Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 551 Sudah Badai

Qiu Dongyue menebak, mungkin Xu Qian yang memberitahunya, bagaimana juga masalah ini dimulai dari Xu Qian.

"Di dunia ini, aku sudah mempunyai orang yang sangat sangat dekat denganku, pantas saja begitu aku bertemu Ming Yuan, rasanya berbeda, rasanya sangat akrab, rupanya----" Kesenangan Qiu Dongyue berbeda, di dalam ingatannya, keadaannya betermu Ming Yuan, keping demi keping muncul.

"Orang yang paling dekat?" Tanya Miao Yingdong.

"Ehn. Beberapa hari ini kamu pasti makan tidak baik bukan? Aku pergi masak untukmu." Selesai mengatakannya, Qiu Dongyue langsung masuk ke dalam dapur.

Miao Yingdong sedang duduk di ruang tamu, mendengar musik.

Merasa diluar sudah mulai badai, dia ingin keluar sebentar.

Dia berdiri, baru saja berjalan sampai depan pintu, tangannya ditarik oleh Qiu Dongyue.

"Kamu mau kemana?" Barusan Qiu Dongyue mengejutkannya, berjalan kemari tanpa ada sedikit suarapun.

"Benar-benar mau mengikatku dipinggangmu ya? Aku hanya mendengar suara angin, mau keluar lihat saja." Tangan Miao Yingdong masih ada di genggaman kedua tangan Qiu Dongyue.

"Kalau aku menyimpanmu didalam mulutku takutnya akan mencari, tapi lebih berharga jika diikat dipinggang! Kamu cepat masuk, makan!" Jelas sekali mood Qiu Dongyue bagus sekali.

Miao Yingdong tertawa pelan, "Meskipun seberharga apa, juga bukan orang paling dekat!"

Rupanya sedang menunggu disini!

Orang yang dingin diluar tapi hangat didalam sampai mati!

......

Ming Yuan berjalan keluar dari kamar inap Qiu Minghe, naik ke mobil Song Yang.

Dia duduk di kursi belakang.

"Benar-benar mau mendonor retinamu untuk Miao Yingdong ?"

"Benar! Mengembalikan nyawa yang Qiu Minghe berikan kepadaku, mulai saat ini aku dan dia jalan di jalan masing-masing, bagus sekali!" Ming Yuan melihat jendela luar.

Dia merasa benci dan juga kasihan kepada Qiu Minghe, dan juga sangat banyak tidak mau mengalah!

Dia bersenang-senang begitu lama, tidak pernah menjalankan kewajiban sebagai seorang papa, sekarang sudah mau meninggal.

Indah sekali hidupnya!

"Kalau begitu kamu langsung mengupas daging dan tulangmu saja kembalikan kepadanya, akan jauh lebih bagus!" Ucap Song Yang.

"Tidak serius bukan?"

"Intinya, kamu masih tidak tega dengan Qiu Minghe, sudah mau mati masih harus mendonorkan mata untuk Miao Yingdong. Tapi, tidak boleh kamu yang mendonorkannya, kecuali kalau kamu mati!" Ucap Song Yang.

Ming Yuan terdiam lama sekali, "Kalau begitu aku sekarang pergi ditabrak mobil saja, bagaimana?"

"Pergilah, tidak ada yang menghentikanmu."

Ming Yuan marah sekali.

Mau mendonorkan mata saja tidak bisa.

.........

Akhir-akhir ini Jihong tidak pergi menjenguk Qiu Minghe, karena dia sudah mendapatkan pacar baru lagi.

Pacar barunya ini bermarga Chen.

Chen juga koneksi Xu Qian, tapi hubungannya tidak dalam.

Xu Qian tau sekali kalau si marga Chen ini adalah playboy, pandai sekali menggoda wanita, melihat wanita sama seperti kupu-kupu bertemu madu.

Xu Qian ingin membuat Jihong membagi perhatiannya, dia sudah tidak bisa puas dengan Qiu Minghe, jangan hanya menjaga Qiu Minghe, agar setiap kali Yueran pergi melihat papanya tidak perlu terus bertemunya, dia ingin menyingkirkan wanita pengganggu ini.

Tapi saat Xu Qian membahas masalah dengan si marga Chen, tidak sengaja menjatuhkan selembar foto.

Si marga Chen mengambilnya.

Jihong yang ada di foto, matanya sangat menggoda, tubuhnya juga sangat mempesona, cantik sekali.

Wanita dapat dibagi menjadi sangat banyak jenis, ada yang cantik natural, tapi alami tidak bisa mempesona, pria yang melihat juga tidak akan merasakan apa, tapi ada wanita yang tampilannya tidak natural, dilahirkan merangsang, pria yang melihat saja rasanya ingin mencicipi, melihatnya langsung berpikiran pesona dan liarnya di atas ranjang.

Jelas sekali, Jihong adalah wanita seperti ini.

Xu Qian pura-pura berkata, "Kenapa bisa jatuh? Suaminya masih sakit, kanker stadium akhir, dia sudah tidak bisa menahan kesepiannya, mau mencari pria!"

Bagaimana si marga Chen melihat Jihong, bagaimana terhadap jalannya, wanita yang seperti rubah.

Sudah hampir 20 tahun bersama Qiu Minghe, sayangnya satu anak pun tidak bisa didapatkan, semua digagalkan oleh Xu Qian, malah melahirkan seorang anak idiot pula.

Lagipula Qiu Minghe juga tidak ada uang, tidak ada warisan, dia juga tidak menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengawasi Qiu Dongyue dsn Qiu Dongchen lagi.

Semua yang sudah berlalu, biarkan menghilang begitu saja.

Anaknya yang idiot sendirian dirumah, dia mengunci pintu, kalau lapar dia akan makan sendirian.

Makan, minum, buang, dan hidup masih tidak begitu bisa mengurusnya, Jihong juga tidak mengurusinya lagi.

Dibawah tubuh bos Chen, dia mempesona sekali, di umur 40 tahun, merasa kalau musim seminya akan datang lagi.

Di atas ranjang, berusaha menunjukkan pesonanya.

Tapi bos Chen bukan orang bodoh, dia orang pintar dalam hubungan, tau apa yang diinginkan wanita seperti ini, perhiasaan berlian, uang, rumah, mobil, tapi tidak membahas menikah, Jihong adalah kekasih gelapnya.

Rumah yang diberikan kepadanya masih direnovasi, dia tidak menyuruh anaknya tinggal disana.

Meskipun sudah direnovasi, juga tidak akan membiarkannya anaknya tidak disana, takutnya nanti kalau bos Chen datang, tau kalau dia mempunyai seorang anak idiot, takutnya akan mempengaruhi citranya.

Dia hanya sesekali kembali ke bangunan bertingkat melihat apakah anaknya yang bodoh itu sudah mati belum.

Paling bagus kalau sudah mati, beban terakhirnya juga sudah tidak ada lagi.

Akhir-akhir ini dia suntik wajah tirus, seluruh orangnya tampak lebih bersemangat, awalnya yang tampak seperti 30 tahun, sekarang tampaknya seperti 20an tahun.

Kehidupan Jihong sekarang, terbalik bagaikan opium.

Hari itu, anak idiotnya dirumahnya benar-benar lapar sekali.

Karena lapar, dia berusaha membongkar rak untuk mencari makanan, tapi tidak ada apapun.

Anak idiot ini, biasanya tidak ada yang memanggil namanya, kalau memanggilnya, hanya ada satu kata: Sheng.

Sangat jarang orang memanggilnya demikian, bagaimana juga adalah idiot, dia dari kecil selalu dirumah, jarang sekali keluar, juga jarang berhubungan dengan orang lain.

Bajunya sangat sangat kotor, pintu terbuka, pintu tempat seperti ini, kuncinya memang sudah sangat usang, sedikit bertenaga saja, langsung bisa terbuka.

Dia berlari ke jalanan, tidak ada bedanya dengan pengemis kecil, tidak ada yang mempedulikannya.

Dia lapar, menjulurkan tangannya mengambil sebuah baguette dari toko roit, tapi dia seorang idiot, sudah mencuri juga tidak tau untuk kabur.

Dia hanya makan di depan toko roti.

Orang di dalam toko, mengira si idiot ini berani sekali, duduk dan makan di depan itu, bukankah ini sama saja dengan menghina orang?

Baru saja mau memukul orang, langsung dihentikan oleh seseorang didalam toko.

"Aku yang akan membayar rotinya, dia hanya seorang anak kecil, otaknya masih tidak begitu mengerti."

Ada yang membayar uang rotinya, pemilik toko tentunya diam saja.

"Siapa namamu?" Orang yang membayar, berjongkok di depan pintu dan bertanya padanya.

Anak idiot ini sambil makan sambil berkata, "Cheng !"

"Namaku Xu Shian. Dimana rumahmu?"

Cheng menggeleng, rumah itu, dia tidak mau kembali kesana lagi, setiap hari sendirian, tengah malam, dia meringsuk di sudut dinding menangis.

Pagi hari, dia harus menghadapi kelaparan sendirian.

Hal yang diperbuat Jihong, meskipun dia masih kecil, dan juga sangat idiot, tapi sedikit banyak bisa merasakan.

Samar-samar merasa hal yang dilakukan Jihong tidak membanggakan.

Air mata Cheng mulai mengalir, dia mulai menangis.

Hati Xu Shian ------

"Ayo, ikut kakak pulang." Xu Shian baru pulang kerja, baru membeli beberapa barang dari toko, "Meskipun rumah kakak tidak begitu bagus, tapi termasuk ada rumah juga/"

Dia menggandeng tangan Cheng.

Cheng sembari menggigit rotinya, sambil melihat Xu Shian.

Dia merasa Xu Shian benar-benar orang paling baik didunia.

Karena Xu Shian ganti ginjal, jadi seluruh tubuhnya lebih lembut, sangat sangat hangat.

Sesampainya dirumah, Xu Shian menyuruh mamanya memandikan Cheng, lalu memakai bajunya yang dulu.

Cheng kira-kira berumur 14 atau 15 tahun, tingginya masih ada jarak darinya.

Malamnya, Cheng dan dia tidur di satu ranjang.

Cheng sering sekali meringkukkan seluruh tubuhnya.

Xu Shian tau, ini adalah cara dia menunjukkan kalau dia tidak mempunyai rasa aman.

Di dunia orang idiot, disingkirkan dan diintimidasi, orang yang mempunyai rasa aman sangat sangat sedikit.

Xu Shian membalikkan kepala melihatnya, lalu memegang idiot kecil ini erat-erat.

Cheng !

Nama ini tidaklah buruk.

Hari kedua, waktu Xu Shian makan, Cheng juga ikut makan dengannya, makan dengan sangat lahap.

"Pelan-pelan makan, tidak ada yang berebut denganmu!" Ucap Xu Shian.

Cheng mengangkat kepalanya, melihat Xu Shian.

Xu Shian mau pergi kerja, Cheng juga ikut.

Xu Shian bilang, "Kamu dirumah bermain sama tante, kakak sore sudah pulang. Pulang nanti akan belikan makanan enak untukmu."

Cheng sangat pengertian, tau tidak boleh terus menemani kakak, jadi dia dirumah saja.

Hari ini mama Xu Shian bekerja di rumah, Cheng juga pergi membantu, meskipun waktu membantu keseringan malah mengacau, tapi dia bisa melihat kalau hati anak ini baik sekali.

Malamnya saat Xu Shian pulang, Cheng menyambutnya, memanggil, "Kakak."

Xu Shian menepuk kepalanya, "Anak baik!"

Dia pernah seperti itu menepuk kepala Qiu Dongyue, sekarang ini jalur kehidupan mereka berdua sudah berbeda, ada sangat banyak hal, dia tidak berani menginginkannya lagi.

Tidak menginginkannya lagi, maka akan melepaskannya.

Hari kedua, Xu Shian mau pergi kerja, mama Xu tadi sudah pergi.

Xu Shian mau pergi, Cheng dengan tatapan yang ramah dan sedih melihat Xu Shian, dia tau, Xu Shian tidak mengizinkannya mengikut Xu Shian pergi.

Xu Shian menepuk wajah Cheng, berkata, "Kakak pergi dulu ya, tante sudah memasakkan nasi untukmu, kamu jangan lupa makan siang. Dan juga, kalau kamu tidak sengaja tersesat, nomor teleponku ada di kantongmu, kamu suruh orang lain bantu kamu teleponkan! Mengerti?"

Kalimat ini, hari ini Xu Shian sudah mengulanginya sampai puluhan kali.

Cheng mengangguk.

Begitu Xu Shian pergi, Cheng ikut dibelakang.

Xu Shian naik ke bus, tapi bus begitu banyak, Cheng tidak tau harus naik yang mana, kepalanya pusing.

Dengan tergesa-gesa, dia menghentikan sebuah taxi.

Dulu dirumah, Jihong sering membawanya naik mobil pribadi, benar-benar tidak efektif, bia naik taxi, dia sama sekali tidak pernah naik bus, makanya dia familiar sekali dengan gerakan menghentikan taxi.

"Ikut kakak!" Ucapnya.

Supir mengerutkan kening melirik Cheng, idiot ya?

Dia sudah naik, juga tidak bisa menolak tumpangan.

"Mobil kakakmu yang mana?" Tanya supir.

Cheng mengerutkan keningnya, begitu banyak mobil, dia mana mungkin tau yang mana mobil Xu Shian.

Supir ini takut meninggalkan si idiot ini sendirian disini, akan terjadi sesuatu.

Cheng tiba-tiba teringat, kakak menyimpan nomor teleponnya di saku bajunya.

Dia mengeluarkannya, memberikannya kepada supir.

"Punya kakak."

Supir dengan curiga menerimanya, mulai menelepon kepada Xu Shian.

Nada Xu Shian terdengar sangat panik, "Dia adalah adikku, antarkan dia ke bawah kantorku, AIO, aku akan menunggumu di bawah, aku akan membyaarmu begitu kamu sampai."

Hati supir ini baru tenang, dan mengantarkan Cheng ke bawah kantor.

Bus Xu Shian lebih lama, karena harus berhenti di setiap halte.

Menunggu dia turun dari bus, dengan tergesa-gesa berlari ke bawah kantor, dia melihat Cheng sedang menunggunya disana.

Senyuman Cheng sangat sangat ceria, matanya bagaikan lukisan.

Bahkan, samar-samar Xu Shian melihat bayangan Qiao Yueran di dalam ekspresi Cheng.

Dia merasa sangat terkejut, mana mungkin?

Pekerjaan Xu Shian sudah stabil di AIO, tapi tetap tidak bisa sembarangan membawa keluarga datang bekerja.

Dia menyuruh Cheng tinggal di resepsionis, saat dia bekerja juga merasa tidak tenang, selalu turun kebawah melihat keadaan Cheng.

Mungkin tau bahwa kakak berada di dekatnya, jadi Cheng sangat tenang disana.

Beberapa hari ini setelah Cheng pergi, Jihong belum pulang, juga belum mencarinya, dia sudah melupakan anak idiot ini.

Setiap hari di bawah tubuh bos Chen, sudah berubah menjadi bunga bermekaran.

Mungkin di bawah alam sadarnya, dia ingin anaknya ini mati.

Bukan dia yang membunuhnya, tapi karena dia tidak bisa mengurusi hidupnya dengan baik, mati sendiri.

Itu tidak boleh menyalahkannya.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu