Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 639 Kumpulan Adegan Singkat dan Bonus 1

Halaman Gu Jiang

Setelah Jiang Shutong melahirkan Gu Niantong, Gu Mingcheng memberinya saham Grup Mingcheng senilai satu miliar.

Saham ini termasuk kekayaan pribadi milik Jiang Shutong, bukan milik bersama.

Jika suatu saat nanti mereka berdua pisah, Jiang Shutong tetap dapat menjalani kehidupan yang baik.

Gu Mingcheng benar-benar takut. Dia dan Jiang Shutong telah bersama dan berpisah berulang kali selama bertahun-tahun. Jika mereka berdua pada akhirnya tidak bisa bersama, mungkin itu menandakan bahwa mereka berdua benar-benar tidak cocok, walau telah melahirkan Gu Niantong,

Lagi pula, masih ada Adam yang belum menikah. Keduanya masih mempertahankan hubungan yang sangat akrab.

Gu Mingcheng tidak memiliki teman dekat seperti itu.

Oleh karena itu, dalam hal cinta, semakin dia lebih terbuka daripada Jiang Shutong, masa depan Jiang Shutong pun semakin terjamin.

Jiang Shutong melihat dokumen perjanjian yang terkapar di atas meja.

"Apa maksudmu?"

"Jika kita berpisah pada suatu hari nanti, kamu bisa memiliki kehidupan yang baik."

Jiang Shutong sedikit menurunkan kelopak matanya, "Kita sudah memiliki tiga anak, pisah?"

"Aku takut!"

"Orang yang berpikiran terbuka seperti Direktur Gu juga memiliki ketakutan? Kamu bukan takut, kamu hanya ingin menguji sikapku. Kamu tidak pernah memperkirakan sesuatu yang salah. Aku tahu kamu tidak takut sama sekali, kamu hanya ingin aku bersumpah!" Seusai ucap, Jiang Shutong mengangkat tangannya, "Aku, Jiang Shutong bersumpah bahwa aku tidak akan meninggalkan Gu Mingcheng seumur hidup ini! Aku akan mencintai dan menyayanginya, berada di sisinya sampai tua! Bersama dengannya untuk sepanjang hidup!"

Alasan mengapa Gu Mingcheng menamakan Gu Niantong "San'er" (anak ketiga); pertama, karena Gu Niantong adalah anak ketiganya; kedua, kelahiran Gu Niantong benar-benar menjadi pihak ketiga antara dia dan Jiang Shutong, orang ketiga.

Tapi karena Gu Niantong memang menempati urutan ketiga, jadi tidak masalah menyebutnya "San’er".

Jiang Shutong sangat mencintai Gu Mingcheng.

Halaman Xingjiang, Du Ruo

Semenjak Gu Xingjiang menjadi kepala keluarga Du, suasana hati Du Ruo selalu baik, emosinya juga stabil. Dia dapat menerima ratusan juta miliar dari perusahaan ayahnya setiap tahun. Meskipun ayahnya adalah orang kaya baru, tapi siapa suruh bisnis Du Jinming kebetulan merupakan bisnis terbaru yang paling berprospek.

Selain itu, akun perusahaan akan dikirim ke Gu Xingjiang untuk diperiksanya setiap tahun.

Jadi, Du Ruo jarang menghiraukan masalah-masalah itu.

Setiap kali melahirkan anak, Gu Xingjiang sangat gugup.

Pada kelahiran pertama, Gu Xingjiang sangat gugup. Emosinya tidak hanya terdapat kegembiraan akan menjadi seorang ayah, tetapi juga mengandung kekhawatiran.

Du Ruo tidak tahu mengapa.

Ketika Gu Shixun lahir, Gu Xingjiang mengawasi hampir setiap detail pemeriksaan putranya.

Du Ruo kemudian tahu, asma pada orang tua dapat diwariskan ke anak. Gu Xingjiang takut anak-anaknya akan menderita asma.

Du Ruo seketika merasa pilu hati, sangat tidak nyaman.

Gu Xingjiang yang dipandang orang luar sebagai orang yang selalu mandiri dan lihai dalam segala hal ternyata juga memiliki ketidakberdayaan, juga merasakan ketidaknyamanan dan ketidaktenangan di depan orang lain akibat asma. Dia takut asma akan mempengaruhi anak-anaknya.

Du Ruo kasihan padanya.

Gu Xingjiang selalu fokus pada pemeriksaan kesehatan kedua anak.

Untungnya, kedua anak itu sangat sehat.

Hal ini merupakan kelemahan Gu Xingjiang. Meskipun kesehatannya baik, asma tidak sering kambuh, serta tidak terlihat gejala apa pun di depan orang luar, tetapi Du Ruo tahu hal ini menyebabkan inferior padanya.

Kompleks inferioritas yang hanya diketahui Du Ruo.

Pada hari itu, Du Ruo dan Gu Xingjiang bersama-sama menghadiri undangan makan malam.

Di meja makan, Gu Xingjiang mengobrol dan bercanda tawa dengan orang-orang. Namun, dia batuk.

Du Ruo langsung menyadari kondisi buruk.

Dia menarik pakaian Gu Xingjiang dan berkata kepada semua orang, "Maaf semuanya, aku agak tidak nyaman dan mau pamit terlebih dahulu, suamiku harus membawaku pulang."

Gu Xingjiang yang masih belum tanggap sudah ditarik oleh Du Ruo.

Tiba di pintu, Du Ruo mengeluarkan obat semprot asma dari tas dan menyemprotkannya ke Gu Xingjiang.

“Kamu masih selalu membawa obat ini?” Tanya Gu Xingjiang.

"Iya, 365 hari dalam setahun, 24 jam dalam sehari, aku selalu membawanya! Kamu selalu ceroboh."

Gu Xingjiang meremas dagu Du Ruo, meyeringai, "Tapi aku tidak merasa asmaku akan kambuh, asmaku sudah tidak kambuh selama bertahun-tahun, bukan?"

"Ketika asmamu akan kambuh, suara batukmu berbeda dari biasanya. Perbedaannya sangat tipis, tapi aku merekamnya beberapa tahun yang lalu, kemudian mendengarkannya berulang kali. Jadi, begitu aku mendengar suara batukmu, aku langsung tahu apakah itu gejala akan kambuhnya asma atau hanya batuk biasa." Ucap Du Ruo dengan sangat serius.

Gu Xingjiang seketika meraih Du Ruo ke dalam pelukannya, "Setelah mendapatkan istri seperti kamu, apa lagi yang harus kuharapkan? Aku takut anak-anak akan mewarisi asmaku. Apa yang akan kamu lakukan jika anak menderita asma?

"Aku akan menangis! Setelah menangis, aku akan mencari solusi! Bagaimana pun, kalian adalah suami dan anak-anakku. Aku tidak punya pilihan lain." Du Ruo melanjutkan, "Oh iya, aku mengatakan kepada mereka bahwa aku mau pulang, kamu harus bawa aku ke bawah. Jangan sampai ketahuan mereka."

"Kamu jalan-jalan di pusat perbelanjaan terdekat dulu, kita pulang bersama nanti." Ujar Gu Xingjiang.

Du Ruo merawat Gu Xingjiang dengan sangat baik. Beberapa kali sebelum asma hampir kambuh, dia langsung menghentikannya dengan tepat waktu. Perawatannya bahkan lebih baik daripada perawatan Jiang Shutong. Oleh karena itu, asma Gu Xingjiang tidak pernah kambuh di depan orang luar.

Ini adalah rahasia kecil antara mereka berdua. Du Ruo tidak pernah mengatakannya kepada orang lain, begitu pula Gu Xingjiang.

Halaman Gu Weiheng, Miao Yingjiu

Miao Yingjiu akhirnya menemukan rumah, tidak jauh dari vila di vila tengah lereng.

Gu Mingcheng mau menjadikan Gu Weiheng sebagai kepala keluarga untuk kedepannya. Jadi, tempat tinggal mereka tentu tidak boleh berjarak terlalu jauh, apalagi mereka memiliki anak.

Ketika Jiang Shutong dan Gu Mingcheng tua, tanggung jawab rumah tentu harus diambil alih Gu Weiheng dan Miao Yingjiu.

Miao Yingjiu mempertimbangkan banyak aspek, pada akhirnya membeli satu vila lain yang berharga 100-an juta yuan. Luas vila itu dua kali lipat dari vila tengah lereng, karena rumah Gu harus menjadi tempat inap semua orang saat merayakan tahun baru. Dulunya, mereka tinggal di vila tengah lereng, kedepannya mungkin akan berpindah ke rumah Gu Weiheng.

Gu Weiheng harus melayani semua orang, tapi dia terlalu malas.

Alhasil, Gu Weiheng yang seharusnya menjadi kepala keluarga malah menjadi “anak” sejak menikah dengan Miao Yingjiu.

Dia menuruti setiap perkataan Miao Yingjiu.

Setiap kali Miao Yingjiu selesai berbicara, Gu Weiheng selalu merasa takjub, ucapannya masuk akal sekali!

Miao Yingjiu selalu berpikir secara keseluruhan dan mempertimbangkan kepentingan semua orang, serta tidak egois, sungguh bergaya "ratu"!

Bahkan Gu Weiheng pun terkagum-kagum padanya.

Miao Yingjiu tidak hanya menangani pekerjaan dengan baik, tetapi juga cakap dalam masalah hidup.

Gu Weiheng pernah berpikir dengan perasaan bersalah, mengapa Xiao Jiu yang begitu baik bersedia bersamanya?

Dia yang merupakan anak nakal paling-paling hanya layak menikahi putri dari keluarga yang setara, seperti Xu Caiwei.

Bagaimana dia layak mendapatkan cinta dari Miao Yingjiu?

Omong-omong, Miao Yingjiu yang menyukainya terlebih dahulu. Jika dia sendiri yang ingin menaksir Miao Yingjiu, dia tidak akan bisa mendapatkannya. Dia mungkin tidak akan bisa menarik perhatian Miao Yingjiu.

Gu Weiheng merasa dirinya adalah orang yang paling beruntung untuk mendapatkan seseorang yang bisa membantunya dalam segala hal, mendapatkan seseorang yang tidak perlu dikhawatirkannya.

Dalam hal cinta, saling bersedia tidaklah cukup. Masih dibutuhkan penyatuan kepribadian dan sifat dalam berbagai aspek. Pasangan yang saling mencintai di awal dan berpisah di kemudian hari sudah bukan hal yang asing.

Dia dan Miao Yingjiu memiliki karier dan hobi yang sama, gaya hidup juga perlahan menyatu.

Dalam sisa hidup Gu Weiheng, dia hanya mau bersama dengan Miao Yingjiu!

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu