Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 319 Apa Yang Telah Kamu Katakan Padanya?

Di sebuah sore hari yang cerah dan hangat Gu Niantong datang ke kantor Nan Liyuan.

Sebelum datang dia sudah mengabarkan Nan Liyuan melalui wechat, dan Nan Liyuan bilang kalau sore ini dia ada rapat penting jadi tidak bisa menjemput Gu Niantong.

Gu Niantong membalas pesannya : Aku bisa mengurus diri sendiri, jadi aku naik bus saja.

Ketika membaca pesan balasan itu, Nan Liyuan yang sedang mempersiapkan materi rapat pun tersenyum.

Padahal biasanya, dia jarang sekali tersenyum!

Ketika Gu Niantong sudah sampai di kantornya, Nan Liyuan sedang rapat.

Nan Liyuan telah memberitahu kantornya dan ruang meetingnya di lantai berapa.

Nan Liyuan sedang duduk bersandar di kursinya, kedua lengannya terlipat sambil mendengar laporan dari bawahannya.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu, dia tidak menghiraukannya karena posisinya paling jauh dari pintu, lalu dia berkata “masuk”.

Seorang gadis yang berkepang dua dan memakai sebuah topi baseball muncul di depan pintu, melongok kesana kemari mencari bayangan Paman Nan.

Begitu dia melihat Paman Nan sedang menatapnya, dia merasa gembira dan berkata, “Paman Nan, aku sudah datang, aku boleh pakai mesinnya?”

“Sana pakai.” Nan Liyuan menjawab dengan lembut.

Cai-cai adalah sekretaris Nan Liyuan, ketika mendengar percakapan mereka berdua dia pun tidak bisa menahan diri untuk tersenyum.

Dia bisa membaca dengan jelas pikiran Nan Liyuan.

Yang tidak mengerti hanyalah gadis muda Gu Niantong.

Dipikir lagi ya benar juga, usia mereka berdua berbeda jauh, Presdir Nan adalah teman kakak laki-lakinya, jadi otomatis Gu Niantong tidak berpikir ke arah sana.

Sepertinya Presdir juga tidak buru-buru.

Ketika waktu itu Presdir menyuruhnya membeli mesin MPCVD, Cai-cai masih belum tahu maksudnya, tapi sekarang dia sudah tahu.

Sebuah barang yang harganya ratusan juta dibelikan untuk mainan gadis muda ini.

Di sebuah ruangan yang besar, hanya Gu Niantong seorang diri yang sedang menggunakan mesin tersebut, di tangannya ada sebuah batu pertama ukuran sedang, batu alam itu dibelikan oleh Gu Xingjiang ketika pergi keluar negeri, bukan batu berharga jadi cocok untuk dijadikan latihan.

Tapi dia tidak tahu cara menggunakan mesin itu, apalagi harganya sangat mahal, dia takut merusaknya, jadi dia pun membaca buku petunjuk dengan serius.

Hari ini harusnya Qiao Qiao datang bersamanya, tapi karena masih ada kelas Matematika lanjutan di sore hari jadilah dia membolos dan Qiao Qiao yang masuk kelas, lain kali mereka berdua akan datang bersama.

Dia sudah selesai membaca buku petunjuk dan bersiap-siap menggunakan mesin.

Baru saja dia meletakkan batu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Xi Yao melangkah masuk.

Xi Yao lumayan cantik, dia pelan-pelan melangkah ke samping Gu Niantong, Gu Niantong tahu kalau wanita ini sering berada di samping Paman Nan, tapi dia sama sekali tidak tahu hubungannya dengan Paman Nan, dan untuk apa dia datang kemari mencari Gu Niantong!

Xi Yao menggunakan pandangan mata yang aneh ketika menatap mesin ini, waktu itu ketika Nan Liyuan membelinya dia juga tidak tahu gunanya untuk apa, dan sekarang dia sudah tahu, tujuannya untuk memikat Nona Gu san.

“Nona Gu san, apakah kampus kalian tidak punya mesin seperti ini? Kenapa harus datang kesini?” Xi Yao berdiri disamping mesin, dia menatap Gu Niantong dengan tatapan mengancam.

“Tentu saja tidak ada! Peralatan seperti ini sangat mahal dan hanya ada satu unit saja di seluruh kota Jiang!” Gu Niantong menundukkan kepala, dia sedang memperhatikan batu permata dengan teliti, karena Xi Yao menghalangi pandangannya, dia pun merasa gusar dan tidak ingin mengobrol dengannya.

“Lalu apakah kamu pernah berpikir bisnis Group Liyuan adalah membuat IC, tapi kenapa Li Yuan malah membeli mesin ini?” Xi Yao berkata lagi.

Tangan Gu Niantong terhenti, meskipun responnya terhadap urusan Nan Liyuan ini terbilang lamban, tapi dia merespon dengan cepat ucapan Xi Yao, jadi maksudnya adalah Paman Nan membeli mesin yang harganya puluhan miliar ini untuk dia?

Tidak mungkin.

Gu Niantong tertawa, “Apakah kamu sedang meragukan dirimu sendiri?”

“Maksudnya?”

“Kalau kamu tidak meragukan dirimu sendiri, kenapa kamu ingin mengungkit hubunganku dengan Paman Nan, dan ingin mengusirku pergi? Apakah kamu pikir dengan berkata seperti itu maka aku akan pergi? Aku biasa-biasa saja kepada Paman Nan, lantas atas dasar apa aku pergi? Kalau kamu punya kepercayaan diri, untuk apa dirimu perhitungan dengan mahasiswi umur 19 tahun?”

“Kamu----“ Xi Yao marah hingga tak bisa berkata-kata.

“Aku apa? Hubunganku dengan Paman Nan sudah jelas, dia diminta tolong oleh kakak untuk menjagaku! Kalau kamu terus menatap kami seperti itu, aku tidak bisa apa-apa! Namun kamu sendiri tidak bisa mendapatkan Paman Nan, itu adalah masalahmu, meskipun hari ini kamu menjatuhkan diriku, kamu tetap saja tidak bisa mengalahkan rasa percaya dirimu!” Awalnya Gu Niantong berniat datang untuk membuat batu tapi karena diganggu oleh wanita ini dia pun tidak bisa mengerjakan apa-apa, lalu dia mengambil tas MCMnya dan pergi.

Kebetulan sekali dia bertemu dengan Cai-cai di lorong, tangannya memegang sebuah dus, dia berkata pada Gu Niantong : “Nona Gu San, kebetulan sekali aku sedang mencari kamu, kenapa selesainya cepat sekali?”

Gu Niantong tidak menjawab, namun wajahnya terlihat marah, marah sekali, dia belum pernah mendapat perlakuan seperti wanita ini di rumahnya, bahkan di kampusnya juga orang-orang sangat baik, jadi dia merasa tidak bisa menerimanya.

Dia tidak mengungkit soal Xi Yao pada Cai-cai.

“Tidak apa-apa! Ada apa? Kak Xiao Cai?” Gu Niantong bertanya.

Cai-cai sudah berumur 40 tahunan dan Nona Gu San memanggilnya “Kak Xiao Cai”, sungguh cerdas.

“Oh, ini ada 2 buah baju renang, waktu itu bukankah kamu bilang tidak akan pakai lagi baju renang yang dibelikan Papa dan Mamamu, jadi karena di dalam negeri tidak ada merk ini, Presdir Gu sengaja menyuruh orang pergi ke Swiss membelikannya untukmu! Sepertinya cocok dengan ukuranmu.” Cai-cai menyodorkan baju renang itu pada Gu Niantong.

Gu Niantong memikirkan kembali perkataan Xi Yao, dan dia merasakan Paman Nan memang sangat baik kepadanya, tapi kalau dia hanya menerimanya dan tidak tahu terima kasih, maka dia jadi orang bodoh saja.

“Baiklah, terima kasih!” selesai berkata, Gu Niantong mau pergi, namun tiba-tiba dia berbalik badan dan bertanya pada Cai-cai, “Kak Xiao Cai, Paman Nan sebenarnya membeli mesin pemotong batu ini untuk apa?”

Cai-cai sudah bekerja bertahun-tahun sebagai sekretaris, tentu saja dia mengerti maksud pertanyaan Gu Saner, dia pun menjawab sambil tersenyum, “Waktu itu Presdir memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan batu permata, dan untuk melebarkan akun bisnisnya maka dia membeli mesin ini!”

Mendengar penjelasannya Gu saner merasa lega, sepertinya Xi Yao hanya mencari-cari kesulitan!

Begitu melihat Xi Yao berjalan keluar dari ruangan yang sama tempat Gu Niantong keluar tadi, akhirnya Cai-cai mengerti.

Setelah Gu Niantong naik bis, dia berpikir, dia tahu harga baju renang ini kemudian dia mentransfer uang sejumlah 4 juta lebih.

Isi berita transfernya : Paman Nan, terima kasih, aku benar-benar sudah merepotkan dirimu!

Nan Liyuan masih rapat, jadi tadi dia menyuruh Cai-cai pergi karena takut Gu Niantong sudah keburu pulang, makanya dia lebih awal memberikan baju renang.

Dan sekarang dia malah mentransfer sejumlah uang untuknya?

Nan Liyuan memandangi transferan uang dari Gu Niantong, dia memutuskan untuk tidak menerimanya, besok dia akan mengembalikan uang ini!

“Apakah kamu masih menganggpku sebagai orang asing?” tanyanya.

“Sesama saudara pun masalah uang harus jelas! Apalagi kamu kan Paman Nan-ku. Terima saja, paman!”

Nan LIyuan menaruh handphonenya di atas meja, laporan yang disampaikan oleh bawahannya sudah tidak didengar.

Gu Niantong pulang ke asrama dan merasa perutnya sakit.

Waktu sudah berlalu sebulan lamanya sejak masa terakhir di kota Yu.

Masa menstruasinya sudah mau datang, dan tiap kali sedang haid dia selalu terbaring di kamar dan kesakitan.

Dia duduk sendirian di atas kasur, sakitnya sampai seluruh tubuh seperti dipilin, tapi karena dia masih marah pada Xi Yao, dia pun mengepalkan tangannya erat-erat sampai dahinya bercucuran keringat dingin, setiap bulan dia harus mengalami rasa sakit seperti mati, lalu hidup kembali, setelahnya dia merasa hidup ini sangatlah indah.

Pola pikirnya tentang kebahagiaan juga dimulai dari sini.

Qiao Qiao sudah kembali dan menanyakn kondisi Gu Niantong, karena wajahny pucat pasi.

Gu Niantong bilang kalau setiap kali menstruasinya datang dia seperti mau mati, sakitnya membuatnya merasa ingin mati saja, dan tubuhnya terasa gemetar.

Dulu ketika di Harvard, ada seorang bibi di kantor cabang perusahaan Ayahnya yang membuatkan sup tim khusus untuknya, dan sekarang ini dia tidak tahu bagaimana Ayah dan ibunya mengatur.

“Cari seorang pria dan berhubungan badan dengannya, maka rasa sakitnya akan reda!” Qiao Qiao berkata dengan asal-asalan.

Gu Niantong tidak berniat meladeinya, jadi dia bertanya bagaimana mata kuliah Matematika Lanjutan tadi, Qiao Qiao bilang kalau Heting menatap tempat duduknya beberapa kali tapi tidak ada apa-apa.

Telepon dari ibunya berbunyi, begitu mendengar suara Jiang Shutong, Gu Niantong langsung menangis, “Ma—mama—aku kangen padamu”

Hati Jiang shutong seketika meleleh, Gu Niantong juga merupakan buah hatinya, “Niantong, mama pikir waktu menstruasimu sepertinya sudah mau tiba, mama sudah buatkan untukmu, mama antar kesana ya?”

“Tidak usah, tidak usah! Ma, aku ingin pulang!” Disaat kondisi seperti ini, wajar saja kalau Gu Niantong berniat ingin pulang.

“Ada apa? Apakah kamu mendapat perlakuan tidak menyenangkan di kampus?” mendengar putri kesayangannya dirundung, hati Jiang Shutong pun berontak.

“Tidak ada! Aku cuma kangen mama dan papa, aku ingin pulang beberapa hari saja, setiap kali menstruasiku datang rasanya aku ingin mati saja, jadi aku kangen papa dan mama, mama---mama---“ Gu Niantong memanggil mamanya seperti anak kecil.

“Aku bilang Papamu dulu, aku menyuruhnya mengatur mobil, mama akan menjemputmu.”

Gu Niantong mengangguk.

Mobil Jiang Shutong baru tiba 1.5 jam kemudian, dan Gu Mingcheng tidak ikut karena banyak orang yang mengenalnya, jadi kalau dia muncul nanti malah repot.

Qiao Qiao sudah membantu Gu Niantong membereskan barang-barangnya, Gu Niantong memeluk perutnya, dan ketika turun tangga, naik ke mobil dia juga memeluk Jiang Shutong erat-erat, seperti seorang anak yang akhirnya menemukan ibunya.

Sepanjang jalan, wajahnya pucat dan dia bersandar di bahu Jiang Shutong, Jiang Shutong memegang tangannya erat-erat.

Dulu Jiang Shutong juga punya penyakit yang sama, dan sekarang penyakit itu menurun pada Gu Saner, bahkan lebih parah.

Sopir keluarganya sudah tahu kalau Noan Gu San punya penyakit ini, jadi dia tidak berkata apa-apam hanya mengemudikan mobilnya dengan cepat.

Jiang Shutong melihat kalau kali ini Gu Saner sakit karena menstruasinya sudah mau datang, sebelumnya juga seperti itu hanya saja waktu itu kelihatannya masih lumayan, tapi kali ini dia benar-benar seperti diperas habis-habisan!

“Saner, ada masalah apa? Katakan pada mama!” Jiang Shutong berkata pada Gu Niantong, “Kalau mama tidak bisa selesaikan, masih ada Papa dan kakakmu!”

Gu saner merangkulkan kedua tangannya di leher Jiang Shutong, “Tidak ada masalah apa-apa!”

“Kalau tidak apa-apa kenapa perasaanmu terlihat sedih?”

“Kan datang bulan!”

……

Setelah selesai rapat, Nan Liyuan duduk di ruangannya.

Kemudian Cai-cai melaporkan reaksi nona GU San pada Nan liyuan, Nan liyuan juga merasa GU Saner tidak seperti biasanya, bahkan memberinya uang.

Dan Cai-cai juga menceritakan kalau tadi Xi Yao juga keluar dari ruangan tempat Gu Saner berada.

“Xi Yao?” Nan Liyuan langsung mengerutkan kening.

“Ya.”

“Panggil dia kemari!”

Lalu Cai-cai pergi.

15 menit kemudian, Xi Yao datang, dia berdiri di sana, wajahnya terlihat keras kepala dan sedih, dia tidak mau menatap Nan Liyuan.

“Apa yang telah kamu katakan padanya?” suara Nan Liyuan terdengar lembut.

Akan tetapi Xi Yao tahu Nan Liyuan sekarang terlihat begitu tenang, tapi justru semakin menakutkan, Nan Liyuan tahu apa yang akan dia hadapi!

Dia sangat takut pada Nan Liyuan, justru disaat Nan Liyuan sedang lembut, dibaliknya ada sebuah gunung es!

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu