Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 283 Dirinya Menjadi Kejam

Di dalam ponsel masih terdapat sebaris tulisan samar yang dikirim oleh Adam, tetapi Jiang Shutong tidak sempat membacanya.

Walaupun sudah membacanya, Jiang Shutong juga tidak dapat menunjukkan ekspresi yang berbeda.

Pandangan Gu Mingcheng yang sedikit mengawasi, ia sudah melihat bahwa pesan tersebut adalah pesan Wechat dari Adam.

Dia berpura-pura seperti tidak melihat apapun, mengambil ponsel dari tangan Jiang Shutong, “Di dalam kantor suamimu, kenapa sangat tidak berkonsentrasi? Ini tidak baik lo.”

Kemudian, dia menekan tubuh Jiang Shutong dipintu, dan mulai menciuminya.

Jiang Shutong sedikit tidak konsen, dan hatinya terasa kacau.

Dia tidak memberitahu Adam kondisi Xiao Qu, bagaimana ia bisa pergi ke Guizhou?

Tidak memberikan reaksi apapun membuat Gu Mingcheng sadar ia sedang linglung.

Gu Mingcheng menelepon supirnya untuk mengantarkan Jiang Shutong pulang ke rumah.

Jiang Shutong meminta Gu Mingcheng untuk mengembalikan ponselnya, Gu Mingcheng berkata, “Malam baru kukembalikan! Yang patuh ya.”

Jiang Shutong tidak ingin memperkeruh masalah, apabila dia dan Gu Mingcheng ribut besar, maka menandakan ia telah menaruh rasa pada Adam.

Dia tidak ingin meninggalkan Gu Mingcheng, setelah melewati berbagai masalah dengannya, dia tidak ingin lagi berpisah dengannya, Gu Mingcheng telah salah paham tentang hubungannya dengan Adam.

Akan tetapi Jiang Shutong juga tidak ingin Adam bersama dengan Xiao Qu!

Sebelum supir pergi, Gu Mingcheng berpesan, “Antarkan nyonya sampai di rumah! Awasi dia, jangan biarkan dia keluar rumah!”

Supirnya merasa sedikit terkejut, bagaimanapun juga hari ini adalah ulang tahun nyonya.

Akan tetapi pandangan Presdir kelihatan lumayan kejam, jadi dia tidak berani membantah.

Gu Mingcheng dengan serius melihat pesan yang dikirim Adam dalam bahasa Jerman, artinya adalah: ada seseorang yang berada di kantor China memberitahuku, menyuruhku untuk pergi ke Guizhou mencari wanita tersebut, dia hanya tahu bahwa wanita tersebut pergi ke Guizhou, akan tetapi spesifiknya pergi kemana, dia tidak tahu.

Gu Mingcheng tersenyum dingin sejenak, masalah ini dirinya harus ikut turun tangan.

Dirinya menjadi kejam!

Dia membalas pesan Adam menggunakan ponsel Jiang Shutong: Orang yang ingin kamu cari bernama Qu Dongdong, dia sedang berada di Sekolah dasar Kaili di distrik Xiangyang, carilah dia.

Adam tidak membalas.

Adam selama ini bukan orang yang banyak bicara.

Gu Mingcheng menelepon pengasuh di rumah, hari ini tidak boleh membiarkan Jiang Shutong memakai ponsel, telepon rumah juga tidak boleh!

Dia dapat melihat Jiang Shutong berusaha keras untuk menahan, wanita itu sedang menunggu.

Gu Mingcheng memandangi bunga mawar besar di kantornya, hari ini adalah ulang tahun Jiang Shutong, apabila dilewati dengan kondisi begini akan sangat disayangkan.

Kelihatannya, Jiang Shutong sungguh ingin membuatnya marah.

Dia ingin Jiang Shutong melihat, apa akibat dari membuatnya marah!

Saat Gu Mingcheng sampai di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 2 sore, Ken masih di sekolahnya, TK anak orang kaya.

Jiang Shutong sedang tengkurap di atas ranjang di kamarnya, bermain catur sendiri.

Melihat Gu Mingcheng masuk ke kamar, dia berkata, “Kamu sudah pulang?”

Berkata dengan mata yang bersinar, dan ada rasa senang yang tidak dapat diungkapkan.

Di dalam hatinya seperti sedang bergelut, orang yang dicintainya adalah Gu Mingcheng, dia tidak akan meninggalkannya karena siapapun atau karena hal apapun.

Kalau berpisah, Gu Mingcheng tidak akan bertemu dengannya lagi.

Kejamnya Gu Mingcheng, dia percaya dan juga takut.

“Apa yang ada di dalam mulutmu?” Gu Mingcheng bertanya kepadanya.

“Permen susu anak, dia diam-diam menyembunyikan permen susunya di belakang lemari, mengira aku tidak dapat menemukannya. Pikiran anak-anak-------Apakah kamu mau?” Jiang Shutong tertawa, “Nih, untuk kamu.”

Dia berjinjit, memberikan permen yang berada di mulutnya ke dalam mulut Gu Mingcheng.

Akan tetapi bukan langsung dengan memasukkan ke dalam mulutnya, namun memberikan permen tersebut untuk digigit Gu Mingcheng lalu ia menggigit setengah bagiannya lagi.

“Enak?” Jiang Shutong bertanya sambil memeluk leher Gu Mingcheng dan mengangkat kepala melihatnya.

Tidak mengungkit masalah ponsel sama sekali.

“Permen----susumu semuanya enak!” Gu Mingcheng sengaja memberikan jeda ditengah saat mengatakannya.

Kata-kata ini terdengar sangat cabul.

Wajah Jiang Shutong tiba-tiba memerah.

Saat menyusui anak, dia sedang berada di Jerman, Gu Mingcheng tidak tahu juga tidak pernah melihatnya.

Saat itu, dia berkali-kali memikirkan Gu Mingcheng.

Memikirkan sampai meneteskan air mata.

Mengapa saat sudah bersama, hatinya terus merasa bergelut?

Terutama hari ini, dia tidak tahu bagaimana kondisi kelanjutan dari masalah Adam, hatinya kacau seperti semut yang sedang berada di atas panci yang panas.

Jiang Shutong tidak tahu kenapa hatinya berkontradiksi begitu.

Dihari ulang tahunnya yang ke 30 ini.

Akan tetapi, masalah Adam, dia sama sekali tidak mengungkitnya kepada Gu Mingcheng.

Mungkin apa yang dikatakan Gu Mingcheng memang benar, ada banyak perasaan yang membutuhkan ledakan, hanya dengan sebuah pemicu.

Pemicu ini adalah, saat kebakaran besar hari itu, perkataan Adam terhadap Jiang Shutong saat itu, dia mau menikahi Xiao Qu, demi menyelamatkan pabrik Jiang Shutong, dia pingsan dalam jangka waktu yang lama.

Dengan demikian, terusiklah kehidupan di Frankfurt yang sudah tenang selama empat tahun ini.

Hati Jiang Shutong merasa sangat panik.

Satu sisi Xiao Qu tidak pantas untuk Adam, satu sisinya lagi-------

Dia sendiri juga tidak tahu.

“Gaun yang aku pakai ini, sepertinya mengecil!” Jiang Shutong bersikap manja di depan Gu Mingcheng.

“Kamu tambah gemuk?”

“Iya, gemukan sedikit.”

“Sini coba aku pegang!” Gu Mingcheng berkata kepada Jiang Shutong.

Jiang Shutong duduk di atas pangkuan Gu Mingcheng, kedua tangannya memegang leher Gu Mingcheng, dan berbisik ditelinganya: “Aku sangat mencintaimu! Sudah mencintaimu selama enam tahun!”

Gu Mingcheng tersenyum pahit.

Perkataaan Ye Xia saat itu seperti terngiang kembali ditelinganya, waktu kalian bersama kalau dihitung-hitung cuma satu tahun lebih.

Empat tahun yang tersisa, dia berada di Jerman----

Lelaki yang satunya lagi-----Adam!

Gu Mingcheng mempunyai semacam rasa, semenjak api padam, kedudukan Adam sepertinya sudah tidak sama.

Adam berusaha keras untuk menahan Jiang Shutong.

Jiang Shutong sekarang sangat suka dengan sendirinya mencium Gu Mingcheng, dia barusan memakan permen susu, mulutnya terasa manis.

Gu Mingcheng menatap wajah Jiang Shutong, kemudian berkata, “Aku memberitahu Adam, orang yang ingin dicarinya bernama Qu Dongdong, sedang berada di SD Xiangyang.”

Dalam seketika, raut wajah Jiang Shutong menjadi berubah, tangannya gemetar.

Jiang Shutong ingin berbicara, namun bibirnya terasa bergetar.

Dia menggigit bibir bawahnya dengan lembut, lebih baik tidak mengatakan apapun.

Gu Mingcheng tahu, Jiang Shutong sedang menunggu satu titik dimana dia akan meledak, sebelum sampai ketitik ini, dia tidak akan memberikan reaksi apapun!

Dia sedang berusaha untuk menahan diri, karena dia tidak ingin Gu Mingcheng marah.

Jiang Shutong masih tersenyum kepada Gu Mingcheng, senyumannya begitu lembut begitu manis, sangat cantik dan hangat.

Malam itu saat berhubungan badan, Gu Mingcheng mengambil posisi di belakang Jiang Shutong, Jiang Shutong juga dengan antusias membalas gerakannya, seluruh badan penuh dengan keringat.

Lalu, Jiang Shutong memutar badan, kepalanya bersandar pada pundak Gu Mingcheng, rambutnya yang panjang terurai.

Saat di atas ranjang, dia selalu mencium Gu Mingcheng dengan lembut, seperti sedang menangkap sesuatu.

Jiang Shutong tidak memahami dirinya yang seperti itu, dia sangat tidak tenang.

Dia merasa, kepribadiannya sudah hancur!

Jelas-jelas begitu ingin bersama dengan Gu Mingcheng, namun hatinya selalu memikirkan Adam.

Di dalam hatinya kali demi kali dia mengingatkan diri sendiri: Dia tidak suka Adam, dia bukan wanita nakal, dia bukan---

Dengan ganas dia mencium leher Gu Mingcheng, membelainya.

Seperti memakan obat perangsang, dirasuki hasrat yang tidak terpenuhi.

Hari itu dia yang salah memegang ponsel Adam, sehingga menyebabkan Gu Mingcheng salah paham, dia terus-menerus menebus kesalahan ini, dia curhat dengan Bai Mei, karena Gu Mingcheng tidak menikahinya, dia tidak mempunyai rasa aman dalam hal perasaan cinta, akan tetapi orang yang paling bisa dipercayai dalam hal kasih sayang itu sudah pergi mencari wanita lain.

Jiang Shutong seperti sebuah daun gugur, yang jatuh dari atas tebing, tidak tahu harus jatuh kemana.

Dia takut, jatuh kedalam jurang maut yang dalam.

Dia takut, takut suatu hari, saat dia mau berpisah dengan Gu Mingcheng, dia sudah tidak dapat menemukan orang yang seperti Adam lagi!

Adam yang begitu lembut dan pengertian, hal kecil seperti mengganti bola lampu, hal besar seperti menolong nyawa anaknya, dilakukannya dengan benar-benar begitu teliti dan perhatian.

Dia takut dirinya yang sendiri, kehilangan cinta, dan bahkan juga akan kehilangan kasih sayang.

Adam adalah pilar kesadarannya yang terakhir.

Jiang Shutong merasa dirinya seperti akan hancur!

Jiang Shutong yang saat ini, tidak akan mengerti akan hal-hal ini, dia sambil mencium Gu Mingcheng sambil menangis.

Dia sudah sangat lelah, dan akhirnya tertidur.

Saat tengah malam, Jiang Shutong bermimpi buruk, dia bermimpi Adam sudah menemukan Xiao Qu, menikahinya dan membawanya pulang ke Jerman.

Xiao Qu pernah menggunakan kata-kata yang kasar dan jahat melukai Jiang Shutong, dia tidak pantas untuk Adam.

Hari ini adalah ulang tahun Jiang Shutong, dia selalu mencurigai yang tidak-tidak.

Saat terbangun dari mimpi, dia memanggil “Adam”.

Gu Mingcheng juga terbangun.

Gu Mingcheng sudah mengembalikan ponsel kepada Jiang Shutong.

Dengan tidak tenang Jiang Shutong mengambil ponselnya, dengan cepat mengirim pesan suara wechat kepada Adam, “Adam, kembali! Kembali!”

Dia sepertinya juga menyadari apa yang dilakukannya seperti ini hanya sia-sia saja, terakhir, dia menuruni kasur dan duduk di atas lantai, menangis dengan suara kecil.

Setelah lewat beberapa lama, Adam membalas pesan wechatnya, “Kenapa? Jiang, Kaili sangat indah, aku baru masuk hotel, baru selesai mandi, Qu Dongdong yang kamu beritahukan kepadaku, aku belum menemukannya, tetapi, mungkin besok aku sudah akan kembali ke Swiss, disana ada operasi darurat! Membutuhkanku. Sampai saatnya, aku tidak pergi ke Kota Hai lagi. Sampai jumpa, Jiang. Aku baru mempelajari sebait puisi dinasti Tang: Di atas langit terdapat bulan terang, saat ini kamu dan aku sama-sama memandangi bulan yang sama! Setelah ini kamu dan aku terpisah oleh jarak yang sangat jauh, jangan lupa, aku selalu berada disampingmu!”

Setelah Jiang Shutong mendengarnya, “Waaaa” menangis tersedu-sedu.

Orang yang pernah paling dekat dengannya itu, sekali lagi berpisah jauh dengannya.

Seperti ayah yang mengantarkan anak perempuannya ke sekolah, saat anaknya akan masuk ke dalam suatu lingkungan yang baru dan berpisah dengannya, saat anaknya mempunyai konflik dengan orang lain, semuanya begitu tidak pasti, dia sudah tidak dapat melihatnya!

Jiang Shutong pernah berpikir berkali-kali, mengapa Adam muncul saat dia sudah mengetahui bahwa dalam hal perasaan maupun hal kasih sayang Gu Mingcheng lebih memilih ayahnya, mengapa dia muncul justru pada saat sebelum dan sesudah dia ulang tahun, setelah dipikir-pikir, kesimpulan akhirnya adalah-----Nasib!

Takdir, kehadiran Adam tepat saat terjadi dua kali perubahan penting dalam hidupnya.

Jiang Shutong menangis sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.

Gu Mingcheng mendekati samping ranjang, melihat Jiang Shutong menangis dengan keras seperti anak kecil, dia merasa sangat sedih.

Rasa diabaikan seperti ini, membuat Gu Mingcheng merasa sangat tidak senang.

“Menangis sampai begini karena dia sudah akan pergi?” Gu Mingcheng bertanya, “China dan Swiss, hanya sebatas selembar tiket pesawat, apabila merindukannya bisa kapan saja mengunjunginya. Dia tidak menemukan Xiao Qu, apakah kamu merasa senang?”

Jiang Shutong tidak dapat dikatakan senang akan hal ini, hanya merasa tenang sesaat.

Jiang Shutong duduk di lantai, bersandar di ranjang, duduk dengan dua tangan memeluk lututnya, membelakangi Gu Mingcheng, tidak menjawab pertanyaan Gu Mingcheng.

“Kamu lumayan senang dia tidak menemukan Xiao Qu, apakah dengan menikahimu, kamu baru merasa puas?” Gu Mingcheng bertanya kembali.

Perkataan Gu Mingcheng yang ini membuat Jiang Shutong terdiam sejenak.

Akan tetapi setelah itu, dia menangis dengan lebih keras lagi, seperti orang yang sedang berduka cita atas kehilangan orang tua!

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu