Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 205 Pemikiran Wanita

Melihat sikap ayahnya yang mereda, Jiang Shutong tahu dia tidak akan melapor lalu kembali ke kamarnya sendiri.

Jiang Linian tidak akan mengambil resiko kehilangan putri dan cucunya, melakukan pekerjaan tanpa pamrih.

Jiang Shutong duduk di tempat tidurnya, tadi menangis sangat menderita, dia sedikit ketakutan.

Karena paman ingin melaporkan Gu Mingcheng secara anonim, Jiang Shutong secara alami perlu memberitahunya.

Mengirimikan sebuah pesan Wechat kepadanya: Jiang Yuwei sudah mati, hari ini paman mencari ayahku, mereka berdiskusi untuk menyerangmu, dimulai bibi.

Setelah Gu Mingcheng selesai mandi, dia membungkus dirinya dengan handuk dan keluar dari kamar mandi, begitu melihat pesan Wechat ini, dia meletakkan teleponnya.

Sesaat kemudian, membalas: Sudah pulang? Besok datang kerumahku, beritahu aku.

Jiang Shutong tertegun, dia tidak mempunyai apa-apa untuk diberitahukan kepadanya, dia hanya mengingatkannya saja, kenapa harus pergi ke rumahnya?

Ingin meneleponnya menjelaskan lebih rinci, tetapi pria itu mematikan telepon.

Jiang Shutong melihat jam, pukul 10 lebih, dulu di jam segini dia masih belum tidur.

Karena tidak bisa dikatakan dengan jelas, keesokan hari pergi mencarinya, Jiang Shutong merasa masalah ini sangat penting, dia masih ingat bencana yang dia bawa terakhir kali.

Dia tidak ingin masalah itu terjadi lagi, karena takut akan hal-hal serupa atau insiden yang pernah menyakitkan.

Keesokan harinya, Jiang Shutong mengendarai mobil Highlander milik ayahnya

Di garasi Jiang Linian, terparkir dua mobil, satu Highlander Jiang Linian, dan yang satunya lagi BMW merah yang dibeli Gu Mingcheng untuk Jiang Shutong, tetapi, selama empat tahun, mobil itu dilapisi banyak debu, mungkin akinya juga sudah lama habis.

Semakin menyetir mengarah ke Villa di gunung, hati Jiang Shutong semakin gugup.

Seolah pisau itu diletakkan dibawah guillotine, yang bisa mendarat kapan saja, Jiang Shutong gemetar ketakutan.

Semenjak empat tahun lalu dan bertemu kembali dengan Gu Mingcheng, Jiang Shutong tampak seperti orang yang disiksa di penjara, setiap hari perlahan-lahan ditahan olehnya.

Seolah ada orang yang sengaja melakukannya.

Dari kaki gunung, bisa melihat rumah Gu Mingcheng, hati Jiang Shutong gugup hingga bisa melompat keluar.

Setelah menjatuhkan tatapan.

Mobil dikendarai sampai didepan pintu rumahnya.

Hari ini matahari bersinar terang, lebah-lebah mengisap madu bunga liar didepan gerbang rumah Gu Mingcheng, Jiang Shutong bahkan mendengar suara kucing.

Mobil diparkirkan, dia melihat Gu Mingcheng bersandar malas dikursi taman, berjemur di bawah sinar matahari.

Dia memakai kemeja abu-abu terang, dimusim semi yang cerah ini, dia terlihat sangat santai.

Dalam ingatan Jiang Shutong, dia sangat jarang melihat Gu Mingcheng bersantai seperti ini.

Dan, perasaan yang dia berikan tadi malam: Mengirimkan Wechat kepadanya, sudah mengganggu pekerjaannya, terlebih dia adalah Presdir pekerja keras, jadi dia mematikan teleponnya.

Tetapi melihat kondisinya hari ini, itu tidak seperti——

Jiang Shutong berjalan perlahan menghampiri, dia menyipitkan mata.

Jiang Shutong tidak tega mengganggu ketenangannya.

“Sudah datang?”terdengar suara yang nyaring, lalu membuka mata.

Jiang Shutong sudah sangat sangat lama tidak menatapnya dengan teliti dibawah sinar matahari.

Tiba-tiba, cahaya musim semi, kembali keempat tahun lalu.

Dia dan Jiang Shutong, hanya melewati berapa kali musim semi.

Pertama di musim panas, Jiang Shutong mengenalnya.

Resmi berhubungan seharusnya di musim gugur masuk ke musim dingin.

Waktu berlalu, kembali ke musim gugur dimana Jiang Shutong pergi.

“Kenapa kamu tahu?”karena perasaan yang ada di dalam hati, jadi kata-kata yang keluar dari mulutnya, membawa desahan kasih sayang, dan bukan sebuah pertanyaan.

“Bayanganmu menutupiku.”

Jiang Shutong mengangguk, terus berkata, “Kemarin pamanku berdiskusi dengan ayahku, ingin melapormu. Mereka ingin pergi melapor ke biro keamanan publik terkait bibi sebagai warga illegal, aku sangat takut——”

“Kamu takut apa?”Gu Mingcheng menatap mata Jiang Shutong, kepalanya yang bersandar di kursi perlahan bangkit, “Ehn?”

Jiang Shutong menundukkan kepala, “Tidak apa-apa. Intinya, daripada menambah masalah lebih baik mengurangi masalah. Lebih baik kamu pikirkan cara menanganinya.”

Gu Mingcheng tersenyum dingin, seolah menertawakan mimpi gila Jiang Mingqi, “Ini sudah zaman apa? Mereka masih membicarakan ini? Sudah empat tahun, kalau aku masih tidak bisa memikirkan cara penyelesaiannya, aku tidak usah hidup di dunia ini lagi!”

Jiang Shutong mengangguk, “Baguslah. Aku pergi dulu.”

Baru saja balik, tangannya tiba-tiba ditarik Gu Mingcheng, awalnya Jiang Shutong ingin meronta, tetapi sinar matanya memberitahu dia, di kamar lain, ada seorang wanita yang sedang memandang keluar.

Jadi, tubuhnya tiba-tiba melunak, dan duduk di kaki Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng membelakangi kamar itu, jadi tidak bisa melihatnya, tetapi Jiang Shutong bisa melihat dari samping, wanita itu masih berdiri di sana, jika tebakannya tidak salah, dia seharusnya Xiao Qu,

Jiang Shutong meletakkan satu tangan di leher Gu Mingcheng.

Dia melakukannya sengaja ditunjukkan kepada wanita itu.

Jika dia bisa tidur dirumah Gu Mingcheng, apakah dia bisa merangkul lehernya?

Rasa kecemburuan mengalir deras dari hati naik ke tenggorokannya, dia sedang berseteru dengan seseorang yang bernama Xiao Qu.

Momen seperti ini sepertinya sudah lama tidak terjadi.

Gu Mingcheng menatapnya dengan teliti, wajahnya kemerahan dibawah sinar matahari, kulitnya berkilau dan elastis.

Setelah empat tahun berlalu, waktu tidak meninggalkan bekas di wajahnya, dan sebaliknya dirinya sudah tua.

Jiang Shutong masih menundukkan kepalanya, terus melirik wanita itu.

Dia juga mengalami perasaan diantara wanita yang memperebutkan pria.

Bagi Gu Mingcheng, dia yang mencintai dan membencinya, mungkin karena benci yang mendalam, jadi mencintainya juga mendalam, dia tahu kebencian tidak bisa memiliki, membawa cinta yang sepenuh hati.

Meskipun dia menghindar berulang kali, tetap tidak bisa lepas dari hati nuraninya.

Tindakan dan hatinya saling bertentangan.

Gu Mingcheng memiringkan kepala, memandangnya dengan teliti.

Melihat matanya memandang kearah kamar, dia secara tidak sengaja melirik ke belakang, melihat Xiao Qu berdiri di pintu.

Dia tiba-tiba mengerti kenapa Jiang Shutong sangat menurut saat ini.

Huh, dasar pemikiran wanita, tidak heran kali ini sangat menurut, seperti seekor domba kecil.

Melihat Gu Mingcheng menoleh, Xiao Qu terkejut, dia segera bersembunyi ke dalam kamar.

“Kamu masih muda, dan aku sudah tua.”ucap dia memegang wajah Jiang Shutong dengan jari tengahnya.

Jiang Shutong menundukkan kepala, lalu menggeleng, menjawab“Ehn Ehn”, nadanya meninggi, yang berarti menyangkal, tetapi juga mengandung makna centil, “Tidak tua. Sangat dewasa, lebih stabil, lebih——”

Gu Mingcheng tersenyum, senyuman itu penuh toleran, “Lebih apa?”

Jiang Shutong ingin mengatakan: :Lebih disukai wanita.

Setelah dipikir-pikir, ya sudahlah.

“Sayangnya, aku hampir berusia 40, masih tidak memiliki seorang anak.”Gu Mingcheng menyandarkan kepalanya ke belakang dan dengan lembut mendorong Jiang Shutong, Jiang Shutong hanya duduk di paha Gu Mingcheng dan memandang kakinya.

Dibelakang bajunya ada sebuah topi, itu terlihat sangat lucu.

Gaya imut sangat jarang muncul di tubuh Jiang Shutong, tetapi itu tidak bertentangan.

Gu Mingcheng merasa, melihat Jiang Shutong, adalah sesuatu yang menyenangkan.

Saat ini, “Kamu sudah mempunyai seorang putra”kalimat ini ingin keluar dari mulut Jiang Shutong, kalimat ini sudah berada diujung mulutnya, tetapi dia menahannya kembali, kala itu dia tidak berpikir mengapa tidak memberitahu Gu Mingcheng.

Kemudian setelah dipikir-pikir, Jiang Shutong merasa, kehidupan Ken adalah penghalang terakhirnya, jika memberitahu Gu Mingcheng, mereka akan memiliki hubungan, jika Jiang Shutong ingin meninggalkan Gu Mingcheng, itu tidak akan mudah.

Jadi, dia memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa.

Gu Mingcheng terus mengharapkan Jiang Shutong mengatakan “Ken adalah anak kita”.

Tetapi dia tidak mengatakannya.

“Di tubuhmu ada aroma apa?”Gu Mingcheng mengerutkan kening bertanya kepadanya.

Jiang Shutong merasa malu, sejak hari itu, sampai sekarang, hampir tiga hari, dia belum mandi, dan di tubuhnya pasti ada bau dirinya.

Jiang Shutong seperti pencuri yang mencuri barang, yang tidak dapat melarikan diri di depan pemilik, dan pria itu bisa melihat wanita ini belum mandi, betapa anehnya ini.

Dia panik, dan baru saja ingin bangun berdiri, Gu Mingcheng memeluknya dengan erat.

Dia mengerutkan kening, “Bau pria. Bau air mani. Siapa?”

Dia dan Jiang Shutong melakukannya dua hari yang lalu, dia pasti sudah mandi, kenapa bau ini masih sangat pekat?

Beritahu dia saja, Jiang Shutong merasa dia tahu privasi paling rahasia di lubuk hatinya, tidak bisa mengangkat kepalanya, tidak usah beritahu dia, dia pasti berpikir dia melakukannya dengan pria lain.

Tetap kalimat lama, Jiang Shutong takut kepadanya, ekspresi wajahnya kusam, tidak tahu harus mengatakan apa.

Dia mencubit dagu Jiang Shutong, membuat dia memandangnya, lalu bertanya, “Siapa?”

“Hari itu aku tidak mandi, kemudian pulang ke China, sangat sibuk dan tidak mandi.”jelas Jiang Shutong, tidak mengatakan dirinya sengaja, dia hanya mengatakan dirinya sangat sibuk.

Gu Mingcheng melihat kebohongan dalam kata-katanya——

Seolah dia sedang menutupi sesuatu.

Hatinya tidak senang.

Penuh kecemburuan.

Membayangkan dia bersama dengan pria lain, di tempat tidur, ada semacam perasaan ingin mati.

Dari awal Gu Mingcheng sudah mengatakan, dia tidak keberatan dengan wanita yang pernah berhubungan dengan pria lain, yang dia keberatan adalah pada saat yang sama berhubungan dengan beberapa pria.

Awalnya ingin menahannya, sekarang, hatinya dilucuti dan dimakan olehnya.

Heh, luar biasa!

Bibir Jiang Shutong gemetar, hingga akhirnya dia tetap tidak memberitahu Gu Mingcheng, dia tidak ingin Gu Mingcheng tahu, dia menyukai aromanya, dan menolak untuk mandi.

Ini adalah privasi di hatinya.

“Maaf!”

“Kenapa?”tanya Gu Mingcheng.

“Empat tahun lalu, aku pergi begitu saja. Benar-benar —— maaf.”

Gu Mingcheng tersenyum pahit, salah paham?

Gu Mingcheng tidak ingin terus berbicara tentang topik kepergian, dia sedih, dan mengubah topik, “Bagaimana dengan anakmu?”

Dalam pertanyaan ini, Jiang Shutong merasa ada beberapa emosi, yang berbeda dari pertanyan lain “Dimana anakmu?”

Maksud Gu Mingcheng adalah, “Anak kita?”

Perasaan semacam ini yang tiba-tiba menarik tiga orang lebih dekat, membuat Jiang Shutong merasa hangat.

Tetapi bukankah dia tidak tahu itu adalah anaknya?

“Anakku di Jerman, Jiang Yuwei meninggal. Aku pulang untuk menghadiri pemakaman, membawa anak tidak bagus.”ucap Jiang Shutong melirik posisi kamar tidur itu, sosok wanita di pintu itu hilang.”

Dia bangkit dari tubuh Gu Mingcheng dan ingin pergi.

Gu Mingcheng menatapnya perlahan-lahan pergi, dan melihat kembali ke kaca jendela, tersenyum pahit.

Dia sendiri juga tidak tahu, tersenyum apa.

Tersenyum dia tidak terbuka dengannya? Tersenyum dia menyembunyikan sesuatu, atau tersenyum karena pikiran wanita?

Semua ada.

Atau mungkin tidak semuanya.

Highlander berputar keluar dari pintu villa, menghilang begitu saja.

Pikiran Gu Mingcheng untuk berjemur di bawah sinar matahari tidak lagi begitu murni.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu