Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 97 Ditusuk Tepat di Hati (1)

Yang kebetulan adalah waktu dan tanggal, pada rekaman percakapan juga hanya bisa dilihat waktunya, sepertinya waktu tersebut sama dengan waktu ketika pesta dansa diadakan, waktu dimana Gu Mingcheng dan Shu Yao berdansa——

Jangan-jangan Jiang Shutong bisa melihat adegan Gu Mingcheng dan Shu Yao berdansa lewat ponsel Jiang Yuwei?

Jiang Shutong pernah bilang bahwa ibu Gu Mingcheng-lah yang menyebut soal Shu Yao pada Jiang Shutong.

Gu Mingcheng melakukan telepon jarak jauh ke luar negeri kepada ibunya.

“Bu, apakah ibu yang menyebut soal Shu Yao kepada Jiang Shutong?”

Meskipun ibu Gu Mingcheng pernah bicara sekali dengan Jiang Shutong, ia tidak membahas soal mencari Jiang Shutong kepada Gu Mingcheng, tapi kepada anak sendiri si ibu tidak ingin berbohong, atau malah tidak perlu berbohong sama sekali.

“Perempuan yang sudah cerai itu? Ya, aku mencari dia, kemudian menyebut soal Shu Yao, aku mendengar bahwa kemudian dia meninggalkanmu!”

Sisanya tidak didengarkan oleh Gu Mingcheng, jadi dia menutup telepon.

Setelah masalah itu, Gu Mingcheng sudah memikirkan ini dalam kepalanya: Demi putrinya, Mo Sian rela mencari Shu Yao untuk menghabisi Nie Yingying, kemudian memberitahu ibu Gu Mingcheng bahwa selama ada seorang wanita di samping Gu Mingcheng, jika ibunya tidak suka, maka akan menggunakan Shu Yao untuk melawan balik. Kali ini ia menggunakan foto Shu Yao, karena di mata ibunya, Shu Yao dan Jiang Shutong memiliki beberapa kesamaan.

Jiang Shutong berpikir dia adalah pengganti dari wanita-wanita itu, jadi Jiang Shutong putus dengan Gu Mingcheng. Ditambah lagi hari itu, Gu Mingcheng secara kebetulan mendengar perbincangan antara Mo Sian dan beberapa orang lain, topiknya adalah tentang kepahitan Jiang Shutong ketika tidur dengan pria lain.

Sepertinya hal ini bukan kebetulan sama sekali!

Mo Sian——

Gu Mingcheng membuang rokoknya keluar jendela, sebelumnya ia tidak menyentuh Mo Sian, sebab Gu Mingcheng berpikir itu tidak perlu!

Tapi sekarang——

“Presdir Gu, coba lihat, kakakku merelakan aku untuk mengejarmu. Coba pikir, bagaimana aku bisa mengejarmu?” Jiang Yuwei berkata tanpa dasar, ditambah lagi ia berkata sambil menggoda.

“Terserah.” Gu Mingcheng menjawab dengan satu kata, dari awal hatinya bukan untuk Jiang Yuwei.

Setelah Jiang Shutong kembali ke Shanghai, setiap hari ia sibuk di dalam toko. Ketika ia longgar, Jiang Shutong berencana akan menghasilkan uang. Xu Maoshen benar, menghasilkan uang itu susah, tapi menghasilkan uang dari uang sangatlah mudah.

Selain membuka toko, Jiang Shutong juga ingin meletakkan uang cadangannya di tempat lain, mungkin karena dari kecil sudah berhubungan dengan bisnis, dia sangat berpikiran finansial, tapi dia tidak paham soal saham, dan tidak tahu dimana harus berinvestasi.

Setiap kali Jiang Shutong ada masalah, dia suka berdiskusi dengan Xu Maoshen, karena Jiang Shutong merasa aman dengan Xu Maoshen.

“Aku hanyalah seorang yang familiar di teknologi, sebenarnya aku tidak mengerti banyak soal manajemen finansial. Mingcheng adalah seorang ahli dalam bidang ini, mengapa tidak kamu tanyakan padanya?” Jawab Xu Maoshen.

Jiang Shutong mengerutkan dahi, mengapa semuanya jadi soal Gu Mingcheng? Apakah jika tidak ada Gu Mingcheng lantas Jiang Shutong tidak bisa hidup?

Lebih baik Jiang Shutong tidak bertanya lagi.

Ia meletakkan ponsel di atas meja, setelah beberapa saat, ada bunyi pesan masuk, ternyata Gu Mingcheng : Kudengar kamu ingin berinvestasi? Tapi tidak paham soal itu?

Jiang Shutong berpikir, mulut Xu Maoshen benar-benar cepat, padahal Jiang Shutong berencana untuk tidak memberitahu Gu Mingcheng.

“Ehn.” Jiang Shutong menjawab dengan satu kata.

“Aku akan ke Shanghai dalam dua hari, akan kuberitahu sesuatu.”

Jiang Shutong tertegun sebentar, kenapa Gu Mingcheng selalu datang ke Shanghai? Shanghai kan bukan harem-nya!

*harem adalah istana khusus para wanita yang dikawini oleh satu pria

Gu Mingcheng mengirimkan jadwal perjalanannya kepada Jiang Shutong dua hari kemudian, Gu Mingcheng datang ke Shanghai untuk rapat, ia akan mampir mencari Jiang Shutong dan datang ke toko Jiang Shutong.

Jiang Shutong setuju.

Tak disangka, hari dimana Gu Mingcheng datang, ternyata ada orang lain yang mengajak Jiang Shutong keluar——dia adalah ibunya Lu Zhiqian, yang juga merupakan mantan ibu mertua Jiang Shutong.

Meskipun keduanya berada di Shanghai, tapi ini pertama kalinya mereka janjian keluar, Jiang Shutong tidak paham ada apa ini, sepertinya ibu mertua punya maksud tertentu terhadap Jiang Shutong. Apa maksudnya, Jiang Shutong sendiri tidak tahu.

“Shutong, kamu punya pacar sekarang?” Tanya ibu mertua.

Jiang Shutong menggeleng.

“Kalau tidak punya pacar, tolong pikirkan soal Zhiqian.” Suara ibu mertua terdengar tulus, sama sekali berbeda dari saat ia menentang Jiang Shutong kala itu, bisa dibilang karena Jiang Shutong telah merawatnya dari penyakit parah, si ibu mertua telah membuang semua rasa marahnya.

Jiang Shutong tidak suka mengatakan ini, tapi dia tidak bisa mempertimbangkan Lu Zhiqian lagi, karena ia sudah memikirkannya dengan hati-hati, Jiang Shutong tidak tahan, di samping itu pernikahan mereka yang sebelumnya tidak bahagia, Jiang Shutong tidak ingin kembali ke masa itu.

Jiang Shutong menggelengkan kepala.

“Beberapa waktu yang lalu, Zhiqian pergi ke Amerika, apa kalian tidak rukun?” Ibu mertua terus menekan Jiang Shutong.

Jiang Shutong tak punya pilihan selain tersenyum, bukankah itu bagus? Mereka hanya jalan-jalan ke mall, tidak lebih.

Ponsel Jiang Shutong berdering, ternyata dari Gu Mingcheng : Aku sudah sampai.

Jarak antara kafe dengan toko lumayan jauh, Jiang Shutong mulai tidak sabar, tahu bahwasannya ibu mertuanya tidak bisa lagi membujuk Jiang Shutong, ditambah Jiang Shutong tidak bisa menerima Zhiqian lagi, buang-buang waktu saja. Jadi, Jiang Shutong pergi dengan terburu-buru.

“Ma, aku masih ada urusan, aku pergi dulu.” Jiang Shutong berkata satu kalimat, dengan tergesa-gesa membayar tagihan kopi, kemudian keluar untuk naik taksi dan pergi.

Ketika sampai di toko, ternyata sudah setengah jam berlalu, baru saja masuk ke toko, petugas toko berkata, “Bos, di kantormu ada seorang pria tampan sedang menunggu!”

Satu per satu, mereka semua mulai bermain mata dengan Jiang Shutong, mereka tidak tahu bahwa pria tampan itu adalah pria yang pernah tidur di dalam toko.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu