Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Ba 157 Penderitaanku, Mana Ada Yang Mengerti

Karena Jiang Shutong tahu, di sini, tidak akan ada orang yang melihat ekspresi wajah dia.

Jiang Shutong melamun sangat lama di gunung, dia sangat ingin memeluk Duo Mi, tapi jarak Duo Mi dengannya sangat jauh.

Tangannya membuka payung, berlutut di batu nisan Duo Mi, tangannya memegang batu nisan Duo Mi, berbicara hal-hal yang sewaktu Duo Mi masih ada, “anakku, jangan menangis lagi” “anakku—“

Duo Mi adalah anak Jiang Shutong.

Walaupun bukan anak kandung, tapi siapa pun tidak bisa menggantikan.

Gu Mingcheng hari ini juga pergi ke gunung, Xu Mao Shen memberitahu dia lokasi makam Jiang Duomi.

Dia tidak tahu kenapa harus pergi ke gunung, hanya saja berpikir hari ini harus pergi.

Sepertinya hari berangin dan berhujan, semua adalah milik dia dan Jiang Shutong.

Dari jauh, dia melihat Jiang Shutong telungkup di atas batu nisan, diguyur hujan deras, penampilan yang menyedihkan, membuat dia mengerutkan dahi dan melihat sekitar, dengan erat meremas telapak tangannya.

Dua orang, benar-benar tidak dapat kembali lagi.

Hujan masih terus turun, tapi sudah tidak begitu deras lagi, bergemerisik, Jiang Shutong dalam hujan, penampilan memeluk batu nisan Jiang Duomi sangat kasihan.

Gu Mingcheng berjalan ke arah gunung, melihat kepala Jing Shu Tong terbaring di batu nisan, tidak tahu yang mengalir di wajah air hujan atau air mata, pundak masih bergetar, Gu Mingcheng menebak, seharusnya air mata, sepertinya menangis sampai pusing, tapi juga seperti sedang tidur di samping putrinya, sangat tenang.

Gu Mingcheng diam-diam menyandarkan payung di atas kepalanya, payung dia sudah terbalik, tidak tahu keberadaannya.

Jiang Shutong melamun di sini berapa lama, Gu Mingcheng pun berdiri berapa lama.

Menunggu Jiang Shutong membuka mata, baru melihat di atas kepala sudah ada payung, warna hitam, sangat besar.

Dia tidak melihat siapa yang di belakang, tapi dia tahu itu adalah dia.

Sepertinya sejak Jiang Duomi tiada, Jiang Shutong bisa melihat ketulusan hati Gu Mingcheng, pemikiran sebelumnya yang tidak dia mengerti sudah tidak ada, sama seperti kristal, sangat jernih.

Tapi setelah dia mengerti ketulusan hatinya, dia malah tidak bisa mendekat selamanya.

“Kenapa kamu datang?” Dia sudah kembali ke keadaan semula.

Sepertinya Jiang Shutong tahu dengan sadar, setelah masalah Duo Mi, Gu Mingcheng terhadap dia dan masalah dengan Xu Mao Shen, juga sangat mengerti dengan jelas.

Tidak tahu kapan, wanita ini sebentar saja sudah bertumbuh, kecepatan bertumbuh, wanita ini sendiri pun ketakutan, tanpa dikatakan, wanita ini bisa menebak isi hati orang.

Tapi wanita ini tidak tahu bagaimana menjalani hidup sendiri.

“Datang melihat dia, melihat dirimu!” Gu Mingcheng menjawab.

“kenapa kamu tahu aku di sini?” Karena tertidur di sini cukup lama, suara Jiang Shutong menjadi serak, keras, seluruh tubuhnya kedinginan.

“Tidak tahu kenapa bisa tahu!” Gu Mingcheng menjawab.

Jiang Shutong tidak tahan tersenyum pahit, di dunia ini masih adakah orang yang sama dengannya? Di beberapa sisi tanpa dikatakan, bisa melihat isi hati seseorang?

Tapi seperti Gu Mingcheng, melihat isi hati orang, tidak terkejut, dia selalu punya kemampuan seperti itu, kalau tidak, dia tidak akan menggunakan berbagai cara, membuat Jiang Yuwei menghentikan pernikahan, juga membuat Ye Qiu dan Lin Meisu saling menyerang, mendengar keluarga Lin memberikan Lin Meisu banyak hadiah pernikahan, setelah perbuatan jelek Lin Meisu terekspos, keluarga Lin tidak enak hati meminta kembali, pernikahan mereka juga batal, terlebih lagi, Jiang Shutong yakin, masalah Lin Meisu dan Deng Xian Yu , juga dibuat oleh Gu Mingcheng seorang, dia tidak pernah bertempur untuk hal yang tak pasti menang kalahnya.

Sewaktu dirawat di rumah sakit, Bai Mei membicarakan masalah ini dengan dia, hanya saja Jiang Shutong bisa menggabungkan semua rentetan ini.

Masih sama seperti dulu, dia tampak seperti Tuhan, melihat perkembangan dari satu masalah, wanita itu juga tahu hati Gu Mingcheng sedang berpikir apa, walaupun dia bisa tahu, tapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Tapi jika dibandingkan dengan Duo Mi, sama sekali tidak berlangsung lama, dari awal sudah tidak ada di mata Jiang Shutong, dia teringat dulu demi cinta dengan keributan dan kepergian Gu Mingcheng , sangat tidak dewasa.

“Kembalilah.” Gu Mingcheng mengangkat alisnya, berkata kepada Jiang Shutong yang berada di bawah, “Hujan semakin deras, tidak bagus untuk kesehatanmu.”

“Aku tidak pergi, aku ingin menemani anakku! Dia sendirian di sana, sangat kesepian!” Selesai berbicara, Jiang Shutong lalu menangis dengan keras.

Gu Mingcheng menaikkan mata, melihat di sekitar, “Dia ada di hatimu, tidak akan kesepian.”

Tangisan Jiang Shutong semakin keras, seluruh area pegunungan pun bisa mendengar, kesedihan, ketidak-nyamanan, tidak bisa dihindarkan.

Gu Mingcheng lalu tidak bergerak menemani dia.

Padahal sudah tahu Gu Mingcheng tidak bisa dipisahkan dari kematian anak , tapi Jiang Shutong tidak bisa menyalahkannya, karena dia bukan pelaku.

Tapi, saat ini, dia tidak akan berhubungan lagi dengannya.

Akhirnya , Gu Mingcheng menunduk, menarik berdiri Jiang Shutong, Jiang Shutong tidak melawan, dengan patuh mengikuti Gu Mingcheng turun gunung.

“Bagaimana kamu datang?” Mobil Gu Mingcheng berhenti di bawah gunung, dia bertanya kepada Jiang Shutong.

“Naik Taksi.” Mata Jiang Shutong menerawang, seperti pikirannya tidak ada di dunia ini.

“Naik Mobil!” Gu Mingcheng memberikan payung ke Jiang Shutong.

Jiang Shutong tidak berbicara, naik ke mobil Gu Mingcheng, dia seperti mayat hidup, perempuan kalau tidak ada anak lagi, hidup atau mati sudah tidak peduli, Jiang Shutong masih termasuk tenang.

Jiang Shutong duduk di belakang mobil Gu Mingcheng, dia sengaja tidak duduk diepan, karena ingin menenangkan diri.

Melihat kota Hai yang di guyur hujan, begitu kesepian, tiba-tiba merasa sebagian besar hidup sudah berlalu.

Mobil Gu Mingcheng sedang dalam perjalanan ke vilanya, Jiang Shutong tidak ada perlawanan.

Karena dia sudah menentukan, saat ini tidak akan berselisih lagi dengan Gu Mingcheng, untuk hal seperti ini sudah tidak ada rasa.

“Bagaimana rencana ke depannya?” saat di jalan, Gu Mingcheng bertanya kepada Jiang Shutong.

“Meninggalkan kota Hai!” Jiang Shutong menjawab dengan tertegun.

Lalu dia menaikkan kepala dari jendela melihat kota Hai tempat dia dibesarkan, sepertinya sejak ibunya pergi, dia selalu merasa tidak bahagia, melihat pohon-pohon dari jendela mobil, di dalam air hujan, sangat hijau, melihat tanaman babylon willow di pinggir jalan, sewaktu masih kecil, dia selalu melihatnya sewaktu pulang sekolah—

Beberapa hari yang lalu, sewaktu dia pergi ke Shanghai, melihat pohon-pohon Shanghai, dalam hati masih memikirkan orang itu, tapi sekarang , semuanya tersapu bersih oleh kematian Jiang Duomi.

Dia berpikir dulu dia sangat tidak dewasa.

Menjadi dewasa hanya sementara.

Demi cinta menderita, itu adalah hal yang di lakukan anak-anak!

Ujung bibir Jiang Shutong tiba-tiba membentuk senyuman.

Di saat Jiang Shutong tiba-tiba mengeluarkan senyuman, membuat Gu Mingcheng merasa ketakutan.

Sampai di rumah, Gu Mingcheng menyuruh Jiang Shutong untuk mandi, dia mengeluarkan baju yang dulu di pakai Jiang Shutong, untuk dia ganti.

Jiang Shutong seperti sebuah robot, dengan patuh mengikuti.

Setelah Jiang Shutong mengganti bajunya, rambut dia masih belum kering, langsung duduk di sofa, melihat ke luar jendela,

“Pergi tidur!” Gu Mingcheng berkata.

Mata Jiang Shutong melihat Gu Mingcheng sebentar, lalu mengambil pisau buah di tangan, meletakkan di atas leher sendiri.

“Gu Mingcheng, aku dan kamu, kita tidak akan bisa kembali seperti dulu! Di tengah-tengah ada satu nyawa orang, dan juga masih orang yang sangat aku cintai, walaupun dia bukan dibunuh olehmu, tapi tidak bisa lepas hubungannya denganmu, aku ikut kamu kesini, karena aku tidak ada tempat untuk pergi, aku ingin tenang sendiri! Kalau kamu berani memaksaku, aku akan mati !” Jiang Shutong menatap lekat Gu Mingcheng sambil berbicara.

Gu Mingcheng tertawa dingin, hanya berkata “Tidur”, sudah membuat dia seperti ini, dan juga mengutarakan seluruh isi hatinya.

Tidak-bisa-kembali-seperti-dulu-lagi!

“Turunkan pisau itu!” Gu Mingcheng berkata dengan suara serak.

Itu mendekati titik menangis!

Jiang Shutong lagi-lagi menekankan pisau di leher sendiri!

“Turunkan pisau itu!” Gu Mingcheng berkata sekali lagi dengan menggeram.

Jiang Shutong tidak bergerak, Gu Mingcheng lalu merebut pisau Jiang Shutong.

Jiang Shutong memegang bawah pisau, tangan dia memegang atas pisau.

Bersamaan, tangan Gu Mingcheng mengeluarkan darah.

Jiang Shutong langsung melepaskan pisau, melihat luka dalam di tangan Gu Mingcheng, Jiang Shutong seperti orang gila, mencari ke seluruh penjuru.

Saat ini, di dalam hatinya hanya ada satu kata – sakit!

Mewakili orang itu sakit, hatinya lebih sakit!

Rupanya dia berpikir Jiang Duomi sudah mengambil tempat orang yang paling dia sayangi, tapi melihat keadaan sekarang, dia sekali lagi melompat keluar dari lubuk hatinya.

Tapi kenapa dia tidak bisa menemukan alkohol dan kain kasa!

Gu Mingcheng berjalan kehadapan dia, meletakkan alkohol dan kain kasa di atas meja, “ Mencari ini?”

Jiang Shutong mengangguk dengan menangis.

Perubahan terlalu banyak, dengan usia Jiang Shutong tidak akan sanggup menghadapinya.

“Obati aku!” Gu Mingcheng memberi perintah ke Jiang Shutong.

Jiang Shutong duduk di atas sofa, Gu Mingcheng berdiri di hadapannya.

Jiang Shutong lalu seperti melihat sepasang kekasih yang saling mencintai, dia membuat dirinya menari di atas kakinya, dia akan pergi ke Youth Leader Forum----

Seperti melihat film, berputar di dalam otak Jiang Shutong.

Jiang Shutong sambil menangis sambil mengobati Gu Mingcheng, dengan pundak yang gemetaran membersihkan hidung, setahap demi setahap memasang kain kasa di tangannya, setelah selesai memasang, Jiang Shutong meletakkan gunting, tapi tangannya di genggam oleh Gu Mingcheng.

Walaupun tangan Gu Mingcheng terluka, tapi kenapa Jiang Shutong tidak bisa melepaskan tangannya.

Jiang Shutong panik, berteriak, “Gu Mingcheng, lepaskan aku!”

Gu Mingcheng juga berteriak, “Kamu menderita karena kehilangan 3 anak, tapi dua diantaranya adalah anakku, penderitaanku, Sialan mana yang peduli?”

Saat ini adalah pertama kalinya Jiang Shutong melihat Gu Mingcheng begitu marah, pertama kali berbicara kotor, perasaan dia pasti begitu menderita.

Di masa lalu, tidak peduli betapa marahnya dia, tidak akan pernah ditunjukkan, walaupun dia sangat membenci Lu Zhiqian, tetapi saat tersenyum, dia bisa mengendalikan emosi sendiri, bahkan kepada musuhnya, Lin Meisu, dia bisa menyamakan seperti kekasih.

Jiang Shutong dulu berpikir batas Gu Mingcheng sangat dalam, tapi, saat ini, dia tidak lagi!

Dia adalah ayah dari dua anak Jiang Shutong!

Perkataan ini, lalu membuat Jiang Shutong dengan tangan satu lagi, menutupi hidung dan mulai menangis.

Dia akhirnya tahu juga anak kedua adalah miliknya!

Gu Mingcheng berusaha keras memeluk Jiang Shutong.

Jiang Shutong memeluk pinggang Gu Mingcheng dengan erat, saat ini penderitaan seperti tidak bisa hidup, dia keluarkan semua dengan menangis.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu