Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 79 Kasih Sayang Belum Cukup 1

Tampaknya Jiang Shutong dan Gu Mingcheng tidak pernah saling berpelukan seperti ini, biasanya, mereka langsung melakukan hubungan seks, dan jarang melihat mereka berdua begitu lembut.

Gu Mingcheng tidak langsung meletakkan Jiang Shutong di atas ranjang, dia terus memeluknya seperti ini, mencium aroma yang ada di tubuhnya.

Jiang Shutong terlihat sangat kurus, tapi sebenarnya hanya tulangnya yang terlihat kecil, dagingnya sangat banyak, jadi, saat memeluknya, merasakan rasa yang lembut dan enak dipeluk.

Sekarang, Jiang Shutong seperti gadis muda yang tidak besar, bersandar di pelukan Gu Mingcheng, denhgan penampilan lembut dan lemah, biasanya dia jarang berpenampilan seperti ini.

Sebenarnya Jiang Shutong merupakan orang yang lembut di luar dan keras di dalam, dia juga bisa menangis, tapi dia jarang menunjukkan titik kelemahannya, bahkan jika mematahkan giginya dan menelannya ke dalam perut, dia pun tidak akan mengatakan sepatah kata pun.

Pertama kalinya, Gu Mingcheng memperlakukannya seperti perasaan yang sudah mempunyai seorang anak perempuan, kemudian tanpa sadar menyandarkan kepalanya di dahi Jiang Shutong, penuh dengan kasih sayang.

Karena Jiang Shutong sedang tidur, jadi tidak melawan dan terlihat sangat lemah, membuat Gu Mingcheng merasa sangat bahagia.

Mungkin sebelumnya, Gu Mingcheng terlalu kejam terhadapnya, selalu memperlakukannya sebagai seorang wanita, dan lebih sering memperlakukannya sebagai seorang wanita pada saat berada di atas ranjang.

Sebenarnya, Jiang Shutong masih seorang gadis, dia baru berumur dua puluh empat tahun, Gu Mingcheng jauh lebih tua dari Jiang Shutong, tapi Gu Mingcheng tidak tahu mengapa sayang padanya.

Gu Mingcheng terus memeluk Jiang Shutong seperti ini, dalam waktu yang lama, sampai tangannya merasa pegal, dia baru meletakkan Jiang Shutong, mungkin karena minum sup jahe, demam Jiang Shutong mulai turun, dahinya juga mulai keringatan, kemudian Gu Mingcheng meyelimutinya dengan rapi.

Malam ini, Gu Mingcheng terus menemaninya.

Terutama, rumah Jiang Shutong hanya memiliki satu ranjang, kalau Gu Mingcheng ingin tidur, juga tidak ada tempat lain, hal yang penting adalah Gu Mingcheng takut Jiang Shutong menendang selimut.

Lampu kecil yang ada di sebelah ranjang menyala, menyinari wajah Jiang Shutong yang terlihat lelah dan juga demam.

Malam ini, Gu Mingcheng sama sekali tidak tidur dan juga tidak ada rasa ngantuk, dia pun merasa aneh.

Pada pagi hari, demam Jiang Shutong sudah turun.

Saat Jiang Shutong berdiri dan hendak masuk ke kamar mandi, baru saja membuka pintu, dia langsung melihat punggung seorang pria.

Jiang Shutong menjerit “Aah”, kedua tangannya menutupi mata, dan memundurkan badannya dari kamar mandi.

Hanya melihat punggung seorang pria, Jiang Shutong tidak melihat jelas siapa pria itu.

Dia kembali ke tempat tidurnya, duduk di atas ranjang dan berpikir siapa pria itu, adegan semalam muncul lagi.

Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng berjalan keluar dari kamar mandi, “Baru saja mengantarmu pulang, kamu sudah lupa, begitu tidak tahu berterima kasih kah?”

Gu Mingcheng berjalan ke depan Jiang Shutong, dan mengusap dahi Jiang Shutong, “Sudah tidak demam lagi, aku pulang dulu.”

Baru saja berjalan sampai pintu, terdengar suara Jiang Shutong, “Presdir Gu, kamu merupakan seorang pria yang memiliki rasa keinginan sangat kuat kah?

“Kenapa?” Tangan Gu Mingcheng yang baru saja di letakkan pada pintu menjadi kaku.

“Merebut wanita dari pria lain, itu merupakan rasa keinginanmu, melakukan hubungan seks dengan wanita yang sudah menikah, itu juga merupakan rasa keinginanmu! Ini merupakan gaya Presdir atau gaya seorang pria?” Tanya Jiang Shutong, dia memikirkannya saat semalam di dalam toko, kalau tidak Gu Mingcheng tidak akan mengantar Jiang Shutong pulang.

Segala perbuatannya itu dibuat untuk dilihat oleh Lu Zhiqian, karena Gu Mingcheng marah pada Jiang Shutong, sekarang malah tiba-tiba baik dengannya, maka satu-satunya penjelasan yaitu Gu Mingcheng sedang memuaskan rasa keinginannya.

Jiang Shutong selalu tidak paham terhadap Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng mendengus, dia tidak menjawab dan berjalan pergi.

Setelah Gu Mingcheng pergi, Lu Zhiqian datang dan mengatakan bahwa dia menelepon Jiang Shutong semalam, tapi ponselnya tidak aktif, hari ini, dia datang karena ingin mengantar kartu kamar untuk Jiang Shutong, hotel yang berbintang lima, nilai kartu ini tidaklah kecil, karena penagih tidak mau kartu kamar, dan juga kartu ini tidak bisa ditukarkan dengan uang, jadi diletakkan pada tempat Direktur Ji sana juga tidak ada gunanya, lebih baik dia menggunakan kartu ini untuk membalas budi, memberikan kartu ini kepada Jiang Shutong, bagaimanapun juga dia tiba-tiba mengosongkan toko Jiang Shutong, kerugian Jiang Shutong pasti sangat besar.

“Bolehkah tinggal di sana setiap hari?” Jiang Shutong membalikkan kartunya, kemudian melihatnya cukup bagus.

“Tentu tidak bisa, hanya bisa tinggal lima kali selama sebulan.” Lu Zhiqian melipatkan tangan di depan dada, berkaitan dengan hubungannya dengan Jiang Shutong, dia sangat puas.

“Kalau begitu, aku tinggal di sana malam ini?” Kata Jiang Shutong.

Mengatakan ini karena ada alasannya, cuaca semakin lama semakin panas, tapi AC di rumah Jiang Shutong sedang rusak, remote controlnya tidak bisa dihidupkan, malam itu, dia membukanya selama satu jam, tapi Jiang Shutong tidak tahu apa remote controlnya yang rusak, atau bagian lain yang rusak, sehingga AC itu menyala selama satu malam, besoknya Jiang Shutong merasa sangat pusing, ditambah dengan tokonya baru saja buka, dia semakin capek.

“Tentu saja.” Lu Zhiqian menjawab.

Dia memutuskannya dengan hati yang begitu senang, kemudian besoknya, Jiang Shutong langsung pergi ke hotel.

Tidak menyangka, saat makan malam, dia bertemu dengan Shu Yao.

Begitu kebetulan?

Awalnya Jiang Shutong tidak ingin berbicara dengan Shu Yao, tapi Shu Yao malah memanggilnya.

“Aku ingin menanyakan sesuatu.” Penampilan Shu Yao terlihat sangat diam, tampaknya dia ingin mencari informasi dari Jiang Shutong,

“Uhm?” Di koridor, Jiang Shutong tidak mengerti dengan perkataan Shu Yao.

“Mo Sian, dia masih berada di perusahaan Gu kah?” Akhirnya Shu Yao menanyakan pertanyaan ini.

Pertanyaan ini membuat Jiang Shutong terlihat kaget, bukankah mantan perempuan seharusnya menanyakan kondisi mantan laki-lakinya? Kenapa Shu Yao sama sekali tidak peduli pada Gu Mingcheng? Kemarin, dia juga terlihat seperti acuh tak acuh.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu