Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 232 Sangat Kangen Denganmu

Gu Mingcheng di atas sofa, dengan tenang ia melihat ke arah luar.

Malam kemarin, gerak-gerik Jiang Shutong, sudah sangat jelas ingin memancingnya, karena dirinya tau tak akan macam-macam padanya.

Walaupun hingga akhir Jiang Shutong juga tidak menyangka, dia menerima kekalahan yang begitu bodoh, tetapi, masalah ranjangnya, sejak kapan diputuskan oleh seorang wanita?

Mengetahui bahwa ia tidak keguguran, karena ia bisa melihat : sebelumnya ketika ia keguguran anak, selalu sangat sedih, jika bukan menangis, pasti sedih sampai tidak meladeni orang, tindakan memancing seperti semalam itu seharusnya tidak ada, seolah-olah kehilangan anak adalah sebuah kebanggaan baginya, walaupun ia yang memutuskan untuk aborsi, tetapi situasi hatinya tidak mungkin setenang itu!

Dan sebelumnya hubungan keduanya juga sangat baik, kenapa juga ia tiba-tiba mengaborsi?

Pada hari itu ia sendiri menunggu telepon darinya, menunggunya pulang, Shutong tidak ada pergerakan sama sekali, hari dimana Bai Mei mengirimkan pesan Wechat pada Mingcheng, sore harinya ia baru saja mengantar Xiao Qu pergi.

Xiao Qu?

Apa jangan-jangan ia telah melihat? Pergi minum dengan Bai Mei?

Ingin memperjelas masalah ini, harus bertanya pada 1 orang.

........

Jiang Linian terjatuh, terluka sangat parah dikepalanya, semakin lama semakin tidak bisa membuat orang tenang, Jiang Shutong harus menjaganya selama beberapa hari di dalam rumah, lagipula, sekarang, Jiang Linian masih merupakan keluarganya.

Tidak terpikir, keesokan harinya, Gu Mingcheng datang.

Jiang Shutong mengira ia datang untuk menyuruhnya pulang, Ken sangat senang melihat ayahnya, Jiang Shutong juga sangat senang.

“Beberapa hari ini aku belum bisa pulang, ayahku terluka.” Jiang Shutong berkata dengan wajah sedikit kasihan.

“Kamu pikir terlalu berlebihan, aku datang untuk menjemput putraku!” Gu Mingcheng menggendong anaknya, kemudian pergi.

Kata-kata Gu Mingcheng, membuat Jiang Shutong merasa tersindir, perasaan seperti ini sangatlah canggung.

Ia masih dendam terhadap ayahnya, jadi ia tidak begitu berbicara dengan ayah ketika ke rumah, ayah berdiam didalam kamarnya, tau bahwa Mingcheng datang, ia tidak keluar, menghindarinya.

Jiang Shutong menggigit bibir bawahnya terasa perih, lelaki ini, sangatlah kejam.

Ia sungguh tidak bisa pulang untuk sementara waktu, karena harus menjaga ayahnya, tetapi pria itu sama sekali tidak menanyakannya kapan akan pulang.

Hatinya seolah-olah seperti sedang berlompat-lompat di atas karet gelang, sedikit tidak berhati-hati akan terjatuh, terjatuh dengan sangat sakit, jadi, harus sangat berhati-hati, hati harus tetap pada posisi itu, tidak boleh anggap enteng sedetik pun.

Hari ini, perasaan Jiang Shutong, menari-nari seperti itu, sangat tidak fokus memasak makanan untuk ayahnya!

........

Gu Mingcheng tidak sengaja menanyakan pada Ken keadaan kemarin, tetapi membawa Ken berjalan pelan di tepi jalan, membiarkan Ken beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Berjalan hingga di tempat belokan, tiba-tiba Ken berkata, “Papa, kemarin mama membawaku berjalan sampai sini, tetapi ia berbalik arah ketika sampai disini, bilang mau pergi ke rumah tante Bai Mei untuk minum!”

Ternyata begini!

Melihat mobilnya dari sini, karena ia berbelok ke arah kanan, Shutong datang dari arah kiri, jadi Gu Mingcheng tidak melihatnya.

Kemarin ketika ia menunggu Shutong pulang, karena Ye Xia dengan Jiang Shutong ada hubungan mertua dan menantu yang sangat baik, hatinya sangat senang, jadi, pergi mengantar Xiao Qu, ia mengira jika Jiang Shutong pulang, tidak melihatnya, otomatis akan meneleponnya, lagipula sudah pulang, seharusnya memberikan dia sebuah panggilan telepon.

Tetapi tidak tertebak olehnya, Shutong akan melihatnya dijalan, langsung menjatuhkan hukuman mati kepadanya tanpa bertanya.

Tetapi benar juga, jika disamakan dengan sifat cemburu seorang wanita, tidak bertanya waktu, tidak bertanya kondisi, semua kepercayaan akan hilang, melihat seorang wanita dengan usia yang hampir sama, lumayan cantik, akan berpikir berlebihan.

Cemburu!

Ini juga menjawab persoalan kemarin, kenapa ia berkata “Kamu juga memegang wanita lain dengan cara begini?.”

Bedasarkan pemikiran Jiang Shutong, tidak akan terpikir olehnya trik seperti ini.

Gu Mingcheng membawa anaknya pergi ke rumah sakit menemui He Wenxin, dia lebih murah hati, langsung meletakkan 60 juta, untuk mengetahui semua hal yang berhubungan dengan Jiang Shutong.

Mata He Wenxin membelalak, siapa sebenarnya Jiang Shutong ? Orangnya tidak muncul, tetapi banyak sekali orang yang datang untuk mencari tau informasinya, karena Shutong sama sekali tidak pernah datang berobat ke rumah sakit, jadi, tidak ada yang namanya “menjaga privasi pasien”, jadi, He Wenxin menjawab dengan sangat tenang.

Persoalan Qiao Wei dengan Xiao Qu, Gu Mingcheng sudah tau.

Ia sama sekali tidak peduli dengan Xiao Qu, wanita muda, hormonnya masih kuat sekali, sangat normal terjadi keguguran.

Xiao Qu dan Jiang Shutong seumuran, dimatanya, selalu anak muda.

Tidak heran kemarin pada saat Qiao Wei memasuki ruangannya, reaksi Gu Mingcheng sangat tertebak!

Gu Mingcheng sudah jelas dengan seluruh jalan ceritanya, ia tidak sabar.

.......

Jiang Shutong menjaga ayahnya di rumah, sebenarnya ayah juga tidak berpenyakit apa-apa, hanya luka fisik di bagian kepala, tidak parah, sudah diperban.

Penyakit utamanya adalah penyakit hati.

Jiang Shutong tidak mengerti, ia tidak bermasalah tidak menikah, ia saja sudah melepaskan, Jiang Linian masih memasalahkan apa? Menghela nafas sepanjang hari.

Helaan nafas seperti ini, dimulai sejak Jiang Shtong mengatakan pesan Jiang Mingqi kepada ayah.

Melihat Jiang Shutong tidak fokus setiap hari, Jiang Linian berkata, “Pulang saja jika kangen dengannya. Aku baru berumur 50-an, masih bisa memasak sendiri!”

Jiang Shutong benar sangat kangen dengan Ken, dan juga dirinya.

Mengatakan kata pamit kepada ayahnya, segera pergi, menyetir Audi A8 Gu Mingcheng.

Ia tidak memperbaiki BMW merah itu, hanya bisa menyetir yang ini.

Totalnya ia tinggal selama 3 hari di rumah, ketika pulang, pengasuhlah yang membukakan pintu.

Kebetulan Gu Mingcheng sedang duduk diatas sofa, Ken bermain di tepi.

Ketika Jiang Shutong masuk, ia membelai dagunya, dan menatap Jiang Shutong.

Jiang Shutong meletakkan kunci mobil diatas meja teh.

“Mobil Audi A8 ini, semua orang di Kota Hai juga tau bahwa ini milikku, kamu tiap hari menyetirnya, sombong, kamu tidak takut digosipin orang lain?” Gu Mingcheng bertanya.

“Aku didalam mobil, mereka juga tidak melihat siapa yang menyetir. Mungkin saja mereka mengira yang menyetir adalah kamu.” Jiang Shutong membalas.

“Kamu berpikir terlalu banyak. Kecepatan menyetirku tidak segitu!”

“Kamu…..” Jiang Shutong mengakui, bahwa dirinya bukanlah lawan Gu Mingcheng, tidak ingin berdebat banyak dengannya, ia naik ke lantai atas.

Dulu ketika keduanya saling berinteraksi, waktu serius lebih banyak, sekarang waktu tidak serius, jelas-jelas adalah perdebatan, tetapi Jiang Shutong justru merasa sangat santai, seperti ia sudah menyerahkan dirinya pada tahun-tahun tenang, gelombang dalam hidupnya, membuat dirinya merasa sangat baik.

Tahun-tahun menyendiri di Frankfrut, bahkan tidak ada seorang pun yang bisa diajak berbicara olehnya.

Jiang Shutong mengganti bajunya dilantai atas, gaun linen tanpa lengan, lengannya sangat kurus, mengenakan gaun ini, terlihat sangat ramping dan kurus, rambut yang panjang, turun kebawah untuk bermain dengan Ken.

“Kemari Ken.” Ia tertawa dan membuka pelukannya, memeluk Ken.

Gu Mingcheng duduk di sofa seberang Ken, melihat sepasang ibu dan anak ini.

Ken berjalan ke depan Jiang Shutong.

‘Kangen Mummy tidak?” Bibir Jiang Shutong mencium wajah Ken, bertanya dengan lembut.

“Kangen. Mummy, aku juga ingin 1 adik laki-laki 1 adik perempuan, kapan baru bisa ada, aku sangat kesepian seorang diri!” Ken sangat polos ketika mengucapkan kata ini.

Tatapan Jiang Shutong berpaling dari Ken, melihat kearah Gu Mingcheng, Gu Mingcheng terbatuk dan melihat kearah pintu luar.

“Siapa yang menyuruhmu bilang?” Jiang Shutong bertanya.

“Tidak ada!” Aku sendiri yang berperasaan begitu.” Ken setengah berbahasa Jerman setengah berbahasa China, banyak Bahasa jerman, sedikit Bahasa cina, tetapi “berperasaan begitu” kalimat ini belajar dari Gu Mingcheng.

“Kemarin kamu sudah bilang loh, anak baik tidak boleh berbohong!” Jiang Shutong mengira ini adalah pemikiran Gu Mingcheng, dan membiarkan Ken mengucapkan.

“Mummy, Daddy, apakah aku dimata kalian adalah orang seperti ini?” Ken dengan serius bertanya.

Membuat Jiang Shutong terdiam seketika, iya juga, Gu Mingcheng jelas bukan orang seperti itu, jika ia ingin seorang anak, ia akan mengatakannya sendiri, dengan cara memancing.

Gu Mingcheng menatap Ken dan berkata, “Seterusnya jangan panggil aku daddy!”

Jiang Shutong terdiam, Gu Mingcheng tidak senang dengan panggilan ini.

Kelihatannya, ia sungguh sedang marah, Jiang Shutong juga tidak berkata, ia meminta maaf di dalam hatinya atas perbuatan liciknya.

Malam harinya, Jiang Shutong seperti biasa menidurkan Ken di kamarnya, setelah Ken tertidur, ia melipat selimutnya ke samping, pergi ke kamar Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng tidak memanggilnya, ia yang ingin pergi sendiri.

Ia berdiri mendekat, hari ini, tidak tau kenapa, dirinya sangat menginginkannya.

Lagipula, ada sebuah dendam dalam hatinya, tidak tau karena apa, yang penting sedang merajuk dengan Gu Mingcheng, mungkin juga karena “kekejaman” Gu Mingcheng pada hari itu tidak memanggilnya pulang.

“Pulang karena ini?” Gu Mingcheng bersandar di sandaran kasur, ia ada kebiasaan membaca buku sebelum tidur, terlihat sangat berantakan, “Atau mau seperti kemarin, memancingku, kamu tau akibatnya.”

Jiang Shutong tidak berbicara, berbaring di kasur.

Gu Mingcheng membalikkan badannya, “Sudah keguguran, kapan mau hamil lagi?”

Jiang Shutong tidak berbicara, “Mau atau tidak mau?”

Gu Mingcheng tersenyum tipis, “Wanita baik, harus belajar memohon pada lelaki, memohon.”

Jiang Shutong menelan ludah, sebenarnya sedang meludahi diri sendiri, terlalu lembek, ternyata keinginan dirinya, yang membuatnya tidak sabar.

Gu Mingcheng menahan tubuh dengan sikunya, di sebelah Jiang Shutong, tangan yang lain, dengan lembut mengusap kulit Jiang Shutong, “Bukannya keguguran? Wanita jika begini kuat, bukanlah hal baik!”

Hati Jiang Shutong berdebar, dengan pelan berkata, “Aku tidak keguguran. Karena aku sama sekali tidak hamil.”

Sebelumnya ketika di Frankfrut selama 4 tahun, Jiang Shutong tidak melihatnya, kerinduan seperti itu, dari ujung jari keluar dari mata, hatinya terasa asam setiap hari, tetapi tidak dapat melihatnya.

Sekarang sudah melihatnya, kenapa masih merajuk?

Hati Jiang Shutong sakit, menarik leher Gu Mingcheng, kemudian menangis dengan kuat, “Aku sangat kangen denganmu, sangat sangat kangen! Dunia orang asing berambut pirang, aku tidak menemui dirimu, hatiku sangat sakit!”

Gu Mingcheng tidak terpikir bahwa ia akan mengeluarkan kata-kata seperti ini, menahan balik bahunya, niatan yang tadinya ingin menertawakannya pun sudah hilang.

Jiang Shutong kangen dengannya, kenapa ia tidak kangen dengannya?

Malam ini, kelembutan Gu Mingcheng sangat mendalam, seperti ingin memakan Jiang Shutong kedalam perutnya, meskipun sifatnya sudah lebih lembut, namun tidak dalam tindakan.

Seperti suara “desahan” yang mengalir, muncul kembali.

Jiang Shutong terbenam didalamnya, tidak bisa melepaskannya.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu