Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 318 Paman Nan, Kamu Galak Sekali
Gu Saner terbaring lemas dalam pelukan Nan Liyuan, handuknya sudah terlepas dan Gu Saner merasa kakinya terkilir, sangat sakit.
Qiao Qiao memungut handuk Gu Saner dari belakang, sekaligus menghalangi pandangan lapar para pria yang berada di kolam renang.
Gu Saner terlihat pucat, dia setengah berbaring dalam pelukan Nan Liyuan, dia memanggil dengan canggung, “Paman Nan—“
Seluruh pemanedangan menarik tersebut tergeletak begitu saja di depan Nan Liyuan, pinggangnya yang ramping, pusarnya, dan garis badannya yang lembut----
Jelas ini adalah sebuah godaan yang setengah mati susah untuk ditolak.
Kalau sebelumnya Nan Liyuan memandang Gu Saner sebagai wanita yang belum matang, maka kali ini, tepat mulai saat ini, Gu Saner benar-benar merupakan wanita seutuhnya, seperti siluman yang bersiap mencabut nyawanya.
Nan Liyuan merasa satu bagian tubuhnya yang mengeras, kalau dia tidak bisa memadamkan gairahnya maka api gairah itu akan membakar tubuhnya.
“Selimuti tubuhnya dengan handuk itu!” Nan Liyuan memberikan perintah.
Melihat ekspresi Nan Liyuan yang mengerutkan kening, Qiao Qiao berpikir kalau Nan Liyuan marah besar, tapi dia tidak tahu siapa sebenarnya Gu Saner ini, dia hanya mendengar kabar kalau ada tiga orang lelaki tampan yang mengurus administrasi pindah sekolah Gu Saner, jadi pria yang memeluk Gu Saner ini siapa?
Nan Liyuan berniat menggendong Gu Saner dengan tujuan : Ketika dia menggendong Gu Saner, dia akan memusatkan tenaga di pinggang, dan tindakannya itu akan membuat ikat pinggangnya longgar serta celananya merosot, jadi untungnya gerakan itu menyelamatkannya dari tontonan yang memalukan!
Kemudian terdengar sorak sorai para lelaki dari arah kolam renang.
Gu Saner tidak mengerti padahal dia hanya berenang kenapa bisa menimbulkan sensasional seperti ini? Padahal ketika dia di Harvard, tidak pernah melihat yang demikian.
Dan lagi ketika Qiao Qiao berjalan di samping Nan Liyuan untuk menghalangi pandangan para lelaki itu, posisinya terlalu dekat jadi tidak bisa melihat responnya, sedangkan dia bisa mengenali pandangan mata jelalatan para lelaki tersebut.
Gu Saner digendong oleh Paman Nan, tangannya memeluk leher Paman Nan, dia juga pernah digendong oleh Paman Nan waktu itu, hanya saja waktu itu dia pingsan jadi dia tidak tahu kondisi sekitarnya, sedangkan saat ini jantungnya berdetak sangat kencang, pertama kalinya dia berada sedekat ini dengan Paman Nan!
Ayah dan kedua kakaknya sering menggendongnya, jadi dia menganggap gendongan Nan Liyuan sama seperti gendongan Ayah dan kedua kakaknya.
Hanya sebatas rasa sayang biasa.
Ditambah lagi, dia akan selalu menjadi Paman Nan bagi Gu Saner.
Dia memperhatikan wajah Paman Nan, alisnya berkerut tapi ekspresinya datar.
Dia mencoba bertanya, “Paman Nan, apakah kamu marah?”
“Ehm.”
“Kenapa?”
Nan Liyuan tidak menjawab.
Karena dia tidak menjawab, Gu Saner merasa tidak senang.
Jarak dari kolam renang ke ruang ganti wanita terlalu dekat, jadi Nan Liyuan menurunkan Gu Saner di depan pintu ruang ganti, kemudian membalik badan dan berjalan pergi, sebelumnya dia masih sempat berpesan pada Qiao Qiao, “Temani dia ganti baju, mobilku ada diluar.”
“Paman Nan, aku masih harus mandi, mungkin masih lama!” Gu Saner berpegangan pada tembok, tubuhnya terbungkus handuk, dia melihat bayangan punggung Paman Nan yang pergi keluar.
Ketika mandi, Qiao Qiao mengobrol dengan Gu Saner.
“Saner, Paman Nan itu sebenarnya siapa? Katamu kalian tidak punya hubungan darah, tapi ketika aku melihat dia menggendongmu, dia tidak bereaksi? Dengan bentuk tubuhmu yang bagus, lelaki manapun pasti bereaksi melihatnya.” Qiao Qiao bertanya, sebagai seorang mahasiswa tingkat satu, tentu saja dia tidak mengerti.
Kalau memang reaksi biologis Nan Liyuan bisa terlihat dengan jelas, maka dia tidak perlu bingung!
“Jangan asal nebak yah? Paman Nan adalah teman kakak pertamaku, dia lebih tua dua tahun dari kakak pertama, lagipula aku punya Bibi Nan, jadi bagaimana mungkin?” Gu Saner cukup marah pada Qiao Qiao yang sering curiga kalau dia dan Paman Nan punya hubungan khusus.
Nan Liyuan pergi ke mobilnya, dia berusaha mengendalikan diri, namun begitu dia memejamkan mata yang terbayang dalam benaknya adalah adegan yang membuat dirinya tegang, dada, pinggang dan perut, serta Gu Saner yang sedang mandi – sekujur tubuh gadis itu sangat lembut.
Dia menghirup napas dua kali, berharap Gu saner mandi lebih lama, kalau tidak maka dia semakin tidak mengendalikan diri!
Dia mengambil sebotol air dari kursi belakang, kemudian meletakkannya di kening untuk mendinginkan suhu.
Ternyata dia cukup kebal jadi kompresan botol itu tidak berpengaruh!
Dia memejamkan mata pelan-pelan, dia memikirkan kembali tubuh Xi Yao malam itu, barulah gairahnya perlahan mereda.
Setelah lima belas menit lamanya, gairahnya pun padam.
Gu Saner mandinya cukup lama, sehabis mandi pun harus mengeringkan rambut, dia pun mempercepat gerakannya karena dia tahu Nan Liyuan sedang menunggu diluar.
Dia menyuruh Qiao Qiao membawa perlengkapan renangnya kembali ke asrama, lalu dia naik ke mobil Nan Liyuan, kakinya masih sakit karena tadi terkilir.
Nan Liyuan melihat dia berjalan dari jauh, dia mengenakan T-shirt putih dengan overall, yang dipadukan dengan jaket bulu angsa.
Sepertinya dia suka baju warna putih, jaket bulu angsa yang dipakainya sekarang dengan di Harvard tidak sama.
Sepertinya dia membeli beberapa buah baju yang modelnya sama!
“Paman Nan, kita mau kemana?” Gu Saner naik ke dalam mobil, dia bertanya sambil memasang sabuk pengaman.
Sepertinya hal yang barusan terjadi adalah hal yang biasa.
“Ajak kamu pergi cari makanan yang enak, sekalian lihat pemanedangan kota Jiang di malam hari, kalau tidak nanti kesepian.”
“Ehm, terima kasih Paman Nan!”
“Kemarikan kakimu!” Nan Liyuan memerintah Gu Saner.
Gu Saner tidak mengerti jadi dia menurutinya, kakinya diletakkan di atas pedal gigi.
Nan Liyuan menyentuh kakinya, “Disini ya? Atau disini?”
Begitu dia meraba sebuah tulang, sekujur tubuhnya kesemutan dan dia berteriak kesakitan, “iya disitu yang sakit.”
Nan Liyuan memijat dengan pelan, dia pikir hal seperti ini pasti pernah dilakukan oleh tiga lelaki di rumah Gu Saner.
Jadi Gu Saner merasa biasa-biasa saja, rasanya seperti bunga yang tumbuh besar di ruangan yang hangat.
Selesai dipijat, Gu Saner menyeringai kemudian berkata, “Paman Nan, kamu sungguh baik!”
“Baik apanya?”
“Pria baik. Sangat perhatian. Bibi Nan pasti sangat beruntung.” Gu Saner tersenyum.
Dia tidak tahu apakah Bibi Nan yang dimaksud adalah wanita yang ada di kantornya, namun dia merasa wanita itu tidak cocok untuk Paman Nan---
Paman Nan-nya begitu tampan, tinggi dan berwibawa, dan sangat perhatian!
Bisa jadi seumur-umur Gu Saner tidak tahu kalau Paman Nan-nya hanya memperhatikan dirinya saja.
Sedangkan bagaimana rupa Bibi Nan, Gu Saner sendiri tidak punya bayangan sama sekali.
Nan Liyuan menyalakan mobilnya, sekarang sudah jam 6 sore, di musim gugur ini langit lebih cepat gelap, kota Jiang yang dihiasi oleh lampu-lampu kota sangatlah indah, ini adalah pertama kalinya Gu saner melihat pemanedangan malam kota Jiang.
Bersama dengan Nan Liyuan!
Kali ini Nan Liyuan mengajaknya makan di restoran amerika, karena Gu Xingjiang pernah berkata kalau adiknya suka makan kaviar.
Waktu itu Nan Liyuan belun pernah bertemu dengan Gu Saner, jadi dia hanya mendengarkan perkataan Gu Xingjiang saja.
Setelah mereka tiba di depan pintu restoran amerika yang mewah, mereka berdua mendapatkan tempat duduk yang sangat tenang.
Jarang orang pergi makan di restoran Amerika, jadi suasananya pun mendukung.
Alunan melodi saksofon semakin menambah suasana romantis.
Restoran mulai menyajikan beberapa hidangan pembuka yang kesemuanya adalah kesukaan Gu Saner.
Karena di kampus dia sudah bosan seharian makan makanan kantin, jadi dia senang makanan lainnya.
Begitu melihat Gu Saner makan dengan lahap, Nan Liyuan pun menunduk menyembunyikan senyumnya, “Bagaimana keadaan kampus?”
“Lumayan! Setelah kejadian hari ini, aku merasa kondisi di dalam negeri masih agak konservatif, lain kali aku akan lebih perhatikan.” Gerakan tangan Nan Liyuan terhenti sejenak, “Apakah di Harvard sangat terbuka?”
“Sampai saat ini, kalau misalnya di Harvard orang-orang tidak akan merespon seperti itu! Sepertinya aku harus beli baju renang yang baru! Baju renang ini adalah pemberian Mama dan Papa ketika mereka kembali dari Swiss.” Gu Saner bicara sambil makan, nada bicaranya seperti menyesalkan hal itu.
Hidangan utama akhirnya datang, yaitu kaviar yang disukai oleh Gu Saner, jadi begitu dihidangkan tanpa basa-basi dia langsung menyantapnya!
Setelah dirasa, rasa kaviar yang dia makan hari ini dengan sebelumnya terasa berbeda.
Sepertinya rasa kaviar kali ini macam-macam, ketika masuk ke mulut ada rasa tersendiri, ketika dikunyah juga ada rasa tersendiri, dan setelah ditelan pun ada rasa tersendiri juga, sehingga aftertaste kaviar hari ini cukup panjang.
Begitu melihat gerakan Gu Saner yang lamban, Nan Liyuan bertanya, “Kenapa?”
“Rasa kaviar hari ini agak unik!”
Benar-benar punya lidah yang tajam, dalam sekejap dia bisa merasakannya.
“Kaviar yang kamu makan hari ini, 5 jam yang lalu baru saja dijaring dari Hokkaido kemudian dikirimkan kemari! Begitulah.” Nan Liyuan menjelaskannya pada Gu Saner.
Berarti ikan itu baru dipotong 5 jam yang lalu.
Ketika membayangkan pemanedangan ikan yang dipotong, dia tidak bisa menahan dirinya, “Paman Nan, dirimu sangat galak!”
“Galak apanya?”
“Pokoknya, keseluruhan terlihat sangat galak!”
Dia berbicara seakan-akan Nan Liyuan yang memotong ikan itu, padahal yang ada di dalam benak Gu Saner adalah pemanedangan Nan Liyuan yang sedang marah hari itu, membuatnya merasa takut.
Kalau Ayahnya marah maka akan sangat menakutkan, akan tetapi dia tidak pernah takut pada Ayahnya.
Namun kebalikannya dia cukup takut melihat Nan Liyuan marah.
Nan Liyuan memalingkan kepalanya, “Siapa yang suka makan kaviar?”
Benar juga, dipikir lagi ini adalah salahnya, namun kaviar hari ini sangat enak.
Jadi, dialah orang jahatnya.
“Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku suka makan kaviar?”
“Kakakmu yang bilang!”
Gu Saner pikir mungkin kakaknya berniat menyuruh Paman Nan mengurus dirinya.
Selesai makan, Nan Liyuan mengajak Gu saner pergi melihat pemanedangan malam kota Jiang, setelah selesai makan waktu sudah menunjukkan pukul 8.40, biasanya jam segini Gu Saner sudah mandi dan sikat gigi, meskipun pemanedangan malam kota Jiang sangat indah tapi Gu Saner sudah mulai mengantuk.
Nan Liyuan sudah memperhatikan mood Gu Saner yang mulai menurun, dia tahu kalau jam tubuhnya sudah mulai berbunyi.
Sangat jauh berbeda dengan dirinya.
Mobilnya berhenti di depan sebuah bangunan Gu saner berusaha membuka kedua matanya dan melihat sekeliling, sebuah bangunan yang sangat megah dan mengesankan, tidak kalah dengan gedung Group Mingcheng.
“Ini----“ Gu Saner tidak mengerti kenapa Paman Nan menghentikan mobilnya disini, dia menatap dengan pandangan curiga.
“Lihat keatas.”
Karena posisi mobil berada di bawah gedung dan gedungnya sangat tinggi maka Gu saner tidak bisa melihat, jadi dia pun mengeluarkan kepalanya lewat jendela mobil, dia melihat empat huruf besar – Group Liyuan.
Ternyata ini adalah kantor utama Group Liyuan.
“Paman Nan, jadi kamu adalah anak orang kaya penerus bisnis keluarga?” Gu saner bertanya.
“Sama dengan kakakmu.”
Nan Liyuan juga ikut memandang ke atas gedung Liyuan, arah pandangannya ke wajah Gu Saner, wajahnya lembut bagaikan air yang tenang, dan malam yang indah.
“Sama kakak yang keberapa?” Gu Saner tidak mengerti, karena karena kedua kakaknya berbeda, yang satu meneruskan warisan kakeknya dan punya bisnis sendiri, sedangkan yang satu lagi meneruskan perusahaan Papanya.
“Kakak pertamamu!”
Kalau begitu tetap saja generasi kedua orang kaya!
“Kedepannya kalau ada perlu kamu bisa datang mencariku ke kantor!” Nan Liyuan berkata pada Gu Saner.
“Baiklah, Paman Nan, aku tahu!”
Nan Liyuan mengantar Gu Saner kembali ke kampus, sebelum turun Gu saner ingin mengatakan sesuatu tapi tidak tahu bagaimana mengutarakannya.
“Ada yang mau dikatakan?” Nan Liyuan menatap Gu Saner yang salah tingkah.
“Paman Nan, lain kali jangan marah ya, ketika kamu marah sore ini, aku sangat takut.” Gu Saner merasa dirinya tidak logis karena mengajukan permintaan seperti ini, atau mungkin karena memang sifatnya seperti itu, lantas apakah ini namanya memaksa orang mengubah sifatnya?
Nan Liyuan mengingat kembali reaksinya hari ini, memang terlalu tegas, dan sedikit marah, tapi lebih banyak lagi – tidak bisa dijelaskan.
“Nona Gu San masih bisa takut sama orang ya?” Nan Liyuan memalingkan wajahnya dan menggoda gadis itu, sudut mulutnya membentuk senyuman.
“Sampai hari ini aku bertemu dengan dirimu! Selamat malam, Paman!” Gu Saner turun dari mobil, dia berjalan dengan langkah ringan.
Nan Liyuan menyembunyikan senyumnya, kemudian dia menelepon Cai-cai, “Suruh orang beli dua baju renang merk Laperla dari Swiss, model one piece, ukuran S, dua-duanya warna putih, harus yang one piece.”
Cai-cai bertanya, “Pak Direktur, bajunya untuk siapa? Kalau orangnya aku kenal, aku bisa kira-kira ukurannya.”
“Untuk Saner.”
Cai-cai malah tertegun, awalnya dia tidak pernah memperhatikan siapa “Saner” yang disebut oleh Direkturnya?
Ketika Direktur mengucapkan “Saner” rasanya seperti panggilan orang dekat, sepertinya nama ini sudah dipanggil ribuan kali, dia tidak menyebut marganya, langsung memanggil nama “Saner.”
Cai-cai teringat, pasti Nona Gu San yang dibikinkan sup tim sapi oleh Direktur.
“Kalau begitu, Pak Direktur, aku sudah tahu. Aku akan mengecek dulu dan melihat siapa yang sedang di Swiss saat ini!”
Nan Liyuan mematikan telepon.
……
Mata kuliah pertama di hari kedua adalah Matematika Tingkat Lanjut.
Semalam Gu Saner tidur lebih lambat satu jam, jadi dia terbangun dengan kondisi setengah mengantuk.
Ketika dia masuk ke kelas, bel pelajaran sudah bunyi dari tadi.
Dia masuk melalui pintu belakang, dan duduk di sebelah Qiao Qiao, pagi ini Qiao Qiao sudah memanggilnya 3 kali untuk membangunkannya tapi dia malah cuma menyahut ‘hemm” tidak ingin bangun, jadi Qiao Qiao menyiapkan tempat duduknya.
“Dosennya sudah datang?” Gu Saner bertanya.
“Belum, katanya hari ini ada dosen baru yang akan mengajari kita Matematika tingkat lanjut, katanya ganteng lho!” jawab Qiao Qiao.
Gu Saner masih belum sadar sepenuhnya, dia hanya menjawab “hemm,hem” terserahlah mau diganti sama siapa, toh ganteng juga tidak bisa dijadikan makanan.
Ketika dia sedang berpikir, dosen baru itu pun masuk ke kelas mereka, dan banyak gadis-gadis berseru “waaah”, kelihatannya cukup tampan.
Gu Saner mengangkat kepalanya dengan malas, lalu, sial!
He Ting?
He Ting saudaranya kenapa bisa jadi Dosen Matematika?
Gu Saner heran, tahun depan He Ting akan lulus, bukankah dia ingin bekerja di Wall Street setelah lulus? Kenapa malah tiba-tiba datang ke kampus ini ?
He Ting mulai mengabsen, ketika dia mengabsen “Gu Niantong”, dia sengaja memandang Gu Niantong, dan bulu kuduknya berdiri, orang tuanya pernah pergi ke rumah keluarga Gu untuk mengenalkan calon jodoh.
Kedatangannya yang tiba-tiba ke kampus, pastilah ada hubungannya dengan Gu Saner.
Tadinya image He Ting di mata Gu Saner cukup baik, tipe orang yang obrolannya bisa nyambung, namun semenjak kejadian pertemuan jodoh tersebut, image He Ting semakin jatuh di mata Gu saner!
Kemudian He Ting memulai kelas Matematika Lanjutan, ketika pelajaran sedang berlangsung tatapannya juga tidak lepas dari Gu Niantong.
Qiao Qiao menyenggol lengan Gu saner, “Kelihatannya nama Saner-mu ini terlalu besar, Dosen He ini jelas-jelas memperhatikan dirimu, dengar-dengar dia dari Harvard lho – jangan-jangan kalian sudah kenal?”
Gu saner menyembunyikan kepalanya dalam-dalam, lalu dia mengangguk, “Iya, kenal!”
“Pantas saja! Kelihatannya nanti kampus kita akan ramai!”
Gu saner merasa sangat kesal.
Di kelas ini selain kehadiran He Ting yang memberikan tekanan besar pada Gu saner, selebihnya dia tidak berbuat apa-apa.
Kelas selanjutnya adalah kelas Teknik Memotong Batu, ini adalah pelajaran favorit Gu Saner, sejak kecil dia telah bermain dengan batu-batuan, jadi dia juga mengenal tiap jenis batu permata yang ada, ini adalah salah satu keunggulannya diantara teman sekelasnya, sebenarnya kelas pengenalan batu permata ini memang diperuntukkan untuk anak orang kaya, jadi begitu kelas ini dimulai Gu Saner sangat gembira!
Hari ini dosen menjelaskan tentang teknik pemotongan MPCVD, kemudian dia berkata dengan nada menyesal, karena harga 1 set mesin ini terlalu mahal hingga mencapai puluhan juta, maka kampus tidak bisa membelikannya jadi mereka tidak punya mesin ini.
Gu Niantong cemberut, ada rasa menyesal, padahal dia sangat ingin menggunakan peralatan dengan teknologi terkini untuk memotong batu permata.
“Karena harga mesin ini terlalu mahal maka orang yang bisa menggunakannya juga sangat sedikit, di negara ini yang ada bisa dihitung dengan jari, tapi setahu aku ada satu set mesin itu di kota Jiang,yaitu milik Direktur Nan dari Group Liyuan, waktu itu dia memesannya!” Dosen wanita paruh baya itu menjelaskan sambil tersenyum.
Para mahasiswa itu pun bersungut-sungut, mereka saja tidak kenal dengan yang namanya Direktur Nan, kalau begitu anggap saja Bu Dosen tidak usah mengatakannya?
Qiao Qiao lagi-lagi menyenggol bahu Gu Saner, “Ey, itu Paman Nan-mu lho, kapan kita bisa mencoba peruntunganmu dan pergi coba mesinnya?” Yang dipikirkan Gu Saner adalah mesin yang sangat mahal tersebut dibeli oleh Paman Nan, pastilah kegunaannya sangat besar, dia tidak mungkin seenaknya memakai peralatan mahal milik orang lain untuk belajar kan, terlalu sepele, lagipula seluruh kota Jiang ini hanya ada satu mesin saja, kalau rusak bagaimana?
Jadi, dia pun menolak permintaan Qiao Qiao.
Dia pun tidak ingin meminta hal ini pada Paman Nan, kalau dia merasa kesulitan bagaimana?
Gu Saner sudah pasti tidak akan melakukan hal seperti ini.
Qiao Qiao berusaha membujuknya namun Gu Saner tetap kukuh.
Lima hari kemudian, Nan Liyuan menelepon Gu Saner, dia mau memberikan sesuatu padanya.
Gu saner sedang berada di asrama ketika menerima teleponnya.
Lagi-lagi Qiao Qiao membujuknya, “Karena dia sudah mau memberimu sesuatu, bagaimana kalau kamu coba tanya padanya tentang mesin itu?”
Gu Saner tetap tidak mau.
Tapi suara Qiao Qiao terlalu keras jadi ucapannya itu terdengar oleh Nan Liyuan di seberang telepon, “Mesin apa?”
“Paman Nan, dosen kami bilang ada sebuah mesin MPCVD yang ada hanya satu unit saja di kota Jiang, yaitu milikmu, jadi dia ingin tahu apakah boleh mencobanya?” Gu Saner bertanya sambil mengerutkan alis.
Keunikan mesin ini membuat Gu Saner berkeras tidak mau mengungkit, tapi tak disangka malah terdengar oleh Nan Liyuan.
Nan Liyuan tertawa kecil, “Mesin itu? Tidak apa-apa, mesin itu ada di kantor, datanglah kalau ada waktu.”
“Ehm, benarkah, Paman Nan?” Tak disangka Paman Nan langsung menyetujuinya
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranMenantu Hebat
Alwi GoIstri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Cute Wife
DessyCutie Mom
AlexiaPrecious Moment
Louise LeeAnak Sultan Super
Tristan XuCinta Seumur Hidup Presdir Gu×
- Bab 1 Ternyata Nyonya Lu
- Bab 2 Menggoda Istri Orang Lain
- Bab 3 Suka Merangkul Leher Pria
- Bab 4 Aku Pria Idaman Pilihanmu
- Bab 5 Sudah Hamil?
- Bab 6 Bukankah Saling Mencintai?
- Bab 7 Tidak Seharusnya Dikatakan
- Bab 8 Kenapa?
- Bab 9 Haruskah Aku Begitu Genit?
- Bab 10 Apakah Sakit, Malam Itu?
- Bab 11 Apa Dia Begitu Hebat?
- Bab 12 Dia Lebih Hebat Atau Aku?
- Bab 13 Set Cangkir Teh yang Sama Persis
- Bab 14 Hubungan Kalian Berkembang Sampai Tahap Apa?
- Bab 15 Jangan Berbohong Padaku Lagi
- Bab16 Wanita Tipe Apa yang Kamu Sukai?
- Bab 17 Rahasia
- Bab18 Aku Juga Tidak Bisa Menyentuhnya
- Bab 19 Ada Kamu, Baru Aku Takut
- Bab 20 Cerailah
- Bab 21 Lain Kali To The Point
- Bab 22 Tanda Eksklusifnya
- Bab 23 Sudah Menikah Terus Kenapa?
- Bab 24 Terlalu Meremehkanmu
- Bab 25 Siapa Back Up Nya?
- Bab 26 Perkenalkan Seorang Pacar
- Bab 27 Mendorong Ke Wanita Lain
- Bab 28 Posisi Apa Saja?
- Bab 29 Apakah Ini Anakku?
- Bab 30 Bertemu Di Bar
- Bab 31 Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 32 Bersulang
- Bab 33 Apa Kau Marah Padaku?
- Bab 34 Siapa Ayah Anak Itu?
- Bab 35 Tidak Boleh Kalo Aku?
- Bab 36 Minum Ini
- Bab 37 Aku Datang Melihat Wanitaku
- Bab 38 Kecanduan?
- Chapter 39 Tertarik Dengan Istri Orang Lain
- Bab 40 Hanya Milik Seseorang
- Bab 41 Masih Tidak Berani Melihatku?
- Bab 42 Datang Melihat Wanitaku
- Bab 43 Apa Yang Dia Suka Aku Suka
- Bab 44 Menjaganya
- Bab 45 Belum Tentu Melahirkan Anaknya
- Bab 46 Kamu Ingin Menjadi Siapanya Aku?
- Bab 47 Tidak Cemburu?
- Bab 48 Dia Merasa Agak Sedih
- Bab 49 Dimana Yang Sakit?
- Bab 50 Masih Sangat Pemalu
- Bab 51 Siapa Priamu ? (1)
- Bab 51 Siapa Priamu ? (2)
- Bab 52 Hubungan Tersembunyi (1)
- Bab 52 Hubungan Tersembunyi (2)
- Bab 53 Terlambat Bertemu (1)
- Bab 53 Terlambat Bertemu (2)
- Bab 54 Aku Adalah Siapa Kamu (1)
- Bab 54 Aku Adalah Siapa Kamu (2)
- Bab 55 Orang Yang Membuat Hatimu Tergerak Sudah Bercerai (1)
- Bab 55 Orang Yang Membuat Hatimu Tergerak Sudah Bercerai (2)
- Bab 56 Di Hatimu Ada Begitu Banyak Pria (1)
- Bab 56 Di Hatimu Ada Begitu Banyak Pria (2)
- Bab 57 Sudah Dewasa, Jadi Tidak Perlu Mengendalikannya (1)
- Bab 57 Sudah Dewasa, Jadi Tidak Perlu Mengendalikannya (2)
- Bab 58 Aku Menginginkan Dia (1)
- Bab 58 Aku Menginginkan Dia (2)
- Bab 59 Surat Perceraian (1)
- Bab 59 Surat Perceraian (2)
- Bab 60 Jangan Tertawa Begitu Mencolok (1)
- Bab 60 Jangan Tertawa Begitu Mencolok (2)
- Bab 61 Selingkuhan (1)
- Bab 61 Selingkuhan (2)
- Bab 62 Pacarku, Milliku (1)
- Bab 62 Pacarku, Milikku (2)
- Bab 63 Betina Muda (1)
- Bab 63 Betina Muda (2)
- Bab 64 Kalau Mau Kerja, Silahkan, Kalau Tidak Mau, Silahkan Pergi (1)
- Bab 64 Kalau Mau Kerja, Silahkan, Kalau Tidak Mau, Silahkan Pergi (2)
- Bab 65 Sudah Mau Menikah (1)
- Bab 65 Sudah Mau Menikah (2)
- Bab 66 Kakak Perempuanmu Yang Gigit (1)
- Bab 66 Kakak Perempuanmu Yang Gigit (2)
- Bab 67 Aku Adalah Satu-Satunya Pria (1)
- Bab 67 Aku Adalah Satu-Satunya Pria (2)
- Bab 68 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 68 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 69 Naksir Nona Jiang (1)
- Bab 69 Naksir Nona Jiang (2)
- Bab 70 Pintu Belakang (1)
- Bab 70 Pintu Belakang (2)
- Bab 71 Apakah Ingin Berselingkuh Darinya? 1
- Bab 71 Apakah Ingin Berselingkuh Darinya? 2
- Bab 72 Begitu Memikirkan Tentang Dia? 1
- Bab 72 Begitu Memikirkan Tentang Dia? 2
- Bab 73 Hanya Bisa Bertengkar 1
- Bab 73 Hanya Bisa Bertengkar 2
- Bab 74 Memulai Lagi 1
- Bab 74 Memulai Lagi 2
- Bab 75 Bertemu Dengannya Lagi 1
- Bab 75 Bertemu Dengannya Lagi 2
- Bab 76 Bukan Tidak Pernah Melihatnya 1
- Bab 76 Bukan Tidak Pernah Melihatnya 2
- Bab 77 Menginginkannya? 1
- Bab 77 Menginginkannya? 2
- Bab 78 Ternyata Dia Sangat Pencemburu 1
- Bab 78 Ternyata Dia Sangat Pencemburu 2
- Bab 79 Kasih Sayang Belum Cukup 1
- Bab 79 Kasih Sayang Belum Cukup 2
- Bab 80 Punggungnya Bagaikan Angin (1)
- Bab 80 Punggungnya Bagaikan Angin (2)
- Bab 81 Tuan Gu, Terima Kasih 1
- Bab 81 Tuan Gu, Terima Kasih 2
- Bab 82 Terjual 1
- Bab 82 Terjual 2
- Bab 83 Hari Esok Terhalang Gunung Tinggi 2
- Bab 83 Hari Esok Terhalang Gunung Tinggi (2)
- Bab 84 Dia, Adalah Wanita Yang Cocok Untuknya (1)
- Bab 84 Dia, Adalah Wanita Yang Cocok Untuknya (2)
- Bab 85 Pria, Tahan Dingin (1)
- Bab 85 Pria, Tahan Dingin (2)
- Bab 86 Mengangkat Telepon (1)
- Bab 86 Mengangkat Telepon (2)
- Bab 87 Memijit Badannya (1)
- Bab 87 Memijit Badannya (2)
- Bab 88 Pria Sakit, Wanita Tertawa (1)
- Bab 88 Pria Sakit, Wanita Tertawa (1)
- Bab 89 Mingcheng Pernah datang? (1)
- Bab 89 Mingcheng Pernah Datang? (2)
- Bab 90 Pergi Cari Dia Ambil Buku Catatan (1)
- Bab 90 Pergi Cari Dia Ambil Buku Catatan (2)
- Bab 91 Tanggal Menstruasinya Dia Tahu (1)
- Bab 91 Tanggal Menstruasinya Dia Tahu (2)
- Bab 92 Mengatakan Dirinya Jelek (1)
- Bab 92 Mengatakan Dirinya Jelek (2)
- Bab 93 Pengkhianatan (1)
- Bab 93 Pengkhianatan (2)
- Bab 94 Menggodaku (1)
- Bab 94 Menggodaku (2)
- Bab 95 Bukankah Kamu Membelikanku Obat? (1)
- Bab 95 Bukankah Kamu Membelikanku Obat? (2)
- Bab 96 Memanggil Gu Mingcheng, Memanggilnya Lembut (1)
- Bab 96 Memanggil Gu Mingcheng, Memanggilnya Lembut (2)
- Bab 97 Ditusuk Tepat di Hati (1)
- Bab 97 Ditusuk Tepat di Hati (2)
- Bab 98 Tidak Ingin Terlalu Ramah Padanya (1)
- Bab 98 Tidak Ingin Terlalu Ramah Padanya (2)
- Bab 99 Apakah Sekarang Kamu Masih Merokok ?(1)
- Bab 99 Apakah Sekarang Kamu Masih Merokok ?(2)
- Bab 100 Screenshot Transferan (1)
- Bab 100 Screenshot Transferan (2)
- Bab 101 Ingin Mendengar Dia Berkata "Suka" (1)
- Bab 101 Ingin Mendengar Dia Berkata "Suka" (2)
- Bab 102 Larangan Aktifitas Seksual (1)
- Bab 102 Larangan Aktifitas Seksual (2)
- Bab 103 Takut Akan Penolakannya (1)
- Bab 103 Ia Takut Akan Penolakannya (2)
- Bab 104 Semua Orang Sudah Tahu, Apakah Kamu Tidak Takut? (1)
- Bab 104 Semua Orang Sudah Tahu, Apakah Kamu Tidak Takut? (2)
- Bab 105 Wanita Mencintai Pria, Juga Sebaliknya 1
- Bab 105 Wanita Mencintai Pria, Juga Sebaliknya 2
- Bab 106 Aku Mau Tinggal Bersamamu 1
- Bab 106 Aku Mau Tinggal Bersamamu 2
- Bab 107 Aku Cemburu, Kamu Lumayan Senang (1)
- Bab 107 Kamu Senang Melihatku Cemburu (2)
- Bab 108 Perangkap Wanita, Juga Tidak Ada Salahnya
- Bab 108 Perangkap Wanita, Juga Tidak Ada Salahnya (2)
- Bab 109 Karena Ini Kamu Tidak Peduli Padaku (1)
- Bab 109 Karena Ini Kamu Tidak Peduli Padaku (2)
- Bab 110 Hatinya Sangat Cemburu (1)
- Bab 110 Hatinya Sangat Cemburu (2)
- Bab 111 Shutong Cemburu (1)
- Bab 111 Shutong Cemburu (2)
- Bab 112 Kenapa Kamu Tidak Duduk Disini (1)
- Bab 112 Kenapa Kamu Tidak Duduk Disini (2)
- Bab 113 Putus (1)
- Bab 113 Putus (2)
- Bab 114 Salah Tulis Nama (1)
- Bab 114 Salah Tulis Nama (2)
- Bab 115 Hamil (1)
- Bab 115 Hamil (2)
- Bab 116 kematiannya (1)
- Bab 116 kematiannya (2)
- Bab 117 Mengirimnya Ke Penjara (1)
- Bab 117 Mengirimnya Ke Penjara (2)
- Bab 118 Apakah Kamu Tidak Mengerti Pacarmu? (1)
- Bab 118 Apakah Kamu Tidak Mengerti Pacarmu ? (2)
- Bab 119 Marah Pada Dirinya (1)
- Bab 119 Marah Pada Dirinya (2)
- Bab 120 Berada Sangat Dekat Dengannya (1)
- Bab 120 Berada Sangat Dekat Dengannya (2)
- Bab 121 Cara Penamaan Sama Persis (1)
- Bab 121 Cara Penamaan Sama Persis (2)
- Bab 122 Bersama Melihat Bintang
- Bab 123 Aku Sudah Punya Pacar
- Bab 124 Membungkus Pangsit
- Bab 125 Tinggal Serumah
- Bab 126 Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 127 Pertunjukan Puncak
- Bab 128 Ambigu Sampai Menjadi Jelas
- Bab 129 Di Depan Gu Mingcheng Sudah Jelas
- Bab 130 Anak
- Bab 131 Ingin Mengirimkan Padanya?
- Bab 132 Jangan Jelaskan, Tidak Ingin Dengar
- Bab 133 Bercerai
- Bab 134 Membantumu Mengejarnya
- Bab 135 kamu Hamil?
- Bab 136 Orang yang Sangat-Sangat Mencintainya
- Bab 137 Aku Tidak Mencintaimu Lagi
- Bab 138 Melewati Banyak Hal Dengan Dia
- Bab 139 Lihat Sekali, Tampar Sekali
- Bab 140 Persiapan Kehamilan
- Bab 141 Sakit Karena Hamil
- Bab 142 Menjatuhkan Aku?
- Bab 143 Dia Memasuki Hatinya, Memasuki Gunung dan Laut.
- Bab 144 Dia Bukanlah Orang Yang Dicintainya
- Bab 145 Pakaian Sayangku
- Bab 146 Kamu Merindukan Dia Di Sini? Atau Di Sini
- Bab 147 Telinganya Panas Dan Ototnya Menegang
- Bab 148 Tidak Bisa Merelakan Diriku?
- Bab 149 Hatinya Berubah Menjadi Sangat Tenang
- Bab 150 Cinta Dipisahkan Oleh Gunung Dan Laut
- Bab 151 Kenapa Dia Bermarga Jiang?
- Bab 152 Pernikahannya Akan Dipercepat
- Bab 153 Memeluk Dia Ke Dalam Pelukan
- Bab 154 Keributan Besar Di Acara Pesta Pernikahan
- Bab 155 Memisahkan Jiang Shutong dan Gu Mingcheng
- Bab 156 Sangat Tertekan, Sangat Tertekan
- Ba 157 Penderitaanku, Mana Ada Yang Mengerti
- Bab 158 Orang Yang Sangat Dicintainya
- Bab 159 Dia Sangat Tergila-Gila
- Bab 160 Presdir Gu Ingin Memelihara Aku?
- Bab 161 Bagaimana Aku Bisa Memanjakanmu
- Bab 162 Ada Aromanya
- Bab 163 Manis Hingga Jijik, Tidakkah Kamu Suka?
- Bab 164 Apakah Kamu Mencintaiku?
- Bab 165 Dia Memukul Orang, Memang Sangat Sakit!
- Bab 166 Apakah Kamu Masih Punya Malu?
- Bab 167 Wanitaku, Sekejam Itu?
- Bab 168 Kakak Ipar
- Bab 169 Dia adalah Kunci Untuk Menyimpan Rahasia
- Bab 170 Jangan Ganggu Pacarku!
- Bab 171 Apakah Malam Ini Kita Akan Bercinta
- Bab 172 Orang Yang Sangat Disukai
- Bab 173 Biarkan Mingcheng Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 174 Dia Sudah Mengetahui Hal Ini
- Bab 175 Amarah
- Bab 176 Disatukan, Barulah Menjadi Sebuah Lingkaran.
- Bab 177 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 178 Jatuh Cinta Mudah, Tapi Berjalan Bersama Sulit
- Bab 179 Bayangan Yang Pernah Ada, Dia Dan Dirinya
- Bagian 180 Bukan Tidak Cinta, Tapi Tidak Berani Mencintai
- Bagian 181 Dia sangat puas
- Bab 182 Anak itu
- Bab 183 Ibu Siapa?
- Bab 184 Pria Ini Sangat Menakutkan
- Bab 185 Kejamnya Dia
- Bab 186 Menjadi Nyonya Gu
- Bab 187 Aku Benci Kamu
- Bab 188 Benci
- Bab 189 Tolong Aku dan Anakku
- Bab 190 Marga Gu
- Bab 191 Ayah Anak Ini Merokok?
- Bab 192 Air Mata Mengalir Lagi
- Bab 193 Dia sudah berusia 35 tahun
- Bab 194 Mamamu Ternyata Cukup Pintar
- Bab 195 Gu Mingcheng Cemburu dan Sedih
- Bab 196 Anak Bibi Jiang Shutong
- Bab 197 Asma, Takut Asap
- Bab 198 Mama Bilang, Punggung Papa Nyeri
- Bab 199 Dia Harus Membooking Seluruh Hotel
- Bab 200 Punya Keturunan
- Bab 201 Papa
- Bab 202 Membencinya Dan Juga Mencintainya
- Bab 203 Tidak Ingin Mengandung Anakmu Lagi
- Bab 204 Dia Tidak Mandi
- Bab 205 Pemikiran Wanita
- Bab 206 Memohon Gu Mingcheng untuk Menyelamatkan Putranya
- Bab 207 Ken Adalah Anakmu
- Bab 208 Kapan Panggil Aku Papa?
- Bab 209 Panggil Papa
- Bab 210 Aku Merindukan Papamu
- Bab 211 Ingin Membuka, Ingin Menghancurkan
- Bab 212 Jika Ada Beberapa Salah Paham Seperti Ini Sangat Bagus
- Bab 213 Berkata Terhadap Bulan, Sangat-Sangat Mencintainya
- Bab 214 Mingcheng, Sudah Terlalu Lama
- Bab 215 Balas Pencarian Pasangan
- Bab 216 Bukankah Kamu Merasa Aku Kurang Mencintaimu
- Bab 217 Hari Ini Dia Yang Mengatakannya
- Bab 218 Sekarang, Dia Adalah Langitnya
- Bab 219 Takut Kehilangan Setengah Lingkaran
- Bab 220 Istrimu?
- Bab 221 Aku Ingin Memberi Wanita Itu Status
- Bab 222 Dia Mirip Ikan
- Bab 223 Mengapa Kamu Harus Seperti Ini Lagi?
- Bab 224 Otaknya Memang Cukup Bodoh!
- Bab 225 Orang Asing Terdekat
- Bab 226 Tidak Seperti Mimpi
- Bab 227 Dia Sedang Menunggunya Kembali
- Bab 228 Catatan Medis “Aborsi Kehamilan”
- Bab 229 Dia Kehilangan Keduanya
- Bab 230 Pergi Mengakui Kesalahan Kepada Papa
- Bab 231 Membiarkannya Mempermainkan
- Bab 232 Sangat Kangen Denganmu
- Bab 233 Priaku
- Bab 234 Tingkah Laku Yang Berlebihan?
- Bab 235 Aku Wanitamu
- Bab 236 Sudah Gatal, Dan Harus Diberi Pelajaran
- Bab 237 Kekejaman Seperti ini, Dia Sangat Suka
- Bab 238 Menekan Istri, Menenangkan Musuh
- Bab 239 Shutong
- Bab 240 Sudah Memikirkan Dia Sejak Lama?
- Bab 241 Sudah Memiliki Wanita
- Bab 242 Apakah Ini Yang Kamu Inginkan?
- Bab 243 Biarkan Saja Rumahmu Ada Masalah
- Bab 244 Ternyata Wanita Nakal
- Bab 245 Mendekati Pria Lain Dengan Uangnya
- Bab 246 Aku Adalah Sepupunya
- Bab 247 Ternyata Shutong Sangat Menguntungkan Aku!
- Bab 248 Jiang Shutong Adalah Wanitaku
- Bab 249 Dia Juga——Tidak Pernah Mengejar Seorang Wanita Dengan Cara Yang Seperti Ini
- Bab 250 Semua Salahku
- Bab 251 Aku Ingin Menikahi Siapa, Hatimu Bukan Tidak Tahu Kan?
- Bab 252 Siapa Yang Aku Curi?
- Bab 253 Punya Wajah Atau Kamu, Pilih Satu !
- Bab 254 Dikehidupan Yang Selanjutnya Masih Tetap Akan Menjadi Ayah Ken
- Bab 255 Aroma wanita
- Bab 256 Keguguran
- Bab 257 Dia Naik Mobil Jing Rui
- Bab 258 Memaksaku Untuk Mencari Wanita diluar?
- Bab 259 Ramalan Ciamsi
- Bab 260 Ingin Menikahi Orang Lain, Pintu Pun Tidak Ada
- Bab 261 Berharap Dia Tersenyum
- Bab 262 Takut Masuk Malam Yang Tanpa Akhir
- Bab 263 Meskipun Melewati Setengah Abad, Umur Sudah Sangat Tua
- Bab 264 Acara Pernikahan Seminggu Yang Akan Datang
- Bab 265 Masih Dendam Sama Suamimu ?
- Bab 266 Memberi Harga Diri Kepada Suamimu?
- Bab 267 Mata Berkaca-Kaca Karena Siapa
- Bab 268 Suami
- Bab 269 Apa Yang Diinginkan Nyonya Gu?
- Bab 270 Aku Hamil Anak Kedua
- Bab 271 Menyelamatkan
- Bab 272 Wanita Rendahan
- Bab 273 Dia Telah Lupa Banyak Hal
- Bab 274 Wanita di Dalam Album
- Bab 275 Jiang, Lama Tidak Bertemu!
- Bab 276 Apakah Kamu Masih Mau Menyiksaku?
- Bab 277 Seperti Pacar, Seperti Kekasih, Seperti--
- Bab 278 Takluk Terhadap Wanita Ini
- Bab 279 Tangan
- Bab 280 Suami
- Bab 281 Dia Sudah Berusia Tiga Puluh Tahun!
- Bab 282 Lupakan Saja Hati Kejam
- Bab 283 Dirinya Menjadi Kejam
- Bab 284 Dia Menangis
- Bab 285 Hatiku Tidak Berubah
- Bab 286 Ayah Gu Xingjiang
- Bab 287 Tidak Terbiasakah?
- Bab 288 Benar Benar Mencintainya
- Bab 289 Akhirnya Dia Mengatakan Juga!
- Bab 290 Ternyata Dia Bermarga Gu
- Bab 291 Pria dari Keluarga Gu
- Bab 292 Buat Apa Kamu Mengurus Suami Orang?
- Bab 293 Bos Abnormal
- Bab 294 Apa Yang Kamu Pikirkan ?
- Bab 295 Kakak Ipar Kecil
- Bab 296 Kenapa ? Tertarik dengan Presdir Gu ?
- Bab 297 Dia Ingin Menghancurkannya
- Bab 298 Menantumu Memprotes Anakmu
- Bab 299 Menarik Perhatian Perempuan Harus Yang Benar
- Bab 300 Jiang Chaoyuan Suka Makan Daging
- Bab 301 Nona Ketiga Keluarga Gu
- Bab 302 Papa, Niantong Sangat Merindukanmu
- Bab 303 Kalau Begitu Jangan Menyalahkan Aku
- Bab 304 Pria Ini, Benar-Benar Tidak Boleh Diprovokasi
- Bab 305 Dua Kali Dipermainkan Oleh Dirimu
- Bab 306 Ehn, Paman Nan
- Bab 307 Membuat Sprei Menjadi Kotor
- Bab 308 Nona Gu San Menyukai Tuan Muda yang Mana?
- Bab 309 Urusan Yang Kamu Kerjakan Ternyata Banyak Juga
- Bab 310 Bibi Nan-ku
- Bab 311 Pria Manakah Yang Sanggup Menikahimu?
- Bab 312 Akankah Kamu Merindukanku Setelah Pergi?
- Bab 313 Direktur Mempunyai Rencananya Sendiri
- Bab 314 Sangat Senang Melihat Paman Nan-mu Mandi?
- Bab 315 Jatuh Cinta Pada Gu Saner
- Bab 316 Kota Jiang Adalah Kotanya Paman Nan
- Bab 317 Tubuh Berkualitas
- Bab 318 Paman Nan, Kamu Galak Sekali
- Bab 319 Apa Yang Telah Kamu Katakan Padanya?
- Bab 320 Gu Saner-ku
- Bab 321 Pulang Mengadu
- Bab 322 Paman Nan, Hidungmu Sangat Mancung!
- Bab 323 Mengundang Orang Tua
- Bab 324 Biarkan Aku Menjadi Orang Tuamu Selamanya?
- Bab 325 Papa Sangat Perhatian
- Bab 326 Bertemu Dengan Gu Mingcheng
- Bab 327 Menikah Dengan Paman Nan-mu
- Bab 328 Apakah Kamu Ayah Kandung?
- Bab 329 Punya Dia
- Bab 330 Nan Liyuan, Segera Pulang
- Bab 331 Tunangan Gu Niantong
- Bab 332 Paman Nan-mu Berubah Menjadi Priamu!
- Bab 333 Pada Akhirnya Dia Juga Akan Menjadi Istriku Nan Liyuan.
- Bab 334 Niantong Ingin Membatalkan Pernikahan
- Bab 335 San, Aku Merasakan Bahwa Kamu Cemburu.
- Bab 336 Terhadap Kamu , Aku Tidak Ingin Memaksa
- Bab 337 Harus Memaksaku ? Ehm . Saner
- Bab 338 Cangkir Pasangan
- Bab 339 Membuat Ulah Untuk Suamimu Lagi?
- Bab 340 Tidak Begitu Gampang Mengambil Keuntungan Dari Aku
- Bab 341 Permainkan Suamimu?
- Bab 342 Kenapa Tidak Kasih Muka Dan Menghormati Suamimu?
- Bab 343 Aku Sudah Menikah!
- Bab 344 Nan Liyuan "Pria Menikah"
- Bab 345 Istri Nan Liyuan
- Bab 346 Lima Belas Panggilan
- 347 Gu Niantong -mu Sedang Melihatmu
- Bab 348 Bertemu Dengannya Lagi
- Bab 349 Nyonya Nan Bermaksud Mau Selingkuh?
- Bab 350 Nan Liyuan, Aku Kangen Kamu
- Bab 351 Bukannya Kamu Melarangku Memakai Baju Seperti Ini?
- Bab 352 Apa Presdir Nan Sudah Secemburu Ini?
- Bab 353 Lelaki Tua, Banyak Sekali Permintaan
- Bab 354 Sudah Pernah Berhubungan
- Bab 355 Apa Sebegitu Memalukan Bagimu?
- Bab 356 Wajar Saja Takut Direbut Orang Lain
- Bab 357 Bagaimana Dengan Teman Laki-laki Baru Yang Mamamu Perkenalkan?
- Bab 358 Nyonya Nan, Telah Mengganti Nama Panggilannya
- Bab 359 Tahun Itu, Nan Liyuan berusia 26 Tahun
- Bab 360 Dosa Macam Apa Yang Telah Kulakukan Di Kehidupan Masa Lampau
- Bab 361 Apakah Kamu Mau Datang Tidur Di Kamarku?
- Bab 362 Mahasiswa Magang
- Bab 363 Gu Niantong Memiliki Otot Perut
- Bab 364 Bisa-Bisanya Ada Orang Yang Menggoda Orangku
- Bab 365 Niantong-ku Kembali
- Bab 366 Apa Sudah Merindukan Suamimu?
- Bab 367 Sudah Menjadi Orang Nan Liyuan Seutuhnya.
- Bab 368 Niantong Harus Menghindari Kehamilan
- Bab 369 Gu Niantong Memanggil Nan Liyuan 'Nan'
- Bab 370 Suamiku!
- Bab 371 Niantong Mencintaimu, Mencintai Seluruh Jiwamu
- Bab 372 Niantong Merasa Bersalah Terhadapnya
- Bab 373 Niantong Nya --
- Bab 374 Kota Hai Adalah Kota Hai Kamu, Jadi Aku Datang
- Bab 375 Bersamaku, Lebih Baik Dibandingkan Bersama Nan Liyuan
- Bab 376 Niantong Selamanya Milik Paman Nan
- Bab 377 Sekarang Kamu Sudah Pandai Membohongiku?
- Bab 378 Aku Takut Jika Aku Katakan, Kamu Akan Marah
- Bab 379 Niantong Tidak Layak Diperlakukan Seperti Ini Oleh Paman Nan
- Bab 380 Sangat Rajin Datang Kesini
- Bab 381 Dia Setuju
- Bab 382 Niantong Aku Bahkan Tidak Bisa Goreng Telur
- Bab 383 Tubuh Akan Menjadi Tidak Begitu Bagus Lagi
- Bab 384 Masih Denganku?
- Bab 385 Melihat Punggung Yang Familiar
- Bab 386 Ulang Tahun Pernikahan Pertama
- Bab 387 Harga Suamimu Tidak Lebih Dari 2 Juta?
- Bab 388 Aku Benci Kamu
- Bab 389 Tidak Boleh Memukul dan Memarahiku
- Bab 390 Artinya Kamu Juga Miliknya?
- Bab 391 Apakah Begini Caramu Merayu Orang
- Bab 392 Tidak Boleh Minum!
- Bab 393 Paman Nan Sama Sekali Tidak Cemburu Karena Niantong
- Bab 394 Anak Ini Terlalu Dimanja Olehku Dan Papanya.
- Bab 395 Niantong Mau Melahirkan Anak Untuk Paman Nan
- Bab 396 Gu Weiheng Sudah Punya Pacar
- Bab 397 Niantong Khawatir Kalau Paman Nan Tidak Menyayangi Niantong Lagi
- Bab 398 Ayahmu Mau Masuk
- Bab 399 Aku Akan Keluar Dua Juta Yuan, Masukkan Ke Halaman Depan
- Bab 400 Predir Gu Datang Untuk Melihat Simpananmu?
- Bab 401 Datang Untuk Dia, Dia Tidur Dengan Yang Lain
- Bab 402 Jadi Kamu Mendapatkan Peganganku?
- Bab 403 Dia yang Berinisiatif Membantumu?
- Bab 404 Bantuan dari Muliawan, Sangat Mulia
- Bab 405 Tuan Kedua Gu, Tidak Sebanding Anjing!
- BAB 406 Bao Bao Kedua
- Bab 407 Mungkin Pria Itu Tidak Cukup Kuat
- Bab 408 Apa Yang Kamu Suka Dari Dirinya?
- Bab 409 Menjadi Gu Mingcheng Yang Sebenarnya
- Bab 410 Dia Tidak Pantas Untuknya
- Bab 411 Cara Untuk Menggoda Wanita, Dia Sangat Banyak
- Bab 412 Hanya Dengan Perlakuannya Terhadapku
- Bab 413 Weiheng Sudah Berubah?
- Bab 414 Blind Date
- Bab 415 Kalau Begitu Mau Diganti Apa? Gu Bao?
- Bab 416 Dia yang Begitu Kotor, Tidak Pantas Untuknya
- Bab 417 Gu Weiheng Menangkap Boneka
- Bab 418 Menurutku? Maukah? Menganggap Kotor?
- Bab 419 Menghadapi Tantangan
- Bab 420 Bao Bao, Ayah Datang Untuk Melihatmu
- Bab 421 Mengerjai Wanita Itu Dengan Sungguh-Sungguh
- Bab 422 Menggodaku?
- Bab 423 Bersikap Imut Sambil Berputar Dengan Manja
- Bab 424 Semua Kejadian Itu Adalah Hasil Aktingnya
- Bab 425 Aku Adalah Produk Presiden Gu Tangan Ke Berapa?
- Bab 426 Bagaimana Bisa Melepaskannya?
- Bab 427 Permainan
- Bab 428 Ayah Kandungmu Datang Melihatmu Lagi
- Bab 429 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan? puppy
- Bab 430 Dia Pandai Menggoda Orang
- Bab 431 Aku Menyukai Weiheng
- Bab 432 Setiap Hari Memikirkannya, Tapi Tidak Bisa Bertemu
- Bab 433 ‘Feng Guo Wu Heng’ Terungkap
- Bab 434 Dewa Catur Go Mempermainkan Wanita Cantik
- Bab 435 Ketagihan
- Bab 436 Siapa Ying-ying?
- Bab 437 Teman Tidurnya
- Bab 438 Satu Malam Dua Ratus Miliar
- Bab 439 Orang Lain Tidak Mampu Pelihara, Aku Mampu
- Bab 440 Apa Yang Kamu Perhitungkan Denganku?
- Bab 441 Rindu Kamu
- Bab 442 Gigi Gingsulnya
- Bab 443 Hanya Mengatakan Kata-Kata Enak Didengar Untuk Membujukku
- Bab 444 Kamu Tidak Disini, Dia Yang Akan Menemaniku
- Bab 445 Permainan Dimulai
- Bab 446 Ingin Mengejarku, Kamu Tidak Pantas
- Bab 447 Lahirkan Apa Tidak?
- Bab 448 Orang Yang Ada Masalah IQ
- Bab 449 Pria Yang Jahat
- Bab 450 Bao Bao, Rindu Pada Mamamu Tidak?
- Bab 451 Weiheng Tidak Perlu Marah
- Bab 452 Dia Turun Dua Kilogram
- Bab 453 Si Playboy Ini Kalau Sudah Serius, Benar-Benar Mengagetkan Orang
- Bab 454 Sudah Hamil!
- Bab 455 Apakah Aku Bertanya Padamu?
- Bab 456 Malam Ini, Dia Ada di Mansion Gunung Air
- Bab 457 Gu Weiheng, Angin Jahat
- Bab 458 Kamu Berpikir Terlalu Banyak, Dong
- Bab 459 Benar-Benar Sangat Munafik
- Bab 460 Aku Adalah Kesayangan Istriku
- Bab 461 Tubuh Ini Sudah Merupakan Miliknya
- Bab 462 Sprei, Dia Yang Mencurinya
- Bab 463 Memeluknya Dari Samping
- Bab 464 Memeras Weiheng Dengan Sungguh-Sungguh
- Bab 465 Bertemu Lebih Baik Tidak Bertemu
- Bab 466 Tidak Ada Orang Lain Lagi!
- Bab 467 Ada Pengecualian Juga!
- Bab 468 Temani Aku Satu Malam Lagi
- Bab 469 Seberapa Capek?
- Bab 470 Letak Saja Di Sana Setelah Menjahitnya
- Bab 471 Perbuatan Seperti Ini Sangat Tidak Patut!
- Bab 472 Lelaki Yang Tidak Disukai
- Bab 473 Kakak Keduaku Adalah Seorang “Dewa Catur”
- Bab 474 Sudah Menyinggungmu, Sampai Tidak Ingin Berbicara
- Bab 475 Masih Ada Sesuatu Yang Belum Kamu Berikan Padaku
- Bab 476 Buka Sprei Itu!
- Bab 477 Bagaimana Penampilannya?
- Bab 478 Tiga Kali Delapan Belas Tahun
- Bab 479 Menepuk Punggungnya
- Bab 480 Kalau Kamu ? Suka Makan Apa ?
- Bab 481 Tuan Miao, Apakah Masih Sakit?
- Bab 482 Kali Keduamu, Dijual Kepada Siapa?
- Bab 483 Sudah Pandai Membantah?
- Bab 484 Hatinya Sangat Lembut!
- Bab 485 Temani Aku Semalam Lagi
- BAB 486 Malam Kedelapan
- Bab 487 Mencuri Dokumen, Mencuri Orang
- Bab 488 Dia Sakit
- Bab 489 Dia Menganggapnya Sebagai Orang Asing
- Bab 490 Putus
- Bab 491 Apa-Apaan Dirinya? Hanya Seorang Pria Tua
- Bab 492 Hidangan Yang Salah Mengungkapkan Isi Hatinya
- Bab 493 Dialog Kosong ABG
- Bab 494 Xiao Jiu Menangis, Yueran Memukuli Besi Pintu
- Bab 495 Weiheng Membuat Xu Qian Gatal
- Bab 496 Kak Dong, Apakah Kamu Sudah Punya Pacar?
- Bab 497 Kak Gu Weiheng Ingin Belajar Denganmu
- Bab 498 Gu Weiheng Telah Memegang Kartu As Kak Dong
- Bab 499 Kalau Kamu Cemburu Maka Kamu Menangis, Lantas Aku Bagaimana?
- Bab 500 Ibu Mertua Yang Energik
- Bab 501 Dua Orang Wanita Menciptakan Gaya Negosiasi Yang Baru
- Bab 502 Jiang Shutong Yang Berdiri Di Dalam Hujan Gerimis
- Bab 503 Yueran Berjumpa Dengan Yingdong, Kesannya Kasihan Sekali
- Bab 504 Dia Menyukai Tipe Wanita Seperti Apa ?
- Bab 505 Nyonya Tua, Mati Saja Kamu
- BAB 506 Qiao Yueran Bahagia Membahas Kekasih Hatinya
- Bab 507 Pria Bangsat Dan Wanita Murahan, Menyedihkan
- Bab 508 Mengejar Keuntungan, Dia Di Belakang
- BAB 509 Dia Menginap Di Asramanya
- Bab 510 Kamu Sudah Membaca Wechat Aku?
- Bab 511 Takut Dia Menggangap Aku Jorok
- Bab 512 Kak Dong Tidak Bisa Mewawancarai Lagi
- Bab 513 Apakah Kamu Bodoh?
- Bab 514 Dia Kehilangan Batas
- Bab 515 Apa Yang Kamu Takutkan Terselidiki
- Bab 516 Yue Er
- BAB 517 Memiliki Sedikit Rasa Terhadap Dia
- Bab 518 Dia Tidak Melupakannya, Dialah yang Melupakannya
- Bab 519 Dengan Siapa Melewati Tahun Baru Bersama
- Bab 520 Orang yang Bersikap Rendah Hati dan Membujuk
- Bab 521 Mama Dong menyuruh Dong Mengejar Yueran, Dong Sudah Mendengarnya
- Bab 522 Berubah Menjadi Si Iblis Pelindung Istri
- Bab 523 Yueran Duduk Kemari
- Bab 524 Yueran Debut Sebagai Centre, Kak Dong Ada Masalah
- Bab 525 Xiao Qiao Mendesakmu
- Bab 526 Yingdong Menyeka Air Mata Yueran
- Bab 527 Belajar Memanjakan Yueran
- Bab 528 Xiao Qiao Dihina Orang Banyak, Bos Dong Bayar Kerugian
- Kamu Jangan Menebak-nebak Pikiran Bos Dong
- Bab 530 Tiga Larangan, Sudah bertemu
- Bab 531 Daun Sudah Menghijau, Aku sudah Merindukanmu
- Bab 532 Kamu ini karena hubungan dengan siapa?
- Kamulah Yang Telah Menyerah Pada Dirimu Sendiri! (1)
- Bab 533 Kamulah Yang Telah Menyerah Pada Dirimu Sendiri! (2)
- Bab 534 Biarkan Aku Melihatnya (1)
- Bab 534 Tunjukkan Kepadaku (2)
- Bab 535 Identitas Asli Terungkap (1)
- Bab 535 Identitas Asli Terungkap (2)
- Bab 536 Sebenarnya Pacar Siapa? (1)
- Bab 536 Sebenarnya Pacar Siapa? (2)
- Bab 537 Tidak Dapat Mengingat Namaku? (1)
- Bab 537 Tidak Dapat Mengingat Namaku? (2)
- Bab 538 Lain Kali Lebih Sering Memanggilnya (1)
- Bab 538 Lain Kali Lebih Sering Memanggilnya (2)
- Bab 539 Yue Er Sangat Terobsesi Denganmu
- Bab 540 Dia Tidak Memiliki Kehormatan Privasi Sedikitpun
- Bab 541 Orang Buta
- Bab 542 Dia Sudah Tidak Bisa Melihat! Tidak Bisa Melihat?
- Bab 543 "Kedua Dong" (1)
- Bab 543 "Kedua Dong" (2)
- BAB 544 Dia Sudah Tidak Bisa Meninggalkannya
- Bab 545 Benar-Benar Sangat Peduli!
- Bab 546 Dia Mengeluarkan Semuanya!
- Bab 547 Di Mana Kamu Berada, Di Situlah Rumah
- Bab 548 Membuka Jalan Pintas Untuk Yueran
- Bab 549 Kata Manis yang Tidak Bisa Dipercaya Sepenuhnya
- Bab 550 Sudah Menemukan Kakak
- Bab 551 Sudah Badai
- Bab 552 Tinggal Di Sebelah Yueran Dalam Waktu Lama
- Bab 553 Aku Mau Bagaimana Bersama Dengannya?
- Bab 554 Kamu Juga Bisa Berminta Maaf
- Bab 555 Pertama Kali Bertemu Dengan Saudara Ipar.
- Bab 556 Meroboh Dinding Kemaluan Yang Membatasi Mereka
- Bab 557 Dia Merasa Jengkel, Dendam Dan Sesal Pada Miao Yingdong
- Bab 558 Belum Memiliki Niat Untuk Menikah
- Bab 559 Tergila-Gila
- Bab 560 Dia Sangat Marah
- Bab 561 Dia Menginginkan Anak Perempuan
- Bab 562 Dia Tidak Menyukai Wanita ini
- Bab 563 Qiu Dongyue Telah Berlatih Selama Empat Bulan
- Bab 564 Siapa Yang Tahu? Nasib Buruk
- Bab 565 Paman Miao yang Membuat Kakak Menangis Setiap Hari
- Bab 566 Qiu Dongyue Bersabar, Mengendalikan Diri, Disiplin Diri
- Bab 567 Aku Tidak Menyukai Dirimu yang Seperti ini!
- Bab 568 Tertanda----- Miao Yingdong
- Bab 569 Apa Arti 520 (1)
- Bab 569 Apa Arti 520 (2)
- Bab 570 Sekarang Mulai Mengejar Orang? (1)
- Bab 570 Sekarang Mulai Mengusir Orang? (2)
- Bab 571 Aroma Kosmetik Wanita Ditubuhnya
- Bab 572 Miao Yingdong, Kamu Ingin Nikah Bohongan (1)
- Bab 572 Miao Yingdong, Kamu Ingin Nikah Bohongan (2)
- Bab 572 Miao Yingdong, Kamu Ingin Nikah Bohongan (3)
- Bab 572 Miao Yingdong, Kamu Ingin Nikah Bohongan (4)
- Bab 573 Aku Mencintai Keluargaku(1)
- Bab 573 Aku Mencintai Keluargaku(2)
- Bab 573 Aku Mencintai Keluargaku(3)
- Bab 573 Aku Mencintai Keluargaku(4)
- Bab 574 Part Ekstra, Istri Tidak Diajar, Suami Yang Salah (1)
- Bab 574 Artikel Pemiliki, Istri Tidak Mengajar, Suami Keterlaluan (2)
- Bab 574 Kutipan Dong, Jika Istri Tidak Pandai, Maka itu Kesalahan Suami (3)
- Bab 574 Kutipan Dong, Jika Istri Tidak Pandai, Maka itu Kesalahan Suami (4)
- Bab 575 Acara Pertunjukan Kemesraan
- Bab 576 Membuat Suami Marah (1)
- Bab 576 Membuat Suami Marah (2)
- Bab 577 Melindungi Istri (1)
- Bab 577 Melindungi Istri (2)
- Bab 578 Kutipan Dong, Sangat Mengganggu Sekali
- Bab 579 Semua Provokator Hanya Berlagak Hebat (1)
- Bab 579 Semua Provokator Hanya Berlagak Hebat (2)
- Bab 580 Aku Memang Ingin Memanjakannya (1)
- Bab 580 Aku Memang Ingin Memanjakannya (2)
- Bab 581 Surat Cinta Untuk Suami
- Bab 582 Suami Penerjemah Juga Ikut
- Bab 583 Lupa Membawa Handuk Saat Mandi
- Bab 584 Sekarang Sudah Bisa Membujuk?
- Bab 585 Sebagai Suami, Sangat Tidak Rela
- Bab 586 Mengirim Ke Rumah
- Bab 587 Kali Ini Dipercepat? Atau Ditunda? (1)
- Bab 587 Kali Ini Dipercepat? Atau Ditunda? (2)
- Bab 588 Hanya Alat Untuk Melahirkan Anak (1)
- Bab 588 Hanya Alat Untuk Melahirkan Anak (2)
- Bab 589 Ayah Kandung Si Anak, Begitu Kejam (1)
- Bab 589 Ayah Kandung Si Anak, Begitu Kejam (2)
- Bab 590 Beruntung, Aku Mempunyai Bayi
- Bab 591 Suamimu Benar-Benar Hebat (1)
- Bab 591 Suamimu Benar-Benar Cukup Kejam Ya (2)
- Bab 592 Siapa Guoqing? (1)
- Bab 592 Siapa itu Guoqing (2)
- Bab 593 Miao Guoqing, Apa Mirip Ayah? (1)
- Bab 593 Miao Guoqing, Apa Mirip Ayah? (2)
- Bab 594 Takdir Yang Buruk, Ada Lagi Shuangxi (1)
- Bab 594 Takdir Yang Buruk, Memiliki Kebahagiaan Lagi (2)
- Bab 595 Tukang Daging Zhang Meninggal, Maka Tidak Makan Babi Yang Berambut (1)
- Bab 595 Tukang Daging Zhang Meninggal, Tidak Makan Babi Yang Berambut (2)
- Bab 596 Sungguh Kehendak Tuhan (1)
- Bab 596 Benar-Benar Dipermainkan Oleh Tuhan! (2)
- Bab 597 Pria Tampan Pendamping (1)
- Bab 597 Pria Tampan Pendamping (2)
- Bab 598 Tahi Lalat Wanita Cantik
- Bab 599 Li Chuanying Dibutakan Oleh Kekaguman (1)
- Bab 599 Li Chuanying Dibutakan Oleh Kekaguman (2)
- Bab 600 Mana Yang Lebih Nyaman, Punyaku Atau Alat itu? (1)
- Bab 600 Mana Yang Lebih Nyaman, Punyaku atau Alat itu? (2)
- Bab 601 Hukuman Berdiri Untuk Weiheng (1)
- Bab 601 Hukuman Berdiri Untuk Weiheng (2)
- Bab 602 Pergi Tanpa Meninggalkan Jejak, Cinta Yang Tidak Terhitung (1)
- Bab 602 Pergi Tanpa Meninggalkan Jejak, Cinta Yang Tidak Terhitung (2)
- Bab 603 Ingin Menghancurkanku Dengan Opini Publik? Mimpi (1)
- Bab 603 Ingin Menghancurkanku Dengan Opini Publik? Mimpi (2)
- Bab 604 Apakah Tang Qian Tidak Menyadari Bahwa Kamu Sangat Bodoh (1)
- Bab 604 Apakah Tang Qian Tidak Menyadari Bahwa Kamu Sangat Bodoh (2)
- Bab 605 Ming Yuan Sungguh Luar Biasa
- Bab 606 Saya Kekurangan Wanita (1)
- Bab 606 Aku Kekurangan Wanita (2)
- Bab 607 Adikmu Sama Cantiknya Denganmu (1)
- Bab 607 Adikmu Sama Cantiknya Denganmu (2)
- Bab 608 Jadi Pacarku
- Bab 609 Penglihatanmu Terhadap Pria Lumayan Buruk
- Bab 610 Memang Ditakdirkan Untuk Berkarir
- Bab 611 Kemampuan Dia Tidak Bisa
- Bab 612 Kakak Dong Sangat Tidak Berbaik Hati
- Bab 613 Dia Berbalik Melihat Kios
- Bab 614 Aku Suka Melihatmu Seperti Putri
- Bab 615 Sembarangan Menyentuh Orang Lagi?
- Bab 616 Kamu Percaya Aku Bisa Menghancurkannya?
- Bab 617 Sumbu yang Tersembunyi
- Bab 618 Darahnya Sendiri
- Bab 619 Masalah di Dunia Datang dari Pikiran Sendiri
- Bab 620 Sangat Menawan (1)
- Bab 620 Sangat Menawan (2)
- Bab 621 Apakah Kamu Sudah Putus Dengan Dia?
- Bab 622 Bersembunyi Jauh Di Belakang Sana
- Bab 623 Tanpa Es Batu (1)
- Bab 623 Tanpa Es Batu (2)
- Bab 624 Sebenarnya Siapa Pacarnya?
- Bab 625 Ini Sudah Seperti Istri Dan Ibu Yang Baik
- Bab 626 Kak Dong Yang Cemburu
- Bab 627 Penggemar Foto Sekeluarga
- Bab 628 Miao Miao dan Paman (1)
- Bab 628 Miao Miao dan Paman (2)
- Bab 629 Mencari Keadilan Untukmu (1)
- Bab 629 Sudah Membantu Kamu Menyelesaikannya (2)
- Bab 630 Tidak Bisa Mengendalikan Diri
- Bab 631 Dewi Asli Sudah Menikah, Makanya Mencari Pengganti
- Bab 632 Miao Zhengtao Kedua
- Bab 633 Ini Juga Tidak Boleh?
- Bab 634 Abang Dong Ditendang Dari Tempat Tidur (1)
- Bab 634 Miao Yingdong Ditendang dari Ranjang (2)
- Bab 635 Miao Yingdong Sangat Marah
- Bab 636 Sungguh Hanya Sekadar Suami
- Bab 637 Mempengaruhi Kerjaan Nona Qiu
- Bab 638 Tamat Bernada Pelan 1
- Bab 638 Tamat Suara Bernada Pelan 2
- Bab 639 Kumpulan Adegan Singkat dan Bonus 1
- Bab 639 Kumpulan Adegan Singkat dan Bonus 2