Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 201 Papa

Meskipun Gu Mingcheng sedang mengobrol dengan Ken, tetapi tatapan matanya selalu melihat kearah Jiang Shutong.

Jiang Shutong tidak fokus menerjemahkan, setiap saat dia menengadah melihat kedepan dan melihat jam.

Adam dan Jiang Shutong tampaknya saling tidak peduli, Adam tahu dirinya tidak seharusnya muncul di depan Gu Mingcheng sekarang, tanpa mengatakan sepatah katapun, dia duduk di depan meja makan melihat dokumen.

Semenjak kembali dari China, Adam belum pernah datang ke rumah Jiang Shutong, keduanya belum membicarakan masalah di China, dan masalah marga “Gu”, tampaknya Adam tidak memasukkan masalah ini kedalam hatinya, tetapi itu adalah hal wajar, ini sangat cocok dengan karakternya yang santai, segala sesuatu tidak disimpan dalam hati.

Gu Mingcheng sangat senang mengobrol dengan Ken, dia mengatakan mungkin dalam waktu dekat dia akan pergi ke Jerman, dan bertanya kepada Ken menginginkan mainan apa.

“Lego, Transformer, dan mau pegang dada paman Gu!” ucap Ken riang.

Jiang Shutong menatap Ken dengan heran, berpikir: Sejak kapan hubungan Ken dan Gu Mingcheng menjadi begitu baik? Sampai menyentuh otot dada!

Meskipun terkejut, Jiang Shutong tetap menerjemahkannya sampai tuntas.

Gu Mingcheng tersenyum, “Masih ingin pegang yang mana?”

Jiang Shutong merasa, kalimat ini mengandung makna provokatif, ini sama sekali tidak seperti kata-kata yang ingin disampaikan kepada seorang anak kecil.

Ketika dia menerjemahkan ke Ken, dia secara alami mengabaikannya dan berkata, “Gu tanya kamu, masih ada permintaan lain?”

Ken memiringkan kepalanya dan berpikir, “Apakah ada spesimen tubuh manusia di China, aku sangat tertarik belajar ilmu kedokteran——”

Ken menunjuk ke bagian tubuh manusia yang ada dibelakangnya, “Aku sudah terbiasa dengan hal ini sejak lama, daddy sudah mengajariku bertahun-tahun, aku ingin melihat tubuh manusia yang hidup, UncleGu, aku mohon kepadamu!”

Jiang Shutong berbalik dan melihat poster tubuh manusia di belakang, tatapan matanya melirik ke Adam lagi, lalu menerjemahkan seperti kalimat asli.

Ekspresi wajah Gu Mingcheng sudah tidak enak dilihat, tetapi tidak menampilkan suasana hati dan kemarahan adalah kemampuan seorang pengusaha.

Tiba-tiba dia bertanya, “Bersiap-siap untuk mewarisi bisnis papa?”

Kalimat ini——

Karena terakhir kali Gu Mingcheng mengatakan kepada Jiang Shutong, dirinya tidak mengerti bahasa Jerman, dan di konferensi pers, ada satu kata salah diterjemahkan, dan kata itu adalah salah satu kata dari bahasa Inggris, Gu Mingcheng memperbaikinya karena bahasa Inggrisnya sangat baik.

Jiang Shutong mengira itu benar.

Terjemahan yang dimaksud harus mencapai “Kesetiaan, ekspresi dan keanggunan” selain harus menerjemahkan dengan akurat, harus juga membuatnya lebih sempurna.

Maafkan Jiang Shutong yang lamban, dia baru mengerti, Gu Mingcheng selalu menganggap Adam adalah ayah Ken.

Dia tidak tahu detail spesifiknya, sampai sekarang dia juga tidak tahu Gu Mingcheng pernah bertemu dengan Adam yang juga bermarga Gu, dan kebetulan Adam juga memiliki penyakit asma.

Karena sering memanggilnya Adam, Jiang Shutong sampai mengabaikan nama China Adam.

Ini pertama kalinya dia tahu Adam juga bermarga Gu, dan kebetulan memiliki penyakit asma, bagi Gu Mingcheng ini adalah sebuah kejutan tak terduga.

Jiang Shutong tiba-tiba mengerti mengapa.

Benar juga, terlebih satu kata daddy.

Tetapi dihati Jiang Shutong, Gu Mingcheng sama sekali bukan daddy dari anaknya, melainkan dia adalah papa dari anaknya.

Mungkin perbedaan kecil inilah yang menyebabkan pemikiran Gu Mingcheng menyimpang.

Jiang Shutong sedikit kaget, dia menerjemahkan ke Ken: Kamu nantinya juga ingin menjadi dokter kan?

“Mewarisi bisnis papa” ketiga kata ini dihapus.

Bagaimana mungkin Gu Mingcheng tidak mengerti?

Ken mengangguk.

“Tetapi, aku ingin kamu menjadi pengusaha seperti aku, jangan asal belajar ilmu kedokteran dengan Adam!” ucap Gu Mingcheng sengaja, memasukkan dirinya dan Adam, dia ingin melihat bagaimana Jiang Shutong menerjemahkannya.

Jiang Shutong merasa, kenapa tugas menerjemahkan ini sangat sulit?

Dia harus membedakan Adam dan Gu, lalu membedakan pekerjaan mereka.

Hingga akhirnya, dia menerjemahkan, “Kedepannya kamu ingin belajar menjadi pengusaha seperti papa, atau belajar dengan Adam menjadi dokter?”

Dia sama sekali tidak pernah mengatakan kepada anaknya Adam adalah ayah dari anak ini, Ken selalu tahu Adam bukan, tetapi karena sudah terbiasa sejak kecil memanggilnya “daddy”.

Kalimat ini diterjemahkan sangat panjang, Jiang Shutong mengira Gu Mingcheng tidak mengerti, meskipun muncul satu kata papa, tetapi, kalimat ini juga ada kata Adam, Gu Mingcheng mengira Adam adalah ayah dari Ken, jika begitu biarkanlah dia berpikir seperti itu.

Terlebih kata papa dan Adam muncul dalam satu kalimat.

Sebaliknya, Ken merasa aneh mendengar kata-kata Jiang Shutong.

“Papa?”tanya dia.

Jiang Shutong tidak menerjemahkannya.

“Aku ingin belajar menjadi dokter dari daddy.”ucap Ken yang masih kecil, yang belum mengerti pemikiran berkelit ini.

Jiang Shutong mengatakan kepada Gu Mingcheng, sudah malam, Ken harus tidur, maaf sudah mengganggu Gu Mingcheng, karena Jiang Shutong baru saja mendengar diluar ada suara, seharusnya dia sekarang sedang menghadiri party.

Gu Mingcheng menjawab “Ehn”.

Video dimatikan.

Gu Mingcheng berdiri ditempat, menundukkan kepala melihat ke bawah ke kakinya, gejolak harapan dihatinya dimulai sejak saat itu.

Dia merasa pura-pura tidak mengerti sangat baik, dia bisa mendengar banyak isi hatinya.

Momen yang paling menarik, bukanlah dia mengetahui anak itu miliknya, melainkan Jiang Shutong mengatakan dia papa dari anaknya.

Sekarang akhirnya dia mengerti, Ken mengatakan mama meneteskan air mata dikamar, karena punggung papa nyeri.

Yang dimaksud adalah dia.

Gu Mingcheng baru mengerti perbedaan papa dan daddy.

Wanita ini, dari pemikirannya, selalu membedakan dia dengan Adam.

Dia berbalik memandang keluar jendela, melihat lampu-lampu terang dimalam yang gelap.

Karena pundaknya sakit, jadi dia menangis?

Gu Mingcheng tidak bisa menahan kegembiraannya sekarang.

Dia menelepon sekretarisnya dan mengatakan untuk memesan tiket ke Frankfurt besok.

Sekretaris merasa ini terlalu tergesa-gesa.

Dia mengatakan tidak tergesa-gesa, dia sudah melewatkan terlalu banyak.

Di pesawat Frankfurt, Gu Mingcheng mengingat momen indah bersama dengannya, dan berpikir untuk rujuk kembali dengannya.

Ini sangat rumit.

Masih kalimat sebelumnya, empat tahun sudah berlalu, dia juga tidak mempedulikan ini lagi.

Sangat mudah melacak alamatnya.

Keesokan hari di hari Sabtu, Jiang Shutong sedang menjemur baju.

Ken berdiri di depan pintu, memandang bunga.

Gu Mingcheng yang tinggi dengan satu kaki berdiri di tangga, memandang Ken, berkata, “Ternyata, anakku suka bunga.”

Ken mendengar suara dingin seseorang, berbalik memandang Gu Mingcheng.

“UncleGu, kenapa kamu datang?”ucap Ken riang.

Gu Mingcheng menggendongnya, lalu berputar.

Dia sangat benci dengan panggilan UncleGu, tetapi demi wanita itu, dia menahannya, bukankah ingin rujuk dengannya!

“Aku membawakan banyak mainan untukmu, barang yang kamu inginkan, tetapi tidak membeli tubuh specimen manusia.”ucap Gu Mingcheng menarik koper kecil dibelakangnya.

Jiang Shutong berada didalam toko, mendengar ada suara dari luar, dia tidak tahan lalu memiringkan kepala melihat keluar.

Lalu, dia melihat orang itu, mengobrol dengan bahagia bersama Ken, sepertinya Ken ingin berbagi sesuatu dengannya.

Jiang Shutong mengerutkan alis, di berita mengatakan dia akan datang ke Jerman, kenapa begitu cepat?

Jiang Shutong berjalan keluar dari toko, bertanya, “Kenapa kamu datang?”

“Datang melihat pasar terlebih dahulu, lalu pilih lokasi perusahaan. Kebetulan, tadi mengambil setumpuk dokumen dari pemerintah kota, kamu bantu aku terjemahkan!”ucap Gu Mingcheng mengeluarkan dokumen itu, menyerahkan ke Jiang Shutong.

Jiang Shutong mengerutkan kening, dia bukan karyawan perusahaannya, atas dasar apa membantunya menerjemahkan, lagipula, dokumen begitu banyak mau terjemahkan sampai kapan?

Tidak mau!

“Tidak mau?” tanya Gu Mingcheng.

“Dokumen bisnis, aku tidak bisa menerjemahkannya!”

“Begitu ya?”ucap Gu Mingcheng mengerutkan kening, “Jika begitu aku akan mengambil kursus kilat bahasa Jerman, dan mencoba menerjemahkannya sendiri.”

Jiang Shutong mengerutkan kening dengan kuat, jika dia belajar bahasa Jerman, nanti kedepannya diantara dirinya dengan anaknya, tidak bisa ada rahasia lagi.

Jiang Shutong mengambil dokumen itu, dan berkata, “Aku saja.”

Reaksi ini seperti perkiraan Gu Mingcheng.

“Di Jerman, tidak ada tempat bermain dengan wanita?” ucap Gu Mingcheng melihat sekeliling.

Mata Jiang Shutong yang sedang melihat dokumen bergerak melihat wajahnya, “Maaf, Presdir Gu, aku tidak familiar dengan tempat itu!”

Lalu, dia terus menundukkan kepala, melihat dokumen.

Wajahnya merah karena marah, dia menggunakan giginya mengigit bibir atasnya.

Gu Mingcheng menatap sikapnya yang marah dan cemburu.

Dibandingkan beberapa tahun yang lalu, dia lebih menawan dan sabar.

Dia bersandar di dinding di belakangnya, memegang tangan sendiri, memperhatikan Jiang Shutong dengan penuh minat.

Jiang Shutong masih menundukkan kepala dan marah.

Ken yang memandang paman Gu dan ibunya, bertanya, “Kalian sebelumnya kenal? Bagaimana mengenalnya? Apakah ada aku saat itu?”

Jiang Shutong berkata dengan marah, “Tidak kenal!”

Gu Mingcheng tersenyum, “Aku dan ibumu, tidak hanya saling kenal! Kita bahkan——”

Ken tidak mengerti, dia sibuk memandang ibunya, “Mummy, apa maksud paman Gu?”

“Dia bilang dia bajingan!”

Wajah Gu Mingcheng melihat kesamping, mengatakan kata-kata kasar didepan anak sangat tidak baik.

Jiang Shutong tidak mengatakan apa-apa, dia menarik Ken masuk kedalam, dan berkata, “Rumah kami tidak sanggup menyambut orang hebat seperti Presdir Gu, lebih baik Anda tinggal dihotel, aku akan memberitahumu jika dokumen ini sudah selesai aku terjemahkan.”

Karena tidak disambut dengan baik, dia hanya bisa tinggal di hotel bintang lima.

Dua hari kemudian Jiang Shutong menelepon, mengatakan dokumen sudah selesai diterjemahkan.

Mereka berdua berjanji bertemu dia sebuah cafe, setelah empat tahun, Gu Mingcheng dan Jiang Shutong bertemu kembali.

Ken pergi menghadiri parenting class, Jiang Shutong hanya mempunyai waktu satu setengah jam.

Dia tiada henti terus melihat jam yang ada dipergelangan tangannya, dia tampak gelisah, Gu Mingcheng mengamatinya dengan teliti.

Jiang Shutong, sangat serius dalam melakukan sesuatu, dia menerjemahkan dengan sangat teliti.

“Apakah kamu sedang terburu-buru?”ucap Gu Mingcheng dengan tenang mengalihkan tatapannya ke dokumen yang diterjemahkan tanpa mengangkat kepalanya.

“Ehn, aku takut Ken pulang sekolah, jika aku tidak pergi, dia tidak akan merasa aman.”ucap Jiang Shutong mengangkat pergelangan tangannya dan melihat arloji lagi.

“Kamu selalu begitu terikat dengan anakmu?” tanya balik Gu Mingcheng, fokus pada isi terjemahan.

Jiang Shutong berpikir dalam hati, kamu tidak mengerti bahasa Jerman, untuk apa pura-pura mengerti?

Gu Mingcheng masih bersikap tenang.

“Yang menjadi ibu, pasti akan begini.”

“Handelm ini bukankah artinya medis? Kenapa kamu menerjemahkannya menjadi bisnis?”ucap Gu Mingcheng menunjuk ke suatu tempat.

Jiang Shutong mencondongkan kepalanya, melihat yang mana.

Aroma wewangian tubuhnya terbang ke napas Gu Mingcheng, ini terasa familiar.

Ketika Jiang Shutong melihat kata itu, dia berkeringat dingin, dia bertanya-tanya apakah dia sudah terjatuh ke dalam perangkap Gu Mingcheng?

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu