Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 226 Tidak Seperti Mimpi

Masih siang hari di Amerika Serikat.

Seusai video call Gu Mingcheng keluar dari hotel dan pergi jalan-jalan.

Dia berjalan santai.

Kebetulan ada sebuah universitas di sekitarnya.

Seorang gadis muda memeluk leher pacarnya dan berbisik mesra.

Dulu wanita itu juga begitu muda.

Sudah lupa mengapa dia pergi ke Universitas kota pada Hai hari itu, sepertinya ada klien di sana, dan setelah keluar dari perusahaan klien, seorang gadis memeluk lehernya.

wanita itu begitu cantik, dan matanya bersih, dia mengakui bahwa dia hanya pria biasa, jika wanita itu jelek, dia pasti akan mengusirnya dan pergi.

Tapi wanita itu begitu cantik dan menarik perhatian.

Juga karena wanita itu, sejak saat itu dia kebal terhadap semua wanita baik itu cantik maupun jelek.

wanita itu mabuk dan berkata bahwa dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Hai, ibunya sakit, wanita itu tidak tahu pekerjaan apa yang dia mau kerjakan setelah lulus, dan hubungan dengan papanya juga tidak baik, banyak yang dia bicarakan.

Gu Mingcheng mau mengusirnya tetapi wanita itu menggenggam tangannya dengan kuat, seolah-olah dia satu-satunya penyelamat hidupnya.

Dan akhirnya, wanita itu menangis dan berkata mengapa hidupnya begitu buruk?

Gu Mingcheng tidak berpikir hidupnya buruk pada saat itu, dia bisa mengetahuinya dari penampilannya. Bagaimana mungkin kehidupannya buruk? Mukanya bulat, wajahnya bersih. Dia bisa melihat wajah seseorang.

Mungkin karena malam hari, mungkin karena wanita itu minum alkohol, atau karena ada banyak masalah yang wanita itu hadapi dan tidak bisa dia selesaikan, sehingga wanita itu mabuk untuk mengurangi kesedihannya.

Tidak peduli bagaimana Gu Mingcheng mencoba untuk pergi, wanita itu menolak dan terus menangis.

Mungkin gadis menarik itu menggoda Gu Mingcheng, atau Gu Mingcheng yang tertarik padanya.

Keduanya sama saja.

Sejak itu, jodoh mereka berdua terbentuk dan tidak dipisahkan.

Sikap malunya, keteguhannya, dan kekagetannya saat kabur, membuat Gu Mingcheng tahu bahwa itu adalah malam pertama kalinya.

Bangun dari mabuk, malu, dan lari.

Ada sesuatu yang jatuh di sprei.

Gu Mingcheng tidak bisa menahan tawa.

Sebelumnya, ada banyak wanita di sekitarnya.

Namun, Gu Mingcheng tidak tertarik.

Karena mereka semua tertarik dengan uangnya maupun wajahnya.

Tetapi dia tertarik pada gadis ini, mungkin karena dia perawan sebab sekarang sudah jarang ada perawan. Mungkin karena temperamennya yang sebenarnya, centil, tetapi tidak di buat-buat.

Siapa tahu.

wanita itu mengatakan bahwa dia mahasiswa Universitas kota Hai. Seharusnya tidak sulit untuk memeriksanya, tetapi hari berikutnya, dia ada urusan dan harus berangkat ke luar negeri.

Awalnya dia berpikir, bagaimanapun, wanita itu adalah seorang mahasiswa, dan dia hanya melakukan perjalanan bisnis selama beberapa hari, mungkin tidak akan terjadi apa-apa.

Tanpa diduga, pada waktu itu, wanita itu sudah masuk semester terakhir dan kemudian beberapa hari lagi, wanita itu lulus dan menghilang di kota Hai.

Sampai Lu Zhiqian berkata, "Istriku sudah datang, Jiang Shutong."

Gu Mingcheng tidak akan pernah melupakan perasaan kaget dan sakit hati pada saat itu.

Sebuah emosi hendak meledak, dan pada saat itu, dia ingin memukul Lu Zhiqian.

Namun, pengusaha--

Oh, dirinya seorang pengusaha, dan emosinya bisa dikendalikan.

Tidak ada yang tahu perubahan dirinya.

Kemudian, dalam hubungannya dengan Jiang Shutong, dia selalu sengaja dan tidak sengaja membiarkan Lu Zhiqian melihat--

Dia tahu dirinya telah diracuni!

Bertahun-tahun berlalu seperti ini.

Tidak ada yang terjadi seperti mimpinya.

Dia masih berada dalam mimpinya selama beberapa tahun, dan Jiang Shutong datang dan pergi dengan bebas.

Setelah bertahun-tahun, wanita itu telah kehilangan kecerobohan dan kelemahannya.

Wajahnya tetap cantik, penampilannya tetap mempesona.

Tiba-tiba Gu Mingcheng sangat merindukannya.

Bukan karena dia adalah ibu dari anaknya, tetapi karena wanita itu yang dia rindukan.

...

Tidak perlu khawatir karena Jiang Shutong tidak punya mobil.

Pada hari Gu Mingcheng kembali, supir menjemputnya dan anak dari rumah.

Gu Mingcheng telah menyusun semuanya

Di bandara, pengemudi tidak masuk dan menunggu di luar. Mungkin mau membiarkan mereka bertiga reuni.

Mungkin juga Gu Mingcheng yang mengaturnya, dan mungkin juga karena si supir itu bijaksana.

Jiang Shutong tidak bertanya.

Begitu dia memasuki bandara, dia melihat seorang wanita yang begitu dikenal, tetapi Jiang Shutong tidak ingat siapa itu.

Sampai wanita itu berkata "Jiang Shutong".

Jiang Shutong tiba-tiba ingat, "Shu Yao?"

Beberapa tahun tidak bertemu, Shu Yao telah berubah dari seorang gadis muda menjadi ibu rumah tangga.

Sebenarnya, Jiang Shutong dan Shu Yao bukan teman, dan mereka bahkan memiliki sedikit permusuhan.

Masalah Gu Qingyuan sudah terkenal di kota Hai.

Pada saat itu, Shu Yao menipu uang Gu Mingcheng, dan tentu saja dia cukup prihatin dengan situasinya sekarang.

“Sudahkah kamu dan Presdir Gu menikah?” Shu Yao memandangnya dengan penasaran.

Melihat anak yang dibawanya mirip Gu Mingcheng.

“Kalian tinggal bersama?” tanya Shu Yao.

Dia penasaran dengan masalah Gu Mingcheng.

“Ini tidak ada hubungannya denganmu.” Ini adalah privasi Jiang Shutong. Jika ada yang menanyakannya, itu akan membuatnya emosi.

Melihat ekspresi Jiang Shutong, Shu Yao langsung mengerti, mereka sudah tinggal bersama.

Dia berkata, "Tapi tidak apa-apa bagimu untuk melakukan ini. Kamu sudah punya anak, posisimu sudah kuat"dia langsung pergi setelah mengatakannya.

Shu Yao pergi begitu saja membuat Jiang Shutong bingung.

Shu Yao hanyalah orang asing bagi Gu Mingcheng, jadi buat apa dia menghiraukannya?

Tapi kata-katanya masih membuat Jiang Shutong merasa kesal.

Jiang Shutong membawa anaknya ke tempat pendaratan pesawat.

Ketika Gu Mingcheng keluar mengenakan kacamata hitam, dia terlihat terburu-buru, dan ketika dia melihat Jiang Shutong dan Ken menunggunya, dia berjalan ke arah mereka dan langsung menggendong Ken.

Karena dia mengenakan kacamata hitam, Jiang Shutong tidak tahu di mana dia melihat, mungkin dia sedang melihat anaknya.

"Adakah kamu merindukan papa? Hah?” Gu Mingcheng menggendong putranya dan menarik kopernya.

"Ya, sangat rindu" jawab Ken jujur.

Karena Gu Mingcheng jalannya cepat, Jiang Shutong terlantar di belakangnya maka dia harus mengikutinya dengan cermat. Dia harus berlari terus menerus untuk mengikutinya.

“Bagaimana denganmu?” Gu Mingcheng bertanya lagi.

Suaranya sedikit lebih keras dibandingkan ketika berbicara dengan Ken tadi. Jiang Shutong tidak tahu apa yang dia tanyakan dan siapa yang dia tanyai sebab dia menatap depan sejak tadi.

Jiang Shutong tidak menjawab.

"Bagaimana denganmu? Rindu aku?" Gu Mingcheng bertanya lagi.

Jiang Shutong melihat sekeliling dan tidak tahu siapa yang dia ajak bicara. Seharusnya dengan dirinya sendiri. Ken sudah menjawabnya tadi jadi tidak mungkin dia bertanya lagi pada Ken.

Tapi bagaimana dia menjawab? Dia tidak menyangka Gu Mingcheng akan bertanya begitu.

Dia menelan ludah beberapa kali dan berkata, "Mingcheng, mobil yang kamu berikan kepadaku beberapa tahun yang lalu sudah tidak berfungsi, itu pasti kehabisan aki. Tidak nyaman bagi aku untuk pergi ke suatu tempat sekarang. Bisakah kamu memperbaikinya?"

Wajah Gu Mingcheng menjadi hitam.

Dalam hal ini, respon otaknya selalu lambat.

" Kita bicarakan saja nanti," dia menjawab dengan tidak senang.

Setelah masuk ke dalam mobil, Gu Mingcheng menggendong putranya ke kursi belakang, Jiang Shutong duduk di depan. Perjalanan ini yang paling dirindukannya adalah putranya. Gu Mingcheng mengeluarkan mainan yang dia beli untuk Ken dan sebotol semprotan asma untuk Jiang Shutong.

Jiang Shutong mengambilnya dan diam.

Kedua papa dan putra bercerita sepanjang jalan, dari Transformers hingga kelahiran Bima Sakti.

Jiang Shutong tidak tertarik dengan hal tersebut, tapi pernyataan guru bahwa kedua Orang tua harus menemani si anak adalah benar.

Di malam hari, Gu Mingcheng memandikan anak, dan Jiang Shutong membujuk anak untuk tidur.

Ketika Jiang Shutong hampir tidur, pintunya diketuk.

Mungkin itu Gu Mingcheng, mereka telah tinggal di villa begitu lama ini pertama kalinya dia mengetuk pintunya.

Jiang Shutong takut anaknya terbangun,dia tidak menjawab tetapi dia langsung pergi membuka pintu, dan menutupnya kemudian dia bertanya kepada Gu Mingcheng, "Ada apa?"

"Ke sini sebentar"

Jiang Shutong mengira dia baru pulang dari Amerika Serikat, dan memiliki informasi penting untuk mengatakan kepadanya maka dia mengikutinya ke kamarnya.

Sebab, ekspresinya sangat serius.

Begitu memasuki ruangan, Jiang Shutong ditahan di pintu dan dicium.

Tidak ada cahaya di kamarnya dan gelap.

Dalam kegelapan, wajah Jiang Shutong menjadi panas, dan jantungnya berdetak.

Dia tiba-tiba merasa bahwa dia tidak pandai membalas ciumannya karena sudah empat tahun dia tidak pernah berciuman.

Kali ini, meskipun pria itu sedikit kasar, tapi masih ada sedikit kelembutan.

Tapi Jiang Shutong tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Jiang Shutong selalu berpikir bahwa hubungan mereka adalah orang asing yang hidup bersama. Banyak wanita juga mengatakan bahwa setelah memiliki anak, mereka berpisah dengan suaminya. Tidak ada perasaan cinta lagi melainkan seperti hanya sisa rasa kerabat. Beberapa orang bahkan memiliki perasaan asing dengan suaminya. Jiang Shutong perlahan mencari apa yang dia rasakan empat tahun lalu, dan mencoba beradaptasi —

“Apakah kamu merindukanku?” Dia berkata di telinga Jiang Shutong.

Sudah empat tahun dia tidak pernah berbicara dekat telinga Jiang Shutong.

Jiang Shutong sekarang bagaikan berada di atas awan.

Kemudian dia berkata, "Tidak!"

Gu Mingcheng mendengus, "Karena tidak sering melakukannya makanya kamu tidak rindu!"

Kemudian dia membawa Jiang Shutong ke kasurnya.

Selama empat tahun , Jiang Shutong hanya memiliki dua kali. Kadang dia sangat rindu dirinya yang dikasur.

Dua kali pertama dia bersikap pasif, kali ini, dia mengikuti irama Jiang Shutong.

Tubuh Jiang Shutong berputar-putar, dan suara desakan keluar dari mulutnya.

Gu Mingcheng memutuskan untuk membiarkan Jiang Shutong mengandung anak kedua.

Karena dia tidak ingin Jiang Shutong meninggalkan dirinya, dan itu hanya jika dia mengandung anak kedua!

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu