Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 76 Bukan Tidak Pernah Melihatnya 2

"Tidak perlu." Gu Mingcheng yang baru saja menyelesaikan kalimat ini, langsung mendengar suara di depan pintu toko "Shutong,Shutong”,dia menoleh ke arah sana, tanpa diduga orang itu adalah Lu Zhiqian.

"Cepat, Shutong, aku mau pergi ikut jamuan bisnis dengan Direktur Ji, cepat pilihkan baju untukku." Lu Zhiqian dengan bergegas masuk kedalam.

"Baik." Jiang Shutong dengan gesit pergi dari sisi Gu Mingcheng, langsung memilih baju untuk Lu Zhiqian.

Direktur Ji adalah pelanggan Lu Zhiqian, dan juga pemilik tempat toko Jiang Shutong.

Dalam hal ini, Jiang Shutong dan Lu Zhiqian adalah hubungan untung-rugi bersama, dia dengan sendirinya berhati-hati, jika sampai Lu Zhiqian membuat Direktur Ji tersinggung, maka toko Jiang Shutong juga tidak dapat bertahan lama.

Usai dia memilih baju untuk Lu Zhiqian, dan ketika dia memberikan bajunya ke Lu Zhiqian untuk dipakai, dia berkata, "Jika sudah pergi kesana maka nikmatilah dengan baik bersama Direktur Ji."

"Aku tahu."

Tokonya sangat besar, Xu Maoshen juga mengerutkan alisnya, kali ini dia datang bukan untuk membiarkan Gu Mingcheng melihat pemandangan ini.

"Mari pergi, Mingcheng." Xu Maoshen berkata lagi, “ambil baju itu, anggap saja hadiah dariku, lagipula ini baju dari pabrikku sendiri!"

"Tidak mau." setelah Gu Mingcheng selesai berkata, dia berjalan keluar.

Setelah menunggu Lu Zhiqian memakai bajunya, Jiang Shutong kembali, dan tidak melihat siapapun lagi di tempat Gu Mingcheng sini.

Toko terlalu besar, lagi-lagi ditutupi dengan pakaian, tadi Lu Zhiqian tidak melihat Gu Mingcheng dan Xu Maoshen, dua orang itu berjalan didalam bola mata Jiang Shutong, dan mereka tidak berkata apa-apa.

Setelah Lu Zhiqian pergi, Jiang Shutong sendirian berada disana.

Tidak disangka tiga hari kemudian, masalah terjadi kepada Lu Zhiqian, dan dia bilang, bahwa yang terjadi masalah adalah Direktur Ji itu, berhutang ke orang lain, dan hal yang beruntun ini, harus menggunakan dua unit toko sebagai kredit hutang.

Usaha bisnis selalu mengalami perubahan, Jiang Shutong tahu dengan sendirinya, tetapi memang dia tidak memberikan deposit untuk rumah ini, jika digunakan untuk kredit hutang pasti dia sudah tidak diijinkan untuk tinggal dirumah ini lagi, biaya sewa rumah ini mencapai 2 miliaran pertahunnya.

Uang dari aliran rekening yang ada ditangan Jiang Shutong baru saja digunakan untuk persediaan stok pakaian musim selanjutnya, tidak ada tabungan sama sekali.

Project nya Lu Zhiqian masih harus dibereskan Direktur Ji.

Pikiran Jiang Shutong hampa, tidak tau mesti bagaimana.

Jika dia harus mencari toko baru, pasti ini akan mengganggu penjualan pakaian, tidak bisa menjadi opsi utama, dan angka penjualan yang dapat mencapai beberapa miliar itu akan pergi begitu saja.

Sebenarnya dia hanya berhutang kepada Gu Mingcheng 2 miliaran saja, beberapa waktu ini hati dia terus mengingatkan dirinya--dengan antusias--mengumpulkan uang, hanya dengan mengumpulkan uang baru dia bisa membayar Gu Mingcheng, tetapi sekarang, bukan hanya tidak bisa mengembalikannya, mungkin saja dia harus berhutang lebih banyak lagi, jika dia mencari toko baru lagi, biaya sewa saja tidak bisa dia bayar.

Jiang Shutong menelpon ke pusat toko di kota Hai, menjelaskan bahwa baju musim depan tidak perlu dikirimkan terlebih dahulu karena dia mengalami sedikit masalah.

Xu Maoshen menanyakan masalahnya, Jiang Shutong dengan simple dia tidak menceritakan hubungan antara dia dengan Lu Zhiqian serta Direktur Ji, hanya bilang bahwa mungkin toko mengalami sedikit masalah, dan sekarang dia tidak ada dana untuk menyewa toko baru, uang sudah dijadikan stock barang, jika dia tidak mendapatkan toko baru, stock barang pasti akan menggunung, dan disaat itu, tempat untuk menangis pun tidak ada untuk dia.

Tidak lama kemudian, Xu Maoshen membalasnya: Aku teringat kalau Mingcheng sepertinya ada 1 toko di Shanghai.

Jiang Shutong bingung sejenak, tidak tahu apa maksud dari Xu Maoshen, dia dan Gu Mingcheng bukannya sudah putus? tidak mungkin dia memohon kepada dia.

Dipikir-pikir lagi, Jiang Shutong tetap menghilangkan pikirannya untuk mencari Gu Mingcheng, lagipula mereka sudah putus, dan lagi ini juga bukan hal kecil, jika dia pergi memohon kepadanya, pasti akan berhutang dan terikat terus kepadanya.

Ketika dia sambil berpikir seperti itu, tanpa diduga, Gu Mingcheng mengirim pesan wechat kepadanya: Aku dengar dari Xu Maoshen kamu mencariku, malam ini, aku ada di kamar 2032 hotel Sheraton di Pudong (daerah di Shanghai).

Jiang Shutong bingung sejenak, tidak tahu mengapa Xu Maoshen membeberkan masalahnya ke Gu Mingcheng, dan tidak tahu juga mengapa dia mengirimkan pesan seperti ini, hotel, seorang pria dan wanita, dengan begitu akan mudah terjadi hal-hal layaknya pasangan.

Jiang Shutong berpikir, lebih baik langsung dibicarakan melalui wechat: Direktur Xu bilang bahwa anda mempunyai toko di Shanghai, aku ingin menanyakan apakah bisa disewakan kepadaku?

Selang beberapa waktu, terdapat balasan: Sudah tidak ingat lagi.

Jiang Shutong berasa dirinya sudah mau gila sampai tidak harus berkata apa lagi, Toko besar seperti itu, dia sampai lupa?

Terlalu banyak uang atau benar lupa?

Karena dia sudah lupa, kemudian Jiang Shutong membalas pesan: Maaf telah mengganggu.

"Sepertinya ada di Jingansi sana." balas dia.

Jiang Shutong menghela napas dingin, di Jingansi, daerah itu daerah elit, toko yang besar, biaya sewa pasti--

tidak berani dipikirkan oleh dia.

Jiang Shutong tidak menjawab, dia cuma berpikir hal paling buruknya yaitu dia berhenti mengerjakan pekerjaan ini, dan mengembalikan pakaian-pakaian tersebut ke pabrik, tidak mencari toko lagi.

"Malam ini datanglah ke hotel untuk mencariku." kata Gu Mingcheng kemudian.

Jiang Shutong ingin menolaknya, dia menelepon ke Gu Mingcheng, tetapi teleponnya tidak aktif.

Dengan hati yang tegas, pergi yah pergi, jikalau tidak jadi juga tidak rugi apapun.

Malam itu, Jiang Shutong pergi, suasana hatinya sangat tegang.

Dia mengetuk pintu.

Terdengar suara "Masuk" yang tidak asing, seakan suasana kembali lagi pada waktu dimana dia bekerja di "Mingcheng" Group, saat itu, dia sering ke ruang kantornya.

Seolah-olah kuku siapa itu dengan tipis menggores hati Jiang Shutong, goresan yang menjadi segumpal daging, yang membuat hati Jiang Shutong terasa sakit.

Ketika dia masuk, dia melihat Gu Mingcheng mengenakan piyama kimono dengan tali berwarna putih, Jiang Shutong merasa dirinya datang terlalu mendadak, dengan bingung dan gelisah menatap ke arah lain.

Orang itu menundukkan kepala, seolah-olah tahu jelas dalam hati tentang tingkah laku Jiang Shutong: "Bukan tidak pernah melihatnya kan, kamu masih berpura-pura untuk apa?

Wajah Jiang Shutong langsung merah.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu