Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 394 Anak Ini Terlalu Dimanja Olehku Dan Papanya.

Nan Liyuan samar-samar teringat didalam rumah masih ada sekotak obat china, juga samar-samar teringat mama Ye Maochen melakukan bisnis obat-obatan China.

Setelah naik mobil, Nan Liyuan sambil menyetir mobil dan mengelus kepala Gu Niantong, “Benar-benar tidak apa?”

“Tidak apa-apa kok!” Gu Niantong menjawabnya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Jelas-jelas meminum obat tetapi bilang tidak minum obat?

Sesampainya dirumah, pukul 5 sore, Gu Niantong kembali mulai sakit panas.

Panasnya seperti ini, disiang hari tidak ada gejalanya sama sekali, tetapi tiba disore hari langsung menjadi parah, berbagai macam tanda benar-benar terlihat jelas.

Nan Liyuan memeluk Gu Niantong naik keatas ranjang, mungkin karena sedang sakit, Gu Niantong sangat lemah, memeluk leher paman Nan tidak melepaskannya bagaimanapun juga.

“Paman Nan, kamu jangan pergi”

“Paman Nan, Niantong takut”

“Paman Nan ——”

Setiap membuka mulut sebuah “Paman Nan ”, suaranya terdengar manja dan memelas.

Gu Niantong berbaring diranjang, memeluk leher Nan Liyuan sambil tertidur, telapak tangan Nan Liyuan terus menahan kepalanya sambil menepuk-nepuknya.

Setelah ia tertidur, Nan Liyuan mengambil sebuah termometer dan mengukur panas Gu Niantong, 39 derajat, panas tinggi.

Nan Liyuan mengambil obat yang sebelumnya diberikan Ye Maochen kepadanya, disajikannya kepada Gu Niantong sampai keposisi kepala ranjang, kemudian memberikan obat itu untuk dimakannya.

Gu Niantong merasa obatnya pahit, tidak mau memakannya.

Memang benar, obatnya sangat pahit.

Nan Liyuan memecahkan obat pil itu menjadi kecil-kecil, menaruhnya terlebih dahulu kedalam mulutnya kemudian menyuapkannya kedalam mulut Gu Niantong.

Reaksi Gu Niantong sangat bereaksi kuat, kedua tangan memeluk erat leher Nan Liyuan, kemudian memakannya, air matanya mengalir hingga keujung matanya, tidak ingin memakannya.

“Anak baik————” Nan Liyuan membujuknya.

Pill obat yang besar itu pada akhirnya dengan cara menyuapkannya dari mulut ke mulut berhasil dihabiskannya, Gu Niantong kemudian tidur dengan lelap.

Nan Liyuan duduk diatas sofs dilantai bawah, tangannya memegang dagunya, memikirkan urutan hal-hal yang terjadi dan konsekuensi yang ada, kemungkinan besar kemarin malam Gu Niantong juga panas tinggi, panas hingga kehilangan kesadarannya, Ye Maochen memberikannya obat, karena itu, Niantong tidak mengetahuinya.

Tetapi berdasarkan kepribadian Niantong, pasti tidak akan semudah ini memakan obat yang diberikannya, obat itu sangat pahit.

Jadi tidak membeli obat-obatan barat, tetapi memberikannya obat tradisional China juga untuk menguji coba reaksinya.

Bagaimana cara Ye Maochen memberikan obat itu kepadanya? Seperti caranya?

Nan Liyuan mengambil HP Gu Niantong, mencari Wechat Ye Maochen, kemudian mengirimkan pesan kepadanya: Terima kasih kemarin sudah merawat istriku.

Ye Maochen menjawab: Presdir Nan ? Presdir terlalu sungkan, tetapi badan nona Gu benar-benar wangi.

Nan Liyuan mengeratkan rahangnya.

Rasa cemburu menguar dari dalam hatinya.

Gu Niantong berkata dirinya tidak pernah cemburu karenanya, sebenarnya, ia cemburu, hanya saja Gu Niantong tidak mengetahuinya.

Nan Liyuan kemudian pergi kedaput untuk memasakkan bubur untuk Gu Niantong dan menggorengkan sebuah telur.

Saat Gu Niantong terbangun, sekujur tubuhnya basah oleh keringatnya.

Ia pergi kedapur, begitu masuk ia langsung memeluk pinggang paman Nan.

Baru saja sembuh dari sakit parah, masih terlihat menyedihkan.

“Paman Nan, Niantong beberapa hari tidak melihatmu, sudah benar-benar rindu, hati seperti dipecahkan oleh seseorang. Menurut Niantong, dihati paman Nan sudah tidak ada Niantong, kalau tidak, mana mungkin kamu tidak menemaniku saat aku dengannya pergi berlomba. Benar-benar tidak kuatir.” Gu Niantong bersandar kepunggungnya, menggurutu sendirinya.

Nan Liyuan sambil memasak bubur sambil ujung bibirnya bergerak sedikit, sebenarnya, dalam hatinya ia merasa cukup berhasil, dihitung-hitung tidak sia-sia sudah menyayanginya, sekarang sudah tahu cara untuk membalasnya, seperti perasaan para petani yang berbahagia melihat hasil panennya.

“ Niantong sudah besar, ada beberpa hal yang harus dilakukan sendiri, tidak bisa selalu bergantung kepada paman Nan. Urusan paman Nanmu juga cukup banyak.” Katanya.

“Tetapi dimalam hari, Niantong tinggal sendirian, masih saja menakutkan, kalau paman Nan ikut, Niantong tidak takut!”

Gu Niantong kembali memeluk erat-erat pinggang Nan Liyuan, seakan-akan takut paman Nan nya akan lari darinya.

Niantong nya yang manja seperti ini, kemarin malam sebenarnya apa yang terjadi dengan Ye Maochen itu?

Nan Liyuan tidak dapat mengetahuinya.

Gu Niantong bersama dengan paman Nan, merasa aman dan dapat diandalkan, merasa dirinya sendiri sudah menemukan sarang untuk berlindung dalam kehidupan ini, dikemudian hari memberikannya apapun, ia tidak lagi membutuhkannya.

Dihari kedua, Nan Liyuan mengantarkan Niantong menuju kesekolahnya, kemudian berkata akan datang untuk menjemputnya disiang hari.

Paman Nan akhir-akhir ini sangat sibuk, sudah lama sekali tidak mengantar dan menjemput Niantong dari sekolah, Gu Niantong benar-benar sangat senang.

Disaat hampir pulang sekolah, ia members-bereskan barangnya, karena baru saja paman Nan mengirimkan pesan Wechat kepadanya, katanya sudah menunggu dirinya didekat taman Miaopu sekolah, mobilnya berhenti disana.

Gu Niantong sangat bersemangat, ia membawa tas dipunggungnya sambil berlari, disaat berlari hingga pintu barat, ia melihat seseorang baru saja turun dari mobil, seperti Ye Maochen, Ye Maochen melihat Gu Niantong, matanya menyorotkan tatapan tertarik padanya.

Posisinya dan paman Nan berada satu didepan dan satu belakang, posisi mobil paman Nan berada dibelakang, ia sedang bersandar di mobil Bentley-nya menunggu Gu Niantong, Nan Liyuan sudah melihat Ye Maochen, persaingan kedua hanya mereka saja yang mengetahuinya, Ye Maochen berada diposisi depan.

Gu Niantong berlari kencang kearah kemari, saat melewati Ye Maochen, dengan sekuat tenaga ia menginjak kakinya kemudian dengan cepat mendorongnya dan berlari lurus langsung kearah Nan Liyuan.

Adegan ini, Nan Liyuan juga melihatnya.

Ye Maochen terdiam disana kemudian menundukkan kepalanya tersenyum.

Setelah itu, ia memutar balik kepalanya, berjalan kearah Gu Niantong.

Gu Niantong dengan cepat bersembunyi dibalik badan Nan Liyuan, “Paman Nan, tolong aku!”

Ye Maochen mau melihat ke Gu Niantong melalui bahu Nan Liyuan, Gu Niantong hanya melihatkan kedua matanya, panik dan cukup takut.

“Aku menganggap hal ini sebagai kenakalan nona Gu, benar bukan?” Ye Maochen menggerakkan kepalanya kekanan-kiri melihat Gu Niantong.

“Anak ini terlalu dimanjakan olehku dan papanya, benar-benar manja hingga tiada bandingannya. Aku mewakilinya meminta maaf kepadamu.” Nan Liyuan melipat kedua tangannya sambil berdiri didepan mobilnya dan berkata padanya.

Jelas-jelas memamerkan kekuatannya, tidak ada perasaan minta maaf sama sekali.

Ye Maochen hanya tersenyum sekilas kepada Gu Niantong, memutar balik badannya kemudian pergi menuju keruang kerja professor Edmond.

“Apakah masih panas?” Setelah masuk kedalam mobil, Nan Liyuan bertanya kepada Gu Niantong.

“Hari ini kondisiku benar-benar jauh lebih baik!” jawab Gu Niantong.

Nan Liyuan sendiri saat ini sedang mempererat kontrolnya terhadap Gu Niantong dalam berbagai sisi, hari ini datang menjemputnya juga karena alasan ini.

Meskipun ia menginjak kaki Ye Maochen, tetapi dipandangan Nan Liyuan, ini lebih terlihat seperti sebuah ————

Nan Liyuan tidak berani membayangkannya.

Tanggal 2 bulan 4, Gu Shixun lahir, Gu Niantong ingin pulang.

Keponakan kecilnya lahir, ia akan menjadi seorang bibi.

Ia berkata kepada Nan Liyuan, “Mau membelikan apa untuk si bayi?”

“Ayo kita melihat-lihat sama-sama. Kali ini mungkin aku tidak bisa kembali, ada sebuah orderan diluar negeri, aku perlu pergi untuk menanda tangani kontrak itu, selain aku tidak ada lagi yang bisa. Tetapi setelah beberapa saat, aku akan pulang, membawa orderan ini kepada Grup Liyuan untuk dikerjakan.” Kata Nan Liyuan.

Gu Niantong tidak senang, hal yang sebegini pentingnya.

“Kamu yang akan menjadi paman tidak pergi?” Gu Niantong bersandar didadanya berkata padanya, tangannya mengelus otot perut Nan Liyuan.

“Aku akan telat beberapa hari.”

Tetapi barang yang akan diberikan untuk si bayi, Nan Liyuan tetap memilihnya bersama dengan Gu Niantong.

Saat memilih barang, dalam hati Nan Liyuan tersimpan sedikit rasa sakit.

Ia juga pernah memiliki seorang anak——

Gu Niantong saat memilih barang terlihat sangat serius, ia mungkin sudah melupakan anak itu.

Umur 20 thn, memang adalah waktu yang tepat untuk melahirkan anak, menggugurkannya juga tidak akan merasa sayang.

Tetapi jika Nan Liyuan mengetahuinya, pasti tidak akan membiarkannya menggugurkan bayi itu.

Akhirnya, Nan Liyuan mengantarkan Gu Niantong naik ke pesawat, yang pulang bersama Gu Niantong masih ada 1 orang lagi—— Miao Miao Yingjiu.

Miao Miao Yingjiu menerima ajakan dari Gu Niantong.

Kedua kalinya pergi kerumah Gu, ia benar-benar sangat senang, dengan tangan sendiri membuatkan si bayi beberapa pasang baju, membelikan gelang emas dan kalung emas, juga angpao tebal.

Sepanjang perjalan, Miao Miao Yingjiu berbicara sambil tertawa, benar-benar bahagia.

Kelahiran Gu Shixun, Gu Mingcheng paling berbahagia, cucu pertamanya.

Ia memesan hotel paling besar untuk merayakan kelahirannya, begitu lahir langsung mengirimkan berbagia macam hadiah untuknya.

Miao Miao Yingjiu tiba dirumah Keluarga Gu, terlebih dahulu mengeluarkan dan memberikan baju untuk Gu Mingcheng dan Jiang Shutong, sudah datang dari jauh tentu saja harus menyiapkan hadiah untuk semua orang.

Bagaimanapun juga hari ini adalah hari besar Keluarga Gu, semua orang berada dirumah.

Hadiah untuk Gu Weiheng, ia memilihkan sebuah sabuk kulit yang sangat mewah.

Saat membicarakan mengenai sabuk kulit, Jiang Shutong melihat dengan penuh makna kearah Gu Mingcheng.

Gu Niantong juga teringat, ia selalu memberikan hadiah sabuk kulit kepada Nan Liyuan.

Gu Niantong tidak tahu Miao Miao Yingjiu sengaja atau tidak mengerti tradisi diKeluarga Gu.

Para wanita diKeluarga Gu, suka memberikan prianya hadiah sabuk kulit.

“Kamu memberikanku sabuk kulit?” Gu Weiheng melihat Logo mahal diatas sabuk kulit itu sambil bertanya.

“En, apakah ada sesuatu yang salah? Tuan besar kedua Gu?” Miao Miao Yingjiu menaruh kedua tangannya dibelakang, wajahnya bersinar dan penuh dengan kemewahan

Gu Weiheng menundukkan kepalanya sambil terbatuk, “Tidak ada yang salah sih, aku hanya takut istriku dimasa depan tidak menyukainya.”

Miao Miao Yingjiu seolah-olah baru saja menyadarinya, “Oyaa? Aku tidak tahu tentang itu! Kalau begitu tunggu suatu hari kamu sudah menemukan nyonyamu, aku akan datang kembali untuk mengambil sabukku, itu juga tidak terlambat!”

Jiang Shutong menundukkan kepalanya dan tertawa.

Gu Niantong juga menundukkan kepalanya dan tertawa, dari awal sudah mengetahuinya, Miao Miao Yingjiu dan kakak keduanya memang berjodoh, ia juga mengetahuinya, mereka saat ini hanya saja tidak saling mengetahui identitas masing-masing didalam dunia maya.

Ia hanya ingin melihat permainan yang menarik.

Ia merasa kekuatan Miao Yingjiu cukup besar, pasti bisa mendapatkan kakak kedua.

Hanya hanya kakak kedua, saat ini masih belum tergerak.

Diawal-awal Gu Niantong masih belum bisa menggendong bayinya, tetapi begitu sudah menggendongnya, bagaimanapun juga tidak ingin melepaskannya, bayi ini, benar-benar menggemaskan.

“Bayi, pamanmu tidak berada disini, tunggu ia datang, kamu harus menghukumnya ok?” Gu Niantong sedang bermain-main dengan sang bayi.

“ Niantong, tidak terlihat ternyata kamu lumayan menyukai anak kecil, jika memang menyukainya, kenapa tidak melahirkan satu untuk kalian? ” kata Gu Xingjiang.

“ Niantong memiliki bisnis, memiliki teman, masih memiliki masa depan yang menunggu, bagaimana bisa tertunda hanya karena seorang anak!” Gu Niantong memberikan bayi itu kepada Du Ruo kemudian kembali membelai kepalanya.

Ia mengirimkan foto bayi itu kepada Nan Liyuan, berkata bayi sangatlah lucu dan lain-lain.

Nan Liyuan menjawab, “Tunggu nanti kita memiliki bayi, pasti juga sama lucunya!”

Wajah Gu Niantong seketika memerah.

Sebenarnya bukan tidak pernah hamil juga, kenapa bisa memerah seperti ini?

Nan Liyuan menyiapkan angpao 20 miliar untuk bayi itu, masih ada lagi gelang emas dan baju untuk sang bayi.

Ini adalah Gu Niantong sebagai anak perempuan paling kecil Keluarga Gu, pertama kali menemui anak keturunan Keluarga Gu yang lebih kecil darinya.

Disaat itu, ia merasa dirinya sudah dewasa.

Ia sama sekali tidak mengetahui, disaat yang bersamaan Nan Liyuan sedang duduk didalam kantor di perusahaan cabang New York, sedang melakukan negosiasi dengan Ye Maochen.

Kali ini, Ye Maochen yang berinisiatif untuk datang mencarinya.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu