Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 284 Dia Menangis

Orang yang dulu selalu melindungi Jiang Shutong, sekarang sudah akan melindungi wanita yang lain!

Empat tahun itu, hati Jiang Shutong begitu tenang dan aman, semua itu dikarenakan adanya Adam disampingnya.

Walapun anaknya memiliki penyakit asma, namun ia tidak takut, walaupun dia orang Tiongkok yang berkulit kuning yang sangat jarang dijumpai di jalan Frankfurt, dia tidak merasa kesepian karena adanya kehadiran Adam.

Itu adalah semacam rasa kebergantungan satu sama lain, Adam seperti sesosok ayah maupun kakak baginya.

Oleh karena itu, dia baru mempunyai waktu memikirkan Gu Mingcheng.

Jiang Shutong merasa sangat sedih.

Gu Mingcheng terus menerus menunggu waktu dia meledak ini, ingin melihat dia ada reaksi apa.

Terdengar isak tangis suara Jiang Shutong yang sangat besar memenuhi seluruh kamar.

Gu Mingcheng terus mengerutkan dahinya.

Dalam sekejap dia membawa Jiang Shutong ke atas ranjang, menciuminya dengan ganas.

Akan tetapi air mata Jiang Shutong terus mengalir, saat menangis, dia sama sekali tidak mempedulikan hal yang dilakukan Gu Mingcheng tersebut.

Air matanya seperti tidak akan habis, Gu Mingcheng juga seperti memiliki tenaga yang tidak akan habis.

Saat Jiang Shutong memiliki pria lain di dalam hatinya, Gu Mingcheng ingin dia merasakan rasa sakit yang mendalam ini!

Jiang Shutong sama sekali tidak memiliki tenaga untuk melawan, dia juga tidak ingin melawan.

Di samping telinganya, Gu Mingcheng bertanya, “Mencintai aku atau tidak?”

“Aku mencintaimu!”

Gu Mingcheng telah menanyakan pertanyaan ini berkali-kali, dan Jiang Shutong telah menjawabnya berkali-kali.

Akan tetapi setelah itu, adalah jawaban yang tidak dengan niat, tidak melalui berpikir terlebih dahulu, seperti pertanyaan biasa seperti makan dan tidur yang tidak memerlukan berpikir terlebih dahulu untuk menjawabnya.

Kemudian terlebih untuk membuat Gu Mingcheng menjadi lengah.

Gu Mingcheng merasa benci, dia sangat membenci wanita ini.

Karena rasa benci yang kuat, apa yang sangat diinginkan hatinya, Jiang Shutong justru tidak mau memberikan kepadanya, jadi dia sangat ingin membunuhnya.

Gu Mingcheng cukup maniak, matanya melihat Jiang Shutong seperti ingin mencekiknya.

“Apakah mencintai dia?” Gu Mingcheng bertanya lagi.

Pertanyaan ini, dia telah memikirkannya ribuan bahkan puluhan ribu kali, akan tetapi pria tidak berani menanyakannya.

Ternyata ada juga hal yang Gu Mingcheng tidak berani tanyakan.

Jiang Shutong masih menangis, akhirnya dia menjawab, “Aku mencintai perlindungannya!”

Akhirnya Gu Mingcheng mendapatkan jawabannya.

Dia adalah orang yang mempunyai keinginan kepemilikan yang kuat, dia tidak mengizinkan di dalam hati wanitanya ada pria lain, rasa sayang dan cinta yang tidak ada hubungan darah, rasa cinta wanita terhadap pria, kalau bukan hubungan cinta layaknya pasangan, bisa dimaksud apalagi!

Oleh karena itu, di dalam hati wanita ini terdapat dua orang pria!

Empat tahun!

Apabila waktu bisa diputar kembali, dia tidak akan membuang ponselnya, tidak akan membiarkan Jiang Shutong pergi!

Saat itu dia berumur 30 tahun, gegabah dalam bertindak, membiarkan pria lain mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Gu Mingcheng sambil dengan ganas memperlakukannya, dia meneteskan air mata di wajah Jiang Shutong.

Dia membenci Jiang Shutong-----

Juga membenci waktu 4 tahun itu-----

Sekarang satu-satunya yang tidak dibencinya adalah Adam.

Istrimu sendiri yang pergi dari rumah, dia telah menyelamatkan anak dan istrimu, apa yang perlu kamu benci.

“Jiang Shutong, aku akan memberitahumu satu kali lagi, apabila kali ini kamu berani meninggalkanku, aku dan kamu, dalam kehidupan ini tidak akan bertemu lagi! Hari kedua setelah kamu pergi, aku akan segera menikahi wanita lain, biar seluruh kota mengetahui hal ini! Aku akan membuat wanita tersebut menjadi wanita paling bahagia di kota ini.”

Hati Gu Mingcheng semakin takut, oleh karena itu, dia berkali-kali mengingatkan Jiang Shutong.

Jiang Shutong juga sedang menangis.

Dia tidak tahu dengan jelas dia menangis karena apa, menangis karena Adam atau menangis karena Gu Mingcheng.

Dia dapat merasakan air mata Gu Mingcheng yang jatuh di wajahnya.

Dia merasa bersalah terhadap Gu Mingcheng, mengkhianati cinta mendalam pria ini terhadapnya.

Jiang Shutong merasa tidak jelas dengan hati sendiri.

Semua masalah terjadi dihari ulang tahunnya yang ke 30 ini.

Di umur 30 ini adalah titik beku baginya, semua masalah terjadi pada hari ini.

Walaupun dia adalah seekor unta, dia juga akan tidak sanggup menanggung semua ini!

Gu Mingcheng tidur dengan membelakanginya, Jiang Shutong memeluknya dari belakang, sambil terisak berkata, “Aku mencintaimu! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu----”

Semakin dikatakan, Gu Mingcheng merasa perkataannya itu seperti mengejeknya.

Ejekan yang sangat mendalam!

Cinta Jiang Shutong, tidak berharga.

Hari kedua, setelah Gu Mingcheng bangun, memakai baju dan akan pergi ke kantor, Jiang Shutong juga bangun dan ikut dengannya, untuk menebus rasa bersalahnya.

Di dalam hatinya sangat jelas, dia sangat mencintai pria ini, tidak dapat berpisah dengannya.

Dia baru menyadari kalau kakinya sakit sampai mati rasa, semua ini salah Gu Mingcheng.

“Matamu menangis sampai merah!” Gu Mingcheng berkata kepadanya.

“Masa iya? Aku akan memakai sedikit riasan mata sudah tidak akan kelihatan?” Selesai berkata, dia duduk di depan meja rias untuk berdandan.

Karena kamar tidurnya setidaknya harus ada sebuah cermin rias, jadi Gu Mingcheng sengaja membelikan untuknya.

Dulu saat dia sedang berdandan, Gu Mingcheng akan duduk di belakangnya, sambil merokok melihat dia berdandan.

Sekarang dia sudah tidak merokok, melihatnya sambil bersandar di sofa dengan kedua tangannya dibentangkan.

“Apa yang sedang kamu lihat?” Jiang Shutong mengambil alat rias untuk merias matanya.

“Kamu.”

“Wanita kalau sudah berumur, sudah tidak cantik.” Jiang Shutong menatap dirinya yang berada dalam cermin.

Sebenarnya dia tidak banyak berbeda dengan dia yang berumur 24 tahun dahulu, di atas meja rias terdapat selembar foto dia saat itu.

Zaman sekarang ini, wanita semakin lambat tua, malah kebalikan, pria lebih cepat menua.

“Apakah pekerjaanmu di kantor banyak?” Jiang Shutong bertanya, rasanya sangat menyayat hati, sepertinya biasanya dia tidak pernah perhatian begini terhadap Gu Mingcheng.

“Aku tidak sibuk. Ada yang mengurus pekerjaan-pekerjaan tersebut, kecuali kalau rapat, terkadang harus rapat sampai seharian, dua atau tiga hari juga ada.” Gu Mingcheng menjawab.

Jiang Shutong tahu, mengadakan rapat sangat melelahkan, terutama orang yang memimpin rapat.

“Kalau begitu kamu santai sedikit, jangan kecapekan! Uang cukup pakai sudah ok, mencari uang banyak-banyak untuk apa, bukankah masih ada aku? Walaupun penghasilanku tidak sebanyak kamu, tapi kalau dibandingkan dengan orang biasa, juga tidak termasuk sedikit.” Jiang Shutong melihat Gu Mingcheng dari cermin.

“Kedepannya akan mempunyai lebih banyak anak, keluar negeri, membeli rumah, tentu harus mempunyai persiapan. Tidak meninggalkan sedikit warisan untuk mereka, bagaimana kalau mereka membenci kita?” Perkataan Gu Mingcheng ini seperti tidak ada pemikiran lebih, mengatakannya seperti hal yang normal.

Jiang Shutong hanya tersenyum, tidak mengatakan apa-apa.

Dia berpikir, apakah dengan diri sendiri bisa melahirkan anak yang banyak?

Dan lagi Gu Mingcheng membenci mereka, seperti dia dan Jiang Shutong dapat menua bersama saja.

Jiang Shutong sangat menyukai suasana bangun pagi begini.

Kata orang, kalau ingin memikirkan suatu hal, jangan memikirkannya ditengah malam.

Ada banyak hal, seharusnya bukan masalah yang besar, akan tetapi apabila dipikirkan tengah malam, semakin dipikir akan menjadi masalah besar, seperti tidak ingin hidup lagi.

Saat bangun pagi, maka bisa membuang jauh perasaan jelek tersebut.

Jiang Shutong sangat setuju dengan hal ini.

Dia merasa kemarin malam, dia sudah keterlaluan, mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakan kepada Gu Mingcheng.

Ada beberapa memang adalah perkataan hatinya, akan tetapi kemarin malam Gu Mingcheng juga sudah meneteskan air mata, hati Jiang Shutong menjadi lembut.

Sangat sakit hati!

Gu Mingcheng melihat Jiang Shutong sudah selesai berdandan, dia mau pergi ke garasi untuk mengeluarkan mobil dan berjalan melewati sampingnya, Jiang Shutong dengan langsung menarik bajunya.

Kemudian memeluk pinggangnya, bersandar diperutnya.

“Maaf, Mingcheng, maaf, aku yang tidak bisa bersikap tenang! Melukai hatimu. Ini salahku.” Salah satu tangan Jiang Shutong menarik ujung baju Gu Mingcheng dengan lembut, mengangkat kepala melihatnya, “Bukankah kamu paling memanjakanku? Maafkan aku ya?”

Dia seperti seekor kucing Persia yang bersikap manja.

Tatapannya seperti orang yang tidak bersalah.

“Ya? Suamiku?” Jiang Shutong terus mengangkat kepala menatapnya.

Jiang Shutong belum pernah bersikap seperti ini kepada orang lain, dia juga tidak mengerti ternyata dirinya bisa bersikap begitu dihadapan seorang pria.

Terlihat bangga dan manja.

Dia sangat jelas, semua ini adalah pemberian dari Gu Mingcheng, Gu Mingcheng memberikannya kasih sayang seperti orang tua.

“Aku pergi menyetir mobil.” Gu Mingcheng pergi dengan tidak mengatakan apa-apa.

Sekarang Jiang Shutong sangat menyesal dengan sikapnya semalam, ada beberapa ucapan juga tidak patut diucapkan walaupun sesama suami istri.

Setelah naik mobil, sangat cepat sudah tiba di perusahaan.

Gu Mingcheng hari ini ada rapat, Jiang Shutong pergi ke departemen desain untuk mencari Xue Lan.

“Kenapa? Hari ini nyonya Gu ada waktu untuk mengamati ?” Xue Lan bertanya sambil bercanda, “Kamu tidak tahukan, kami sekarang sangat mengagumimu.”

Bersama dengan Xue Lan, Jiang Shutong selalu mengingat masa dimana dia belum bersama dengan Gu Mingcheng.

Saat Gu Mingcheng mengejarnya, Jiang Shutong telah menikah, membuatnya sangat gelisah.

Saat pria mengejar wanita, itulah saat terindah dalam hidupnya.

Dalam kehidupan ini, bahkan jika tidak pernah bercinta, tidak menikah, setidaknya pernah menjalin hubungan asmara yang menggebu-gebu.

Jiang Shutong tidak ingin menyia-nyiakan kehidupan ini lagi, jadi, apalagi yang perlu diragukan?

“Oh iya, Shutong, aku kasih tau diam-diam masalah ini, perusahaan kita kedatangan seorang murid magang, dengar-dengar beberapa hari yang lalu dia memberikan surat cinta kepada Presdir Gu!” Xue Lan diam-diam memberitahu Jiang Shutong dan menganggap hal tersebut sebagai bahan candaan.

Otak Jiang Shutong tiba-tiba berhenti berpikir sejenak.

Dia tidak sama dengan kebanyakan wanita yang sudah menikah, biasanya kalau suami sendiri mengalami hal seperti ini, rata-rata akan merasa terhormat.

Dapat menikah dengan seorang pria yang didambakan semua orang.

Setelah itu apa yang akan dilakukan oleh wanita pada umumnya adalah melihat bagaimana rupa dari wanita yang mengirimkan surat cinta tersebut.

Kalau ternyata tidak lebih cantik dari dirinya, maka akan semakin merasa diri sendiri lebih unggul, dengan tampangmu yang begitu saja masih berani mengirimi surat cinta untuk suamiku?

Tetapi apabila lebih cantik dari dirinya, maka akan berpikir, secantik apapun kamu, bukankah suamiku tetap memilih aku.

Bagaimanapun, rasa unggul akan diri sendiri ini, diperoleh dari selembar surat nikah itu.

Jiang Shutong dengan canggung berkata, “Benarkah? Apakah dia cantik?”

“Wanita cantik diseluruh kota, yang bisa menandingi kamu hanya beberapa saja! Akan tetapi anak ini seperti anak sapi baru lahir yang tidak takut kepada harimau, dia mengejar Presdir Gu, sungguh sangat berani! Umur dua puluhan.” Xue Lan berkata dengan sambil bercanda.

“Benarkah?” Jiang Shutong berkata dengan tidak konsen.

Mencengkram tangannya dengan erat.

Umur tiga puluh lima, dapat menarik banyak perhatian para gadis, bagaimanapun saat Gu Mingcheng muda dulu, juga banyak yang mengejarnya.

Pria tua yang menyukai gadis muda juga kemungkinan banyak.

Jiang Shutong sangat berharap dia sekarang masih berumur dua puluhan, dia berharap dirinya dapat membawakan semangat dan senyuman lebih kepada Gu Mingcheng.

Akan tetapi beginilah sifatnya, sedikit muram, terkadang di depan Gu Mingcheng baru menjadi ceria.

Di dalam hati Jiang Shutong merasa resah.

Seratus kali lebih resah daripada saat Adam memutuskan untuk pergi mencari Xiao Qu.

Saat ini, dia tidak tahu harus bagaimana!

Dia sangat takut Gu Mingcheng akan direbut oleh orang lain.

Jiang Shutong sembari berkata kepada Xue Lan, “Ada urusan” lalu ia pergi ke lantai atas untuk mencari Gu Mingcheng.

Kebetulan bertemu dengannya yang sedang berjalan keluar dari ruang rapat.

Lampu di koridor agak redup, tidak dapat melihat dengan jelas, hanya merasa bentuk tubuhnya sangat besar!

Bentuk seperti itu, baru dapat dikatakan benar-benar menakjubkan!

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu