Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 222 Dia Mirip Ikan

Awalnya yang dia pikir adalah, pria itu mau tetap berada di sisi wanita itu seumur hidup.

Tidak peduli menikah atau tidak, pria itu mau wanita ini.

Pria itu sudah terobsesi dengan hari-hari adanya wanita itu.

Sama seperti terobsesi dengan wanita itu sendiri.

Wanita ini sedang memancing jiwanya.

Dia tersenyum dingin sebentar, “Pulang ke Jerman lagi?”

“Bukan, kamu sudah sembuh dari sakit, aku juga sudah seharusnya pergi. Ada satu orang yang mengundangku, aku mau keluar negeri sekali, membawa anak, aku pikir anakku segera mau masuk taman kanak-kanak, bawa dia pergi lihat-lihat dunia luar sebentar.” Jiang Shutong menjawab dengan lumayan terburu-buru, karena hal ini memang sangat mendesak.

Dan sebelum keluar negeri, dia masih perlu menghadiri pernikahan Xu Maoshen dan Bai Mei.

Urusan ini semuanya seperti mengejar jadi satu memberitahunya, jadi, dalam hati Jiang Shutong merasa sangat tergesa-gesa.

“Ow, siapa yang mengundangmu keluar negeri?” Gu Mingcheng duduk di atas sofa, kedua kaki menumpuk bersilangan, lengan menopang di sofa, tiba-tiba perlahan mengatakan.

Pandangan mata Jiang Shutong bersinar, “Rahasia! Orang itu meminta untuk tidak mengatakan!”

Gu Mingcheng bisa dibilang mau tertawa, tidak disangka ada orang yang mengundang wanita itu keluar negeri, masih merahasiakan dari dia.

Sungguh sangat konyol!

Tapi lelucon ini didasari dengan tebakan dan rasa cemburu, benci, tersenyum sampai tak bisa berbicara.

“Adalagi.” Jiang Shutong secara khusus membuat catatan untuk urusan dua hari ini, bagaimanapun urusannya terlalu banyak, “Kamu batuk, aku sudah memasak obat seharian untukmu. 10 hari sisanya, mungkin perlu kamu sendiri yang buat atau cari pekerja paruh waktu. Aku nanti sebentar lagi akan memberikan ke kamu hal yang perlu diperhatikan. Selain itu, apa kamu tahu pernikahan Bai Mei dan Xu Maoshen lusa depan?”

Gu Mingcheng memandang tajam Jiang Shutong, tadi pria itu baru berpikir dia akhir-akhir ini di hadapannya begitu lemah, sekarang tiba-tiba berubah jadi orang lain, mungkin karena dia sudah sembuh dari sakit, jadi sifat asli wanita itu muncul.

Mungkin juga ——

Gu Mingcheng tidak tahu pasti.

“Tidak tahu.” Gu Mingcheng dengan menahan kemarahan dalam hati, berkata sepatah.

Jiang Shutong bereaksi lama, baru menjawab satu kata “Oh”, “Setelah selesai menghadiri pernikahan mereka, aku langsung pergi!”

Hati Gu Mingcheng seakan terjatuh ke dalam lubang yang dalam tanpa batas, berkata sepatah, “Terserah kamu!” Lalu naik ke atas.

Dua kata ini, membuat Jiang Shutong agak kaku.

Setelah setengah jam kemudian Gu Mingcheng, baru menerima wechat dari Xu Maoshen, mengatakan dia mau menikah lagi dengan Bai Mei, mengundang Gu Mingcheng untuk hadir.

Gu Mingcheng tersenyum dingin sebentar, bertanya mengapa dia lambat sekali menerima berita, ada orang yang dari awal juga sudah tahu!

“Ada orang? Yang kamu bilang itu Shutong ya? Mungkin Bai Mei yang memberitahunya, teman akbrab ya, perlu bantuan begitu, nanti kalau Shutong menikah, Bai Mei pasti juga bisa pergi bantu!” Xu Maoshen lumayan lancar menjawab.

Juga tidak menganggap “Shutong menikah” perkataan ini, bagaimanapun memancing kemarahan Gu Mingcheng!

Pria itu tahu dia dan Jiang Shutong sementara waktu tidak jadi menikah.

Wanita itu menikah? Dengan siapa lagi?

Hati sakit serasa disobek.

Bai Mei akirnya menikah, di atas taman rerumputan.

Tapi, walau bagaimanapun wanita itu dan Xu Maoshen menikah lagi, jadi lebih merendah, orang yang diundang semuanya juga kenalan, hanya puluhan.

Bai Mei mengenakan gaun pesta malam yang low-cut, menarik lengan tangan Xu Maoshen, kelihatan sangat bahagia.

Jiang Shutong juga mengenakan gaun pesta, mengingat adalah tamu penting, wanita itu memakaikan kemeja lengan pendek untuk anaknya, mengenakan juga satu dasi kupu-kupu kecil, terlihat sangat gagah.

Gu Mingcheng tidak hadir bersama dengan Jiang Shutong, keduanya datang secara terpisah.

Tapi saat pesta pernikahan berlangsung, mata Gu Mingcheng sedetik saja tidak pergi dari Jiang Shutong yang ada dihadapannya.

Wanita itu tersenyum sangat ceria, saat putranya menepuk tangan, dia menunduk dan mencium muka putranya, kelihatannya, lebih bahagia daripada Bai Mei.

Wanita itu tentu saja senang, awalnya saat dia keguguran, Gu Mingcheng sudah pergi ke Rusia, harapan dalam hatinya tidak lain adalah: dua orang ini betapa baiknya kalau bisa bersama.

Setelah pesta pernikahan selesai, Bai Mei di dalam ruang rias bertanya ke wanita itu, “Shutong, usiamu juga tidak muda lagi, kapan mempertimbangkan masalah pernikahan?”

Jiang Shutong tidak mengatakan apapun juga, pandangan mata menggelap.

Wanita itu tahu masalah Gu Qingyuan ini mempengaruhi Gu Mingcheng, tahu bahwa mereka berdua di kehidupan ini sepertinya tidak ada peluang lagi.

Sekalipun Jiang Linian ada perasaan menyesal, Gu Qingyuan juga tidak akan menyetujui, meski orangnya berada di penjara.

Jadi, pernikahan, dia tidak berharap lagi.

Orang yang mengundangnya pergi keluar negeri, sudah memesan tiket pesawat untuknya, besok, dia hari ini mau membereskan barang yang ada di rumah Gu Mingcheng, asal sudah sampai waktunya, dia langsung bersiap pergi jauh-jauh.

Mengenai putranya, dia sebenarnya tidak ingin membiarkannya ikut, meski juga tidak masalah kalau ikut.

Setelah pulang ke villa di gunung, Jiang Shutong mulai membereskan barang, paspor dan lainnya semua sudah dibereskan, tiket pesawat sudah disiapkan oleh pihak sana untuknya, dia berdiri di kamarnya sendiri membereskan, di rumah Jiang Linian, masih ada banyak sekali barang miliknya, tapi, sewaktu Gu Mingcheng lembur hari itu, dia sudah membawa semuanya ke sini.

Mengingat malam itu dia dan anaknya ketakutan di villa di gunung, jadi naik taksi pulang dan tinggal sampai tengah malam, tapi juga tidak tidur dengan baik, keesokan harinya membawa barang kemari, berencana sebelum keluar negeri, tidak perlu lagi pulang ke rumah Jiang Linian.

“Mummy, apa kamu membawaku pergi keluar negeri?” Ken yang berdiri di samping bertanya.

“Em, gimana menurutmu, ingin pergi atau tidak ingin? Orang itu juga sudah memesan tiketmu, tapi, kamu juga bisa memilih untuk tidak pergi!” Jiang Shutong berdiri di sana, melihat dalam koper masih ada tidak barang yang lupa dibawa.

“Aku ingin pergi dengan kamu, tapi aku juga ingin di rumah dengan papa!” Ken sangat kesulitan berkata.

Jiang Shutong menjongkokkan badan, berkata ke putranya, “Kalau begitu baik-baik dengan papa di rumah!”

“Kalau begitu kamu berapa lama baru pulang?” Ken tanya lagi.

“Tidak tahu, orang itu bilang berapa lama aku harus menurut.” Jiang Shutong mematuhi sepenuhnya yang dipesan orang itu, tidak memberitahu siapapun juga, identitas orang itu yang sebenarnya.

Ken agak patah hati, “Kalau aku pergi tidak bisa kelihatan papa lagi, aku pilih tinggal di sini!”

Keputusan Ken ini, lumayan di luar dugaan Jiang Shutong, tapi, dia juga tetap menyetujuinya, mengelus kepala anaknya.

Sebelumnya Gu Mingcheng tanya ke Jiang Shutong siapa yang mengundangnya pergi keluar negeri, setelah dia merahasiakan, pria itu juga tidak pernah bertanya lagi.

Hari ini dia mulai membereskan barang, Gu Mingcheng merasa amarah di dalam hatinya bagaimanapun juga tidak bisa ditahan lagi.

Awalnya mengira wanita itu sangat ingin berada di sisinya, tapi sekarang kelihatannya, keinginannya untuk pergi jauh-jauh melebihi semua hal.

Pria itu pernah melihat di dalam rekaman, saat hujan lebat hari itu, suasana dimana wanita itu menekan bel di pintu luar, kelihatan dia yang terguyur hujan, terjatuh seiring dengan arah tembok, menangis tersedu-sedu, pilu hati, mata pria itu juga jadi basah.

Tapi sekarang, dia mau pergi, juga sangat acuh dan riang.

Dia mungkin mirip ikan, ingatannya hanya 3 detik!

Sangat licin tidak bisa digenggam, berenang ke sana kemari di dalam air, membuat dia tidak bisa menangkapnya.

Saat Jiang Shutong membereskan barang di atas, Gu Mingcheng di bawah, duduk di sofa, menggigit bibir sangat erat.

Itu adalah kemarahan yang ditekan dengan kuat, amarah ini, segera tidak bisa ditahan lagi.

Jiang Shutong akhirnya selesai membereskan barang, tunggu sampai besok.

Dia berdiri di ujung tangga berkata ke Gu Mingcheng, anaknya tidak ikut dengannya, meninggalkan dia di rumah.

Gu Mingcheng menggunakan suara yang rendah dan berat berkata sepatah. “Baik!”

Setelah Jiang Shutong menidurkan anaknya, pergi mandi, setelah membereskan barang semalaman, sekujur tubuh semua adalah keringat.

Gu Mingcheng “Phak” melemparkan buku ke samping, melangkah besar naik ke atas.

Tidak tanya kondisi sebenarnya, langsung saja menarik dan membuka pintu kamar mandi.

Jiang Shutong yang baru selesai mandi, bersiap mengelap badan, kelihatan Gu Mingcheng masuk, secara reflek berteriak “Aah”.

Tetesan air dari badan masih terjatuh, Jiang Shutong kelihatan Gu Mingcheng masuk, secara reflek badan bersandar ke dinding.

Sepasang tangan melindungi dada, rambutnya basah kuyup.

Tapi kepikiran masih ada satu bagian yang belum terlindungi, jadi, sepasang kakinya bertumpuk bersilangan, bersandar di dinding di belakang.

Dia tidak tahu Gu Mingcheng bisa masuk, semejak terjadi masalah Gu Qingyuan, wanita itu sudah tahu dia dan Gu Mingcheng tidak mungkin lagi.

Gu Mingcheng berjalan ke depan, menekan dia ke dinding, dengan kasar mencium dan menggigit leher wanita itu.

Luar biasa kasar menggigit wanita itu.

Sakit sekali.

Jiang Shutong hampir saja mau merintih.

Kamar mandi di rumah Gu Mingcheng sangat besar, tapi tempat untuk mandi dibatasi dengan kaca buram, juga ada satu pintu kaca, itu untuk menjaga kehangatan, jadi, ruangannya tidak besar, dua orang seperti ini di dalam ruangan yang tertutup, sangat mudah sesak nafas.

Gu Mingcheng melampiaskan amarahnya sendiri di tubuh Jiang Shutong.

Air tetesan membasahi pakaian pria itu, pria itu dengan terlatih melepaskan bajunya sendiri, dengan kasar melemparnya ke lantai.

Pria itu mengunci mulut Jiang Shutong, tidak membiarkan wanita itu ada peluang untuk berbicara, muka Jiang Shutong jadi merah.

Karena udara membuat dia agak sesak nafas, dia sangat tidak enak, juga karena ciuman pria itu yang sangat rapat tidak ada pergantian udara.

Ciuman pria itu terjatuh ke pundak dan tubuh wanita itu lagi.

Seperti setiap kali dia makin kuat saja.

Kesadaran diri Jiang Shutong sudah lemah, sepasang mata agak menyipit, sepatah kata juga tidak bisa dikatakan keluar.

Di depan dada dan atas leher, semua bekas ciuman pria itu.

“Le —— Lepaskan aku.” Suara Jiang Shutong sudah sangat lemah, pandangan mata melemah.

Gu Mingcheng juga tidak memperhatikan.

Sampai dia melampiaskan nafsu buasnya, baru kelihatan ada yang tidak benar dengan Jiang Shutong, Jiang Shutong sudah pingsan, pandangan mata sudah kabur.

Gu Mingcheng mengerutkan alis dengan erat, menggendong keluar Jiang Shutong, mengusap kering badannya.

Menggendongnya ke atas ranjangnya sendiri.

Dia ini sesak nafas, Gu Mingcheng tahu.

Sepertinya selama ini dengan wanita itu, untuk pertama kalinya wanita itu sesak nafas, seharusnya karena di dalam kamar mandi.

Dia menuangkan segelas air untuk wanita itu, menyelimuti badan wanita itu.

Setelah beberapa menit, Jiang Shutong baru sadar, kelihatan Gu Mingcheng ada di sampingnya, dia membalikkan badan, membelakangi Gu Mingcheng, sedang mengusap air mata.

Gu Mingcheng bersandar di kepala ranjangnya sendiri, sedang tersenyum dingin, seperti setiap kali, dia juga melalui cara semacam ini.

Tapi kali ini, sepertinya tidak berhasil, besok dia sudah mau pergi!

“Siapa yang menyuruh keluar negeri?” Gu Mingcheng spontan bertanya sepatah.

Jiang Shutong masih saja tidak mengatakan sepatahpun, sudah bertekad tidak mengeluarkan satu kata pun.

“Tugasku menjagamu sudah selesai, yang ayahku hutang ke kamu, aku tahu aku tidak mampu membayarnya, kamu maafkan dia juga boleh, tidak maafkan juga boleh, yang aku bisa lakukan hanya segini saja! Tidak termasuk memuaskan kebutuhan kamu sebagai seorang pria dewasa.”

Gu Mingcheng tersenyum sangat dingin sekali ke sampingnya, Heh, kebutuhannya, apa itu?

Heh!

Wanita itu memang pandai berbicara!

Kalau dia butuh, seharusnya wanita yang bisa memuaskan dia, bisa berbaris dari atas gunung sampai bawah gunung!

Sial kenapa dia bisa tertarik dengan wanita ini?

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu