindukannya.

Dia pernah merasakan perasaan merindukannya, seolah-olah semua organ dalam tubuhnya mengambang, tidak bisa ditangkap dan juga tidak jatuh, dia sangat sedih sehingga dia bisa mengalirkan air kapan saja, Jiang Shutong mengepalkan tinjunya dan naik pesawat, kebetulan pesawat Benin terbang selama puluhan jam.

Setelah naik pesawat, Jiang Shutong memandang keluar jendela.

Sewaktu kecil Jiang Shutong merasa dirinya tidak akan bisa pergi kemanapun, tampaknya semuanya tidak seperti itu, semua imajinasi di masa kecil tidaklah benar, sekarang dia sudah pergi ke berbagai negara.

Pertama kali pergi ke Shanghai, dia merasa sangat baru.

Pesawat lepas landas.

Dengan suara keras, pesawat itu melaju ke ketinggian 30.000 kaki.

……

Gu Mingcheng minum seteguk air, sambil memandang hp.

Ada puluhan panggilan telepon dari Jiang Shutong, dan satu pesan Wechat darinya: Aku benci kamu!

Dengan kebencian dan air mata yang ditujukan padanya, Gu Mingcheng bisa membayangkan ekspresi wajahnya.

Dia tidak tahu apa yang terjadi.

Para petinggi perusahaan mulai berbisik, memegang HP.

“Ada apa?”tanya Gu Mingcheng merasa bisikan bawahannya ada hubungannya dengan dirinya.

Ketika Gu Mingcheng rapat, sangat jarang ada bawahan yang melihat HP, ketika semuanya istirahat mereka sekalian melihat hp, dan baru melihat berita yang mengejutkan orang.

“Presdir Gu, apakah Anda sudah melihat headline berita hari ini.”ucap seorang bawahan.

Gu Mingcheng segera membukanya, ternyata selembar kertas dengan segel merah besar Grup Mingcheng di bawahnya, itu adalah kertas yang dia buang kemarin, kenapa bisa muncul disini?

Mungkin panggilan telepon Jiang Shutong karena ini, dia sekarang pasti sudah dikelilingi wartawan.

Teleponnya mati, dan terus mati!

“Pergi lacak!”teriak Gu Mingcheng keraa dari dalam ruang meeting.

Untuk pertama kalinya, dia tidak menahan amarahnya, dia membanting semua barang yang ada dimeja.

“Pergi lacak masalah ini, siapa yang melakukannya!”teriak keras Gu Mingcheng, terus menelepon Jiang Shutong, dan teleponnya terus dimatikan.

Telepon Jiang Linian.

Suara dingin Jiang Linian terdengar dari ujung telepon, “Presdir Gu, Anda bisa melakukan hal seperti ini, sepertinya tidak menaruh Jiang Shutong dimatamu, jika begitu, apa gunanya kalian berdua bersama? Daripada memiliki hubungan tidak jelas, aku seorang pria tua yang terus dikejar wartawan, akan lebih baik, jika kalian berdua putus.”

Gu Mingcheng tidak mengatakan apa-apa, dia mematikan telepon dengan kesal, dan menggertakkan gigi dengan keras.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu