Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 264 Acara Pernikahan Seminggu Yang Akan Datang

Gu Mingcheng memegang erat pinggang kecilnya Jiang Shutong, tertawa dengan nada santai berkata, “Begini ? Aku akan mengadakan acara pernikahan sama dia seminggu lagi, kalau kamu ?”

Satu kalimat ini membuat Jing Rui terasa sangat menyebalkan, dia sudah berpikir beribu jawaban yang akan dijawab oleh Gu Mingcheng, kecuali jawaban saat ini.

Jiang Shutong juga menoleh ke arah Gu Mingcheng, tidak akan mungkin.

Sudah sekian lama dia tidak pernah melontarkan kata menikah, disindir Jing Rui sekali, langsung bilang ?”

Ini tidak cocok dengan gaya Gu Mingcheng biasanya !

“Iya, benar – benar mau menikah ? Kalau begitu aku tunggu ! Aku mau lihat kamu sudah mempermainkan wanita ini sekian tahun, apakah benar – benar akan menikahinya ?” Jing Rui sebenarnya melayangkan tangannya, ingin menunjukkan tangan dan berkata kepada Gu Mingcheng, tetapi yang di hadapinnya adalah Gu Mingcheng di Kota Hai.

Dia tidak mempunyai keberanian.

Jing Rui pergi.

Gu Mingcheng menarik tangan Jiang Shutong lalu pergi meninggalkan tempat, tetapi kata – katanya barusan, semua pengunjung acara sudah mendengarnya.

Semuanya membawa rasa penasaran.

“Barusan yang kamu katakan hanya main – main ?” Ketika sudah di dalam mobil, Jiang Shutong bertanya.

“Sejak kapan aku begitu kekanakan?” Gu Mingcheng menjawabnya, tangan Gu Mingcheng melepaskan kancing kemejanya, membawa mobil dengan tidak serius, juga berbicara dengan nada tidak serius.

Kelakuannya seperti : Pertanyaan yang sudah jelas dan mudah, masih perlu ditanya berkali – kali ?

Jantung Jiang Shutong berdetak tidak tenang, akhirnya dia memutuskan, tidak bertanya semuanya.

Masalah menikah, dia pernah berpikir beribu – ribu kali, tetapi ketika sudah terjadi, dia malah ketakutan.

Apalagi, dia merasa hatinya tidak tenteram, seolah – olah ada rencana yang tidak baik.

Sampai pada rumahnya, Ken sudah ketiduran, Gu Mingcheng duduk diatas sofa.

Ketika Jiang Shutong ingin naik ke lantai atas, tangannya dijerat Gu Mingcheng, terjatuh duduk di atas pahanya, punggungnya menyandar di pegangan sofa.

Menatap Gu Mingcheng dengan pandangan yang dipenuhi keraguan, kebingungan, kekaguman, dan cinta.

Pandangan yang mengalir.

Gu Mingcheng mengelus rambutnya dan berkata, “Malam ini masih tidak mau? Sudah berapa lama ?”

Membuka pembicaraan ini, Jiang Shutong mengingat kembali pada saat kambuhnya asma Adam, masalah mereka di atas kasur.

Foto kuburan Adam masih bermunculan di depan mata Jiang Shutong.

Setiap pada kondisi seperti ini, Hati Jiang Shutong selalu bingung dan gelisah, merasa dirinya adalah pembunuh yang pantas dibunuh.

“Tidak mau !” Dia menjawab dengan panik.

Suara napas Gu Mingcheng sudah mulai berat, magnet seorang lelaki, hembusan nafas yang beraturan, semua ini merupakan hal yang menggoda di pandangan Jiang Shutong.

“Tidak mau. Aku bisa pakai cara paksaan !” Gu Mingcheng melotot mata Jiang Shutong, seolah – olah memaksa dia untuk mengalah.

“Kamu memaksa juga bukan sekali dua kali !” Jiang Shutong melirik keluar pintu, tidak melihatnya.”Tetapi kalau kali ini kamu memaksaku, aku pasti akan mati dihadapanmu !”

Dalam kali ini pastinya bukan tolakan yang berpura-pura,tetapi dia merasakan ada masalah dalam pemikiran dan mentalnya, berpikir tentang seks seperti tindakan kriminal.

Adam baru saja meninggal beberapa hari, dia malah bersenang-senangan disini.

Dia tidak dapat melakukannya, mungkin saja perasaan Gu Mingcheng terhadap Adam tidak sebanding terhadap dirinya, jadi Jiang Shutong dapat memahaminya.

Jiang Shutong sudah merasa ngantuk, ingin ke lantai atas dan menemani anaknya tidur, ketika baru saja berdiri, Gu Mingcheng menepuk pinggulnya.

Dalam permasalahan ini, dia tidak memaksanya.

Ketika Jiang Shutong menuju lantai atas, dia berdiri di tangga dan balik menoleh ke arah Gu Mingcheng, dia sedang memegang gelas, memutarkan gelasnya dengan pelan, seperti sedang memikirkan suatu masalah.

Jiang Shutong tidak merasa senang dengan masalah menikah yang dikatakannya, malahan menjadi sangat tidak tenang.

Pada hari kedua, Gu Mingcheng membawa Jiang Shutong pergi membeli gaun pengantin, membiarkan dia memilih lokasi acara pernikahan, di dalam sebuah taman bunga, Gu Mingcheng juga membeli setelan untuk dirinya.

Kelihatannya tidak seperti pernikahan.

Apalagi, mereka tidak melakukan registrasi, acara pernikahan yang seperti apa ?

Tetapi jika dia ingin berakting, Jiang Shutong akan menyesuaikannya.

Jiang Shutong mengira acaranya diselenggarakan di lokasi yang tidak terlalu luas, tetapi tanpa kepikiran, Gu Mingcheng membagi undangannya dalam kategori yang luas, hampir seluruh selebritas di Kota Hai menghadirinya, juga sampai mengundang wartawan.

Hati Jiang Shutong semakin tidak tenang.

Tetapi dia tidak berani bertanya, karena dia dapat merasakan adanya rahasia besar dibalik semua ini.

Pada saat Bai Mei menerima undangan ini, tertawa sambil mengatakan, “Boleh juga ya, Shutong, diam – diam sudah mau menikah. Acara pernikahanmu, kakak pasti akan hadir, tetapi sayangnya kakak tidak bisa menjadi pengiring pengantin.”

Kata – kata ini diucapkan Bai Mei melewati Wechat, Jiang Shutong menunduk kepalanya dan tersenyum pahit.

Dia hanya bisa diam menderita, tidak dapat menjawab apapun.

Beberapa hari ini, dia dan Gu Mingcheng sangat diam, masalah pernikahan, Gu Mingcheng sudah menyuruh orang untuk mengurusnya, Jiang Shutong tidak perlu mengkhawatirkan apapun.

Seolah – olah pernikahan ini adalah urusan orang lain, dia hanya ikut menghadiri saja.

Gu Mingcheng sadar bahwa Jiang Shutong dalam beberapa hari ini tidak senang.

Hari lalu Jiang Shutong keluar dari pintu kamarnya, kebetulan bertemu dengan dia.

Dia memeluk Jiang Shutong ke dalam pelukannya.

Air mata Jiang Shutong mengalir deras membasahi bajunya.

Dia sangat ini berkata kepadanya, alangkah baiknya kalau semua ini adalah kenyataan ?

Pada pernikahan dengan Lu Zhiqian sebelumnya, meskipun indah seperti mimpi, tetapi Jiang Shutong tidak bahagia.

Pada kali ini, Jiang Shutong masih belum mengetahui apa yang akan terjadi !

Gu Mingcheng beberapa hari ini sangat sibuk, Jiang Shutong harus mencoba gaun pengantin dan lainnya, juga sibuk.

Jing Rui masih sengaja mengajak Jiang Shutong keluar, bertanya apakah dia benar – benar ingin menikah dengan Gu Mingcheng ?

Jiang Shutong mengangguk – angguk kepalanya, “Dalam sisa hidupku, selain dia, aku tidak akan menikah dengan siapapun !”

“Shutong, Kamu –“ Dalam kafe, Jing Rui langsung memegang erat tangan Jiang Shutong.

Tujuan keluar kali, Jiang Shutong ingin menegaskan kepada Jing Rui, masalah sebelumnya, dia berbuat kesalahan, berbuat tidak baik, dia minta maaf kepada Jing Rui, saat ini dia akan menikah, juga berharap Jing Rui dapat bahagia.

Tatapan Jing Rui bercampur emosi.

Ken juga bertanya kepadanya, “Mummy, kamu sudah mau menikah sama Papa ya ?”

Jiang Shutong menarik sudut bibir sambil tersenyum, dan menjawab, :”Iya, biasanya memang Mama yang akan menikah dengan Papa?”

Ken sangat senang.

Jiang Shutong juga mengelus kepalanya, “Mama juga sangat senang !”

Dalam semasa hidup Jiang Shutong, karirnya sudah meningkat sampai sebuah kondisi yang tidak membutuhkan manjaan dan tidak membutuhkan kasih sayang, tetapi beruntungnya, ada dia yang manjain dan menyayanginya, dia masih berharap apa lagi ?

Dia juga tidak tahu apakah pengaruh dari fobia sebelum menikah atau insting seorang wanita, kadang – kadang senang, kadang – kadang pesimis.

Ketika mengalami hal ini, dia suka berbaring di atas kasurnya, melingkari leher Gu Mingcheng, memejamkan matanya, mengangkat kepalanya, meneteskan air mata.

Seperti wanita sedang jatuh cinta yang takut kehilangan.

Dia tidak akan memaksa Gu Mingcheng dengan menikah lagi !

Semenjak dia mengatakan, meskipun melewati setengah abad, atau umur sudah tua, tidak peduli apakah ada surat pernikahan, dia akan terus menemaninya.

Lelaki memang hebat, hanya dengan sepatah kata dapat memiliki hati seorang wanita, apalagi dengan sepenuh hati.

Mengapa dia begitu murahan ?

Gu Mingcheng memeluknya, menciumnya, merabanya.

Meskipun Gu Mingcheng sudah tidak tahan dan sengsara, tetapi dia tidak memaksa Jiang Shutong.

“Alangkah baiknya kalau semua ini adalah kenyataan ?” Seperti bisikan dalam mimpi, dilontarkan dari mulut Jiang Shutong.

“Kenapa bukan kenyataan ? Pernikahan adalah kenyataan. Aku menikahimu juga bukan kebohongan !” Gu Mingcheng memindahkan rambut Jiang Shutong ke belakang telinga, menampakkan dahinya yang bersih.

Jiang Shutong memperingati dirinya : Anggap saja dirinya mengalami fobia sebelum menikah.

Dia ada niat, ini sudah cukup !

Pernikahan diadakan di dalam taman bunga, banyak tamu yang datang berkunjung, Jiang Shutong mengenakan gaun pengantin yang di desain Gu Mingcheng.

Sebelumnya Jiang Linian pernah bertanya apakah Jiang Shutong sudah selesai registrasi, Jiang Shutong mengaku sudah.

Jiang Shutong berkata, tidak mungkin, kamu tidak pernah meminta kartu keluarga sama saya, bagaimana registrasinya ?

Tetapi Gu Mingcheng dapat membuka mulut, berjanji di hadapan seluruh warga Kota Hai akan menikahi anaknya, dia juga mundur satu langkah.

Registrasi sangat mudah !

Jiang Linian ingin semua orang yang ada di Kota Hai mengetahuinya, anaknya sekarang sudah memiliki status.

Apabila Gu Mingcheng ingin menghargai anaknya di depan semua warga Kota Hai, kemungkinan registrasi menikah hanya masalah waktu saja.

Berpikir sampai disini, dia menjadi lega.

Ketika Gu Mingcheng berdiri diatas panggung, Jiang Shutong merasakan seolah – olah melewati satu masa hidupnya.

Jiang Shutong tiba – tiba mengingat sebuah pepatah : Dalam hidup ini, selalu ada seseorang yang menunggumu, tidak peduli seberapa jauh, suatu saat nanti, dia akan menemukanmu.

Jiang Shutong telah melewati berbagai kejadian, pernah menikah dengan Lu Ziqian, tetapi orang terpenting dalam hidupnya, dia tetap menemukannya.

Dia merasa bahagia !

Tatapan Gu Mingcheng mengikuti Jiang Shutong,tangannya ketika dia ingin menginjak tangga, Gu Mingcheng membungkuk badannya, mengulurkan tangannya, menyambut Jiang Shutong naik tangganya.

Jiang Shutong hari ini sangat cantik !

Jiang Shutong ibarat di dalam mimpi, terasa lumayan bahagia.

Meskipun tidak ada surat pernikahan yang membuat dia merasa aman.

Pada malam hari, Jiang Shutong dan Gu Mingcheng tetap saja tidak melakukannya, meskipun berduanya tidur diatas satu kasur.

Bagi kedua orang ini, menikah hanyalah formalitas.

Gu Mingcheng yang menyuruh Jiang Shutong tidur di kamarnya malam ini.

Tetapi Jiang Shutong benar – benar merasa dirinya bermasalah.

Apabila dia tidur bersama Gu Mingcheng, di dalam pikirannya hanya melayang bayangan Adam dalam keadaan tidak bernafas, Adam pergi meninggalkannya.

Jiang Shutong langsung melonjak dari kasurnya, muntah mual.

Ini terjadi ketika dia mengingat Adam, reaksi negatifnya.

Dia benar – benar penyakitan, selamanya tidak akan bisa buat lagi !

Melihat Gu Mingcheng, dia “Wa” langsung menangis nyaring.

Gu Mingcheng mengerutkan alisnya.

Jiang Shutong mengerti Gu Mingcheng, juga memahami lelaki, jika dia selalu dalam kondisi ini, suatu saat Gu Mingcheng akan merasa membosankan terhadap dirinya !

“Maaf !” Dia berkata, “Aku bukan seorang wanita yang baik !”

“Wanita yang baik atau bukan, aku mengetahuinya ! Pelan – pelan saja.”

Jiang Shutong ketiduran di dalam pelukan Gu Mingcheng, pada hari kedua, dia bangun kesiangan, Gu Mingcheng sudah pergi.

Dia menyusunnya dengan rapi dan teratur.

Jiang Shutong memakai baju tidur, akan menurun tangga dan melihat, apa yang sedang dilakukannya.

Ketika sampai di depan tangga, sudah mendengar suara yang berasal dari bawah.

“Berita tentang pernikahan diumumkan, aku tebak seharusnya kamu juga akan datang ! Aku sengaja menyebarluaskan berita pernikahan, Jing Rui hanya seorang budak, kalau dia menantang, aku juga bisa mengikuti alurnya, tidak menikah sekali, aku selamanya tidak akan mengetahui, cara ayahku melawanku. Sekarang aku sudah tahu, ternyata targetnya adalah lahan L !” Nada santai Gu Mingcheng, berasal dari lantai bawah.

Jiang Shutong kaget termangu, membuka lebar mulutnya !

Pernikahan, hanya sebuah rencana kotor !

Kenyataan tetap saja berbalikan dari imajinasinya !

Jiang Shutong termangu, seperti bersentuhan, tubuhnya mundur satu langkah ke belakang !

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu