Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 274 Wanita di Dalam Album

Ketika Jiang Shutong bangun, waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat lima puluh pagi.

Ini sudah sangat telat di waktu musim panas, tetapi Gu Mingcheng masih belum juga bangun.

Biasanya dia mengatur alarm di jam tujuh pagi, dan mungkin waktu itu sudah terbentuk menjadi jam biologisnya untuk bangun. Dia biasanya bisa terbangun dengan sendirinya pada pukul setengah tujuh, tapi hingga sekarang pun dia masih tertidur pulas.

Jiang Shutong berbaring di tempat tidurnya, meletakkan dagunya di tangannya dan dengan penuh minat memandanginya dan mendengarkan suara dengkurannya yang seksi.

Tangan Jiang Shutong menjuntai di depan mata Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng tak lama akan segera bangun, dia merasa ada orang yang bergerak, lalu dia membuka kedua matanya dan melihat Jiang Shutong sedang berada disampingnya.

“Gu Mingcheng adalah orang yang begitu tepat waktu, bagaimana mungkin dia terus tertidur dan tak terbangun?” Jiang Shutong menertawakannya.

Gu Mingcheng dengan acuh berkata, “Tergantung dengan siapa tidurnya!”

“Jadi jika aku tidak disini, kamu akan bangun tepat waktu?” tanya Jiang Shutong dengan acuh.

Gu Mingcheng memiringkan kepalanya ke arah Jiang Shutong dan meletakkan tangannya di belakang kepalanya, “Kamu mau kemana?”

“Tidak kemana, aku tidak bisa terus tidur denganmu tiap malam, anakku sudah mau mulai masuk sekolah, masih ada dia pula. Kamu pikir aku mau kemana?” Jiang Shutong bertanya sambil tersenyum.

Gu Mingcheng kehilangan akal sejenak.

Wanita ini, sungguh makhluk pelupa, wanitalah orang yang pada awalnya menangisi Adam hingga langit gelap, sekarang tampaknya masalah tentang Adam malah tidak begitu berpengaruh lagi untuknya.

Entah apakah dia benar-benar lupa, ataukah hanya berpura-pura terlihat bahagia?

Gu Mingcheng tidak ingin mengungkit nama Adam lagi.

“Aku pernah berkata, kalau kamu pergi lagi, aku tidak akan menunggu, juga tidak akan mengejar lagi!” Gu Mingcheng bangkit dari tempat tidur lalu mengenakan bajunya.

“Lalu Tuan Gu bisa bagaimana?” Jiang Shutong masih mengenakan piyama di tempat tidur.

Setelah Gu Mingcheng bangun, dia langsung menuju ke kamar mandi, hanya bisa terlihat bayangannya dan perkataan yang ia tinggalkan: ”Menikah dengan yang lain!”

Kata-kata inilah yang membuat Jiang Shutong sedih tak beralasan.

Tetapi memang ada benarnya juga, hati sudah terasa sangat lelah, memang sudah seharusnya menikah dengan yang lain dan mencari perempuan lain untuk bersamanya melewati hari-harinya.

Setelah Gu Mingcheng keluar dari kamar mandi, Jiang Shutong meneruskan pertanyaannya, “Tuan Gu akan menikah dengan siapa?”

“Terserah, semua sama saja!”

Selain kamu, aku tidak akan jatuh cinta lagi, mulai saat ini semua orang di dunia ini sama saja!

Gu Mingcheng lalu turun ke bawah.

Gu Mingcheng bukan berbicara seenaknya, ia hanya ingin mengingatkan Jiang Shutong terhadap konsekuensi yang akan diambil jika ia melakukannya.

Jika suatu hari dia benar-benar akan melakukannya, jangan menyalahkannya karena tidak pernah memberi tahu konsekuensinya.

Tetapi Jiang Shutong berpikir itu hanyalah percakapan biasa saja.

Hari ini adalah hari Sabtu, Jiang Shutong tidak pergi ke pabrik, Gu Mingcheng juga tidak pergi ke kantor dan Ken juga ada di rumah.

Di balkon, Ken melihat mamanya yang berbadan gemuk, dan keduanya tersenyum cerah.

“Ma, seberapa cepat dagingmu ini tumbuh?” tanya Ken.

“Daging Mama mungkin tidak tumbuh secepat Ken. Tidak terasa Ken sebentar lagi akan masuk taman kanak-kanak!” Jiang Shutong mengelus-elus kepala Ken.

“Kalau begitu tunggu ketika aku masuk taman kanak-kanak nanti, Mama dan Papa temani aku pergi bersama-sama ya? Pasti sangat menyenangkan!” kata Ken.

“Baiklah!” jawab Jiang Shutong.

Waktu sudah menunjukkan siang hari, Ken pun pergi ke atas untuk tidur.

Jiang Shutong berjemur di bawah sinar matahari dan mengantuk juga, lalu dia pergi ke kamar Gu Mingcheng untuk tidur.

Di tengah perjalanan, dia disiksa oleh Gu Mingcheng dengan penuh amarah.

Bukannya mendapatkan cinta, tetapi justru pelampiasan amarah yang tidak manusiawi yang didapatkannya.

Karena ada sedikit penolakan terhadap masalah ini, Jiang Shutong tidak melakukannya untuk membuat dia bahagia, melainkan demi memuaskan hasrat amarah Gu Mingcheng .

Ketika dia kesakitan, Jiang Shutong bagaikan wanita yang mabuk, keberaniannya pun tumbuh, “Apakah Tuan Gu suka dengan wanita yang ada di album itu?”

“Aku sangat menyukainya!”

Hati Jiang Shutong pun diselimuti dengan perasaan cemburu.

“Apa kamu juga melakukan ini dengannya?” Jiang Shutong bertanya lagi, walaupun dia tahu jelas itu akan membuat hatinya sakit, tetapi dia tetap bertanya.

Jiang Shutong merasa dirinya sendiri agak sedikit tidak normal juga.

“Em.”

“Juga kejam seperti ini?”

“Iya!”

Jiang Shutong tidak berbicara lagi, hatinya dipenuhi kecemburuan.

Ketika mengenal pria ini, pria ini sudah berusia 30 tahun, mustahil jika pria ini tidak memiliki wanita di tahun-tahun sebelumnya.

Seperti apa sosok wanita yang dulu itu? Ketika mereka berada di tempat tidur, apakah pria ini juga melakukan hal yang sama kepadanya?”

Jiang Shutong mengepalkan bibirnya dan mulai merasa cemburu.

Perasaan frustasi berbagi pria dengan wanita lain membuatnya menggigit giginya dengan erat.

Keesokan harinya, Gu Mingcheng pergi bekerja, Rong Zhen kembali datang mencarinya lagi, mereka mengobrol di kantor.

Obrolan mereka masih saja tetap sama, yaitu tentang investasi.

Tepat sekali saat itu Jiang Shutong datang ke kantor Gu Mingcheng, ketika dia berdiri di depan pintu, dia mendengar suara datang dari dalam.

Terdengar suara Gu Mingcheng yang selalu menyenangkan dan magnetis, dan juga suara Rong Zhen yang agak melengking.

Jiang Shutong ingin pergi, tetapi langkahnya tidak bergerak.

Tepat pada saat itu Gu Mingcheng keluar dan melihat Jiang Shutong diluar. Dia sedikit terkejut dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan Nyonya Gu?”

“Mendengar ruang!” Jiang Shutong tidak memikirkan arti dari kedua kata tersebut.

Wajah dingin Gu Mingcheng akhirnya menunjukkan wajah tersenyum.

Jiang Shutong tidak tahu mengapa, Gu Mingcheng jarang tertawa akhir-akhir ini, tetapi begitu tertawa, dia merasa es di seluruh dunia seperti telah mencair.

“Apakah Nyonya Gu tahu apa arti dari mendengar ruang? Apa yang kamu dengar?” Gu Mingcheng menatap alis dan mata cemas Jiang Shutong.

Seolah-olah hanya pada waktu itulah dapat terbukti bahwa cintanya baginya adalah nyata, dan justru malah ketika mereka berciuman di tempat tidur rasanya seperti tidak tulus.

Gu Mingcheng terkadang merasa cinta yang dilakukan dibanding dengan yang diucapkan lebih bisa meluluhkan dan menyentuh titik hatinya. Jiang Shutong juga baru tersadar apa arti dari mendengar ruang, dia tahu Gu Mingcheng sedang bermain trik padanya.

Kedua lengannya memukul dada Gu Mingcheng, “Gu Mingcheng, kamu bajingan!”

Gu Mingcheng dengan pelan memegang kedua lengannya dan membiarkannya memukulnya, “Nyonya Gu, kamu sedang berada di perusahaan suamimu, kalau kamu mengatakan suamimu seperti ini, suamimu nantinya masih bajingan apa tidak?”

“Aku ingin membiarkan seluruh dunia tahu bahwa kamu adalah seorang bajingan!” ucap Jiang Shutong dengan nada yang meninggi.

Sebelumnya, bahkan nama Gu Mingcheng pun malu untuk diucapkan olehnya.

Menunggu sampai marahnya reda, Gu Mingcheng menundukkan kepala dan menciumnya.

Jiang Shutong menengadahkan kepalanya, wanita kecil itu memeluk balik erat bahu Gu Mingcheng, menengadahkan wajah dan dicium olehnya.

Rong Zhen keluar, dia melihat satu kaki Jiang Shutong terangkat dan terlihat seperti dicium oleh seorang pria, dia keluar di saat yang sangat tidak tepat waktu, dia pun pergi.

Dia dicium oleh Gu Mingcheng sampai di ruang istirahat, Jiang Shutong pun melepaskan ciumannya.

Dengan pandangan yang sedikit kabur memandangnya “Apakah Tuan Gu juga mencium wanita lain seperti ini sebelumnya?”

“Aku mencium semua wanita dengan cara yang sama!”

Jiang Shutong sangat jengkel dengan Gu Mingcheng.

Pada malam hari, Jiang Shutong pulang dengan mobil Gu Mingcheng.

Telepon genggam Jiang Shutong berdering, Ken meneleponnya.

Ken berkata bahwa dia memimpikan Daddynya ketika dia tidur, dia sangat merindukan Daddy lalu bertanya kepada Jiang Shutong bisakah pergi menemaninya ke Jerman untuk melihat Daddynya.

Jiang Shutong mengepalkan telapak tangannya dengan erat, dia berpikir tidak seharusnya membohongi anaknya, tetapi tidak tahu bagaimana harus memberitahukan anaknya akan kebenarannya.

Ketika Jiang Shutong mengepalkan tangannya, Gu Mingcheng sudah melihatnya.

“Ken, tunggu lewat beberapa waktu lagi, aku akan menemanimu ke Jerman ya?”

“Tapi aku ingin bertemu dengan Daddy saat ini juga!”

Jiang Shutong kesal, dia tidak tahu harus berkata apa.

Atau dia berpikir Gu Mingcheng mendengar anaknya sendiri merindukan Daddy yang lainnya, pasti dia akan kesal.

Jiang Shutong mengacuhkan beberapa perkataan anaknya, dia berkata akan membawanya pergi, tetapi dia akan segera masuk taman kanak-kanak, jadi mungkin akan pergi menemaninya saat liburan musim dingin.

Apakah liburan musim dingin dia benar-benar akan membawanya pergi?

Jiang Shutong memalingkan kepalanya keluar ke arah jendela.

“Meninggalkan lelakinya sendiri demi seorang lelaki yang liar?” Gu Mingcheng berbicara dengan nada datar.

“Dia bukan lelaki liar!” Jiang Shutong membantahnya.

Gu Mingcheng tidak berkata apapun, dia hanya dengan dingin mengerutkan bibirnya.

Gu Mingcheng mengaku bahwa apa yang dirinya katakan sedikit keliru, tetapi bagaimanapun dia telah menyelamatkan wanitanya dan anaknya.

Sekarang masalahnya adalah bahwa Adam telah mempengaruhi kehidupan seksnya, karena dia berada di dalam hati wanita ini.

Sesampainya di rumah, karena masalah turun dari mobil, bayangan Jiang Shutong masih tertinggal di belakang Gu Mingcheng.

Di tengah cahaya yang berkelip, bayangannya tergambar sangat panjang.

Melihat bayangan ini, Jiang Shutong memukul dirinya sendiri lalu memikirkan keterikatannya dengan lelaki itu beberapa tahun ini.

Tiba-tiba ingin menangis.

Diantara mereka terdapat kesedihan dan juga kehangatan, walaupun selalu terpisah, tetapi juga malah selalu saling mencintai.

“Gu Mingcheng, tunggu sebentar” kata Jiang Shutong.

Pada awalnya Gu Mingcheng sedang memutarkan kunci mobilnya, tetapi mendengar perkataan Jiang Shutong itu, langkahnya terhenti.

Dia tidak berbalik.

Dia juga tahu tampaknya Jiang Shutong juga tidak ingin membiarkannya berbalik.

“Gu Mingcheng, jangan berbalik! Tunggu aku selesai berbicara, baru kamu boleh berbalik! Selama bertahun-tahun, aku selalu sangat mencintaimu. Di dalam hatiku, tidak ada laki-laki lain selain kamu. Aku tahu kamu meragukanku, dan mungkin saja beberapa aspek diriku memang pantas untuk kamu ragukan. Tapi aku ingin mengatakan kepadamu, tidak ada satupun laki-laki yang bisa menggantikan posisimu di hatiku. Aku tahu selama ini ketika di tempat tidur aku mengatakan aku mencintaimu, kamu tidak menganggap itu benar, tapi kali ini tolong anggap itu serius.” Jiang Shutong memegang telapak tangannya sendiri dengan erat.

Jiang Shutong cukup sensitif, perkataan Gu Mingcheng subuh tadi sudah didengarnya.

Dia tahu, dia takut.

Gu Mingcheng yang sangat memiliki kekuatan itu takut jika suatu hari wanitanya akan meninggalkannya, sehingga dia selalu menyinggung nama Jiang Shutong.

Jika Jiang Shutong mengerti cara untuk berpura-pura tidak mengerti, itu pasti dia yang terlalu brengsek.

Gu Mingcheng pun benar-benar tidak menoleh ke belakang.

Air matanya membasahi pipinya, tidak bisa menghadapi wanitanya sendiri.

“Jika Nyonya Gu sudah selesai berbicara, pergi turun untuk makan!” Gu Mingcheng membelakanginya, selesai berbicara, dia langsung pergi meninggalkannya.

Dia memang benar-benar bukan seorang lelaki yang memiliki hati lembut.

Keesokan harinya, orang yang disuruh Gu Mingcheng untuk menyelidiki sudah kembali, dia berkata dia mendengar berita tentang Adam.

Dia dijemput oleh orang tuanya sendiri, dan sekarang telah memulai kembali pekerjaannya sebagai dokter kardiovaskular di sebuah rumah sakit besar di Swiss.

Gu Mingcheng memutuskan untuk pergi ke Swiss!

Ketika dia berkata kepada Jiang Shutong bahwa dia akan pergi ke Swiss, Jiang Shutong terkejut, entah kenapa teringat kejadian yang lalu, pria itu pergi ke Swiss untuk menghadiri suatu pertemuan, ketika kembali, anaknya tidak ada, dan dirinya meninggalkan pria itu!

Tapi kali ini, Jiang Shutong tahu tidak akan seperti itu.

Kalaupun pria itu akan pergi ke Swiss, Jiang Shutong pasti akan berjanji.

Sehingga, ketika pria itu sudah pergi, Jiang Shutong membuka album itu, dia terus merasa sangat penasaran.

Wanita yang ada di album itu membuat Jiang Shutong terkejut!

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu