Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 85 Pria, Tahan Dingin (2)

Xu Maoshen turun dari mobil itu, dia melihat mobil Gu Mingcheng sudah melaju jauh.

Dia tersenyum pahit.

Jelas dilema Jiang Shutong sudah teratasi, tapi kenapa hati Xu Maoshen masih begitu pahit?

Saat mendekati toko, Gu Mingcheng sedang menelepon perusahaan properti, menyuruh mereka mengirim beberapa orang untuk menurunkan barang, untung kali ini bukan menurunkan barang di dalam kehujanan, tapi di depan toko Jiang Shutong.

Selama menurunkan barang, Gu Mingcheng tidak membiarkan Jiang Shutong mengerakkan satu jari pun, Jiang Shutong berada di dalam toko untuk memeriksa apakah pakaian basah atau tidak, apakah ada kerusakan atau tidak, kalau ada, tapi tidak terperiksa, maka pakaian itu sangat mudah berjamur, pada saat itu, kondisinya akan sangat parah, proyek ini sangat besar, Jiang Shutong harus memeriksanya satu demi satu, tidak boleh terburu-buru.

Gu Mingcheng sudah selesai memindahkan kotak dengan cepat, melihat Jiang Shutong memeriksa satu demi satu pakaian, dia berkata, “Aku bantu kamu.”

Jiang Shutong mengeluarkan suara “Uhm”

Selanjutnya menutup pintu toko, dan mereka berdua pun sibuk di dalam gudang.

Tidak peduli pekerjaan apapun, gudang bukanlah tempat yang luas, meskipun gudang Jiang Shutong tertata dengan rapi, tapi juga tidak bisa menghindari aroma tumpukan barang, Gu Mingcheng berada di luar gudang dan memeriksa apakah pakaian basah atau tidak, kemudian menyerahkannya kepada Jiang Shutong, Jiang Shutong bekerja dalam memisahkan pakaian berdasarkan kategori.

Saat bekerja, mereka berdua tidak melihat sudah jam berapa, dan tidak berpikir akan bekerja sampai jam berapa, mereka berdua bekerja dengan sangat serius.

Tidak berbicara, sama sekali tidak berbicara.

Tanpa sadar, saat mereka selesai bekerja, sudah pukul empat pagi, Jiang Shutong sudah ngantuk hingga tidak bisa membuka mata lagi.

“Sudah ngantuk?” Gu Mingcheng bertanya padanya.

“Uhm. Ada ranjang di dalam kantorku, kamu pergi tidur dulu, aku akan menyapu tempat ini, kemudian membereskannya lagi.” Kata Jiang Shutong, saat melakukan pemeriksaan pakaian, dia juga tidak memikirkan masalah tidur, sekarang malah harus menghadapi masalah ini, dia merasa sangat malu.

Gu Mingcheng sama sekali tidak berbicara, kemudian berjalan ke kantor Jiang Shutong.

Jiang Shutong membereskan barang hingga tidak bisa membuka mata lagi, dia mematikan lampu gudang, kemudian berjalan ke kantornya.

Baru saja masuk ke dalam kantor, dia langsung melihat bahu Gu Mingcheng terbuka dan badannya ditutupi oleh selimut sutranya, Gu Mingcheng tidur dengan nyenyak, ini bukan pertama kalinya Jiang Shutong melihat Gu Mingcheng telanjang, tapi jantung Jiang Shutong tetap berdetak dengan cepat, pakaian Gu Mingcheng diletakkan di samping, Jiang Shutong langsung tahu tanpa menyentuhnya, daritadi pakaiannya sudah basah kuyup, jika memakainya untuk tidur pasti sangat tidak nyaman.

Hari ini, cuaca sedikit dingin, Gu Mingcheng pasti kedinginan dengan bahu terbuka, Jiang Shutong berjalan ke depan dan hendak menyelimutinya dengan baik.

Tangan Jiang Shutong baru saja memegang sudut selimut, pergelangan tangannya langsung ditahan oleh Gu Mingcheng, lengannya selalu sangat kuat, kemudian, membuka mata, dan menatap Jiang Shutong.

Jadi, dia baru saja tertidur, itu hanya berpura-pura kah?

Jiang Shutong membungkukkan punggung sambil menatapnya, ekspresi sedikit bingung.

“Aku hanya...aku hanya ingin menyelimutimu, cuaca sangat dingin.” Jiang Shutong menghadapinya lagi, hatinya terlihat sangat gugup.

Gu Mingcheng menatap Jiang Shutong, kemudian membalikkan badan dengan kuat, menahan Jiang Shutong di bawah tubuhnya.

Jiang Shutong kaget hingga perlahan-lahan menarik napas, kemudian melihat Gu Mingcheng.

Kehangatan di tubuhnya, melalui sentuhan, menyebar ke tubuhnya, Jiang Shutong merasa sangat hangat pada malam hujan ini.

Jari telunjuk tangan kanan Gu Mingcheng menggores bibir Jiang Shutong.

Seluruh tubuh Jiang Shutong seperti tersetrum oleh listrik, melihat Gu Mingcheng dengan tatapan tertegun.

Beberapa lama kemudian, Gu Mingcheng memejamkan matanya, kemudian terbaring di samping Jiang Shutong, tangan yang kuat merangkul pinggang Jiang Shutong, dan berkata, “Ayo, tidur.”

Jiang Shutong mengira akan terjadi sesuatu, tetapi kenyataannya tidak ada.

Menyandar ditubuhnya yang kuat, malam ini, Jiang Shutong tidur dengan nyenyak, besok paginya, saat dia bangun, sudah pukul sebelas pagi, dia melihat orang itu sudah tidak ada di sampingnya, hati Jiang Shutong malah merasa sedih.

Takdir sudah berakhir, seharusnya semalam Gu Mingcheng juga memikirkan kalimat ini, sehingga dia bisa menahan keinginan fisiknya terhadap wanita, karena, Jiang Shutong sudah bukan wanitanya.

Gu Mingcheng tahu, Jiang Shutong juga tahu.

Jiang Shutong tersenyum pahit, mengenakan pakaian, merapikan diri sendiri, dan bertanya pada karyawan toko yang ada di luar, pagi ini, saat kamu datang, apakah melihat seorang pria yang sangat tinggi dan ganteng berjalan keluar.

Para karyawan melihat banyak barang di dalam gudang, mereka tahu bahwa Jiang Shutong pasti mengalami banyak hal tadi malam, jadi, melihat Jiang Shutong tidur nyenyak di dalam kantor, mereka pun tidak membangunkannya.

“Owh, ternyata masih ada orang yang tinggi dan ganteng berjalan keluar dari sini? Apakah kalian menghabiskan malam bersama? Tidur di dalam kantor? Satu ranjang? Ada cerita asik ya.”para karyawan bercanda pada Jiang Shutong.

Jiang Shutong merasa sangat malu, para karyawan datang bekerja pada pukul sepuluh pagi, sepertinya Gu Mingcheng sudah pergi sebelum pukul sepuluh.

Dia baru tidur selama empat sampai lima jam, hari ini, dia malah bangun begitu pagi, menyetir mobil dari Kota Hai sampai Shanghai, perjalanan ini memerlukan beberapa jam baru sampai tujuan, tidak tahu apakah dia lelah atau tidak, dia berharap jangan terjadi sesuatu padanya.

Karena memikirkan Gu Mingcheng sedang menyetir mobil, jadi, Jiang Shutong tidak meneleponnya, dia takut akan menganggu konsentrasi Gu Mingcheng, dan dirinya sendiri sudah menghabiskan semua tenaganya di sore ini.

Pada pukul tiga sore, memikirkan bahwa Gu Mingcheng seharusnya sudah sampai Kota Hai, Jiang Shutong langsung meneleponnya.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu