Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 267 Mata Berkaca-Kaca Karena Siapa

Dulu ketika Gu Qingyuan masih semangat di Kota Hai, namanya sangat tenar, kedudukannya tidak ada duanya di Kota Hai.

Tanah L, Gu Qingyuan membelinya dengan harga yang murah, karena waktu itu sini bukanlah pusat kota, jadi, pandangan Gu Qingyuan sangat berjangka panjang.

Tadinya berencana membuka pabrik baru beberapa tahun kedepan, Gu Mingcheng kembali, ingin mengurusi perusahaan sendiri, jadi Gu Qingyuan menyewakannya dengan harga murah kepada Gu Mingcheng.

Alasan kenapa menyewakannya kepada Gu Mingcheng, dan tidak langsung memberikan tanah itu kepadanya, karena, ia ingin menguji kemampuan Gu Mingcheng, jika tidak berpotensi, Gu Qingyuan akan menarik kembali tanah ini.

Gu Mingcheng selalu berprinsip bahwa ayah dan anak pun tetap harus menghitung secara jelas, bersikap tegas dalam membahas soal keuangan bersama ayah.

Gu Mingcheng menggunakan sudut pandang dan trik yang luar biasa, menjadikan perusahaan Mingcheng menjadi mutiara yang cemerlang di Kota Hai.

Gu Qingyuan lega.

Semenjak itu, sepasang ayah dan anak ini tidak lagi membahas persoalan tanah.

Pada saat itu, karena kasih sayang antar ayah dan anak, ditambah dengan perubahan waktu, banyak orang yang sudah melupakan hal ini.

Kini Gu Qingyuan ingin menarik kembali tanah ini, perusahaan Mingcheng sebagai pemakai tanah, Gu Qingyuan juga bisa membeli perusahaan Mingcheng dengan harga yang sama.

Persoalan karyawan Mingcheng, Gu Qingyuan tidak peduli begitu banyak!

Unta yang kurus tetap lebih besar daripada kuda, Gu Qingyuan ada uang.

(orang yang kuat secara sembunyi lebih kuat daripada yang terlihat)

Lagipula, ia tidak akan menerima mediasi dari Gu Mingcheng, ia ingin Gu Mingcheng pindah.

Ini memang ancaman.

Gu Qingyuan ingin memperlihatkan ancamannya kepada Gu Mingcheng.

Demi seorang perempuan, Gu Qingyuan ingin melihat, Gu Mingcheng akan memilih siapa antara mereka.

Gu Mingcheng berdiri di balkon, merokok.

Bagaimana ia tidak sakit hati?

Persoalan puluhan tahun lalu terungkit, setiap kali terungkit, hatinya tersakiti.

Menghadapi celaan ayah, ketidak pengertiannya Jiang Shutong, bagaimana bisa?

Ia adalah seorang lelaki, hampir semua hal tidak susah baginya, tetapi menghadapi hubungan darah dan percintaan, ada kalanya ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Jiang Shutong turun dari lantai atas, melihat sekumpulan asap tebal dihadapannya, mengerutkan alis, bertanya, “Kamu kenapa?”

Suasaan hati Gu Mingcheng tidak baik, “Tidak apa-apa!”

Ada kesepian dalam suaranya.

Kali ini ia tidak menggoda Jiang Shutong.

Intonasi seperti ini, membuat Jiang Shutong sakit hati.

Lelaki yang selalu bersemangat, sekalinya mulai kesepian, bisa membuat orang sangat sakit hati.

Jiang Shutong berdiri di belakangnya, tidak bersuara.

Gu Mingcheng tidak mendengar ada pergerakan di belakangnya, ia membalikan kepalanya, melihat Jiang Shutong menatapinya, ia mengangkat alisnya dan tersenyum, “Kenapa?”

“Aku mau ke mall, melihat kondisi sana, mungkin akan pulang sore hari. Memberitahumu.” Selesai berbicara Jiang Shutong pergi, berjalan sampai pintu, ia membalikkan kepalanya, “Jangan lupa makan sore nanti, aku sudah menyuruh bibi memasakkannya.”

“Terima kasih nyonya Gu!” Gu Mingcheng bercanda.

Jiang Shutong juga tersenyum, kemudian pergi.

Sebenarnya beberapa hari ini Jiang Shutong marah kepada Gu Mingcheng, karena Gu Mingcheng membohonginya, memperlakukannya sebagai alat, tetapi setelah dipikir-pikir, Gu Mingcheng juga ada kesulitan, setidaknya Shutong tau sikap Gu Qingyuan.

Shutong mengerti dia, tetapi ia tetap saja merasa marah dengannya!

Sambil menyetir mobil, sambil ia memikirkan hal-hal ini.

Pelan-pelan ia telah sampai di mall yang sangat besar gedungnya, ini ada mall yang paling mewah di Kota Hai, Pakaian Jiang Shutong ada dijual disini, ia datang untuk melihat stok baju musim gugurnya.

Semuanya tersenyum dengan sangat manis ketika melihat Jiang Shutong, “Hallo Nyonya Gu!”

Sebelumnya semua memanggilnya “Presdir Jiang”.

Sebenarnya sekarang juga masih harus memanggilnya “Presdir Jiang”, tetapi pelayan disini tidak tau terjangkit angin apa, harus memanggilnya “Nyonya Gu”.

Mungkin saja, tata rias dan cara berpakaiannya, lebih cocok dipanggil “Nyonya”, dan tidak pantas menjadi “Presdir”.

Lebih cocok menjadi nyonya dari orang itu.

Ketika orang-orang ini memanggilnya “Nyonya Gu” Hatinya seolah-olah dituangkan lapisan madu.

Seperti selamanya berdiri di belakang orang itu, berlindung dari angin dan hujan.

Jiang Shutong melihat keadaan tokonya sangat baik, jadi ia pergi mengelilingi mall.

Pergi ke toko pakaian pria, melihat terpajang baju kemeja pria, warna abu-abu tua, produk utama toko ini.

Langkah Jiang Shutong terdiam.

Akan sangat bagus jika dikenakan oleh Mingcheng.

Santai dan formal, ditambah dengan sifat acuh tak acuh yang tingginya.

Menanyakan harganya, kemudian ia membayar 7800.

Bagi Jiang Shutong itu tidak mahal.

Termasuk sebagai “Baju perang” untuknya, lagipula beberapa hari yang lalu Shutong masih marah dengannya, Shutong tidak mengerti, dia sudah membohongi dirinya, tetapi Shutong sangat mengerti keadaan Gu Mingcheng, mengerti cintanya. Pelan-pelan Shutong merasa ia terlalu dingin terhadap Mingcheng, pernikahan adalah urusan dua orang, jika Shutong terus menerus begini terhadapnya, sangatlah tidak adil.

Ketika ingin membeli, tiba-tiba ada suara dari belakang, “Baju ini, Nyonya Gu suka?”

Jiang Shutong membalikkan kepalanya, ternyata adalah Jing Rui.

Mengerutkan alis.

Ia sekarang adalah sebagai “Wanita yang sudah menikah”, pastinya ia ingin menjaga jarak dengan seseorang yang mengejarnya seperti Jing Rui.

“Pelayan, ambil sini aku coba!” Jing Rui tau bahwa Jiang Shutong ingin membelinya untuk Gu Mingcheng, tetapi ia tetap ingin mencoba, sangat jelas sifat ingin provokatifnya.

Jika ia mencobanya, Jiang Shutong tidak ingin membelinya!

Tetapi ketika Jing Rui mencoba baju itu, sama sekali tidak bagus.

Walaupun Jiang Shutong tidak bilang, Jing Rui sendiri juga bisa melihat, ia juga terlihat tinggi dan tampang menarik, bagaimanapun juga tidak ada aura semenarik Gu Mingcheng, sangat cupu kelihatannya.

Jiang Shutong dapat membayangkan, akan sangat bagus jika dikenakan Gu Mingcheng.

Jing Rui pernah mencoba baju ini, membuat hati Jiang Shutong sedikit tidak enak, tadinya Jiang Shutong ingin membeli yang lain, tetapi karena ia sangat menyukai baju ini, baju lain tidak ada yang mencuri perhatiannya, walaupun Jing Rui sudah mencobanya, tetapi ia tetap menyuruh pelayan untuk membungkusnya yang baru.

Jiang Shutong kembali lagi setelah berkeliling ke tempat lain, pada akhirnya ia tetap membeli baju yang ini, dan dilihat oleh Jing Rui.

Ia sedikit tidak senang.

.........

Hari ini Gu Mingcheng pergi ke Hai Jian (penjara), ia tau sifat Gu Qingyuan sangat tegas, tidak mudah dibujuk, ia hanya berbicara 1 kalimat kepada Gu Qingyuan : “Kamu tidak bisa melihat anakmu bahagia?”

“Bagi orang yang bisa memenjarakan ayahnya seumur hidup, kamu dengannya, apakah ada kata bahagia?”

Keduanya juga tidak mengungkit persoalan tanah.

Karena penyebab dari masalah ini bukanlah itu.

Adalah karena wanita itu adalah Jiang Shutong.

Gu Mingcheng berada di dalam penjara, semakin kurus.

Gu Mingcheng juga tau bahwa ini hanyalah permulaaannya, ia tidak tau apa tindakan yang akan dilakukannya, dan akan memaksanya.

Ia tidak menitikberatkan teori ayah dan anak, ia menganggap terlalu kuno.

Tetapi, tetap saja Gu Qingyuan adalah ayahnya.

Ketika pulang ke rumah, Gu Mingcheng merenung sepanjang jalan.

Ketika ia pulang, Jiang Shutong sudah pulang, ia sudah mencuci baju itu.

Sangat cepat kering dibawah terik matahari, meletakkannya dengan rapi diatas ranjangnya.

Ketika Gu Mingcheng menukar baju dikamarnya, ia melihat kemeja ini.

Bahannya bagus, sedikit aroma matahari.

Seperti ada seorang gadis siput yang datang secara diam-diam, melakukan sesuatu yang baik, kemudian pergi.

Pada saat-saat mengesalkan seperti ini, gadis siput seperti aliran yang jernih, seketika masuk ke dalam hatinya, membuat hatinya berbunga-bunga.

Ia tertawa, ia tau siapa gadis siput ini.

Ia membuka pintu kamar, berteriak ke arah luar, “Nyonya Gu, Masuk sebentar!”

Ia tau bahwa Jiang Shutong berada di rumah, karena ketika memasuki rumah, ia melihat ada sepatu hak tingginya, dan sendal rumah tidak ada.

Jiang Shutong sedang menghitung pengeluarannya dikamar.

Baru saja masuk ke ruangan Gu Mingcheng, sudah di peluk.

Gu Mingcheng duduk diranjang, membiarkan Jiang Shutong duduk di kakinya.

“Nyonya Gu membelikan baju untuk laki-laki?” Gu Mingcheng dengan pelan mengangkat kepalanya, melihat Jiang Shutong.

Setiap kali menghadapi Jiang Shutong, ia pasti akan menampakkan dirinya yang sebenarnya.

Setelah sekian tahun, sifat pembisnisnya.

Ia sangat suka memanggil Jiang Shutong “Nyonya Gu.”

Jiang Shutong mengangguk-ngangguk, tidak tau kenapa, tiba-tiba air matanya terjatuh.

Hati Gu Mingcheng, seperti ditusuk jarum.

Buah hati dihatinya, menangis, hatinya merasa tertusuk.

“Matamu memerah, karena apa? Lelakimu?”

“Maaf, Mingcheng! Aku telah bersikap buruk beberapa hari lalu, aku tau kamu dalam posisi sulit, masih saja merajuk denganmu, aku salah!” Selesai berbicara, Jiang Shutong menangis di bahu Gu Mingcheng.

Kenapa percintaan orang lain, begitu meriah, kenapa percintaan dia seperti sepasang bebek yang susah!

Jiang Shutong juga dendam!

Gu Mingcheng memeluknya, menepuk-nepuk punggungnya, badannya gemetaran.

Saat seperti ini, Shutong adalah satu-satunya Mingcheng, dan sebaliknya Mingcheng adalah satu-satunya Shutong.

Jiang Shutong memutar balik kepalanya, mencium Gu Mingcheng.

Tanpa sadar tangan Gu Mingcheng mulai meremasnya, lelaki selalu begini, ada kebiasaan seperti ini ketika berciuman.

Tangan Gu Mingcheng berseluncur ke bawah.

Jiang Shutong mengeratkan kedua kakinya.

“Maaf, Mingcheng, maaf, terlalu banyak kejadian yang terjadi baru-baru ini, persoalan Adam, sangat membuatku sakit hati! Orang sebaik dirinya….” Air mata Jiang Shutong mulai berjatuhan.

Air matanya berjatuhan di kaki Gu Mingcheng.

Seperti manik-manik yang berusakan.

Gu Mingcheng mengerti dirinya.

Tetapi tidak ada yang mengerti Mingcheng.

Shutong sama sekali tidak tau bagaimana rasanya seperti api terbakar!

Menikahi seorang istri dan hanya bisa di tatapi.

Sekejap Gu Mingcheng menimpa Jiang Shutong diranjang.

………

Hari kedua, membuat semua orang tidak terpikir, persoalan bahwa Gu Mingcheng dan Jiang Shutong menikah tanpa adanya akta pernikahan diketahui oleh semua orang.

Hal ini adalah ulah Jing Rui, ia ada kenalan orang di kantor polisi Kota Hai, kebetulan mereka berdua minum kemarin, ia mengetahui.

Jadi, menjadi ombak yang besar, menjadi gosipan semua orang, bilang bahwa keduanya tidaklah menikah, apain membuat resepsi yang begitu mewah?

Hati Jiang Shutong seperti dibakar, sangat kesal.

Ia sama sekali tidak tau, ia telah menyinggung siapa, kenapa begitu banyak orang yang menyulitkannya.

Tetapi masalah ini, baru saja keluar siang hari, telah tidak ada kabar pada sore hari.

Ternyata ada yang memposting akte pernikahan Gu Mingcheng dan Jiang Shutong di internet.

Gu Mingcheng mengenakan kemeja putih dan Jiang Shutong juga mengenakan kemeja putih pada foto itu, seolah-olah keduanya berada dalam masa-masa remaja, mereka tersenyum, dengan latar belakang merah, membuat Jiang Shutong merasa sangat meriah.

Tanggal pernikahan tertulis dengan sangat jelas : beberapa hari sebelum acara resepsi pernikahan.

Tetapi kenyataannya, Jiang Shutong dan Gu Mingcheng sama sekali tidak pernah berfoto seperti ini.

Siapa yang buat?

Skill editing-nya bisa menipu banyak orang, dan menenangkan rumor di Kota Hai.

Jiang Shutong sangat berterima kasih kepada orang ini!

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu