Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 221 Aku Ingin Memberi Wanita Itu Status

Gu Mingcheng turun dari tangga, Jiang Shutong terang-terangan melihat pria itu berjalan pergi keluar, mengemudikan mobil, dengan kecepatan tinggi keluar dari pintu gerbang.

Jiang Shutong tidak berbicara, berkata ke orang di telpon sebelah sana, hari ini dia ada urusan, sementara tidak pergi ke kantor.

Gu Mingcheng sudah hampir sebulan tidak pergi ke kantor.

Walaupun ada sekretaris yang tiap hari membersihkan, pria itu tetap merasa kesepian di kantor.

Dokumen di atas meja sudah menumpuk seperti gunung, pria itu sudah melihatnya sendiri, yang perlu tanda tangan ditanda-tangani, yang perlu pegi cari penanggung jawab mencari orang.

Di antaranya ada satu surat permohonan dari departemen tenaga kerja“Kesejahteraan Pegawai Khusus”, yang meminta ditanda-tangani, adalah punya Xue Lan.

Dia baru tahu ternyata Xue Lan sudah mengandung anak kedua, sungguh tidak mirip wanita itu.

Tanda tangan menghabiskan dua jam, sore, dia serahkan ke departemen perencanaan, rapat dengan departemen pemasaran, menganalisa target dan target pemasaran perusahaan untuk setengah tahun ke depan.

Walaupun masalah Gu Qingyuan mempengaruhi saham Mingcheng group, tapi bagaimanapun tidak ada hubungannya dengan internal group, hal ini juga sudah berlalu satu bulan lebih, orang-orang sedang berusaha untuk melupakannya.

Ditambang taktik Gu Mingcheng sangat tepat sasaran, jadi, kembali ke masa jaya hanyalah masalah cepat atau lambat,

Saat Gu Mingcheng membuka rapat dengan departemen desain, batuk beberapa kali, awalnya batuk sekali, tapi batuk, seperti ini ada respon beruntun, sekali dikeluarkan tidak bisa disimpan, tidak berhenti batuk.

Xue Lan sekarang adalah penanggung jawab departemen desain, hampir sudah menduduki kedudukan manajer Mo dulu, tidak sia-sia menghabiskan umur.

Dia menunduk, mengirimkan pesan ke Jiang Shutong: Presdir Mingcheng kamu masih batuk, jaga yang baik.

Mungkin orang yang bahagia tidak bisa merasakan kesusahan Jiang Shutong yang tak dapat dikeluarkan dengan kata-kata, perkataan Xue Lan kedengarannya juga mengandung sindiran yang bahagia.

Setelah Jiang Shutong melihat, dahi agak mengerut, apa dia masih batuk?

Dialah yang tidak menjaganya dengan baik, ada akibat dari sakit flu.

Dia menelpon Zhu Yun, tanya kalau setelah demam ada gejala batuk harus makan obat apa, obat ramuan.

Jiang Shutong merasa meski obat ramuan reaksinya lambat, tapi hasilnya bagus, tidak ada efek samping, bisa menghilangkan penyakit dari akarnya.

“Apa Mingcheng sakit?” Zhu Yun tanya ke Jiang Shutong.

Jiang Shutong tadi hanya tanya seperti ini, tidak mengatakan minta obat untuk siapa.

Tapi Zhu Yun tahu, masalah Gu Mingcheng berbaring di ranjang sebulan, lalu dengar-dengar Jiang Shutong pergi ke rumah keluarga Gu, dia tidak pergi menjenguk, takut dirinya jadi bola lampu pengganggu, dan juga, dalam sebulan ini pintu rumah keluarga Gu selalu dikunci, selain yang berkepentingan, Jiang Shutong baru bisa membukakan pintu atau pergi keluar, dengan membatasi diri dengan dunia luar.

Zhu Yun memikirkan perselisihan selama bertahun-tahun ini antara Jiang Shutong dan Gu Mingcheng, tak berdaya menggeleng.

Telponnya kembali menelpon Gu Mingcheng.

“Mingcheng, batuk ya?” Zhu Yun tanya.

Gu Mingcheng tertawa sebentar, “Mata-matamu banyak juga, baru batuk tidak sampai satu jam, kamu juga sudah tahu, siapa yang memberitahumu.”

“Tadi Shutong tanya padaku, kalau batuk seharusnya makan obat apa, aku membukakan resep obat ramuan untuk dia. Dia tidak bilang kalau kamu yang batuk, aku yang menebak.”

Pandangan mata Gu Mingcheng terpaku, “Oh ya?”

“Em.”

Hati Gu Mingcheng tiba-tiba menjadi sangat lembut, sangat lembut.

Hari ini sangat luar biasa sibuk di kantor, lembur terus sampai jam 8 lebih.

Dia yang sibuk mendongak, melihat ponsel, awalanya ingin menelpon, mengambil, menekan nomor, terakhir tidak menelpon.

Tapi semenjak berpikir mau menelpon, pikirannya sudah tidak pada pekerjaan lagi, agak sedikit tidak fokus, tapi pekerjaan baginya, meski memejamkan mata juga bisa menyelesaikan habis masing-masing target, tidak terlalu berpengaruh.

Ponsel terbaring sunyi di sana.

Setelah beberapa saat, ponsel berdering, ialah wanita itu.

“Mingcheng, apa kamu malam ini masih pulang?” Jiang Shutong bertanya, karena tadi sudah selesai makan malam, masih juga tidak kelihatan pria itu pulang.

“Tidak tahu, banyak sekali pekerjaan hari ini, tidak tahu bisa pulang jam berapa, mungkin tengah malam, mungkin lebih larut lagi.” Gu Mingcheng meletakan pena dalam tangannya.

Di bawah lampu meja ruang kerja, hati tiba-tiba menjadi tenang.

Tadi, saat ponsel belum berdering, hatinya tidak tenang.

“Apa malam ini mungkin tidak pulang lagi?” Suara Jiang Shutong tiba-tiba jadi serius.

“Mungkin.”

Jiang Shutong menjawab “Ow” sepatah, seakan masih ingin melanjutnya perkataan, dia ingin mengatakan, dia dan anak tinggal di rumah yang besar seperti ini, sangat takut, tapi mengingat dia ada kerjaan ya sudahlah.

“Kenapa?” Gu Mingcheng bertanya.

“Aku dan anak di rumah, lumayan takut.” Jiang Shutong mengatakan.

Ujung bibir Gu Mingcheng, ada sehelai senyum kecil, “Aku akan pulang secepatnya!”

Jiang Shutong menjawab “Em” sepatah.

Perkataan Jiang Shutong tadi secara tak disadari memberikan Gu Mingcheng sangat banyak harga diri seorang pria.

Meski yang sudah berusia lanjut tujuh delapan puluh atau anak laki-laki yang baru masuk taman kanak-kanak, semua akan memiliki semacam gengsi dibutuhkan oleh orang lain.

Dia memilih beberapa dokumen yang sangat penting, menanda-tanganinya, bersiap pergi.

Tapi Amerika Selatan sana ada lagi laporan pemasaran mendadak yang penting yang perlu dibuat, dia menyalakan layar komputer, membantu pihak sana untuk menganalisa pasar Amerika Selatan, teknik pemasaran yang tepat, pemasaran dikelompokan dengan detail jadi beberapa group, waktu baru mulai, pria itu masih terus melihat tabel, tapi seiring dengan semakin mendalamnya rapat, semakin paham dengan topik yang dipelajari, pasar Amerika Selatan sangat bagus, dia sudah lupa waktu.

Saat selesai rapat, langit sudah memutih.

Gu Mingcheng mengangkat jam di pergerlangan tangannya, saat ini seharusnya, mereka ibu dan anak sudah tertidur, kalau saat ini pulang, mungkin bisa benar bisa mengganggu mimpi indah mereka, jadi, dia tidak pulang, merapatkan mata di meja kantor sebentar, saat terbangun, sudah hampir jam 9.

Kerjaan kantor kemarin sudah hampir selesai dikerjakan, dia ingin pergi melihat ayah.

Mengemudikan mobil pergi ke Hai Lan.

Ayah tahu dia sakit, bertanya ke dia gimana kondisinya.

Dia berkata, “Bisa gimana? Tidak akan mati!”

Mengatakan banyak sekali masalah kantor, sebenarnya, perkataan ini hanyalah ancang-ancang Gu Mingcheng, kalimat terakhir, setelah dia ancang-ancang lama sekali baru mengatakan, “Pa, aku ingin memberi wanita itu status!”

Pandangan mata Gu Qingyuan melototi Gu Mingcheng, pandangan mata yang tajam, langkah selanjutnya bisa membunuh orang.

“Ingin menikahi wanita itu? Kalau kamu ingin besok dalam penjara tersebar berita Gu Qingyuan tiba-tiba mati, silahkan saja kamu nikahi!”

Usai mengatakan, dia menutup telpon, berjalan pergi ke dalam penjara.

Gu Mingcheng duduk di kursi di luar sana, lama sekali tidak ingin pergi.

Sejak kapan dia juga jadi perlu diancam oleh orang tua karena urusan pernikahan?

Sejak kapan dia juga mulai menuruti perkataan ayah?

Hanya karena kondisi ayahnya sekarang sangat parah sekali, jadi, dia baru tidak mau menentang?

Andai biasanya, pria itu tidak peduli ayah mengizinkan atau tidak, yang seharusnya dinikahi dari awal sudah dinikahi.

Punggung belakang Gu Mingcheng bersandaran di sandaran kursi di belakang, dia tahu masih banyak orang yang datang menjenguk ayah, masalah Jiang Shutong mengurusnya di villa, ayah pasti tahu, hanya saja, dia tidak mengatakan keluar, satu-satunya hal yang bisa dilakukan mematikan pemikiran Gu Mingcheng untuk menikahi Jiang Shutong.

Saat Gu Mingcheng tiba di rumah, sudah siang hari.

Tidak ada pergerakan di rumah, dia sudah naik ke atas, melihat di depan pintu dapur tertempel selembar kertas, cara dan kadar penggunaan obat ramuan, masukan dulu glutinous rehmannia, sepertiga bungkus, lalu masukkan lagi bulbus fritillariae cirrhosae sebungkus.

Sangat detail.

Obat ramuan perlu dimasak sendiri, sangat rumit, tidak sama dengan obat Barat, cara memasak ada urutan, kalau tidak efeknya bisa berkurang banyak.

Gu Mingcheng pergi ke kamarnya sendiri, tidak ada wanita itu.

Pergi lagi ke kamar anak, pintu agak tertutup, dia menggendong anak yang sedang tidur siang.

Mengenakan tengtop warna putih, rambut terjatuh ke atas bantal, tertidur dengan nyenyak.

Gu Mingcheng diam-diam melihat anak sekilas, dengkuran kecil dari anak kecil, Jiang Shutong menyampingkan badan, menghadap anak.

Pandangan mata berpindah lagi ke wanita itu, bulu mata wanita itu sangat panjang, di leher mengenakan kalung emas, bukan dia yang membelinya, seharusnya wanita itu sendiri yang beli, yang pernah dia berikan ke wanita itu hanya sebuah giok, 70 miliar, ini adalah barang termahal yang pernah diberikan olehnya untuk wanita itu, barang-barang yang tidak dipakai di garasi itu tidak termasuk, yang dikatakan olehnya adalah barang dikenakan di tubuh.

Kemarin malam, terakhir pria itu tidak pulang, juga tidak sempat menelpon ke wanita itu.

Melihat dengan seksama, bagian bawah tubuh Jiang Shutong tertekan oleh sesuatu, dia dengan perlahan menarik keluar, tidak membangunkan wanita itu.

Adalah sebuah album foto, bukan yang di rumah Gu Mingcheng, seharusnya foto album yang memang punya wanita itu.

Foto yang dulu lama sekali, saat masih sekolah, muda dan lugu, waktu kuliah, berwajah cantik memukau, bawah matanya juga sangat bersih, di belakang adalah foto nikah dia dan Lu Zhiqian.

Wanita itu mengenakan gaun pengantin, tidak menikah dengan penuh kegembiraan, namun Lu Zhiqian selalu tersenyum, seperti menikahi barang berharga saja.

Mengingat sudah menikahi barang berharga, mengapa selanjutnya seperti itu terhadap wanita itu?

Seharusnya tahu wanita itu dan Gu Mingcheng sebelum ini sudah pernah tidur bersama.

Badan Jiang Shutong bergerak sedikit, tapi tidak terbangun.

Gu Mingcheng kembali meletakan album foto ke bagian bawah tubuh wanita itu lagi, anggap tidak melihatnya.

Album foto ini kapan diambil olehnya?

Pria itu berjalan keluar, menahan amarah dalam hati.

Wanita itu ada salah apa?

Sebenarnya dia ada salah apa? Membuat wanita itu di hadapannya begitu merendah, tidak berani menghela nafas sekalipun?

Memang sama seperti yang dikatakan Xu Maoshen, mundur sepuluh ribu langkah mengatakan, Gu Qingyuan juga bukan orang yang difitnah.

Juga bisa dibilang, saat Gu Qingyuan melakukan hal-hal ini, seharusnya terpikir hari ini.

Meksipun Gu Mingcheng menutupi, tapi kenyataannya juga tidak bisa tertutupi.

Dalam hati Gu Mingcheng sangat bertentangan.

Pria itu ingin menikahi wanita itu, tapi dirintangi oleh pernyataan ayah yang bunuh diri, pembatas dalam hatinya terhadap Jiang Linian, membuat pria itu tidak bisa baik terhadap Jiang Shutong.

Tapi pria itu tidak bisa mengendalikan perasaan terhadap wanita itu.

Membentuk gambaran sekarang yang kaku: dia tinggal di dalam rumah pria itu, tapi selain dia adalah ibu dari anaknya, juga bukan orang apapun.

Bahkan dia dengan egois berpikir, tidak menikah, membiarkan wanita itu seperti ini berada di sisinya seumur hidup.

Mungkin, wanita itu benci sekali, dibanding pernikahan dengan Lu Zhiqian, tambah lebih tidak bahagia.

Semua perasaan disembunyikan di dalam hati, semakin kuat, semakin jahat!

Gu Mingcheng turun ke bawah, duduk di atas sofa.

Waktu memikirkan dengan tenang, kedengaran suara gerakan dari tangga, wanita itu buru-buru seperti itu, “Mingcheng kamu sudah pulang ya?”

Mata pria itu melihat ke bawah, kelihatan wanita itu tidak memakai sandal, berkata sepatah. “Pakai sandal.”

Jiang Shutong dengan gerakan pelan melihat kakinya sendiri, lalu berjalan turun ke bawah, berkata ke Gu Mingcheng, “Mingcheng, aku sudah mau keluar negeri!”

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu