Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 224 Otaknya Memang Cukup Bodoh!

Ye Xia hanya tersenyum, tidak menjawab.

Jiang Shutong sekarang merasa pemikiran Ye Xia juga lumayan berat dan dalam.

Sekeluarga, Gu Qingyuan, Ye Xia, Gu Mingcheng, tiga orang semuanya adalah jenis orang yang berjalan satu langkah melihat tiga langkah.

Juga mungkin karena pemikiran semacam ini, perlahan dari tidak ada apa-apa, jadi orang yang kaya.

Dulu, Jiang Shutong selalu merasa Gu Mingcheng nekat, tapi sekarang wanita itu perlu mempertimbangkan ulang masalah ini.

Ada orang nekat, karena memiliki pemikiran yang miring, ada orang nekat, itu agar bisa bermain dengan aman, berhati-hati dalam setiap langkah.

Jiang Shutong merasa, Ye Xia dan Gu Mingcheng merupakan golongan orang yang menggerahkan seluruh tenaga berpikir ke arah yang benar itu, meski agak nekat, tapi itu juga menyelesaikan masalah sekaligus.

Gu Qingyuan, dia tidak sama ——

Beberapa hari ini, Jiang Shutong ikut dengan Ye Xia, untuk pergi mengurus proses pemindahan kepemilikan rumah, prosesnya sangat banyak dan rumit, tapi Ye Xia sangat memilliki kesabaran, dia membawa Jiang Shutong menyelesaikannya setahap demi setahap.

Saat keluar dari suatu lembaga, tangan Ye Xia diletakkan di atas tangan Jiang Shutong, penuh kehangatan.

Tanpa disadari, Jiang Shutong juga teringat dengan tangan Gu Mingcheng.

Kehangatan yang sama, tapi kekuatan tangan Ye Xia bagaimanapun tidak bisa menandingi tangan Gu Mingcheng, kuat itu.

Di negara yang jauh ini teringat orang itu, seketika merasa sedih sekali.

Tapi, Jiang Shutong semenjak menerima wechat Ye Xia, suasana hati selalu baik, wanita itu juga tidak tahu mengapa bisa jadi gembira seperti ini, terlebih lagi, Ye Xia sudah mengatakan, minta Jiang Shutong datang diam-diam, menutupi dari Mingcheng——

Yang pasti bukan demi mendapatkan sumbangan rumah, karena sebelum datang ke Kanada, dia juga tidak tahu datang untuk urusan ini, juga bukan karena Ye Xia sudah kembali ke yang asal dan dia gembira, saat Ye Xia tinggal di villa Banshan, Jiang Shutong juga tahu cepat lambat akan pulih, hanya masalah waktu saja, jadi pasti bukan karena alasan ini.

Lalu mengapa?

Jawaban itu jelas-jelas ada di lubuk hati Jiang Shutong, tapi dia juga tidak mengeruknya keluar, pura-pura tidak tahu.

Jiang Shutong sudah lima hari berada di Kanada, saat membawa serfitikat rumah atas namanya kembali ke tanah air, adalah hari yang cerah sekali.

Tak disangka Ye Xia bilang urusan ini adalah rahasia pribadi antara dia dan Jiang Shutong, kalau begitu tentu saja Jiang Shutong tidak boleh memberitahu siapapun.

Merahasiakan dari ayah, diam-diam menyimpan serfitikat rumah ke dalam brankas di pabrik.

Saat dia sedang berpikir, mau tinggal kembali ke villa di gunung, telpon dari TK Ken menelpon kemari.

Bilang anak-anak akan mulai sekolah bulan 9, sekarang meski baru bulan 7, tapi mau memberitahu hal yang harus diperhatikan untuk anak masuk TK, dan juga barang yang perlu dipersiapkan untuk bersekolah, mau mengadakan pertemuan wali murid.

Jiang Shutong yang baru naik tahta menjadi wali murid anak TK, tentu saja ragu bercampur takut, sangat berhati-hati sekali!

Dan juga, guru mengatakan: “kedua orang tua murid perlu hadir."

Jiang Shutong mengerutkan dahi, ayah dan ibu perlu hadir?

Jiang Shutong yang mendaftarkan untuk anaknya, juga mencantumkan telponya sendiri, guru tidak tahu nomor telpon Gu Mingcheng, jadi urusan meminta Gu Mingcheng juga hadir, tentu saja perlu Jiang Shutong yang pergi memberitahu.

Sepertinya harus ke villa di gunung.

Kebetulan dia juga mau pergi melihat anaknya.

Dia menelpon Gu Mingcheng, tanya ke pria itu kapan ada di rumah, dia ingin pergi melihat anak.

Gu Mingcheng bilang dia ada di kantor, anak ada di rumah, Xiao Qu yang menjaga.

Jiang Shutong mengatakan, dia ada urusan mau yang dibicarakan dengan Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng bilang, malam jam 9, dia baru pulang.

Jiang Shutong sudah menyetujui.

Setelah menutup telpon, Jiang Shutong berpikir, mengapa dia memilih malam hari?

Jam 9 lagi.

Meski ini musim panas, tapi jam sembilan juga sudah sangat malam, saat itu anak juga seharusnya sudah tertidur, wanita itu pergi melihat anak, anak sudah tertidur, siapa lagi yang dilihat? Setelah lihat apa dia mau pulang lagi?

Tapi dia tetap pergi.

Jiang Shutong ada kunci villa di gunung, mengingat sebelumnya Gu Mingcheng sakit begitu lama, wanita itu terkadang keluar rumah dan lainnya, jadi meminta Gu Mingcheng membuat lagi satu set kunci untuknya.

Gu Mingcheng sedang di ruang tamu membacakan cerita ke anak, kelihatannya Xiao Qu sudah pergi.

Bukan Jiang Shutong yang tidak tahu berterima kasih, juga bukan dia yang melupakan jasa orang setelah urusan selesai.

Dia tahu Xiao Qu sekarang sudah tidak musuhan lagi dengannya, tapi kalau dia teringat dengan Xiao Qu, dalam hati masih iri saja.

Dia juga tahu, hubungan dirinya dan Gu Mingcheng, hanya bisa berhenti pada tahap ini tidak menikah.

Tapi tidak menikah, banyak sekali masalah yang selamanya tidak bisa dibicarakan dengan jelas.

Karena dia menyalahkan pria itu, seumur hidup tidak memberinya status; pria itu membenci dia, tidak cukup mencintainya.

Hati Jiang Shutong sama seperti cermin yang jelas, tapi masih tetap saja membentur dan menabrak dalam menjalani jalan hidupnya, dari awal sampai akhir kurang lancar.

Jadi, mengingat terus mengapung di atas permukaan es, lebih baik sama sekali tidak memikirkan perkembangan dengan Gu Mingcheng.

Pria itu ingin berhubungan seks langsung saja melakukan, pria itu ingin menyuruhnya pergi dan tinggal di villa di gunung dia juga pergi.

Tidak membahas tentang menikah, tidak membahas masa depan.

Pria itu adalah ayah, wanita itu adalah ibu, seperti inilah.

Anaknya bersandar di dalam lekukan tangan papa, yang diceritakan Gu Mingcheng adalah sebuah cerita German, intonasinya sangat menyentuh.

Ayah dan anak keduanya sangat fokus.

Setelah Jiang Shutong masuk ke dalam, tidak menganggu mereka berdua.

Gu Mingcheng sudah kelihatan Jiang Shutong masuk, tapi dia masih duduk di atas sofa, tidak berbicara.

Ken berapa hari tidak kelihat mama, sangat rindu, mengingat sejak kecil tidak pernah berpisah seperti ini.

Pria itu melompat ke dalam pelukan Jiang Shutong.

Gu Mingcheng terus duduk di atas sofa, tidak bergerak sedikitpun.

“Sudah pulang?” Lama sekali, dia bertanya satu kalimat.

“Em. Anak mau ada pertemuan wali murid.” Jiang Shutong menggendong anak.

Anak ini sangat mirip Gu Mingcheng, kakinya panjang, sekarang kedua kakinya mengangkang, seluruh tubuhnya menempel di atas badan Jiang Shutong.

Berat badannya lumayan berat, badan Jiang Shutong tersandar ke belakang.

“Lalu?” Pria itu bertanya lagi.

“Pertemuan wali murid itu kedua orang tua pasti harus pergi, mungkin mau membicarakan sebentar cara mendidik anak juga pembagian tugas ayah ibu semacamnya. Aku pikir ya seperti ini.” Jiang Shutong berpikir serius sebentar berkata.

Mengatakan dengan jujur, menghadiri pertemuan wali murid seperti ini, wanita itu merasa agak malu, mengingat dua orang belum menikah.

“Baiklah.” Usai mengatakan, dia berdiri naik ke atas.

Masalah Jiang Shutong keluar negeri, pria itu tidak mengintrogasi lagi.

Jiang Shutong tidak mengerti mengapa pria itu agak tidak senang.

Membawa anak pergi tidur.

Pertemuan wali murid adalah keesokan harinya, Jiang Shutong sengaja mendandani diri, mandi dan mengganti pakaian, pakaian pasti harus elegan dan sopan, parfum tidak boleh terlalu menyengat hidung, pasti perlu berias sedikit, kalau tidak bisa kelihatan terlalu tidak menghormati orang lain, lipstick yang digunakan adalah warna merah yang muda, tidak boleh terlalu menor, soft make-up dikontrol dengan sangat baik.

Lagian, ini adalah daerah orang kaya, oleh karena itu dia mengambil keluar barangnya sendiri yang disimpan di bagian bawah kotak ——gelang giok yang dihadiahkan oleh Gu Mingcheng.

Wali murid TK, pasti tidak boleh memberi kesan tidak rapi pada perjumpaan pertama, dengan khusus mengenakan baju bermerk Gucci, sederhana dan juga mewah, mungkin saja di antara rombongan anak kecil di TK ini, bisa menjadi menantu perempuan di masa depan, sama sekali tidak boleh sembarangan.

Jiang Shutong dari awal sampai akhir cemas luar biasa.

Xiao Qu sudah datang, masuk ke kamar Jiang Shutong, karena anaknya ada di kamar ini, tapi Ken belum bangun.

Kelihatan Jiang Shutong sedang berias, terdiam di belakang.

Begitu Jiang Shutong berias seperti ini, perbedaan dengan dia memang seketika bisa terlihat jelas, gerakan Jiang Shutong pelan dan elegan.

Saat Xiao Qu masuk, dia sedang melukis alis.

Akhirnya selesai juga, Jiang Shutong berdiri.

Saat berjalan keluar dari kamar, Gu Mingcheng juga baru saja dari berjalan keluar dari dalam kamar.

Sepasang tangan pria itu di dalam kantong, dengan tidak disadari melihat Jiang Shutong dulu sekilas, selanjutnya pandangan mata terpaku ke tubuh wanita itu.

“Apa ini mau pergi mencari pasangan?” Gu Mingcheng menyoroti Jiang Shutong dari atas ke bawah.

Melihat penampilannya hari ini, baru tahu betapa dia bebas sesuka hati dan tidak peduli biasanya di dalam rumah pria itu.

Tiba-tiba tanpa alasan agak marah.

“Bukan, pertemuan wali murid, bagaimanapun tidak boleh terlalu tidak rapi. Jadi, aku——” Jiang Shutong agak tidak tenang, merasa dandanannya agak terlalu berlebihan, terlalu menarik perhatian.

Pandangan mata Gu Mingcheng terjatuh ke pergelangan tangan Jiang Shutong kelihatan gelang giok yang diberikan olehnya untuk wanita itu.

Heh, tetap saja anak lebih hebat.

Gelang giok ini sejak dia berikan ke wanita itu, juga tidak pernah melihat dia memakainya.

Sudah berapa tahun?

Tidak memakai juga tidak ada merasa bersalah terhadap pria itu!

“Ayo jalan.” Gu Mingcheng dengan tidak senang berkata sepatah.

Pikiran pria itu yang marah, Jiang Shutong sudah kelihatan, tidak tahu bagian mana sudah menyakiti hatinya.

Setelah Gu Mingcheng mengemudikan mobil, Jiang Shutong masih tidak berhenti di dalam kaca mobil, melihat dandanannya sendiri sebenarnya pantas tidak, udara panas, jangan sampai dandanan jadi pudar.

Mata dingin Gu Mingcheng mengamati dari samping, dengan dirinya, wanita itu tidak pernah seperti ini merias diri sendiri demi orang yang ia sukai.

Dibandingkan saja sudah bisa kelihatan.

TK Ken adalah sekolah internasional yang bonafit, bayar sekolah setahun puluhan juta, berbagai peralatannya tentu saja sangat lengkap sekali, pertemuan wali murid di aula utama.

Gu Mingcheng sudah mengamati, sepanjang jalan, banyak sekali wali murid pria, semuanya curi-curi melihat Jiang Shutong dari samping, karena takut melukai perasaan istri yang ada di samping, juga takut melukai perasaan pria itu yang ada di samping, jadi tidak ditampilkan keluar.

Saat guru memberikan seminar, Jiang Shutong sengaja mencari tempat duduk barisan pertama, seperti siswa SD saja, masih dari tas mengambil keluar buku catatan dan pena, Gu Mingcheng duduk di sampingnya, terus saja memasukkan tangan ke kantong, kelihatan wanita itu serius seperti ini, tak disangka tidak bisa menahan, menertawakan sebentar.

Jiang Shutong kedengaran gerakan Gu Mingcheng di samping, memiringkan kepala melihat pria itu, “Apa salahnya membuat catatan?”

“Tidak ada yang salah! Murid yang baik.”

Sangat jarang sekali, tak disangka Gu Mingcheng mengeluarkan senyuman, meski itu menertawakan.

Yang membuat Gu Mingcheng merasa sangat tidak tenang sekali adalah masalah beberapa menit kemudian, dia menoleh, kelihatan ada pandangan mata seorang wali murid pria yang baru pergi dari punggung Jiang Shutong.

Pria itu dari samping melihat Jiang Shutong sebentar, Heh, memang lumayan menarik perhatian.

Juga apa benar berdandan seperti ini itu demi Ken?

Guru mulai berpidato, mengatakan anak berpisah dengan orang tua, bagaimana mengatasi kesulitan mulai bersekolah, orang tua anak perlu di rumah secara terpisah mengendalikan suasana hati anak, banyak sekali ayah yang mengira dirinya tidak ada kewajiban untuk menemani anak, ini adalah kesalahan.

Mengatakan sangat banyak sekali, Jiang Shutong juga mencatat banyak sekali.

Pandangan mata Gu Mingcheng tidak berhenti melihat guru, kemudian, sinar mata berkumpul lagi di catatan wanita itu.

Catatan wanita itu juga dicatat dengan menggunakan warna pena yang berbeda, isi yang penting, misalnya imunisasi perlu dipindahkan dan disuntik ke sekolah, tanggal, semuanya dia catat dengan menggunakan pena warna merah.

Setelah Gu Mingcheng melihat, sangat ingin tertawa.

Tidak pernah terpikir ternyata wanita itu adalah siswa baik semacam ini, seharusnya saat masih bersekolah pasti juga lumayan banyak orang mengejarnya.

Saat pertemuan wali murid selesai, Gu Mingcheng tertawa terus, tawa yang mengejek.

Jiang Shutong agak sedikit memerah mukanya, “Otakku bodoh, apa lucunya aku membuat catatan?”

Dia membereskan barang sambil mengeluh sekali.

“Otakmu memang cukup bodoh!” Gu Mingcheng meninggalkan kalimat ini, lalu pergi.

Pria itu pergi ke tempat parkir, mengemudikan mobil.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu