Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 116 kematiannya (1)

Jiang Yuwei tahu bahwa Gu Mingcheng tidak akan setuju dengan dia pergi ke Shanghai, tetapi kakinya menempel pada dirinya, dan Gu Mingcheng tidak bisa menghentikannya.

Ponsel Jiang Shutong baru terisi 30%, dan dia menerima panggilan telepon Zhu Yun. Isinya adalah pengobatan terakhir kali, Jiang Shutong harus menjalani prosesnya sekali lagi. Sebelumnya, dia berada di Kota Hai, dan dia bisa datang untuk mengambilnya sendiri. Sekarang dia tidak ada di sana, Dokter Tan berkata bahwa dia akan mengirimkannya ke Jiang Shutong, dan meminta Zhu Yun memberi tahu alamatnya.

Dokter Tan adalah dokter yang bertugas meresepkan obat kehamilan untuk Jiang Shutong. Obat tradisional China yang ia resepkan terakhir kali adalah khusus untuk rahim dingin Jiang Shutong. Saat itu, tidak ada masalah sakit perut.

Ketika Jiang Shutong hendak berbicara, perawat itu berteriak, "Jiang Shutong, ganti sebotol azitromisin!"

Jiang Shutong memandangi tetesan di kepalanya dan melihat bahwa obat itu habis. Untungnya, perawat menemukannya dan berkata kepada perawat yang bertugas untuk mengganti obat.

"Shutong, ada apa denganmu?" Zhu Yun bertanya.

Jiang Shutong berkata tentang radang servik.

"Itu harus disembuhkan dengan baik, berjuanglah untuk kesembuhan, pria yang mengaborsikan dirimu semoga kena sial, memberi begitu banyak penyakit untukmu!" Zhu Yun berkata dengan marah.

Jiang Shutong tidak ingin melanjutkan topik ini. Ketika dia menyebut Lu Zhiqian, dirinya akan marah, kemudian dia mengirim alamat ke Zhu Yun melalui wechat : Ongkos kirim dibayarkan saat barang diterima ya. Terimakasih Zhu Yun.

Zhu Yun berkata, "kamu sungkan apa, Ibu Presdir Gu dan aku adalah teman lama, hal kecil begini, kamu masih mau bayar, bukannya malah merendahkanku?"

"Ye Qiu?" Jiang Shutong terpana untuk sementara waktu, dan secara naluriah melahirkan semacam antipati. Ye Qiu tidak terlihat seperti orang yang baik. Temannya, hati Jiang Shutong datang sebuah pepatah : burung dengan bulu yang sama.

***(satu kumpulan - sifat tidak jauh beda)***

Untuk waktu yang lama, Zhu Yun mengucapkan dua kata: "bukan!"

Lalu menutup telepon, Jiang Shutong tidak bisa mengerti, Ibu Presdir Gu, bukankah Ye Qiu?

Mendengar maksud Zhu Yun, kelihatannya sungguh bukan, tampaknya Zhu Yun tidak mau membicarakan masalah ini.

Meninggalkan Jiang Shutong dalam kabut. (ketidakjelasan)

Keesokan harinya, Jiang Shutong sudah menyelesaikan infus obatnya dan kembali ke toko, wajahnya masih agak pucat.

Dia belum tahu, Zhu Yun telah memberi tahu Gu Mingcheng tentang rawat inapnya.

Baru saja kembali di toko, dia melihat Gu Mingcheng berdiri di sana dengan tangannya di saku celana.

Jiang Shutong tertegun sejenak dan tidak tahu bagaimana menghadapinya.

"Dia sudah datang?" Gu Mingcheng memulai dengan sebuah pertanyaan.

"Siapa ya?"

"Jiang Yuwei keluargamu." Penyebutan nama oleh Gu Mingcheng seperti ada kemarahan.

Jiang Shutong bingung, tidak tahu kenapa Gu Mingcheng bertanya tentang wanita itu, jadi dia berkata, "Tidak."

Dirinya sudah berdiri di dekat dispenser dan menuangkan air untuk Gu Mingcheng. Ini cara dia memperlakukan tamu.

Karena dia berpikir tentang "sampai mana Gu Mingcheng dan Jiang Yuwei berkembang", dia sedikit linglung, air panas sudah luber, dia baru sadar, cepat-cepat menaruh gelas ke atas meja, memberikan ke Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng menatap Jiang Shutong.

"panas tidak airnya, berikan aku gitu saja?"

Pikiran Jiang Shutong belum kembali, tangannya barusan kepanasan, tentu saja airnya pasti panas, dia mengangkat gelas air panas lagi, menuangkan sedikit ke gelas baru, kemudian dari gelas air dingin memasukannya ke gelas baru.

Mata Gu Mingcheng terus tertuju pada gelas air dingin di atas meja.

Sekarang dua orang berada di kantor Jiang Shutong. Ruangannya sangat sunyi. Cuaca di bulan September panas, tapi masih bisa diterima. Pendingin ruangan di kamar Jiang Shutong menyala pada suhu yang tepat, yang sangat nyaman.

"Apakah kamu sudah coba panas atau tidak?" Tanya Gu Mingcheng.

Jiang Shutong tidak yakin, apa yang dia maksud?

Pria sudah sebesar itu, tidak bisakah dia mencobanya sendiri?

Namun, karena dia adalah tamu, dia harus mencoba. Dia mencari cangkir lain dan menuangkannya sedikit, "Lumayan, boleh diminum!"

"Ketika air dalam satu cangkir dituangkan ke gelas lain, suhu air telah turun banyak. Metode ini tidak diperbolehkan!" Gu Mingcheng menatap Jiang Shutong.

Jiang Shutong sedikit mengernyit. "Apa maksudmu?"

“Tidakkah kamu merasakan air di gelasku? Kamu belum pernah minum air yang sudah kuminum-kah!” Sepertinya Gu Mingcheng benar-benar sedikit kesal.

Jiang Shutong terbeku sesaat, mengingatkan pada terakhir kali ia keliru minum airnya di kantor Direktur Ming, tetapi itu tidak disengaja. Lagi pula, bukankah mereka sudah putus?

Jiang Shutong tidak bisa berbuat apa-apa selain menyeruput gelas dan berkata, "Sudah, bisa diminum!"

Gu Mingcheng mengambil cangkir itu perlahan dan minum seolah-olah tidak ada yang terjadi. "Ada apa? Di rumah sakit lagi?"

Jiang Shutong bertanya-tanya, bagaimana dua orang di dua kota berbeda, gerakan dirinya, pria ini tahu semua tentang itu? Apakah ini suatu kebetulan, atau apakah ia memiliki banyak telinga dan mata, dan baru saja tentang dia minum air yang telah diminumnya, ini ada berapa arti?

Ini tidak seperti orang yang putus cinta.

Jiang Shutong tercengang dan berkata, "radang servik, masih terkait penyakit terakhir kali aku diaborsi."

Kemudian dia menundukkan kepalanya dan bermain dengan jari-jarinya.

Gu Mingcheng mendengus dingin.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu