Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 391 Apakah Begini Caramu Merayu Orang

Gu Niantong tertegun sejenak, mengingat Ye Maochen merampas cincinnya, mungkin dia tidak tahu bagaimana paman Nan mengetahuinya.

Gu Niantong dalam sekejap bangkit dari kursi, berkata kepada Nan Liyuan, “Paman Nan, Niantong bukan orang seperti itu! Cincin Ye Maochen, karena Qiao Qiao salah kirim, aku pergi memintanya kembali, tapi tidak berhasil!”

Tubuh Nan Liyuan bersandar di sofa, matanya menengadah memandang Gu Niantong, membelai dagunya dengan lembut, memandang Gu Niantong, berkata “Ceritakan.”

Gu Niantong mneyebutkan notebook yang dipinjamkan Ye Maochen kepadanya, setelah melihatnya dia membuatkan cincin, dia juga menceritakan masalah Qiao Qiao salah mengambil notebook dan cincin, dia pergi memintanya, tapi Ye Maochen tidak bersedia mengembalikannya.

Nan Liyuan memintanya untuk fokus pada apa yang dia katakan kepada Ye Maochen.

Gu Niantong mengatakan yang sebenarnya, tanpa kehilangan satu kata pun, dia mengatakan kalau Gu Niantong melawannya, dia akan menyerang Nan Liyuan, dan Gu Niantong berkata kalau dia berani menyentuh Nan Liyuan, dia akan membuat reputasi Ye Maochen rusak, Nan Liyuan menyeringai, senyumnya sedikit tertahan, tapi karena tangannya menyentuh dagunya, Gu Niantong tidak bisa melihat senyumnya.

Dia meletakkan tangannya di dagunya, “Terus?”

“Terus aku tidak menginginkan cincin itu lagi, aku pulang membuatkan cincin baru untuk paman Nan.” Gu Niantong meletakkan tangannya di belakang pinggangnya, berdiri tegak di depan Nan Liyuan.

Seperti anak sekolah yang melakukan kesalahan yang diundang ke kantor.

“Kenapa tidak memberitahuku masalah ini?”tanya dia.

“Karena di hatiku, masalah ini sama sekali bukan masalah, kenapa aku harus memberitahu paman Nan? Hanya kehilangan sebuah cincin saja!”mata Gu Niantong menatap Nan Liyuan dengan polos dan tidak bersalah.

“Jadi di hatimu, apa yang baru bisa dikatakan sebuah masalah?”tanya balik dirinya.

“Kamu!”ucap Gu Niantong, seolah itu adalah hal yang paling sederhana baginya.

Dia terus mengira Nan Liyuan mengetahuinya, tapi Nan Liyuan sama sekali tidak mengetahuinya.

Nan Liyuan menyentuh dagunya sejenak, berkata: “Apakah seperti ini cara kamu merayu orang?”

Gu Niantong sedikit terkejut, seolah Nan Liyuan salah paham padanya, “Aku tidak merayu orang! Apakah tidak boleh mengatakan yang sejujurnya?”

Nan Liyuan mengambil cincin itu, lalu memakaikannya di jari.

Ukurannya pas, memang Niantong yang paling memahaminya.

Setelah selesai melaporkannya, Gu Niantong duduk, dan Nan Liyuan lanjut meminum sup.

Gu Naner berpikir cukup lama, baru menyadari, mungkin cincin yang di pakai Ye Maochen sudah dilihat oleh paman Nan.

Tampaknya Ye Maochen memang pria yang licik dan berpikiran sempit, sebelumnya dia selalu bersabar menghadapainya, tapi malah setiap saat muncul di hadapan Gu Niantong, membuat Gu Niantong melengahkan kewaspadaan padanya, baik, sekarang dia menemukan kesempatan untuk menyerang balik, sengaja membiarkan paman Nan melihatnya.

Sekarang Gu Niantong juga bisa melihat maksud dari Ye Maochen.

Malam hari ini Nan Liyuan sangat lembut kepada Gu Niantong, kelembutan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kata-kata cinta yang panjang dan indah belum pernah terjadi sebelumnya.

Terkadang, Gu Niantong tidak mengatakan, bahkan terkadang menunjukkan ekspresi tidak ada masalah, karena di dalam hatinya, dia sudah menganggapnya sudah seharusnya dan tidak perlu dikatakan!

Hari ini, Nan Liyuan mengerti.

Dia sangat senang sangat senang sekali!

Saat ini, Nan Liyuan tampaknya benar-benar mengerti isi hati Gu Niantong.

Keesokan harinya, Nan Liyuan bangun membuatkan sarapan untuk Gu Niantong, ketika mereka berdua makan, Gu Niantong terus mengatakan masalah sekolahnya, mungkin akhir-akhir ini dia tidak pergi ke luar negeri, karena telah membatalkan sebuah kompetisi di Yunani, awalnya Profesor Edmond tidak mengijinkannya, tapi karena dia bersikeras.

“Kapan kamu membatalkannya?”

“Kemarin malam, ketika kamu mencuci mangkuk, aku mengirim pesan ke Profesor.”

“Kenapa tidak ikut?”

“Tidak ingin berpisah begitu lama dengan paman Nan, lagipula ini hanya sebuah kompetisi kecil, tidak akan berpengaruh ke depannya.”ucap Gu Niantong sambil makan.

“Mungkin aku akan pergi.”

“Intinya aku tidak ingin bertemu Ye Maochen.”

Nan Liyuan tersenyum, tidak mengatakan apa-apa.

Siang ini ada kelas, kelas teori, Gu Niantong tidak pergi ke ruang kerja.

Sekalipun perselisihan dia dan Ye Maochen bisa terselesaikan, bahkan berpikir ingin mengejar Gu Niantong, kenapa dia berpikir begitu indah?

Sore tidak ada kelas, Gu Niantong ingin pergi ke site melihat paman Nan, karena perusahaan baru sedang di bangun, paman Nan sangat sibuk setiap hari.

Gu Niantong berjalan dengan tas di punggungnya, lalu mendengar suara Qiao Qiao dari belakang.

“Niantong, Niantong.”teriak Qiao Qiao dari belakang.

Gu Niantong mengabaikannya.

Qiao Qiao menepuk pundak Gu Niantong dari belakang, “Kenapa? Nona Gu mengabaikan orang?”

“Kamu salah mengantarkan cincin, kamu mengantarkan cincin suamiku ke orang lain, dan membuat paman Nan marah, atas dasar apa aku harus mempedulikanmu? Apakah kamu tidak tahu aku paling takut paman Nan marah?”ucap Gu Niantong berjalan sambil menenteng tas di punggungnya, bersiap-siap memanggil taksi.

“Sebelumnya kamu juga tidak pernah bilang cincin itu untuk paman Nan. Lagipula ditaruh bersama dengan notebook, bukankah itu wajar saja aku salah ambil?”Qiao Qiao menahan pundak Gu Niantong, “Lagipula, Ye Maochen pasti tahu dirinya salah mengambil cincin, tidak ada alasan untuk tidak mengambalikannya padamu!”

“Lagipula!”dia menggunakan cincin ini membuat paman Nan salah paham. Akhirnya aku tahu Ye Maochen orang seperti apa!” Gu Niantong mencemberutkan bibirnya, memandang mobil yang ada di pinggir jalan.

“Karena aku berbuat salah, apakah masih tidak bisa aku mengubahnya? Karena Ye Maochen menyukaimu, dan membuat kesalahpahaman antara dirimu dengan paman Nan, bagaimana kalau aku menutup jalan belakangmu, pergi mengejar Ye Maochen?”ucap Qiao Qiao dengan kedua matanya berbinar.

Gu Niantong memandangnya, “Benarkah apa yang kamu katakan? Tapi Ye Maochen orang yang sangat licik!”

Dia terus menunggu, menunggu kewaspadaan Gu Niantong pada dirinya melengah, lalu menemukan kesempatan, membuat paman Nan marah padanya.

“Tidak peduli seberapa licik dirinya, selama aku tidak memiliki perasaan sama sekali, bukankah dia juga tidak ada cara. Lagipula, kalau dibandingkan dari tampang, apalah artinya kelicikan, kelicikan mencerminkan orangnya, bagiku seharusnya tidak pantas.”Qiao Qiao yang masih kegirangan, tidak peduli siapa yang di sukai Ye Maochen sekarang, kalau dia berhasil mengejar pria baik dan ternyata seorang Presdir besar, bukankah itu artinya dia sangat beruntung.

Keputusan itu diambil dengan bahagia, melihat Gu Niantong naik taksi, Qiao Qiao pergi melompat kegirangan.

Gu Niantong pergi ke pinggiran kota.

Melihat tempat dimana dia pernah memotong pita dari kejauhan, sekarang baru saja mulai bekerja dan debu beterbangan.

Gu Niantong baru saja turun dari mobil, melihat Nan Liyuan mendiskusikan peta dengan sekelompok orang.

Dia mengenakan kemeja hitam, jaket hijau, safety helm, bahkan di tempat berdebu seperti lokasi konstruksi, paman Nan tetap tampan dan menarik perhatian semua orang.

Pria yang berusia 30 tahunan dan tampan, pasti banyak disukai wanita.

Gu Niantong tidak turun, terus melihatnya dari sisi jalan.

Dia sangat sibuk, sebentar membahas peta dengan insinyur, sebentar ada orang yang mencarinya meminta tanda tangan, sebentar pergi memeriksa keadaan konstruksi, dan sebentar lagi ada telepon yang berdering.

Gu Niantong dulu tidak pernah memikirkan bagaimana datangnya uang, dia merasa mencari uang sangat mudah.

Dulu ketika di Tiongkok, dia sering melihat papa mengadakan rapat, melihat Gu Xingjiang mengadakan rapat, ketika kakak kedua mengadakan rapat, dia terus belajar di luar, tidak pernah melihatnya, dia tidak pernah merasa mencari uang itu sangat sulit, dulu juga pernah melihat Nan Liyuan mengadakan rapat, terkadang dia juga pergi menjamu tamu, pemikiran Gu Niantong sebelum berusia 20 tahun, dia selalu mengira mencari uang itu sangat mudah.

Tapi beberapa hari ini, Nan Liyuan selalu pergi pagi pulang malam, mungkin sudah lama seperti ini, sampai lokasi konstruksi selesai dibangun.

Gu Niantong hari ini melihat situasi kerjanya, merasa dia sangat lelah dan susah mencari uang.

Dulu dia merasa uang yang diberikan Nan Liyuan kepadanya hanyalah sebuah angka, uang yang dia keluarkan juga hanya sebatas angka, seperti uang yang diberikan papa kepadanya, semua hanya sebuah angka, tidak ada pemikiran apapun sama sekali.

Hari ini setelah dia menyadari di balik angka-angka itu, Nan Liyuan mendapatkannya melalui usaha kerja keras.

Matanya Gu Niantong sedikit lembab.

Sebagian besar orang yang berada di lokasi konstruksi adalah pria, Gu Niantong merasa tidak bagus dirinya turun, ditambah dia masih menangis, takut tidak bisa menjelaskannya dengan baik, dia meminta supir untuk putar balik kembali ke rumahnya.

Setelah tidur sejenak, dia bangun memasakkan makan malam untuk Nan Liyuan.

Dia memasak beberapa lauk, lagipula Nan Liyuan dulu pernah mengajarinya, dia memasak semuanya, lalu bertanya kepada Nan Liyuan kapan pulang, dia menjawab, sekitar jam 7.

“Ehn, baik, saat itu lauk seharusnya sudah dingin.”jawab Gu Niantong.

“Kamu masak?”mobil Nan Liyuan masih dalam perjalanan.

“Ehn, iya. Bukankah kamu pernah mengajariku memasak?” Gu Niantong menjawabnya dengan santai.

“sayangku sangat baik!”ucap dia.

Gu Niantong tersenyum.

Setelah selesai memasak, Nan Liyuan masih belum pulang.

Gu Niantong pergi tempat parkir menjemputnya, dia bersiap-siap mengejutkannya.

Gu Niantong menunggu cukup lama di bawah, sampai langit gelap.

Mobilnya melaju kemari, ketika mendengar suara gelantungan kunci, Gu Niantong memeluk pinggangnya dari belakang, tersenyum bahagia, “Paman Nan!”

“Untuk apa turun?”Tangan Nan Liyuan menyentuh tangannya.

“Aku takut paman Nan direbut orang lain, kamu kaya dan tampan, pasti banyak yang menyukaimu.”ucap Gu Niantong di belakang punggungnya.

Bagi Nan Liyuan, dia lebih banyak bermanja.

Dia suka dirinya yang bermanja padanya, mungkin dia tahu kemarin dia marah.

Tidak di sangka dia yang sudah berumur begini, masih akan ada seorang gadis belia yang datang merayunya.

Dan gadis ini merupakan putri surga.

Gu Niantong tahu meskipun masalah kemarin sudah dijelaskan, tapi tampaknya paman Nan masih mempedulikannya.

“Aku sudah menikah siapa yang merebutku?”ucap Nan Liyuan sambil naik ke atas.

Sesampai di lift, Gu Niantong berbalik dari punggungnya ke sisinya, seolah bergantung pada dirinya, dia menengadah menatapnya, “Sore hari ini aku pergi tempat konstruksimu, karena terlalu banyak debu, aku pulang, aku melihatmu. Kamu sangat energik dan imajinatif di lokasi konstruksi.”

“Ke lokasi konstruksi?”tanya Nan Liyuan menoleh padanya.

“Ehn, aku pikir mencari uang itu tidak mudah, jadi, hari ini aku memasakkan banyak lauk untukmu, kamu boleh mencobanya.” Gu Niantong menggandeng lengan Nan Liyuan, keduanya masuk ke rumah.

Nan Liyuan memandang Gu Niantong, mencubit wajahnya, “Semakin lama semakin nurut!”

Gu Niantong mengangkat wajahnya dan tersenyum padanya, senyumannya sangat menggoda.

Ketika sedang makan, Nan Liyuan mengatakan akhir-akhir ini dia akan kembali ke dalam negeri.

Gu Niantong yang sedang makan tertegun, “Pulang? Terus aku?”

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu