Cinta Seumur Hidup Presdir Gu - Bab 225 Orang Asing Terdekat

Wanita itu memang merasa cukup bodoh, jelas tahu Gu Mingcheng sekarang tidak bisa memberinya suatu pernikahan, tapi dia tidak berkata sepatah pun, tidak bertanya sepatah pun.

Terlalu tidak fleksibel membuat hati pria itu kesakitan bukan main.

Tapi begitu wanita itu pergi? Apa reaksi pria itu?

Tadi kelihatan pria lain memandangi wanita itu beberapa saat, dia sudah tidak tahan, ingin sekali mengorek keluar mata orang itu!

Gu Mingcheng membenci dirinya yang seperti ini, selalu handal dan berpengalaman dalam menyelesaikan urusan, tidak pernah lambat dan terus terang dalam menyelesaikan masalah, tapi urusan ayahnya ini, memang——

Sangat sulit diselesaikan.

Pria itu bisa tahan dan menerima untuk tidak menikah dengan wanita itu sementara waktu, tapi menuntun dan mendorong wanita itu ke dalam pelukan pria lain, seumur hidup dia tidak tahan dan tidak menerimanya.

Ini adalah batasan pria itu.

Wanita itu pernah empat tahun tidak ada di sisinya, tidak ada berita sama sekali, saat itu, tubuh wanita itu jauh, tapi karena rindu pagi dan malam, wanita itu setiap hari setiap jam selalu ada di dalam hati pria itu, jadi, pria itu juga tidak merasa wanita itu jauh, sakit hatinya itu bisa diterima.

Tapi sekarang, wanita itu dan dirinya bersama pagi sampai malam, di antaranya dari awal sampai akhir ada selapis pembatas.

Wanita itu dan dia, adalah orang asing yang berjarak paling dekat.

Hanya karena selembar akte nikah itu.

Dua orang berpacaran sudah lama, seharusnya segera berjalan masuk ke pernikahan.

Banyak sekali wanita yang memaksa untuk menikah, juga takut menjadi perawan tua.

Tapi Jiang Shutong tidak pernah menyebut kata “Menikahi dia” dua kata ini di hadapannya.

Walau tidak pernah menyebut, pria itu tahu dia sangat keberatan, karena keberatan yang sangat mendalam, jadi tidak pernah berinisiatif menyebut.

Sebenarnya berdasarkan emosional pria itu, mengumumkan bahwa sudah mendapatkan akte nikah bersama Jiang Shutong juga tidak masalah, hanya saja, pria itu berharap pernikahannya mendapatkan restu dari semua orang, tidak ada kutukan sedikitpun.

Jiang Shutong sudah naik ke mobil, juga masih melihat catatan dengan seksama.

Gaya yang serius, sungguh seperti seorang anak SD.

Sekolah dan rumah berjarak tidak jauh, segera sampai.

Sampai di rumah sudah hampir siang hari, Xiao Qu di rumah, Ken kelihatan mama pulang sangat senang, berkata ke mama, bajunya tadi terkait dan sobek, meminta mama untuk menjahitnya.

Xiao Qu bilang, itu tadi Ken bermain-main di sekeliling meja di ruang tamu, tidak sengaja terkait dan sobek, Xiao Qu menyuruh anak itu mengganti baju, besok-besok tidak perlu memakai baju ini lagi.

“Tidak masalah, mama bantu Ken jahit sebentar sudah beres!” Jiang Shutong mengelus kepala Ken sebentar, mengambil jarum dan benang, duduk di atas sofa, menjahit satu tusukan demi satu tusukan.

Xiao Qu tak bergerak melihat wanita itu, gaya Jiang Shutong sangat damai, rambutnya jatuh ke bawah dari samping telinga, wanita itu meletakkannya lagi ke belakang telinga, oleh karenanya, ada sebagian rambut hitam wanita itu ada di belakang telinga, dengan lembut tercantol, sebagian lainnya, terurai ke bawah, kepalanya tak disadari miring ke sisi yang tidak ada rambut terurai sana.

Xiao Qu tidak sadar memiringkan kepala, melihat Gu Mingcheng juga sedang dengan terbengong memandangi Jiang Shutong, dalam pandangan mata sangat dipenuh kelembutan.

Wanita yang cantik dan elegan seperti ini, didambakan oleh banyak pria.

Dambaan semacam ini, berubah menjadi hormonal dalam tubuh.

Xiao Qu tahu, banyak sekali wanita, yang membuat pria tertarik tidak hanya penampilan saja, tapi sangat banyak sekali tetesan detailnya, tetesan ini yang menggaet dan menahan pria.

Paling tidak di mata Xiao Qu, gerakan Jiang Shutong ini dipenuhi keseksian seorang wanita yang menawan hati.

Selesai menjahit, Jiang Shutong menggigit dan memutuskan benang ke mulut samping, berkata ke Ken, “Bagus tidak?”

Kelihatannya ini bukan untuk pertama kalinya Jiang Shutong menjahit baju untuk Ken, karena Ken juga tidak terkejut, anak itu berkata sepatah, “Keterampilan tangan Mummy, dari dulu bagus!”

Jiang Shutong tersenyum.

Pernah keguguran dua kali, saat melahirkan Ken, hampir mau terjatuh dengan guyuran air hujan tidak bisa bangun lagi, tapi putranya ini begitu tinggi, begitu tampan dan sehat, senyumannya itu sangat gembira.

Jiang Shutong hari ini ingin mengatakan ke Gu Mingcheng, dia mau tinggal kembali ke rumah, mengingat Gu Mingcheng sudah sembuh, tapi selalu belum terpikir seharusnya bagaimana mengatakan, dan juga kalau dia pergi, tinggal Ken seorang di rumah, guru tadi baru bilang, ayah dan ibu perlu memperbanyak waktu interaksi, menemani anak bersama——

Jiang Shutong sangat bimbang, dia ingin berdiskusi dengan Gu Mingcheng.

Setelah usai makan siang, Ken tidur siang, musim panas, orang mudah mengantuk, Gu Mingcheng hari ini karena pertemuan wali murid, tidak pergi ke kantor.

Televisi di ruang tamu bersuara, sebuah film percintaan, dalam hati Jiang Shutong berpikir mau bagaimana bilang ke Gu Mingcheng, jadi tidak memperhatikan film di TV, saat Gu Mingcheng dari atas berjalan turun ke bawah, Jiang Shutong berkata sepatah, “Mingcheng, aku ada hal yang mau dibicarakan dengan kamu.”

Gu Mingcheng “Em” sepatah, duduk di atas sofa.

Kebetulan saat ini, di TV mulai diputar adegan ranjang aktor pria dan wanita utama sebagai klimaks, meski tidak bugil, tapi adengan semacam ini, bisa menarik berbagai macam perasaan mesra, gerakan ciuman, dan juga gerakan mengerang di ranjang, tapi Jiang Shutong sedang memiringkan kepala melihat Gu Mingcheng, tidak kelihatan adegan yang membuat pembuluh darah bergairah.

Namun Gu Mingcheng kelihatan sekilas, pandangan matanya terpanah ke televisi, tangan diletakan di atas mulut, batuk, menggunkan suara rendah berat dan serak berkata, “Katakan.”

“Aku dua hari ini ingin balik tinggal di rumah. Kamu juga sudah sembuh. Ken belum mulai sekolah TK, masalah paman, maaf sekali, aku tahu hal ini membuatmu sangat sedih, mungkin lama sekali tidak akan datang lagi. Tapi yang bisa aku lakukan juga hanya ini saja——” Jiang Shutong berkata.

Lagu latar film sudah sangat mesra sekali, tapi sama sekali tidak bisa masuk ke telinga Jiang Shutong.

“Jadi menyuruhku melihat ini?” Gu Mingcheng santai menumpukkan satu kaki ke satu kaki lainnya, berbatasan dengan tempat duduk Jiang Shutong, satu tangan di belakang bersandar di sandaran sofa, pandangan mata dengan seksama melihat ke Jiang Shutong.

Jiang Shutong tidak mengerti, dengan pandangan mata yang agak heran, “Apa?”

Selanjutnya seakan menyadari sesuatu, dia melihat sekilas televisi, adegan mesra baru lewat, aktor pria utama sedang mengatakan perkataan romantis di telinga aktor wanita.

Udara musim panas yang sepoi berhembus masuk, udara yang panas, lamban, menenangkan——

“Bukan, aku bukan——”

Jiang Shutong tiba-tiba jadi sangat kesulitan.

Pria itu pernah suka di telinganya sendiri mengatakan perkataan romantis, sudah sangat lama sekali tidak ada, bahkan Jiang Shutong mengira, antara pria dan wanita hanya di masa pacaran bisa ada perkataan yang romantis permikiran ini.

Hubungan antara dia dan Gu Mingcheng, sekarang sudah mendekati titik beku.

“Memikirkan apa?” Suara Gu Mingcheng tiba-tiba jadi serak sekali, sangat menarik.

Tapi Jiang Shutong ingat, wanita itu baru dengan jelas mengatakan sekali —— Dia ingin pulang ke rumah.

“Aku tadi sudah bilang.”

“Setelah kamu ke luar negeri, aku tidak cari orang untuk masak obat batuk, masih di dalam kulkas, mungkin sudah kadaluarsa, perlu ambil ulang obat lagi, kamu lihat sendiri bagaimana!” Usai mengatakan, Gu Mingcheng langsung berjalan pergi.

Jiang Shutong tertegun, perlahan membenahi maksud pria itu, ini bukannya tidak memperbolehkan dia pergi?

Bukannya dia berangkat ke luar negeri sebelumnya sudah mengatakan ke pria itu, mencari orang memasak obat untuknya? Setelah pulang kenapa tugas ini masih jadi tugasnya?

Jiang Shutong tidak jadi pergi, sudahlah.

Lagian, juga tidak kedengaran pria itu batuk lagi.

Tapi batuk kalau tidak dihilangkan dari akarnya, sangat mudah jadi penyakit, sementara ini setelah usai memasak obat untuknya baru pergi saja.

Jiang Shutong melihat obat yang ada di dalam kulkas, takut kadaluarsa, lalu mengambil ulang obat untuk sepuluh hari, mulai masak buat pria itu.

Saat minum sampai hari ketiga, Gu Mingcheng bilang mau dinas luar kota, pergi ke Amerika, mungkin perlu pergi seminggu.

Dia sehabis minum obat, saat meletakkan mangkok, memberitahu Jiang Shutong.

“Ow, kalau begitu obatnya gimana?”

“Aku bawa pergi ke Amerika, cari orang masak! Kamu dan anak kalau takut tinggal di villa gunung, pulang ke rumah papamu saja.” Gu Mingcheng berkata.

“Sungguhan?” Dua mata Jiang Shutong bersinar.

Gaya yang tak sabaran ini, juga menyakitkan Gu Mingcheng.

Gu Mingcheng mengangguk.

Jiang Shutong jadi penat, sebelumnya, melihat gaya pria itu, sepertinya lumayan tak bersedia dia pergi, tapi kali ini, tak disangka begitu berinisiatif, Jiang Shutong berpikir sampai kepala pecah, juga tidak tahu mengapa.

Lalu Gu Mingcheng pergi setelah mengantar mereka ibu dan anak, bahkan tidak naik ke rumah Jiang Linian.

Dia memiliki dendam yang sangat sangat mendalam terhadap ayah, Jiang Shutong tahu, jadi tidak memaksa.

Jadwal pesawat Gu Mingcheng di malam hari.

Dia terus membayangkan paras Jiang Shutong dan Ken, sebelumnya rindu satu orang, sekarang merindukan dua orang.

Sekarang Jiang Shutong, juga masih membawa putranya pergi ke pabrik, orderan dari Shanghai dan German sangat banyak.

Malam hari, setelah makan malam, Jiang Shutong seperti biasanya mandi, usai mandi, dengan terbalut handuk keluar dari kamar mandi.

Kelihatan Ken sedang duduk di atas sofa, memegang dan main ponsel.

Rambut Jiang Shutong agak keriting, mukanya agak merah, sedang mengusap pelembab muka.

“Papa, Mummy selesai mandi sudah keluar.” Ken berkata sepatah ke ponsel.

Jiang Shutong tertegun sebentar, apa ini sedang panggilan video dengan papanya?

Juga tidak tahu tadi Ken ada tidak memotret ke dalam bayangannya.

Kenapa merasa setiap kali mandi tidak bisa lolos dari pria itu?

Jiang Shutong mengambil bajunya, pergi ganti ke kamar mandi.

Duduk menyisir rambut di samping Ken.

Gu Mingcheng mengenakan kemeja kantoran berwarna hitam, di hotel.

Kelihatan di video muncul bayangan Jiang Shutong, tidak disangka pria itu menuduk dan tersenyum dangkal sebentar.

Tersenyum sampai tulang belakang Jiang Shutong merinding.

Melihat senyuman ini seharusnya sudah kelihatan.

“Sudah kelihatan semua, kenapa masih ganti baju?” Gu Mingcheng berkata.

Ternyata benar sudah terlihat oleh pria itu, oleh karenanya berbicaranya agak kaku, “Apa obatmu sudah dimasak?”

“Em.”

“Minum tepat waktu.”

Telpon sebelah sana “Em” lagi.

Jiang Shutong tiba-tiba tidak kepikiran topik, berkata ke Ken, kamu ngobrol dengan papamu, aku pergi berbincang dengan kakekmu.

Usai mengatakan, lalu berjalan keluar.

Dia juga tidak tahu, dirinya sedang menghindari apa.

Jiang Shutong pergi keluar berbicang dengan ayahnya.

Jiang Linian diam saja, setelah lama sekali baru tanya, gimana Gu Mingcheng beberapa saat ini?

Jiang Shutong mengatakan, setelah masalah Gu Qingyuan, hatinya terluka berat, sakit lama sekali, sekarang masih batuk.

Jiang Linian terdiam.

Dia juga tahu, dia melakukan ini membawa akibat seperti apa ke putrinya.

Setelah diam lama sekali, Jiang Linian berkata sepatah, “Kalau dia melamarmu, ikut dia saja.”

Jiang Shutong duduk di sana, seperti kepalanya dipukul saja.

Dulu ayahnya menghalalkan berbagai cara untuk menghalangi dirinya dan Gu Mingcheng bersama, sekarang akhirnya setuju juga.

Tapi dia dan Gu Mingcheng malah juga sudah tidak berjodoh.

Lihat, selalu betapa menariknya hidup manusia.

Berputar-putar, masih juga berjalan ke arah akhir cerita yang sudah ditakdirkan itu.

Pria itu dan dia, selalu berjodoh dangkal.

Meskipun bingung lebih banyak lagi, sia-sia juga.

Tapi, Jiang Shutong sudah berserah.

Tidak berapa lama, Ken keluar dari kamar, berkata ke Jiang Shutong, “Mummy, tadi papa bilang lusa pulang, memintamu pergi menjemputnya!”

Em? Jiang Shutong tertegun sebentar, mengapa menyuruhnya pergi jemput?

Bukannya ada sopir khusus?

Wanita itu sekarang mobil saja tidak ada gimana pergi jemput?

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu