Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 89 Mingcheng Pernah Datang? (2)

Bagaimanapun mereka semua terburu-buru, Gu Mingcheng ada rapat yang lumayan penting di kota Hai, Xu Maoshen terburu-buru melaporkan kabar baik ini untuk Jiang Shutong.

Tapi, Jiang Shutong sedang tidak di toko, setelah Gu Mingcheng mengantarkan penghargaan sertifikat toko utama ke toko, langsung pergi ke tempat dansa Jiang Shutong.

Jiang Shutong mendengar ketukan pintu, berdiri dan membuka pintu, kedua kakinya masih kebas, berjalan saja sangat susah, setelah dia melakukannya sama seperti ikan duyung yang kedua kakinya terbuka, berjalan diatas pisau tajam.

Membuka pintu dan melihat Xu Maoshen, lumayan terkejut.

Pandangan Xu Maoshen melihatnya dengan lembut, "Kenapa?"

Dalam sekejap, kesedihan di hati Jiang Shutong muncul.

Air matanya begitu cepat, langsung mengalir keluar, dia mengepalkan kelima jarinya dengan kuat, menatap Xu Maoshen.

Dia bersumpah, dia sendiri bukan sengaja menunjukkan penampilan seperti ini di hadapan Xu Maoshen, dia benar-benar tidak bisa menahannya.

Dunia begitu besar, dia begitu kecil, di Shanghai, dia hanya sendirian, Gu Mingcheng menjahatinya, membuatnya merasa lebih sakit dari mati.

Untungnya, ada orang yang seperti ini, selalu saja disaat dia kesusahan, selalu membantunya disaat dia membutuhkan.

Tuhan pun kasihan, orang itu juga pernah berusaha keras membantunya, kenapa dia masih begitu membencinya, jangan-jangan permintaan dia terhadap orang itu terlalu tinggi?

"Kenapa?" Xu Maoshen maju selangkah, membawa Jiang Shutong masuk kedalam pelukannya.

Jiang Shutong mulai menangis meraung-raung.

Didalam pelukannya dengan dipelukan Gu Mingcheng rasanya sangat berbeda.

Pelukannya, membawakan kehangatan yang biasa, tetapi pelukan Gu Mingcheng, baginya, sexy, menarik, membuatnya terus terhisap kedalam, dan mengandalkan ketenangan Gu Mingcheng.

Waktu pelukan antara dia dan Gu Mingcheng tidak banyak, sampai sekarang juga masih sedikit, yang lebih banyak mereka lakukan adalah berciuman dan berhubungan intim.

Tapi, dia dari awal sampai akhir adalah orang yang bisa membedakan dengan jelas, mengetahui bahwa dia sangat tidak pantas melakukan ini, dia menyuruh Xu Maoshen masuk kedalam, membicarakan urusan pekerjaan juga membuka toko.

Dia pergi ke dapur memanaskan satu ceret air, menenangkan dirinya sendiri.

Ketika keluar, Xu Maoshen bertanya, "Gu Mingcheng datang?"

Jiang Shutong menganggukkan kepalanya, artinya: datang.

"Dia melakukan apa padamu?" Xu Maoshen berhati-hati melihat mata Jiang Shutong, takut kalau perkataannya, akan membuat Jiang Shutong tidak senang.

Jiang Shutong tidak mengatakan apa-apa, gambaran semalam masih bermunculan di matanya, sangat berantakan, sangat tidak tertahan.

"Diskusi saja tentang toko." Jiang Shutong mengalihkan pembicaraan, barusan, Xu Maoshen ditelepon mengatakan pembicaraan tentang dia menjadi superwoman, dia lumayan tertarik.

"Sekarang karena kamu sudah menjadi toko utama, kedepannya pasti harus berkembang, sudah dipikirkan bagaimana mengembangkannya?" Xu Maoshen memberikan saran pekerjaan kepada Jiang Shutong.

Ada sebuah pemikiran, sudah lama disimpan di hati Jiang Shutong, yaitu: dia ingin membeli toko itu, walaupun harga sewa sesuai, tapi, setiap bulan uang sewa toko sebesar 200 juta rupiah lebih juga bukan angka kecil, memakan 80% dari penjualan Jiang Shutong, ini adalah kontraknya dengan Gu Mingcheng dari awal.

Tapi toko etalase ini, kalau ingin beli juga butuh 20 miliar rupiah lebih, walaupun sekarang dia menghasilkan uang, tapi 20 miliar, masih sangat jauh dari cukup.

Dia merasa ini hanyalah sebuah pemikiran, tertawa pahit sebentar.

"Kalau kamu ingin melakukan sesuatu, aku bantu kamu! Aku tahu kamu adalah seseorang yang sangat giat, aku tidak ingin melihatmu berhenti." Xu Maoshen berkata dengan sangat serius.

Jiang Shutong terdiam, membantu, 20 miliar? bagaimana bisa bantu?

"Begini, kamu pergi bicarakan dulu dengan Gu Mingcheng, perkiraanku, belum tentu dia akan menjual kepadamu------"

"Aku tidak mau!" Tanpa menunggu perkataan Xu Maoshen selesai, 3 kata ini langsung keluar dari mulut Jiang Shutong, nada bicaranya sangat gigih, dia bertekad untuk tidak pergi menemui Gu Mingcheng, dia adalah orang yang selalu menghinanya.

Xu Maoshen melihatnya dari atas sampai kebawah dengan serius.

Sekarang dua orang ini duduk disofa, mendekat, Xu Maoshen memiringkan kepalanya, lalu berkata, "Lalu bagaimana?"

"Kamu yang pergi bicarakan!"

"Aku?"

"Ehn!"

Jiang Shutong meresikokan segalanya, dia ingin memiliki toko ini, tapi tidak ingin membicarakannya dengan si pemilik.

"Kamu tau, kalau aku pergi, Mingcheng mungkin akan menaikkan harganya!" Ini adalah hasil yang Xu Maoshen pikirkan secara matang, Gu Mingcheng selalu mencurigai hubungan mereka berdua, kalau dia pergi, Gu Mingcheng pasti tidak menginginkan hal ini terjadi, pasti akan membuka harga yang sangat tidak masuk akal, agar Jiang Shutong tidak jadi beli.

Yang paling penting, rumah ini adalah satu-satunya kaitan antaranya dengan Jiang Shutong, kalau rumah ini hilang, maka diantaranya dengan Jiang Shutong, benar-benar sudah tidak memiliki apa-apa lagi.

Sekarang ini kaitan kedua orang ini sangat diperlukan, kedepannya, hubungan hanyalah sebuah barang mewah.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu