Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 591 Suamimu Benar-Benar Cukup Kejam Ya (2)

Qiu Dongyueberbaring di ranjang dan tidak mengatakan apapun.

Miao Yingdong baru saja mau berdiri, Qiu Dongyue berkata, “Pinggangku sakit. Kamu pijatlah punggungku!”

“Sebenarnya pinggang atau punggung yang sakit?” tanya Miao Yingdong.

WajahQiu Dongyue memerah sedikit malu dan kesal, “Pinggang sakit, pijatlah pinggangku.”

Miao Yingdong terpaksa duduk lagi dan memijat pinggang Qiu Dongyue.

Tubuh Qiu Dongyue berbalik ke samping, menopang wajah sampingnya dengan punggung tangannya.

Setelah beberapa saat, dia bertanya, “Apakah dia cantik?”

"Siapa?"

“Menurutmu, siapa?” tanya Qiu Dongyue dengan kesalnya sambil menghadap ke dinding.

Barusan saja karena marah, dia pun menulis surat cerai, sekarang dengan cepatnya Miao Yingdong sudah punya wanita baru.

Mungkin wanita baru ini memang sudah ada, tinggal menunggu surat perceraian dari Qiu Dongyue.

“Kamu yang hanya berstatus sebagai mantan istri, apa menurutmu pantas bertanya padaku siapa yang bersamaku sekarang? Apa hatimu merasa tidak tenang?” tanya Miao Yingdong.

“Seperti apa sebenarnya dia?”

“Wanita yang mengejarku, jelas pasti cukup cantiklah. Kalau dia jelek, mana mungkin aku jatuh cinta padanya.” Kata Miao Yingdong dengan begitu tenangnya.

Qiu Dongyue pun diam tidak mengatakan apapun lagi.

Dia kembali memiringkan kepalanya dan menenggelamkan kepalanya di antara tangannya.

Dia menyesal. Jika dari awal tahu begini, dia tidak akan melakukan sesuatu dalam keadaan emosi, dan tidak mungkin sampai menulis surat perceraian?

Dia sudah masuk ke dalam jebakannya.

“Aku lapar, kamu masaklah mie untukku. Jangan lupa tambahkan telur rebus.” Kata Qiu Dongyue.

“Aku akan menyuruh bibi untuk...”

“Kamu yang masak.” Teriak Qiu Dongyue, “Aku hamil tapi kamu tidak pernah memasakkan apapun untukku. Kamu sekarang masak untukku, memang tidak boleh apa?”

Miao Yingdong terpaksa berdiri.

Seumur hidupnya, dia kapan pernah dimarahi seperti ini?

Bibi memberitahunya dimana mienya.

Memotong bawang sudah merupakan keahlian Miao Yingdong. Telurnya juga sudah direbus dengan baik, dia khusus merebus dua telur untuknya.

Setelah menuangkan cukup cuka dan minyak wijen, Miao Yingdong pun menyajikannya untuk Qiu Dongyue.

Karena dia menyadari kalau Qiu Dongyue suka makan yang asam, makan dumpling suka sekali dengan banyak cuka, makan mie juga suka sekali ditambah banyak cuka hingga rasanya asam.

Tentu saja, cuka ini bukan cuka yang lain.

Qiu Dongyue dengan tatapan yang masih saja kesal dan benci berkata, “Kamu suapi aku!”

Qiu Dongyue sudah duduk tegap di atas ranjang.

Miao Yingdong sudah duduk di depan Qiu Dongyue dan menyuapinya pelan-pelan.

Qiu Dongyue makan sambil memandang Miao Yingdong dengan berlinangan air mata. Setelah diam dan melamun cukup lama, dia berkata, “Surat perceraian, aku ingin menariknya lagi, ya?”

“Menariknya lagi?” kata Miao Yingdong mengerutkan kening, “Buku cerai saja sudah selesai diurus. Jadi proses yang satu ini juga tidak akan berubah. Sudah cerai, kalau mau bersama lagi ya harus rujuk. Tapi aku tidak ingin rujuk.”

Qiu Dongyue tidak bicara lagi dan menundukkan kepala melanjutkan makannya.

Ponsel Miao Yingdong berdering, dia pun berkata kepada Qiu Dongyue, “Kamu bisa makan sendiri dulu kan? aku mau angkat telepon ?”

Qiu Dongyue dengan tidak relanya mengulurkan kedua tangannya mengambil mangkok mienya.

Weiheng yang menelepon.

Weiheng bertanya kepada Miao Yingdong apa yang sedang dilakukan sekarang, Miao Yingdong pun bilang kalau dia sedang menyuapi makan.

“Kamu menyiapai siapa, Kak?” tanya Weiheng merasa sangat heran.

“Ex

Wife”

Mantan istri, dua kata ini membuat Qiu Dongyue tidak punya nafsu untuk melanjutkan makannya. Dalam hati memaki dirinya sendiri, kenapa begitu bodohnya sampai tebruru-buru menulis surat perceraian?

“Bagaimana bisa jadi begitu.”

“Sulit diceritakan. Nanti kalau bertemu, aku akan menceritakannya.” Miao Yingdong menutup teleponnya lalu mengambil mangkok miie dari tangan Qiu Dongyue dan meneruskan untuk menyuapinya.

Porsi makan Qiu Dongyue sekarang sangat besar. Dia makan satu mangkuk besar ini, padahal barusan saja dia makan nasi.

“Hebat sekali makanmu ya?” kata Miao Yingdong sambil tersenyum.

“Walaupun makanku hebat alias banyak, toh kedepannya kamu tidak perlu lagi membiayaiku, apa yang kamu takutkan?” jawab Qiu Dongyue.

Setelah mie di mangkuk habis, Qiu Dongyue berkata kepada Miao Yingdong, “Kamu pergilah.”

Miao Yingdong dengan santai dan tenangnya pergi.

Tangan Qiu Dongyue mencengkram sprei ranjang dengan erat. Memang benar-benar budak wanita. Jika seandainya dia menganduk anak perempuan, mungkin Miao Yingdong tidak akan begitu cuek!

Miao Yingdong memberitahu Xu Qian mengenai Qiu Dongyue yang mengandung anak laki-laki dan memintanya memberikan beberapa nama untuk putranya.

Xu Qian dan Miao Zhengtao sudah menghabiskan cukup banyak hari untuk mengumpulkan lumayan banyak nama. Lalu memoto nama-nama itu lalu dikirimkan ke wechatnya Miao Yingdong.

Saat itu Miao Yingdong sedang rapat, Xu Qian meneleponnya dan mengatakan kalau mereka sudah memilih sepuluh nama lalu menyuruh Miao Yingdong untuk memilh dari ke sepuluh nama itu.

Di meja rapat, Miao Yingdong membaca kesepuluh nama di foto di ponselnya. Setelah berpikir cukup lama, dia pun berkata kepada para peserta rapat, “Rapat selesai, rapatnya besok dilanjutkan lagi!”

Di ruang rapat, satu persatu orang keluar dari ruangan tapi Miao Yingdong masih saja melihat foto wechat itu.

Weiheng datang dan melihat sosok Miao Yingdong yang begitu konsentrasi. Dia pun bertanya ke Miao Yingdong apa yang sedang dia lakukan.

“Memilih nama.” jawabnya

“Untuk siapa?” tanya Weiheng.

“Anak laki-lakiku.” Jawabnya lagi.

Weiheng seolah benar-benar tidak berani percaya kalau Miao Yingdong punya anak laki-laki.

“Kakak, kamu yang tidak terlihat berhasrat yang selama ini begitu tenang tak beremosi bisa-bisanya punya seorang anak laki-laki? Kenapa aku benar-benar tidak berani mempercayai ini ya. Apalagi, selama ini kamu tidak suka anak laki-laki kan, kamu takut kalau dia akan mengganggu ambisimu.” Kata Weiheng dengan santai sambil menyelipkan tangannya ke dalam saku celananya.

Akhir-akhir ini, dia selalu di Amerika untuk menjaga Miao Yingjiu dan Gu Hanqing dan tidak pernah kembali. Jadi begitu kembali, dia langsung datang ke perusahaan Miao Yingdong. Dia datang awalnya mau makan bersama dengan Miao Yingdong.

“Omong kosong, cepat kesini, bantu aku mencari nama.” Miao Yingdong masih tetap konsentrasi melihat nama-nama itu.

Weiheng pun menghampirinya lalu melihat ke foto itu, kemudian menunjuk satu nama dan berkata, “Kakak karena bagaimanapun kamu kan tidak suka anak laki-laki. Semua orang saja tahu kalau anak perempuan adalah anak yang paling kamu dambakan. Kalau begitu beri saja namanya Miao Jintian yang diambil dari pepatah bahasa mandarin ‘jinshang tian hua’ yang punya arti menambah kecemerlangan.”

“Boleh sekali!" jawab Miao Yingdong.

“Benarkah, kak? benar-benar aku yang memberi nama anak laki-lakimu?” tanya Weiheng dengan sangat berhati-hati.

“Iya!”

Yang paling penting adalah Miao Yingdong merasa kalau nama ini cukup enak didengar.

“Aku dengar, kamu mengirim Yueran ke atas gunung ya, kenapa?” tanya Weiheng.

Niantong hanya mengatakan ini kepada Weiheng, Yueran tinggal di atas gunung. Alasan spesifiknya dia juga tidak tahu, dia juga bilang kalau kakak tertuanya tidak sering datang ke sana.

Weiheng dan Niantong cukup penasaran dan tertarik dengan ini. Tapi mereka selalu saja tidak menemukan alasan yang tepat. Selama kakak tertuanya tidak mau mengatakan maka orang lain pun selamanya jangan pernah berpikir untuk bisa tahu itu.

“Jika tinggalnya tidak pisah, maka dua orang ini di sisa hidupnya tidak akan bisa pada status dan tingkat yang sama!” kata Miao Yingdong.

Weiheng setengah mengerti dan setengah tidak mengerti dengan ucapan ini.

“Kamu dulu pernah bilang kalau Yueran adalah mantan istrimu, bagaimana bisa begitu?” tanya Weiheng lagi.

“Itu hanya bercanda denganmu saja!”

Di pihak Qiu Dongyue, seorang penulis Spanyol mengatakan kalau dia akan datang ke Amerika Serikat dalam beberapa hari dan menandatangani kontrak penerbitan dengan penerbit di pihak Amerika. Qiu Dongyue mengatakan kalau terjemahan bukunya juga hampir selesai. Kira-kira dalam setengah bulan atau sebulan akan selesai diterjemahkan.Dia cukup mengeceknya sekali lagi. Isi yang telah diterjemahkan sebelumnya telah diberikan ke supervisornya untuk dicek. Dan supervisor bilang sudah tidak ada masalah.

Penulis Spanyol bilang kalau dia datang, Qiu Dongyue juga harus datang karena harus menandatangani kontrak penerbitan dan kontrak penerjemahan dengan penerbit. Kedepannya ketika penandatanganan buku, Qiu Dongyue juga harus hadir. Intinya pekerjaan selanjutnya yang lebih banyak lagi, Qiu Dongyue juga harus ikut.

Qiu Dongyue pun mengiyakan.

Tapi, untuk pergi menandatangani kontrak itu, dia harus meminta cuti ke Miao Yingdong, karena Miao Yingdong tidak mengijinkannya pergi sembarangan.

Jadi, hari itu, Qiu Dongyue menelepon Miao Yingdong.

"Aku ingin mengambil cuti beberapa hari. Penulis Spanyol akan datang, aku harus pergi ke penerbit untuk menandatangani kontrak penerbitan jadi mungkin butuh beberapa hari," kata Qiu Dongyue.

“Berapa umurnya?” tanya Miao Yingdong.

Ini?

Qiu Dongyue bingung, Miao Yingdong tidak bertanya masalah hubungan kontraknya. Malah tanya umur penulis itu, untuk apa coba?

“Tidak tahu, kalau mendengar suaranya sepertinya 40 sampai 50 tahunan?” tebak Qiu Dongyue.

"Pergilah." Jawab Miao Yingdong, "Aku akan menyuruh salah satu bibi untuk menemanimu. Apa mau dikirim mobil untuk kemana-mananya?”

Qiu Dongyue berkata tidak usah. Dia berpikir kalau penerbit akan mengirim mobil untuk antar jemput ketika penulis itu datang. Jadi, Qiu Dongyue ikut mobilnya seharusnya tidak masalah.

"Tidak butuh. Terima kasih," kata Qiu Dongyue.

Tiga hari kemudian, penulis Spanyol datang ke Amerika Serikat.Tentu saja, penerbit mengirim mobil komersial Mercedes-Benz untuk membawa penulis itu bersamanya.

Penulis ini lebih muda dari perkiraan Qiu Dongyue, sekitar tiga puluh atau empat puluh tahunan, hampir seumuran dengan Miao Yingdong, siapa juga yang menyuruh suara penulis ini terdengar lebih tua.

Cukup tampan juga.

Qiu Dongdong dan Bibi duduk di kursi belakang mobil.

“Tidak disangka ternyata penerjemahku seorang wanita hamil. Ini pasti sangat sulit bagimu ya!" Penulis Spanyol itu menoleh ke belakang dan melirik perut Qiu Dongyue.

"Tidak terlalu sulit kok, sudah seharusnya. Aku juga belajar banyak dari bukumu. Sangat luar biasa sekali.” kata Qiu Dongyue sambil melihat ke arah jendela.

"Bagaimana dengan suamimu? Kenapa dia tidak menemanimu?" Tanya penulis Spanyol itu lagi.

Wajah Qiu Dongyue tenggelam lagi dan berkata, "Kami sudah bercerai!"

Penulis Spanyol itu mengangkat pundaknya dan menatap perut Qiu Dongyue lagi, "Oh, kalau begitu dia benar-benar kejam juga ya!"

Ketika istri sedang hamil malah bercerai, jelas ini cukup kejam.

Qiu Dongyue berpikir sejenak, siapa juga yang mengatakan tidak, dia sangat sangat kejam sekali!

Bibi menundukkan kepala dan mengirim pesan WeChat ke Miao Yingdong, mengatakan kalau penulis Spanyol itu mengatakan kalau Miao Yingdong cukup kejam. Nyonya diam yang berarti setuju dengan pendapat itu!

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu